Istri Sah, sang Presdir Dingin의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70
188 챕터
Bab 61
Ada sebersit pikiran terlintas dalam benak Angkasa yang mulai terbentuk, tapi dia masih tak dapat memastikan, dan dia butuh bukti.Ethan yang masih memeriksa hal lain, begitu mendengar perintah Angkasa, buru-buru menyuruh orang untuk mengirimkan rekaman itu pada Angkasa. Angkasa mulai menyelidiki kode-kode yang dibuat oleh si penyusup itu untuk masuk ke sistem perusahaan mereka. Lalu, dia membandingkannya dengan memperbesar cara pembukaan password yang tadi dilakukan oleh Zayn.Tiba-tiba dia tersentak sadar, cara kerja dua orang ini sama persis! Yang merusakkan sistem kerja perusahaan mereka, membuat data rahasia internal perusahaan mereka terbongkar keluar itu adalah Zayn, bocah kecil ini?Bukankah dia baru umur enam tahun?Angkasa benar-benar sulit mempercayainya, kedua matanya yang indah itu menatap lurus ke layar, dilihatnya tangan kecil Zayn yang menari dengan indahnya di atas keyboard. Deretan kode-kode pun bermunculan dengan cepat di layar, dan tak berapa lama kemudian, sebuah
더 보기
Bab 62
"Ya benar, akhir-akhir ini dia agak aneh. Baik, aku akan menjemputnya. Jangan sampai dia ketularan oleh kebusukan Angkasa. Anak secerdas itu, jangan sampai dirusak olehnya." Adelia pergi dengan gusar, Tasya tak bisa tersenyum lagi.Cintanya yang pernah begitu polos dan indah kini tak ada lagi. Tiba-tiba dia merasa kesepian. Tasya mengambil foto Putri dari dalam dompetnya. Melihat anak perempuan berkulit putih pucat seperti tanpa darah itu membuat tekad Tasya semakin bulat.Tak ada yang lebih penting dari anaknya!Ini semua adalah hutang Angkasa pada mereka!Dia menyimpan kembali foto itu, ketika Tasya berencana istirahat, tiba-tiba dia mendengar suara sepatu hak tinggi yang melangkah cepat ke tempatnya. Tasya tak mengingat ada teman yang ingin menjenguknya, jadi siapakah yang di luar sana? Tasya sedikit bingung.Pintu kamar terbuka seketika, tercium wangi parfum yang menusuk hidung, membuatnya menggosok hidungnya. "Nona Angelina?"Tasya yang melihat Angelina berjalan ke arahnya itu se
더 보기
Bab 63
Namun, pria itu segera menyadari apa yang mungkin dilakukan Angelina. "Dimana kamu?" Angkasa menelpon Angelina dengan kesal. "Apa yang baru saja kamu lakukan?!""Angkasa, aku sedang mengarah pulang, aku ingat kamu paling suka dengan sup ikan buatanku, kan? Aku pergi membeli ikan, siang ini aku akan membuatkannya untukmu, kebetulan David juga suka, kita bertiga bisa makan dengan baik nanti." Kata Angelina dengan senang.Mata Angkasa menyorot dingin, suaranya sangat pelan namun terdengar sangat dingin. "Kamu barusan ke rumah sakit?"Senyum di bibir Angelina seketika lenyap. "A-aku pergi untuk menjenguk Nona Helen, bukankah dia baru saja kecelakaan besar? Bagaimanapun juga aku harus pergi menjenguknya, kan?""Kamu kesana hanya menjenguknya?" Suara Angkasa begitu dingin bak es.Bahkan, dari seberang telepon pun Angelina masih dapat merasakan hawa dinginnya. "Tentu, tentu saja. Apalagi yang bisa kulakukan?""Angelina, dengarkan aku baik-baik, kalau sampai aku tahu kamu berbuat sesuatu pada
더 보기
Bab 64
