All Chapters of Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Chapter 31 - Chapter 40
298 Chapters
Berkelahi di atas Ranjang
"Jangan menjanjikan sesuatu pada anak kecil kalau Anda tidak bisa melakukannya. Rachel cepat mengingat sesuatu. Saya tidak mau Rachel menagih ucapan Anda terus."Rangga hanya menghela napas panjang, lalu kembali ke kamar. Dia mengira, Vina akan membicarakan masalah penting, ternyata hanya itu.Tak perlu diberi tahu pun Rangga cukup mengerti apa yang dia katakan. Jika hanya tidur bertiga seperti itu, Rangga tak akan keberatan. Asalkan Rachel tetap bahagia."Bunda di mana? Kenapa lama cekali?" rengek Rachel.Vina lantas kembali ke dalam, berbaring di posisi yang sama seperti tadi. Sampai Rachel terlelap, Vina juga ikut memasuki dunia mimpi. Sedangkan Rangga masih terjaga.Manik hitam Rangga berpindah dari wajah Rachel menuju wajah Vina. Entah apa yang tengah dia pikirkan sampai memandangi Vina cukup lama.***"Minggir ..." rintih suara serak wanita.Rangga menggeliat dan mempererat pelukan. Rachel selalu membuat Rangga merasa tenang.Sudah berapa lama Rangga tak tidur nyenyak seperti sek
Read more
Protektif
"Pergi ...." Martha menurunkan volume suaranya agar Rachel tak terbangun.Rangga tercengang dan diam di tempat. Otaknya masih mencerna satu kata itu ... memperkosa? Jadi, selama ini, Vina menganggap dirinya telah memperkosanya?!Satu jawaban dari berbagai pertanyaan yang masih ada di benak Rangga akhirnya terjawab. Alasan mengapa Vina melarikan diri dan menyembunyikan kehamilannya. Jadi, Vina berpikir jika Rangga telah memperkosanya!Rangga menggeleng-geleng kepala pelan tak habis pikir. Kenapa Vina tak menuntut tanggung jawab darinya saja? Itu lebih baik daripada dianggap sebagai pemerkosa.Harga diri Rangga sangat terluka karena dituduh seperti itu. Rangga bahkan tak sadar dengan apa yang dia lakukan kepada Vina ketika semua itu terjadi. Meskipun beberapa hari setelahnya, dia samar-samar mengingat perbuatannya.Ya, Rangga pun mengaku bahwa tindakannya sangat bejat dan tak bermoral. Tetapi, Rangga tak merasa dirinya sepenuhnya bersalah. Karena ada orang yang sengaja menjebak dirinya.
Read more
Syarat Bersama
"I-ibu ... i-ni tidak-""Cepat bangun!" bentak Martha.Martha menyeret Vina agar menjauh dari Rangga. Vina tak bisa berdiri dengan benar sampai dia maju setengah merangkak.Rangga tiba-tiba saja melepaskan tangan Martha dari Vina. Kedua wanita itu memandang Rangga dengan dua tatapan berbeda makna.Martha merasa Rangga sedang berusaha mengambil hati Vina dengan membelanya. Sementara Vina terheran-heran karena tak pernah melihat Rangga peduli dengan orang lain.'Apa dia baru saja membantuku?' tanya Vina dalam hati."Jangan kurang ajar! Cepat pergi dari sini!" Telunjuk Martha mengacung ke arah pintu."Anda harus mendengar apa yang akan saya katakan," ucap Rangga tenang.Vina melotot padanya. Bagaimana bisa Rangga bicara dengan ibunya seperti bicara dengan karyawan? Walaupun kata-kata Rangga lebih sopan, tapi nada bicaranya sungguh kaku dan menekan."Kamu memerintahku?!" bentak Martha.Kemarahan Martha kian menjadi-jadi. Meskipun demikian, Martha dan Vina ikut duduk. Karena Rangga terlihat
Read more
Anak Kita
