All Chapters of Pengantin Raja Naga: Chapter 31 - Chapter 40
105 Chapters
Bab 30. Kembali Ke Benua Zhejiang.
"Pria ini... Apakah dia ingin membuatku kesal setengah mati?!" Feng Huang memicingkan matanya. "Ada apa, Feng sayang? Apakah kamu tidak terlalu suka dengan penampilanku yang sekarang? Haruskah aku tetap menggunakan penampilanku yang biasa?" goda Jinlong. "Itu sama saja!" protes Feng Huang sebal, "Bukankah tadi aku telah memintamu untuk mengubah penampilanmu? Tetapi apa ini? Kamu hanya mengubah warna rambut dan... Dan mengubah hanfu," cetusnya. Ia mendengus, bibirnya bergetar menahan geram, bahkan seluruh tubuhnya sangat ingin menghajar Jinlong sekarang. "Hmmm... Haruskah aku mengubah wajahku?""Tidak perlu!" tidak ingin terus berdebat dengan Jinlong yang hampir membuat amarahnya naik hingga ke otak, Feng Huang pun memilih untuk pergi meninggalkan suaminya itu. Melihat sang Istri pergi, Jinlong langsung membalikkan tubuhnya kemudian mengikuti Feng Huang keluar dari kamar. ***Beberapa dupa kemudian, di daratan Benua Zhejiang... Kini Feng Huang telah tiba bersama Jinlong yang mengan
Read more
Bab 31. Salah Paham.
Di aula Sekte Burung Api, saat ini Shu Haocun yang tengah duduk berdampingan dengan Feng Huang tidak sekalipun melepaskan pandangannya dari Jinlong yang sedang duduk di seberangnya. Sudah hampir satu dupa ia melakukan hal itu, sejak ia mengajak pria ini dan Cucunya ke aula Sekte setelah pria ini menjatuhkan semua muridnya di halaman Sekte.Perkelahian itu bermula dari Ming Hao dan Guan Lin yang tidak terima karena Jinlong telah sangat lancang menepis tangan Shu Haocun dan berani melotot pada Guru Besar mereka itu yang sangat ditakuti di Benua Zhejiang. Dari sanalah akhirnya seluruh murid Sekte Burung Api ikut turun tangan untuk membantu kedua Kakak seperguruan mereka dalam menghadapi Jinlong. Namun naasnya, semua murid Shu Haocun itu justru menjadi bulan-bulanan Jinlong. Sementara Shu Haocun yang melihat hal itu hanya bisa berteriak agar Jinlong berhenti memukuli para muridnya yang telah babak belur. Meski di Benua Zhejiang ini Shu Haocun termasuk salah satu pemegang kekuasaan terti
Read more
Bab 32. Kepergian Fu Jiazhen.
Sore ini cahaya matahari yang garang sedang tertutup oleh lapisan awan lembut yang berarak beriringan. Hembusan angin sepoi-sepoi meniup ranting dan dedaunan. Dan tak jauh dari goa yang terdapat di belakang Sekte Kaki Besi, Fu Yuxuan tampak melangkah terburu-buru ke arah goa. "Jiazhen!!" teriakan kerasnya menggelegar tepat ketika Fu Yuxuan mencapai ambang pintu goa. Teriakan itu membuat Fu Jiazhen yang sedang bermeditasi di atas batu yang terdapat di dalam goa sontak membuka matanya dan melemparkan pandangannya ke arah pintu goa. "Ada apa, Ayah?" tanpa mempedulikan kemarahan Ayahnya, Fu Jiazhen perlahan menurunkan kakinya yang sejak tadi selalu ia lipat di atas batu dalam posisi bersila. Mengibas pangkuannya, kemudian berdiri tegak untuk menyambut Ayahnya. "Salam, Ayah." Fu Jiazhen membungkukkan tubuhnya dengan kedua tangan mengatup di depan tubuhnya di saat ia melihat Ayahnya melangkah ke arahnya dengan wajah menghitam. Sementara Fu Yuxuan yang telah tiba di hadapan putranya, se
Read more
Bab 33. Cemburu.
