Tasya Ziudith, karena kesalahannya Enam tahun yang lalu, dia harus berjuang demi membesarkan anaknya seorang diri. Angkasa Wijaya, yang telah menjadi suami sah untuknya, meninggalkan dia dan kandungannya demi wanita lain. Enam tahun kemudian, dia kembali dengan anak dan identitasnya yang baru. Apa yang akan terjadi kepada Tasya? Akankah dia membalaskan dendamnya kepada keluarga Wijaya, ataukah mereka akan bersatu kembali dalam ikatan cinta?
View More“Aku harus siap dengan semua resiko ini," sesosok wanita membuka membuka pintu ruang USG dan berjalan masuk ke dalam ruangan dengan hati yang risih.
"Tapi, apa yang akan terjadi jika hari ini aku masih saja tidak mendapatkannya?" lirihnya mengingat rentetan kalimat yang terus berdengung di telinganya.Beberapa menit kemudian, wanita itu keluar dari dalam ruangan USG dengan menggenggam secarik kertas, tangannya yang sedikit gemetar menandakan betapa panik hatinya saat ini.Saat melihat secarik kertas itu, dia merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Ketika Tasya Ziudith menatap hasil pemeriksaan kehamilan, hatinya melonjak kegirangan. 'A-aku hamil?' gumamnya memegang secarik kertas itu dengan kuat di depan dadanya. 'Aku mengandung anak dari Pewaris Keluarga Wijaya!' dengan raut wajah yang penuh rasa senang yang menatap langit-langit koridor rumah sakit. 'Apakah ini mimpi!?' timpalnya kembali melihat secarik kertas itu dengan mata yang memerah.Tasya menghela nafasnya dengan panjang. "Setelah menikah selama lima tahun, akhirnya aku berhasil mengandung anaknya."Dengan hati yang gembira, dia membawa hasil pemeriksaan itu berjalan keluar dari koridor rumah sakit, wanita itu tidak sabar ingin memberitahukan kabar baik ini kepada sang suami. Namun, ketika wanita itu berbelok, dia melihat sesosok bayangan yang tidak asing di dalam ingatannya berlalu dengan cepat.'Angelina Quade?!' Tasya tiba-tiba berhenti dan bersandar di dinding untuk bersembunyi. 'Apa yang dia lakukan di sini?' tatapannya penuh dengan rasa penasaran.Tasya kemudian mengintip kembali langkah kaki Angelina, dan betapa terkejutnya dia saat mendapati seorang pria yang sedang menggandeng wanita itu. Pria itu memapahnya dengan wajah yang terlihat khawatir."Angkasa … terima kasih, kamu tidak perlu khawatir seperti itu," Angelina menatap mata Angkasa Wijaya, sang suami Tasya Ziudith, Angkasa terlihat khawatir dengan kandungan di dalam perutnya saat ini. "Aku baik-baik saja, anak ini akan lahir dengan sempurna," timpalnya mengusap perutnya yang terlihat besar itu.Angkasa yang mendengar ucapan itu merasa sedikit tenang. "Aku harap begitu," namun raut wajahnya tetap terlihat sedikit khawatir. "Tapi, alangkah baiknya kita periksa dulu, anak dalam kandunganmu itu adalah cucu pertama keluarga Wijaya."Angelina tersenyum mendengar ucapan pria itu, Angkasa yang pintar dan ketampanannya, sekaligus pewaris keluarga kaya raya dan juga sangat lembut membuat Angelina merasa bermimpi memiliki seorang pria sepertinya. Tasya yang melihat adegan ini, merasakan sakit yang mendalam menusuk hatinya sedalam-dalamnya."Apa yang sedang kalian lakukan?" suaranya bergema di koridor rumah sakit dengan lantang.Angkasa yang mendengar suara itu mengerutkan keningnya, suara yang sangat familiar di telinganya tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya. Pria itu memalingkan wajahnya menatap sosok wanita cantik yang sedang berdiri menatap rumit ke arahnya. "Tasya? Kenapa kamu …"Sebelum