Baru saja mereka masuk ke kamar pasien, mereka merasa suasana dalam ruangan tidak seperti biasa. Aura Angkasa yang menekan itu seperti ikut menurunkan suhu dalam ruangan menjadi dingin."Baik-baiklah, apakah Tasya masih hidup?"Adelia seketika terdiam.Zayn justru menyerbu masuk. Ketika dilihatnya wajah Tasya yang ada bekas merah dan membengkak, matanya berkobar marah."Kamu kurang ajar! Berani-beraninya kamu memukul Mama!" Zayn seperti singa kecil menyerbu ke arah Angkasa, lalu dengan tangan dan kakinya memukul-mukul Angkasa.Angkasa hanya berdiri di tempat tanpa bergerak, menerima amukan Zayn, sementara Adelia segera masuk, ketika dilihatnya wajah Tasya, dia juga ikut marah. "Angkasa, kamu pria bukan? Beraninya main tangan dengan wanita, benar-benar brengsek!"Tasya yang melihat reaksi dari orang dewasa dan anak kecil itu hampir kehilangan kata-kata. "Bukan dia yang memukulnya, Zayn, hentikan!"Tasya berteriak, tapi Zayn tidak berhenti juga, malah dia menggenggam tangan Angkasa dan
더 보기
Bab 65
"Kamu rasa apa? Tasya, ada hal yang ingin kubicarakan berdua saja denganmu,"Deg!Hati Tasya berdegup kencang.Tak ada keramahan dalam mata Angkasa, bahkan matanya seakan-akan mengancam. Jarang sekali Tasya melihatnya seperti itu, seketika tubuhnya mematung."Apa yang kamu lakukan?! Paman, kamu sedang menakuti Mamaku, ya?" Zayn maju selangkah.Zayn mencoba mendorong Angkasa, tapi Angkasa menangkapnya hanya dengan satu tangan, melihat matanya yang dingin, seketika membuat Zayn sedikit takut. Nyalinya sedikit ciut!Tasya tahu Angkasa sudah mencapai batas sabarnya, dan dirinya yang sudah mencapai batas kemarahan itu tidak semua orang mampu menerimaakibatnya, terlebih lagi Zayn yang kini ada di tangannya."Angkasa, apa yang mau kamu bicarakan denganku? Cukup kamu dan aku bicarakan saja, lepaskan Zayn, dia masih anak kecil. Adelia, bawa Zayn pergi belikan aku makanan, biarkan aku dan tuan Angkasa bicara." Tasya buru-buru menyahut, wajahnya sedikit gugup.Adelia menatapnya dengan tidak ten
더 보기
Bab 66
"Tentu!" Angkasa segera menjawabnya, namun itu membuat Tasya terdiam."Kamu mendengarnya dengan jelas, kan? Aku ingin dia menerima sepuluh tamparan, dan semuanya itu di wajah." Sekali lagi Tasya mengulangi permohonannya.Kali ini Angkasa tidak lagi mengatakan apapun, dia segera menelepon Ethan. "Pergi ke rumahku dan bawa Angelina ke rumah sakit, aku ada di kamar desainer Helen, juga bawalah dua bodyguard.""Baik, tuan Angkasa." Meskipun Ethan tak mengerti tujuan dari perintah Angkasa, namun dia tetap melakukannya dengan segera, buru-buru ke rumah keluarga Wijaya.Tasya yang melihat sikap Angkasa yang begitu cepat seperti angin, sedikit kaget, namun itu hanya sesaat. Perasaan dingin Angkasa, dia sendiri sudah pernah merasakannya. Namun, tak disangka demi agar dirinya tetap berada di sini, dia juga akan melakukannya pada Angelina?!Atau, dia bersikap seperti ini hanya untuk mengambil hati di hadapannya? Sayangnya, Tasya yang sejak enam tahun yang lalu sudah mati dibakar dalam kobaran ap
더 보기
Bab 67
Kalau sejak awal, dia tahu keputusannya itu berujung pada memisahkan mereka berdua, dia ingin semua itu tidak pernah terjadi. Tapi sekarang, teriakan Angelina menghancurkan segalanya. Tasya juga kembali tersadar karena suara Angelina yang nyaring itu.Tadi, hampir saja, dia ingin mengatakan kejadian tahun itu, bahkan sempat terbesit untuk langsung bertanya pada Angkasa mengapa dia masih belum berubah dan membohonginya.Untung Angelina datang!Tasya bernapas lega, di saat yang sama, dia juga melepaskan pikirannya yang kacau dan panas karena perkataan Angkasa.Dia menunduk, buru-buru membereskan perasaannya, lalu tersenyum dingin. "Tuan Angkasa, apa kamu sungguh-sungguh berencana menyuruhnya untuk membayar satu tamparan yang diberikannya padaku ini? Bukan menyuruhnya datang untuk beradu denganku? Melihat emosinya yang membara saat ini, pasti bisa langsung memecat asistenmu, posisi Angelina di keluarga Winaya begitu tinggi."Wajah Angkasa semakin buruk. Selama enam tahun ini, Angkasa buka
