Semua Bab Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Bab 261 - Bab 270
298 Bab
Rumah untuk Pulang
"Kamu juga pasti sudah mendengar dari suamimu kalau Tristan kembali ke negara ini," ucap Julian seraya menunjukkan ponselnya pada Vina. Terdapat beberapa foto dari pesan Tristan di dalamnya.Sepertinya, Tristan sedang membalas Julian dengan memperlihatkan kebersamaan dirinya dan Belinda saat berada di luar kota kemarin.Vina langsung mengontrol mimik wajahnya agar Julian tak curiga. 'Apa Julian sudah tahu kalau Tristan jadi atasan Belinda?'"Aku tidak tahu, mereka hanya kebetulan bertemu atau memang sudah janjian sebelumnya. Yang pasti ... aku ...." Suara Julian tersekat dalam tenggorokan.Apakah dia tak ingin kalah dengan Tristan sampai harus minta tolong kepada Vina? Atau karena dia cemburu Belinda dekat dengan pria lain?Julian tak mengerti ... yang jelas, dia tak suka melihat foto-foto itu. Rasa sakit di punggungnya menjalar sampai dada karenanya.Vina tersenyum melihat gelagat tak asing pada wajah Julian. Mirip sekali dengan Rangga saat mendekati dirinya dulu."Tentu saja aku akan
Baca selengkapnya
Bukan Kencan
"Ian ... kasihan sekali sayangku ...," gumam Dona.Dona dan suaminya tengah mengintip kamar perawatan Julian dari kaca kecil di pintu. Julian tengah menangis pilu dengan membungkam mulutnya menggunakan bantal.Setelah mendapatkan telepon dari Axel, Julian ingin kembali secepatnya. Memeluk Axel dan minta maaf padanya karena pernah berusaha membunuhnya, bahkan sebelum bocah itu terlahir ke dunia."Aku harus menghibur Ian," kata Dona dari balik pintu.Abbas mencegah istrinya masuk ke dalam. "Biarkan dia sendiri dulu. Ian pasti malu kalau kita mendapati dirinya sedang menangis."Dona mencebik kesal. "Ian sudah aku anggap seperti anakku sendiri, Papi. Kamu, sih ... tidak bisa membuatkan anak lelaki untukku! Cari-cari gaya lain supaya jadi anak lelaki dulu sana! Aku mau menemani Ian!""Kenapa jadi aku yang salah? Jangan masuk sekarang!"Mendengar keributan di luar, Julian segera meraih tisu dan menyeka air mata. Wajahnya masih merah padam dan matanya sedikit membengkak.Di saat Dona memaksa
Baca selengkapnya
Pria Tenang yang Gegabah
"Tristan ... kamu harus sembunyi-"KLAK!Pintu pun terbuka ... Belinda membeliakkan mata tatkala seorang wanita masuk ke dalam. Bagaimana bisa orang lain mengetahui sandi apartemennya?"Kamu ...." Belinda sangat terkejut sampai tak sanggup berkata-kata."Astaga!" pekik Tiara sangat panik. "Tadi ... saya menekan bel berulang-ulang, tetapi tidak ada yang membuka pintu. Saya ...." Tiara terkesiap melihat ada pria lain di apartemen itu."Kamu ... yang kemarin ... bagaimana kamu bisa masuk ke sini? Apa Julian yang memberi tahu sandi pintu apartemenku?" Belinda sontak menjadi sangat marah.Marah kepada Tiara, juga pada Julian yang seenaknya membiarkan wanita lain dapat memasuki ruang pribadi mereka. Hanya menolong Tiara katanya? Belinda berdecih dalam hati.Kepercayaan Belinda pada sang suami pun luntur seketika. Apalagi, mengingat panggilan Tiara pada Julian yang terdengar sangat akrab, Belinda tak mungkin tidak mencurigai hubungan Julian dan Tiara!"Siapa dia?" bisik Tristan."Mau apa kam
Baca selengkapnya
Rahasia Julian Terbongkar