Angakasa selesai mengucapkan kalimatnya, Tasya memotong ucapannya. "Kenapa kalian ada di sini?" suaranya begitu dingin, suhu di sekitar mereka pun terasa ikut turun.Raut wajah Angkasa menegang, kelembutan bak air yang tadi terpancar di matanya itu berubah menjadi merah padam. Melihat sikapnya sebelum dan sesudah, Tasya tak sabar untuk mendesaknya dengan rentetan pertanyaan yang terpampang dengan jelas di kepalanya.Tasya meremas hasil pemeriksaan kandungan di tangannya, jemarinya meremas kertas itu dengan kuat, namun tetap tak bisa menghilangkan rasa sakit di hatinya. Dia dinyatakan Infertilitasi sejak mereka menikah, namun demi memberikan seorang anak bagi Angkasa, selama lima tahun ini dia telah memakan berbagai macam obat, pergi ke berbagai rumah sakit, bahkan beberapa kali hampir membahayakan nyawanya. Namun, dia tak menyangka hari dimana dia dinyatakan hamil, justru mendapati Angelina tengah mengandung anak Angkasa.Melihat Angkasa hanya terdiam, Tasya tersenyum penuh makna. "Kenapa aku di sini?" Suaranya seakan-akan menekan udara di area sekitar. "Angkasa, aku adalah istrimu, saat ini kamu sedang menemani selingkuhanmu memeriksa kandungan, dan kamu masih tidak malu untuk menanyakan kenapa aku di sini?" Pertanyaannya yang menyudutkan itu memancing perhatian orang-orang di sekitar.Tiba-tiba Angelina meringis dengan tatapan yang menyedihkan. "Angkasa, maaf …" ucapnya dengan tatapan wajah yang tertunduk. "Aku telah membawamu ke dalam masalah, kalau saja aku tidak kembali dan tidak memberitahumu keberadaan anak ini, mungkin Tasya tidak akan salah paham. Maaf, semua ini salahku," selesai mengatakannya, Angelina berbalik dan berlari keluar dari rumah sakit.Melihat Angelina yang tiba-tiba berlari, tatapan mata Angkasa menjadi suram. "Ethan, ikuti Angelina, hati-hati dengan kandungannya. Kalau sampai terjadi sesuatu kepadanya, kamu tahu apa yang akan terjadi!" Angkasa memerintahkan asistennya untuk mengejar wanita itu, suaranya terdengar sangat panik.Ethan Daniel yang mendengar titah sang boss langsung segera mengejarnya.Tasya yang melihat kepanikan dari wajah Angkasa merasa sulit bernafas, dia tidak pernah merasakan Angkasa memberikan perhatian seperti itu padanya."Angkasa, bajingan kau!" Tasya mengangkat tangannya dengan kuat.Saat Tasya ingin menampar wajah lembut dan tampan milik Angkasa, tangannya ditahan oleh Angkasa. Tangan pria itu memegang tangan Tasya dengan sangat kuat. Merasakan genggaman yang kuat dari pria itu, Tasya meringis kesakitan."Tasya, lima tahun yang lalu, kamu menggunakan cara licik dan naik ke atas ranjangku, kamu memaksaku untuk mau tak mau untuk menikahimu!" Tatapan mata Angkasa terlihat datar, amarah dari dalam tubuhnya menguar dengan hebat. "Seharusnya, kamu tahu dari pernikahan ini aku tak mungkin memberikan cinta seperti yang kamu inginkan!" ujarnya dengan suara yang mendominasi. "Kuperingati kamu, anak dalam kandungan Angelina sangat berharga, dan itu adalah darah daging keluargaku! Kalau kamu berani melakukan hal buruk padanya, jangan salahkan aku yang tak peduli lagi dengan hubungan kita sebagai suami istri," timpalnya dengan datar, Angkasa menghempaskan tangan Tasya dengan kuat.Tasya yang berdiri tidak stabil akhirnya terjatuh karena itu. "Angkasa, kamu akan menyesali perbuatanmu!"Dengan wajah yang meringis kesakitan, Tasya melemparkan secarik kertas yang dia pegang kepada Angkasa."Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments