All Chapters of Pengantin Raja Naga: Chapter 21 - Chapter 30
105 Chapters
Bab 20. Bertemu.
Menyaksikan apa yang Yu Jie lakukan, Kaisar Gao pun melepaskan cengkraman tangannya dari leher Fu Yueyin lalu secepat mungkin berkelebat ke arah tepian Laut Xishi. Di tempat itu ia berdiri di atas dinding pembatas laut dan daratan, menatap ke arah air laut yang perlahan mulai berubah warna. Sementara itu di dasar Laut Xishi, aroma manis darah yang memenuhi air laut membuat tubuh naga Jinlong yang sedang tertidur melingkar sontak terjaga. "Aroma manis ini... Mungkinkah... Mungkinkah ini adalah waktunya kebangkitan Feng Huang?" Jinlong mengerang, tubuh naganya menggeliat, kepala naga mendongak, dan tubuh itu pun mencari asal aroma darah yang memenuhi Laut Xishi. Tak jauh dari tempat ia berkultivasi, Jinlong menemukan sesosok tubuh wanita perlahan tenggelam ke arahnya. Aroma darah yang ia rasakan berasal dari wanita tersebut. Menyaksikan hal itu Jinlong mengubah bentuknya menjadi manusia, ia meraih tubuh wanita yang terus bergerak ke dasar Laut Xishi. Di saat wanita itu telah berada d
Read more
Bab 21. Feng Huang Terjaga.
Di dalam sebuah kamar mewah yang didominasi warna merah dan keemasan, Jinlong menempatkan tubuh Yu Jie di atas dipan lebar yang terbuat dari giok putih. Dipan tersebut tampak bak lapisan awan tebal di angkasa, tetapi memiliki energy kuat untuk meningkatkan kultivasi. Usai meletakkan Yu Jie, Jinlong merapikan anak rambut Yu Jie yang jatuh di atas wajah cantik itu. Ia menyisipkan anak rambut itu ke belakang telinga Yu Jie, sejenak ia menatap Yu Jie dengan penuh kerinduan kemudian pergi menemui para Dewa dan Dewi yang tengah berbincang di depan kamar. "Bagaimana, Yang Mulia?" Dewa Jodoh yang merupakan Sahabat baik Feng Huang tergopoh-gopoh menghampiri Jinlong ketika ia melihat Kaisarnya itu keluar dari kamar. Dengan wajah muram Jinlong menggelengkan kepalanya. "Permaisuri Langit belum memperlihatkan tanda-tanda akan terbangun, tetapi aku sudah menempatkannya di atas dipan giok milikku," ucapnya. Nada pasrah yang terdengar melalui ucapan Jinlong membuat para Dewa dan Dewi saling bertu
Read more
Bab 22. Naga Biasa?!
Feng Huang kembali mengangkat wajahnya untuk menatap Jinlong, dan untuk ke sekian kalinya pesona wajah tampan itu berhasil membuatnya tak berkedip. "Wajahmu...""Wajahku?" Jinlong mengangguk sambil berusaha keras untuk menahan agar tawanya tidak terlepas. "Wajahmu memerah."Blush!! Wajah Feng Huang langsung terasa panas, ingin rasanya ia menghilang dari hadapan Jinlong sekarang juga. Tapi, ketika ia melihat dekikan halus di sudut bibir suaminya itu, ia pun memicingkan matanya. Ia mendengus di saat ia menyadari kalau Jinlong sedang menggodanya. "Kamu... Dasar pria tidak tahu malu!!" teriaknya sembari menunjuk Jinlong. Tidak lagi bisa menahan tawanya Jinlong pun terkekeh, untungnya saat ini hanya ada ia dan Feng Huang di sini. Karena sebelumnya ia telah memerintahkan kepada para Dewa dan Dewi untuk segera kembali ke Alam Langit dan menunggu kabar darinya. Jinlong sengaja melakukan hal itu agar ia bisa memberikan tempat yang tenang bagi Feng Huang di saat Istri cantiknya itu terbang
Read more
Bab 23. Kekecewaan Shu Haocun.