"Pulanglah ...." Martha menghela napas panjang. "Selama Rachel masih sakit, aku akan mengizinkanmu datang. Hanya selama Rachel sakit, paham?""Baik."Hanya itu saja yang Rangga ucapkan. Rangga tak menjawab pertanyaan Martha, tidak menolak maupun menerima persyaratan itu.Vina merasa tercekik dalam diam. Dia menahan kekecewaan dengan sebuah senyuman.Seharusnya, Rangga bisa melakukannya demi Rachel. Rachel saja rupanya tak cukup untuk membuat Vina menjadi bagian dari hidup Rangga. Vina bukannya ingin menikah dengan Rangga. Tidak. Vina juga tak pernah mengharap kasih sayang dari Rangga karena dirinya pun tak memiliki perasaan itu. Hanya saja, Vina ingin dianggap. Setidaknya, diakui dan dihargai sebagai wanita yang telah melahirkan anaknya.Lalu, apa yang akan terjadi jika Rangga hanya menginginkan Rachel saja? Berbagai skenario mulai bermunculan dalam benak Vina.Bagaimana jika setelah menikah dengan Belinda, Rangga tetap ingin menemui Rachel? Bagaimana jika Belinda juga ikut mengingin
Read more
Tenda Panas
"Siapa yang bilang begitu, Rachel?" tegur Vina. Dia merasa tak pernah mengajari kata-kata itu kepada Rachel."Nenek yang bilang ... kata Nenek ... aku tidak boleh cayang Ayah." Mulut Rachel mengerucut tanda tak suka.Vina tak menyangka Martha akan meracuni pikiran Rachel. Biarpun semua yang dikatakan Martha adalah fakta, tetapi Rachel belum sepatutnya tahu tentang masalah mereka.Rangga pun tampak gusar setelah mendengarnya. Dia mengendurkan dasi secara kasar dan membuangnya ke atas jas. Dia juga membuka kancing paling atas, lalu menggulung lengan kemeja sampai siku."Apa Ayah tidak menyayangi aku?" Rachel bergumam sangat lirih hingga terdengar seperti bisikan. Tangan kecilnya berusaha membuka kancing kemeja Rangga lainnya."Ayah sayang Rachel," ucap Rangga datar. Dia masih merasa marah kepada Martha yang berusaha membuat anaknya menjauh darinya."Tapi ... ayah mau menikah ... Ayah mau punya anak lagi ...."Para orang dewasa di dalam mobil itu terdiam sepanjang perjalanan. Hanya terden
Read more
Panggilan Baru
"Itu karena kepanasan, Sayang." Vina meninggalkan mereka berdua ke ruangan lain dengan wajah bersemu merah.Dari tadi, jantung Vina berdetak tak karuan. Vina merasa, Rachel keliru mendengar suara degup jantungnya dengan Rangga karena mereka berbaring sangat dekat tadi. Vina tak pernah berpikir jika debaran itu datangnya dari Rangga.Untuk menghalau kegugupan yang entah apa sebabnya, Vina ke dapur dan menyiapkan makanan. Rangga dan Rachel datang beberapa saat kemudian. Mereka berdua duduk menunggu Vina sampai selesai memasak."Ke mana asisten rumah tangga yang kemarin?" tanya Vina basa-basi."Mereka pulang jam tiga sore.""Oh ...."Rachel menggeleng-geleng kepala tanda kecewa. Interaksi Rangga dan Vina masih sangat kaku, tidak seperti orang tua teman-temannya."Ayah ... Aku mau dimacakin Ayah." Rachel cemberut pada ayahnya."Ayah tidak bisa masak."Rachel bersiap-siap menurunkan sudut mulut hendak menangis. Rangga cepat-cepat berdiri dan menyusul Vina."Diamkan saja kalau menangis. Jang
Read more
Potret Kebersamaan
"Uhuk ... uhuk ...." Rangga terbatuk-batuk sambil menutup mulut dengan kepalan tangan. Dia memalingkan wajah, menghindari tatapan Vina yang jelas-jelas terlihat sangat kesal."Diminum dulu, Pak." Vina spontan menyodorkan minuman. Kebiasaan Vina seperti ketika menjadi bawahan Rangga tiba-tiba muncul begitu saja. Dia dulu selalu siap siaga di belakang Rangga untuk mengurus kebutuhannya. Mendadak Vina menjadi malu karena bersikap seperti penurut."Kenapa 'Pak' lagi, Bunda?" Rachel mencebik kesal."Bunda salah bicara, Sayang."Martha yang puas menikmati pemandangan pun kembali ke tempat duduknya. "Nak Rangga, kenapa mukanya merah sekali? Nak Rangga sakit, ya?""Tidak, Bu."Vina menatap curiga Rangga dan Martha bergantian. Sungguh aneh menyaksikan Martha yang tiba-tiba baik dan nada bicara Rangga yang lebih lembut kepada Martha.Vina bisa mencurigai orang-orang di sekitarnya. Tetapi, dia sendiri tak peka jika pria di dekatnya sedang berperang batin setelah mendengar panggilan baru itu.Mer