Ribuan tahun silam di Alam Langit. Di dalam kamar Feng Huang usai Feng Huang menjalankan kewajibannya sebagai istri. "Haruskah kamu pergi? Tidak bisakah kamu tinggal satu malam saja untuk menemaniku?" pinta Feng Huang yang saat ini sedang duduk di atas dipan sambil menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut sutra. Tatapannya lurus menatap Jinlong yang sedang mengenakan kembali hanfu miliknya. "Aku tidak bisa!" tukas Jinlong, ia merapikan hanfu miliknya yang sedikit berkedut, lalu merentangkan kedua tangannya ke samping. Itu adalah isyarat yang ia berikan agar Feng Huang segera beranjak dari atas dipan kemudian membantunya memasangkan tali pinggang untuknya. Sebenarnya Feng Huang tahu kalau mengenakan hanfu bukanlah hal yang sulit bagi Jinlong. Suaminya itu cukup menjentikkan jarinya saja, dan dalam sekejap hanfu miliknya akan langsung terpasang di tubuhnya. Namun Feng Huang sadar, jika Jinlong sengaja mengenakan hanfunya layaknya seorang manusia biasa hanya untuk mempersulit diri
Read more
Bab 34. Ijinkan Aku!
"Kamu pikir aku akan duduk manis saja melihatmu melakukan hal itu?!"Jinlong terkekeh, ia bahkan dengan santai melangkahkan kakinya untuk memasuki kamar. Melewati Feng Huang yang sama sekali tidak melepaskan pandangan darinya. "Feng sayang, maksudku... Nona Yu. Bukankah kamu hanya manusia biasa?" celetuknya seiring ia menghentikan langkahnya tepat di samping salah satu kursi yang mengelilingi sebuah meja bulat yang ada di dalam kamar yang ia masuki. Ia melirik kursi tersebut, menggerakkan jari telunjuknya untuk membuat kursi itu sedikit bergeser agar bisa ia duduki. Setelah menempatkan bokongnya dengan nyaman di atas kursi, ia pun menatap Feng Huang dengan wajah datar. "Apakah menurutmu manusia sepertimu bisa menghadapiku?!" tantangnya. Jika sebelumnya ia hanya sedang bermain-main dengan Feng Huang, tetapi tidak saat ini. Kini ia sangat ingin memberi pelajaran pada istri mungilnya itu. Di sisi lain, ekspresi suaminya yang tidak lagi terlihat genit bahkan seolah ingin menghukum dir
Read more
Bab 35. Maksud Kedatangan Fu Jiazhen.
Satu dupa berselang... Jinlong sontak membeku di atas tubuh Feng Huang dengan sebelah alisnya terangkat naik, mencuat tinggi membentuk bayangan bukit. Sementara netranya yang sebiru air laut nanar menatap wajah Feng Huang yang telah tak sadarkan diri. "Hmmm... Feng sayang, berani sekali kamu menolak untuk melayaniku," ucapnya gemas. Beberapa saat yang lalu ia baru saja ingin menurunkan celana sutra yang membalut kedua betis ramping Feng Huang sambil mengecup leher jenjang istrinya itu. Namun yang terjadi, tiba-tiba Feng Huang tak sadarkan diri begitu saja. Ketika Jinlong mencoba untuk memeriksanya, ada hawa hangat pada ujung jari telunjuk dan ujung jari tengah tangan kanan Feng Huang. Yang artinya istrinya ini baru saja menggunakan kultivasinya untuk menotok salah satu syaraf di tubuhnya. Energi kultivasi yang hanya dimiliki oleh Suku Pheonik Api. Yang mengesalkan bagi Jinlong adalah... Feng Huang bersedia melakukan apa saja demi tidak melayaninya, meski harus membuka kebohongannya
Read more
Bab 36. Kabar Tentang Kematian Nyonya Besar.
Keesokan harinya, di Sekte Burung Api. Pagi-pagi sekali Ming Hao dan Guan Lin tergesa-gesa pergi menemui Shu Haocun di kamar Guru Besarnya itu. Dan sekarang, di depan pintu kamar Shu Haocun setelah Shu Haocun membukakan pintu untuk kedua muridnya yang mengetuk terburu-buru. "Apa?! Nyonya Besar Yu, dia..." Shu Haocun membeku ketika ia menerima kabar tentang kepergian tiba-tiba Nyonya Besar Yu yang merupakan Nenek Yu Jie dari sebelah Ayahnya. "Benar Guru, murid dan Adik Ming sejak kemarin berada di kediaman Yu sesuai perintah Guru. Tapi pagi ini... Pagi ini ketika murid dan Adik Ming pergi sebentar saja untuk makan. Di saat murid kembali, Nyonya Besar Yu, dia... Dia sudah pergi Guru." Terang Guan Lin terbata. "Kalian sudah melihat kondisi mayat Nyonya Besar Yu? Apakah ada keanehan?" tanya Shu Haocun setelah ia mampu menguasai rasa terkejutnya. Guan Lin dan Ming Hao saling bertukar pandang, kemudian berpikir selama beberapa saat. Hingga... "Bukankah tadi Nyonya Muda Yu mengatakan k
Read more
Bab 37. Terbongkarnya Sandiwara Feng Huang.