Julian spontan menarik tangannya dan duduk tenang di dalam kursi penumpang taksi. Dia langsung menghadap ke depan seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi."Berangkat sekarang, Pak?" tanya sopir taksi yang lelah menunggu."Tiara, cepat masuk," perintah Julian. Tiara masih terpaku di tempatnya. Dia bingung bagaimana caranya masuk ke taksi di saat banyak orang yang mengelilingi mobil itu.Di sisi depannya, ada Rangga yang berusaha mengeluarkan Julian dari taksi. Vina sibuk mencegah Rangga agar tak berbuat kasar pada Julian karena takut suaminya akan mematahkan tulang-tulang Julian.Sementara di sisi sebaliknya, beberapa pengawal yang baru saja datang, segera menjaga di depan pintu penumpang. Tak ada celah untuk mendekati mobil taksi itu. Bahkan, sopir taksi juga kebingungan saat pengawal lain berdiri di depan taksinya.Julian terkepung! Dia tak bisa melarikan diri dan menyembunyikan rahasianya lagi.Julian memutar otak dengan cepat mencari alasan masuk akal. Namun, dia tak dapat berpik
Baca selengkapnya
Perempuan Bodoh
"Sakit, Linda!" Julian menggenggam tangan Belinda yang menampar lengannya."Kenapa tidak bilang kalau sakit begini? Kamu malah memberi tahu tetangga seksi itu!" pekik Belinda.Wajah Belinda merah padam menahan isak tangisnya. Keadaan Julian sungguh memprihatinkan. Kenapa dia tak menyadari kondisi suaminya sendiri?Marah, kecewa, dan sedih bercampur menjadi satu. Firasat Axel benar. Seharusnya, dia lebih peka dibanding Axel yang masih kecil. Belinda merasa jadi istri yang buruk. Baru beberapa jam yang lalu, dia malah bersenang-senang dengan Tristan. Sementara Julian sampai memaksakan dirinya yang sakit hanya ingin bertemu dengan Axel ....'Benar ... hanya Axel ... dia bukan mau bertemu denganku,' batin Belinda yang merasa sesak entah kenapa."Aku tidak ingin membuat Axel khawatir," dalih Julian. Pernyataan Julian tersebut memperkuat kesedihan Belinda yang merasa tak dianggap."Kamu ... tidak menganggapku?" tanya Belinda dengan suara serak. Butiran air mata menggantung di kelopak mata
Baca selengkapnya
Satu Kesempatan
'Julian cemburu?' batin Belinda senang karena usahanya menggoda Julian berbuah manis. Dan ... ada kebahagiaan lain yang membuat dadanya berdebar-debar. Namun, Belinda tak ingin mengakuinya terang-terangan."Ugh ...," rintih Julian seraya memundurkan badan dan kembali berbaring. "Sial ... menyedihkan sekali. Menyebalkan ...."Selagi julian memaki diri sendiri karena tak berdaya, Belinda masih mematung tak percaya. Semudah itukah membuat Julian takluk padanya?Yang baru saja mengungkap perasaannya adalah Julian! Pria yang selama ini tak punya hati dan tak sungkan melakukan tindakan kejam hanya demi mewujudkan ambisi. Pria yang selalu menggunakan topeng untuk menyembunyikan sifatnya yang asli.Julian pun dapat membaca jika Belinda saat ini tengah meragukan ucapannya. Wajar ... Julian juga masih ingat dengan semua perbuatannya kepada semua orang, termasuk kepada Belinda, dan juga Axel sebelum dilahirkan.Sentuhan tangan Julian mengenyahkan lamunan Belinda. "Tidak perlu dipikirkan terlalu
Baca selengkapnya
Kunjungan Saudara
Sejak bangun, Julian merasa gelisah di tempat tidurnya. Kedua tangannya terasa kaku. Salah satu digunakan untuk menjadi bantal kepala Belinda. Satunya lagi terjepit di pagar pengaman tempat tidur."Diminum dulu obatnya." Belinda menyodorkan gelas berisi air mineral dan obat yang baru saja diantar perawat."Tanganku masih kaku." Julian membuka sedikit mulut, menanti Belinda memasukkan obat ke dalamnya."Tadi 'kan sudah diperiksa dan disuruh minum obat ini! Salah siapa nekat keluar rumah sakit sebelum waktunya?" omel Belinda.Belinda lantas menyuapkan obat dan memasukkan sedotan ke dalam mulut Julian untuk minum. Julian kembali gelisah karena tiba-tiba merasakan sesuatu yang mendesak."Bantu aku bangun," pinta Julian. "Aku ingin ke kamar mandi.""Pakai pispot saja. Aku ambilkan dulu," balas Belinda.Julian gegas menolak. "Tidak mau ... jijik! Cepat bantu berdiri!" paksa Julian."Merepotkan sekali," keluh Belinda seraya memegangi lengan Julian, lalu menurunkan kaki suaminya perlahan dari