Read more
Gelisah
"Apa-apaan foto ini?!" Suara Belinda melengking tinggi.Tangan Belinda gemetaran tatkala melihat sebuah pesan di ponselnya. Belasan hingga puluhan berkas foto terus dikirim oleh nomor tak dikenal.Dalam foto itu, Rangga terlihat sedang bersama seorang anak kecil dan juga wanita yang posisi pada gambar selalu diambil ketika mereka berdua membelakangi kamera.Belinda sebelumnya sudah mengantuk dan bersiap tidur, tetapi langsung kehilangan hasrat untuk segera beristirahat gara-gara foto itu.Belinda mengamati lekat-lekat semua gambar tersebut. Wajah Rangga begitu jelas di sana. Namun, siapa anak kecil dan wanita itu? Apakah ada yang sengaja mengerjai dirinya?Belinda menekan panggilan pada nama Rangga guna menanyakan keaslian foto tersebut. Belinda sangat yakin jika itu semua adalah foto editan. Rangga tak akan berani mengkhianati dirinya.Sebagai calon istri Rangga, Belinda tak ingin diam saja ketika ada orang yang berusaha menjatuhkan calon suaminya. Namun, hingga puluhan kali Belinda m
Read more
Bukan Bapakmu
'Apa yang baru saja terjadi?' batin Vina.Vina mengerjapkan mata dengan wajah tegang. Pipi bekas ciuman Rangga terasa memanas dan menjalar sampai ke telinga."Bunda ....""Vina ...."Rangga dan Rachel memanggil Vina bersamaan.Vina menoleh singkat, kemudian memutar badan memunggungi mereka berdua, tak peduli dengan ocehan mereka. Dia harus segera menyembunyikan wajahnya!Detak jantung Vina melompat-lompat terlalu kencang, seakan-akan berusaha menembus keluar dari raganya. Dia tak bisa menyembunyikan rasa kaget, gugup, grogi, dan entah apa yang dia rasakan sesungguhnya sampai pembuluh darah di sekujur tubuhnya berdesir-desir.Vina mengutuk tindakan kurang ajar Rangga dalam hati. Tetapi, dia sendiri tak sadar, bibirnya sedikit melengkung ke atas.Vina sangat penasaran, Rangga melakukan itu demi Rachel atau karena wanita itu adalah dirinya?Pikiran Vina melayang-layang sampai ke langit ke tujuh. Dia berusaha memejamkan mata dan kembali tidur. Namun, matanya tak dapat terpejam.Vina menden
Read more
Kejutan
'Sayang, kenapa kamu tidak datang ke sini? Aku sudah mengundang banyak orang dan berkata kepada mereka kalau calon suamiku akan datang.'Rangga memijat keningnya, lelah mendengar rengekan Belinda. Baru juga duduk di kursi kerjanya, Belinda sudah menelepon berkali-kali. Jika bukan karena ancaman Mahendra, Rangga tak akan mau mengangkat telepon Belinda. Rangga pun hanya setengah mendengar suara Belinda yang terus menyalahkan dirinya karena tak mau menuruti kemauannya. Sementara fokus Rangga malah tertuju pada dokumen-dokumen di atas meja.'Apa kamu tidak bisa bersikap baik padaku barang sehari saja? Kamu sudah membuatku kecewa, Sayang.'"Kamu juga tahu, aku tidak pernah setuju menikah denganmu. Apa yang kamu harapkan dariku?" Belinda cukup lama terdiam. Rangga menjauhkan ponsel dari telinga dan melihat panggilan masih tersambung. Entah apa yang dipikirkan atau dirasakan Belinda sekarang, Rangga tak peduli.'Kamu bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun padaku,' kata Belinda dengan
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status