Kaki bukit Gushan menjelang siang hari. Fu Jiazhen yang berhasil melarikan diri bersama Fu Yueyin dan Chun dengan bantuan para murid Sekte Burung Api akhirnya mengikuti para murid Shu Haocun itu untuk kembali ke Sekte Burung Api. Karena perbuatannya hari ini yang sama sekali tidak diketahui oleh Ayahnya, Fu Jiazhen tentu saja tidak bisa membawa Adiknya kembali ke Sektenya. Setibanya di Sekte Burung Api, dan setelah ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang diberikan oleh Shu Haocun, Fu Jiazhen pun mengajak Fu Yueyin untuk pergi menemui Shu Haocun di Aula Sekte. Beberapa saat kemudian di saat Fu Jiazhen dan Fu Yueyin tiba di Aula Sekte, ia menyaksikan Shu Haocun sedang berdiri membelakangi para muridnya yang tengah berlutut. Pria paruh baya itu terlihat gemetar ketika Shu Haocun membungkuk berkali-kali di hadapan altar Kaisar Langit. "Kaisar Langit, hamba mohon Kaisar Langit jangan mendendam! Hamba sudah berusaha dengan keras untuk menyelamatkan Jie agar tidak menjadi korban persem
Read more
Bab 24. Lin Dawei.
Lewat siang hari, usai membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian kering yang telah dipersiapkan oleh salah seorang pelayan untuknya, Feng Huang yang tertangkap basah sedang membicarakan Jinlong terpaksa mengejar suaminya itu keluar kamar. Beberapa dupa yang lalu, ia sempat beradu mulut dengan Jinlong tentang keinginannya yang ingin kembali ke Benua Zhejiang. Sebab ada banyak sekali masalah yang yang harus ia selesaikan di sana. Pertama-tama, Feng Huang akan pergi menemui Shu Haocun untuk bertanya pada Kakek Yu Jie itu tentang apa hubungan Shu Haocun dengan suaminya Jinlong? Mengapa pria paruh baya itu sengaja menempatkan Yu Jie di paviliun Wangjile lalu mengorbankan Yu Jie sebagai persembahan untuk Dewa Naga Penguasa Laut Xishi yang tak lain adalah suaminya sendiri? Apakah ini adalah rencana Shu Haocun bersama suaminya? Kemudian, ia akan pergi diam-diam ke kediaman Yu untuk berpamitan pada Nenek Yu Jie dan juga Chun yang ia pikir mungkin saja telah kembali ke ked
Read more
Bab 25. Jinlong Marah?
Terus mengikuti Jinlong yang hanya diam seperti ini, sangatlah menakutkan bagi Feng Huang. Selain itu ia telah mengenal baik tabiat suaminya ini di Alam Langit. "Kamu baru saja mendobrak kamar, bagaimana jika saat itu aku tidak mengenakan apa-apa di dalam sana?" sungutnya, sebenarnya saat ini Feng Huang hanya ingin sedikit menggoda Jinlong. Lagipula ia harus mencairkan suasana agar suaminya ini mau berbicara padanya. Dan tanpa Feng Huang duga, Jinlong tiba-tiba menghentikan langkahnya. Suaminya itu membalikkan tubuh dalam satu kedipan mata kemudian menatap ke dalam iris matanya. Menembus hingga ke relung hatinya yang terdalam. Naasnya, di bawah tatapan sebiru air laut itu tubuhnya sontak membeku, untuk ke sekian kalinya ia terjerat bak ikan yang terkena pukat nelayan, menggelepar, lemah, dan tak berdaya. "Apa yang kamu takutkan?! Bukankah aku pernah melihatmu tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhmu?!"Kata-kata itu sontak saja membuat wajah Feng Huang merona, bahkan Feng Hua
Read more
Bab 26. Menerobos Kabut.
Matahari telah tenggelam 2 sichen yang lalu, namun sejak ia kembali dari tepian Laut Xishi setelah dibujuk oleh Kasim dan Menterinya, Kaisar Gao justru mengurung dirinya di ruang kerjanya. Entah mengapa hingga saat ini ia masih belum bisa melepaskan Yu Jie dari pikirannya. Wajah Yu Jie, helaian rambut hitam yang menyentuh wajahnya. Semua itu hampir membuatnya menjadi gila ketika ia memikirkannya. Bahkan, ia sama sekali tidak peduli pada Fu Yueyin juga para pemberontak yang telah menghalangi perjalanannya pagi ini. Mungkin lebih tepatnya, ia sedikit bersukur akan kehadiran para pemberontak itu. Jika tidak, mungkin ia tidak akan pernah bisa melihat wajah dari Nona kediaman Yu yang telah tidak ia pedulikan selama berbulan-bulan ini. "Pelukis Istana." Dengan geram Kaisar Gao mengepalkan kedua tangannya. Ia ingat, kala ia menerima lukisan para calon Selir, saat itu ia melihat lukisan Yu Jie tampak buruk sekali. Sama sekali tidak mencerminkan diri Yu Jie yang telah ia lihat pagi ini. "Pada
Read more
Bab 27. Siapa Pemilik Pulau Di Balik Kabut?
"Kalian para manusia, putar balik kapal! Kalian tidak diperkenankan memasuki wilayah para Dewa!" Kata-kata Jenderal Langit itu tentu saja mengejutkan Kaisar Gao bersama seluruh pasukannya termasuk semua penumpang di kedua perahu nelayan. Di daratan Benua Zhejiang, sudah bukan rahasia lagi bahwa hanya para penghuni Alam Langitlah yang memiliki kemampuan untuk melayang di udara. Karena para Kultivator yang memiliki kemampuan setinggi Shu Haocun saja masih belum mampu melakukan hal itu. Meski kemampuan qinggong Shu Haocun sudah berada di tingkat 9.Jadi, meski para Kultivator di Benua Zhejiang belum pernah melihat kehadiran Dewa di Alam Kultivasi ini selama seratus tahun belakangan selain Dewa Naga Penguasa Laut Xishi, hanya dengan melihat kemampuan Jenderal Langit bersama pasukannya saja sudah cukup untuk membuat mereka mengerti kalau yang ada di hadapan mereka sekarang merupakan penghuni Alam Langit. Bahkan, dari segi penampilan Jenderal Langit yang sangar dan lengkap dengan atribut
Read more
Bab 28. Apakah Kamu Akan Melayaniku?
Di dalam kamar Jinlong, sejak Feng Huang berbicara dengan Jinlong, suaminya itu tiba-tiba mengurungnya di dalam kamar ini. Ia tidak mengerti apa yang membuat Jinlong seolah tampak marah sekali setelah ia menceritakan penyebab ia bunuh diri dan terjun ke Laut Xishi. Jika yang mengalami apa yang Yu Jie alami benar-benar dirinya, ia pasti tidak akan berbuat senekat itu. Kemungkinan terbesarnya Feng Huang justru akan menginjak Kaisar Gao di bawah kakinya. Kemudian ia akan mengajak Dewa Naga Penguasa Laut Xishi untuk beradu kultivasi dengannya. Itu sebelum ia tahu siapa Dewa Naga itu. Sambil terus mondar-mandir di dalam kamar dengan memasang wajah gusar, Feng Huang terus menggerutu. Mengutuk Jinlong yang telah berlaku seenaknya padanya dengan mengurungnya di kamar ini. Sayangnya ia tidak bisa membongkar sandiwaranya sebelum ia membalaskan dendam Yu Jie, jika tidak... Ia tentu saja akan membalas perbuatan yang telah Jinlong lakukan terhadapnya. "Huh, sudah ribuan tahun aku mencoba bersaba
Read more
Bab 29. Perubahan Jinlong.
"Aku..." Feng Huang mencoba mengatur nafasnya yang terasa sesak, juga jantungnya yang berdetak keras seakan ingin melompat keluar dari tubuhnya. Tanpa menyadari bahwa ia masih meremas hanfu yang Jinlong kenakan dengan kedua tangan mungilnya. Di sisi lain, Jinlong justru memperhatikan reaksi Istrinya itu. "Mungkin belum saatnya," bisiknya dalam hati sambil mengamati wajah Feng Huang dengan netranya. "Dia baru saja terbangun hari ini, jadi bagaimana mungkin aku..." Sesaat Jinlong menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan demi meredakan gejolak gairah yang ia rasakan. Lagipula ia bukan Raja Naga yang dulu yang selalu bisa mendapatkan semua yang ia inginkan dari Feng Huang. Kini ia mencintai Istrinya ini. Sangat cinta, hingga ia tidak mungkin mampu membuat Feng Huang menjadi bersedih karena ulahnya. "Istirahatlah! Besok aku akan mengantarmu ke daratan Benua Zhejiang," ucapnya seraya mengangkat tangannya, memindahkan tangan tersebut dari tengkuk Feng Huang ke pucu
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status