Saat ini di dalam kereta yang sedang berlari kencang menuju ke kediaman Yu. Empat orang yang berada di dalam kereta ini tidak ada satu pun yang berbicara, terutama Jinlong. Setelah aksinya pagi ini terhadap Feng Huang terganggu oleh suara ketukan di pintu yang sengaja dilakukan oleh Shu Haocun. Bahkan di saat Shu Haocun memberi kabar pada Feng Huang tentang kematian Nyonya Besar Yu, ia harus menerima pelototan kesal dari Istri kecilnya itu. Karena pagi ini ia telah mengurung Feng Huang di dalam kamar hanya demi mengerjai sang Istri yang masih tidak bersedia berbicara jujur padanya. Dan demi melampiaskan kekesalannya, Jinlong membalas Shu Haocun dengan memelototi Kakek Yu Jie itu hingga sekarang. Yang lebih mengesalkan, Shu Haocun bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa. Pria paruh baya itu bahkan sama sekali tidak mau menatapnya dan terus memandang keluar jendela kereta. Tidak hanya Feng Huang dan Jinlong yang enggan berbicara. Chun yang terguncang ketika menerima berita kematian
Read more
Bab 38. Kehadiran Feng Huang.
Kediaman Yu telah dipenuhi oleh para penduduk Benua Zhejiang yang datang melayat ketika kereta milik Shu Haocun tiba. Setelah keributan kecil yang ia lakukan bersama Jinlong di kereta, akhirnya Feng Huang bersedia turun bersama suaminya itu. Karena Shu Haocun dan Chun seolah sengaja meninggalkannya. Dan sembari menekuk wajahnya, ia pun menerima uluran tangan Jinlong yang ingin membantunya turun dari kereta. Pasca melakukan perdebatan panjang dengan suaminya itu tentang tanda pernikahan yang harus diukir di keningnya sebagai simbol bahwa ia telah menikah dengan Dewa Naga. Semuanya berawal dari usul Shu Haocun satu dupa yang lalu. Di dalam kereta, Shu Haocun memberitahukan agar penduduk Benua Zhejiang tidak merasa bingung tatkala melihat kehadirannya yang dianggap telah dipersembahkan kepada Dewa Naga Penguasa Laut Xishi, Jinlong diminta untuk melukiskan gambar bunga teratai di keningnya sebagai tanda kalau ia sudah menikah. Feng Huang mengikuti saran tersebut. Namun, Jinlong yang k
Read more
Bab 39. Aku Lucu?
"Siapa wanita itu? Mengapa dia terus menatap Istriku dengan pandangan yang merendahkan?" tanya Jinlong pada Chun. "Maksud Tuan, wanita itu?" tunjuk Chun pada Li Qui. "Benar." "Oh, dia adalah Nona Li Qui, Tuan. Saudari tiri Nona. Chun dengar dari Nyonya Besar, sebelum hamba bekerja di kediaman Yu dia telah sering mengganggu Nona bersama Adiknya. Tidak hanya dia..." Kali ini Chun mengalihkan pandangannya ke arah Li Mei yang tampak sedang berbicara dengan suaminya. "Nyonya Muda juga sering mengganggu Nona. Beberapa bulan yang lalu sebelum Nona dikirim ke Istana Taiyang, Nyonya Muda...""Tidak perlu diteruskan, Chun." Jinlong segera berpaling pada Feng Huang ketika ia mendengar ucapan istrinya itu. "Ada apa? Bukankah mereka adalah orang-orang yang telah menyakitimu?!" tanyanya sambil menatap Feng Huang dengan wajah bingung. "Memang benar." Feng Huang tersenyum sinis, ia menengadah dan membalas tatapan Jinlong, "Karena itu aku akan membalas mereka semua, tapi aku bisa melakukannya sen
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status