더 보기
Bab 68
Angelina yang masih terus dipukuli oleh Ethan itu tidak dapat membuka mulutnya, tapi matanya yang melihat seluruh kejadian di depannya itu mulai memerah.'Wanita ini sungguh tidak mudah!'Dia baru datang ke Bandung, tapi sudah mampu menarik hati Angkasa, bahkan dia dihukum karena dirinya.'Sebenarnya apa strateginya?' Angelina merasa seluruh wajahnya sudah mati rasa.Dia menatap Tasya dengan penuh benci, ingin rasanya menghancurkan dia melalui sorot matanya!Tasya memandang ke sekitar sekilas, kebetulan matanya bertemu pandang dengan Angelina. Dia tersenyum, senyumnya mengandung ejekan, mengandung kepuasan, dan masih ada satu hal lagi yang tak dimengerti Angelina.Angelina tiba-tiba merasa Tasya sangat berbahaya. 'Apakah dia sengaja?''Bagaimana mungkin? Siapa dia?'Timbul bermacam-macam pikiran dalam benak Angelina. Namun, dia tak menemukan jawabannya.Dia sama sekali tak punya gambaran akan wajah yang asing itu. Angelina melihat dirinya sendiri yang terus mengejar Angkasa selama ena
더 보기
Bab 69
Tasya terkejut. "Kamu melakukan ini hanya agar aku tetap tinggal?""Tentu saja," Angkasa begitu yakin dengan ucapannya."Mengapa?" Begitu pertanyaan ini keluar, barulah Tasya sadar rasanya sedikit tidak tepat, namun dia tak keburu menarik pertanyaannya kembali.Angkasa menggenggam tangannya, lalu berkata. "Kurasa kamu tahu alasannya."Tasya seperti tersengat listrik, rasanya ingin dia menarik kembali tangannya, namun dia tak dapat melakukannya. Tangan Angkasa menggenggamnya begitu erat.Sorot matanya begitu tajam. "Tasya, kamu benar-benar tak ingin mengatakannya padaku?"Matanya begitu menawan, membuatTasya tak berani menatapnya. "Apa yang sedang kamu katakan? Aku tak mengerti. Tuan Angkasa, diantara kita tidak ada apa-apa, kamu yang mengatakan ingin melampiaskannya menggantikanku, saat ini kamu mengatakan hal yang tak jelas asalnya ini, jangan sampai orang lain yang mendengarnya salah paham!""Siapa yang salah paham? Siapa orang itu? Khiar? Diantara kalian ada hubungan apa?" Angkasa
더 보기
Bab 70
Ketika dia telah meninggalkan ruangan barulah Tasya membuka matanya.Matanya mengandung tatapan yang tak dimengerti. Angkasa membuka pintu kamar, didapatinya Ethan sedang berdiri di koridor menunggunya. "Ada masalah?"Ethan buru-buru mengikutinya, lalu berkata pelan. "Tuan Angkasa, aku telah memeriksanya, di hari ketika data perusahaan tersebar, Zayn sepertinya benar-benar ke kantor. Di dalam rekaman kamera pengawas, dan lagi ada orang yang melihatnya, sepertinya ada seorang anak kecil yang masuk ke kantormu, tapi apakah itu Zayn, mereka tidak yakin."Mata Angkasa memicing, sekilas terlihat sinar di dalam matanya. "Antar aku kembali ke rumah.""Ya." Tanpa berkata dua kali, Ethan mengikuti Angkasa kembali ke rumah. ***David sedang sibuk bermain game di kamarnya. Game itu buatan Zayn, dikiranya dirinya tak terlalu bodoh sehingga game itu tidak akan terlalu susah baginya, namun sampai saat ini dia sudah memainkannya dalam waktu yang cukup lama dan belum berhasil juga."Ahhh! Kenapa bis
더 보기
이전
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status