Baca selengkapnya
Kejutan untuk Istri dan Anak
"Julian kecelakaan? Kata siapa?" Mahendra terdengar begitu terkejut tatkala Doni memberi tahu keadaan Julian."Tadi pagi, saya berpapasan dengan Pak Rangga. Mereka akan mengantar Axel ke rumah sakit, ke tempat papanya."Doni juga menyampaikan kondisi Julian saat ini. Mahendra langsung tertawa setelah mendengarnya. "Aku harus segera menjenguk cucu yang tega membuatku lumpuh dan membuangku ke jalan."Mahendra tak akan pernah bisa melupakan kejadian itu. Satu kenangan paling buruk yang pernah dialami Mahendra. Apalagi, cucunya sendiri yang tega berbuat jahat padanya."Sekarang, Pak? Saya sudah mendapatkan lokasi Pak Julian."Setelah Rangga memberi tahu rumah sakit dan kamar Julian, Mahendra dan Doni segera melesat ke sana. Sampai di depan kamar itu, Mahendra melihat Julian sedang dibantu Rangga berjalan ke ranjang. "Aku dengar, pelaku yang meracuniku sampai lumpuh terkena batunya. Ternyata, kamu masih bisa berjalan." Mahendra mendesah kecewa.Rangga berhenti bergerak tatkala melihat Mah
Baca selengkapnya
Ketakutan Belinda
"D-dapat uang dari mana kamu?" Belinda ternganga tak percaya. "Jangan bilang, kamu diam-diam bertemu dengan Vina karena meminjam uang padanya?""Sembarangan! Cepat dorong kursi rodaku sampai ke dalam!" Julian pun menggandeng Axel yang juga tampak terkejut. "Ayo, masuk ...."Meskipun cukup tua, bangunan itu sangat besar dan kokoh. Bahkan, hampir sebesar rumah Rangga dan rumah lama Mahendra.Nenek Julian memang memberikan rumah itu untuk orang tua Julian. Namun, mereka tak pernah mengurusnya hingga bangunan tersebut terbengkalai selama bertahun-tahun lamanya. Di tempat itu pula, Vina disekap oleh Julian lima tahun yang lalu.Saat bertemu dengan Vina beberapa hari lalu, Julian memasrahkan hampir semua gajinya kepada Vina. Dia minta tolong kepada Vina agar menggunakan uang itu untuk merenovasi kastel neneknya.Tentunya, belum semua tempat diperbaiki. Julian tak memiliki cukup uang untuk merenovasi rumah sebesar itu. Hanya ruangan-ruangan bagian depan, serta kamar utama, dan kamar untuk Ax
Baca selengkapnya
Kebahagiaan Kecil
Julian diam-diam tersenyum tatkala Belinda menuntunnya ke kamar mandi. Kalau tahu semudah ini membujuk Belinda agar menempel padanya, dia pasti sudah melakukannya sejak awal."Kamu tidak perlu malu kalau takut. Wajar sekali ... saat masih ada nenekku dulu, banyak pelayan yang mengundurkan diri karena sering digoda sesuatu yang tidak kasat mata." Julian mulai mengarang cerita agar Belinda semakin takut.Dan benar dugaannya ... pegangan Belinda semakin menguat di lengannya."Jangan bicara yang tidak-tidak, Julian ...."Julian sebenarnya merasa kasihan melihat wajah Belinda pucat pasi sampai berkeringat. Namun, dia tak bisa berhenti menggoda Belinda.Sampai di depan bak mandi pun, Belinda masih tak mau jauh-jauh dari Julian. Dua tangan Belinda sibuk menyiapkan air hangat dan mencengkeram kaos Julian."Aku tidak bohong. Pikir saja ... kenapa orang tuaku tidak mengurus tempat ini? Hanya ada satu alasannya ... mereka ketakutan karena-""S-sudah! Aku akan mandi lebih dulu. Kamu saja yang bere
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status