All Chapters of Om, I Love You!!: Chapter 51 - Chapter 60
152 Chapters
His Big Days
Prosesi pemberkatan pernikahan sudah berlangsung sejak tadi pagi. Haris dan Vega sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak sejam yang lalu, para tamu sudah memenuhi aula resepsi di sebuah hotel ternama di Jakarta. Haris dan Vega sibuk menyalami dan berfoto dengan tamu-tamu yang sebagian besar tidak Haris kenal. Entah siapa saja mereka..Hendri mengamati adiknya dari jauh, tawa dan senyumnya yang nampak adalah palsu. Entah mengapa akhirnya Haris menyerah untuk menikahi Vega yang sudah bertahun-tahun mengejarnya. Hendri bahkan berpikir adiknya tak seharusnya menikahi wanita seperti Vega yang terlalu agresif. Haris membutuhkan wanita yang bisa mengimbangi sifatnya, bukan wanita yang menggebu-gebu. Karena ketimpangan sifat sudah terbukti membuat rumah tangga orang tuanya tak terselamatkan. Itulah yang kemudian membuat Hendri takut untuk berkomitmen, ia takut gagal. Pandangan Hendri kemudian beralih pada seluruh tamu yang hadir di acara pernikahan mewah adiknya, dan tatapan Hendri
Read more
Addicted
Sejak Brisya mengacuhkannya dulu, Aji tak pernah berani untuk bermimpi muluk muluk. Dan saat pagi ini ia akhirnya terbangun di samping Brisya semua masih terasa seperti mimpi baginya. Aji menatap wajah Brisya yang masih terpejam dengan penuh rasa syukur. Betapa ia menyayangi Brisya melebihi dirinya sendiri dan terbangun seperti ini merupakan mimpinya sejak lama. Aji mendekat ke wajah Brisya dan mengecup keningnya pelan khawatir membangunkannya. Aji ingin mengajak Brisya jalan-jalan hari ini ke manapun yang Brisya mau. Seminggu terbuang percuma hanya karena rasa baper Aji yang keterlaluan. Perlahan Aji menarik tangannya yang terulur di bawah kepala Brisya. Brisya menggeliat dan merenggangkan tubuhnya, ia membuka mata dan melihat Aji sudah terbangun dan tersenyum menatapnya. "Selamat pagi!" sapa Aji sambil mengecup kening Brisya pelan.Brisya mengusap matanya dan membalas senyuman Aji. "Selamat pagi." "Tidurmu nyenyak??" Brisya mengangguk pelan, ia mengulurkan tangannya dan membela
Read more
(No) Honeymoon
Pesta sudah usai, Haris dan Vega mendapat satu kamar suite room untuk bermalam sebagai hadiah dari hotel tempat mereka mengadakan resepsi. Sejak sore, Haris sengaja tidur lebih awal karena tidak mau Vega mengganggunya. Ia bahkan tak membawa baju ganti apapun. Ia tak berminat dan tak akan pernah berniat untuk tidur bersama Vega. Diantara lelapnya, Haris merasa dadanya diraba oleh sesuatu yang dingin. Ia membuka mata cepat, tangan Vega sudah terulur di dadanya. Sontak Haris terbangun dan menepis tangan itu. Ia beranjak duduk dan mengawasi Vega yang sudah berebah di sampingnya dengan hanya memakai lingerie berwarna maroon. Haris berdiri, ia tak suka disentuh oleh siapapun. Vega terbelalak, ia menarik tangan Haris cepat namun Haris kembali menepisnya."Aku setuju menikah dengan kamu, tapi jangan harap aku mau tidur denganmu, Ve!!" cetus Haris emosi.Vega terperangah, ia membetulkan lingerienya yang tersibak dan memamerkan sebagian dadanya. Haris berpaling membuang muka. "Hanya sampai
Read more
Life Goes On
Waktu terus berlalu dengan cepat, sudah 2 minggu Aji dan Brisya berada di Singapura. Terapi Aji sudah mulai menunjukkan peningkatan. Ia sudah tidak memakai sarung tangan khusus lagi. Ia juga sudah mulai bisa menggenggam meski sebentar, menggerakkan tangannya tak membuat Aji merasa kesakitan lagi. Entah karena semangatnya yang besar atau karena terapisnya yang ahli membuat proses pemulihan Aji menjadi cepat. Usai terapi, Aji selalu membawa Brisya jalan-jalan. Entah itu hanya berbelanja di Orchard road atau makan di restoran. Brisya menolak diajak ke Universal Studios karena membuatnya ingat pada Haris. Brisya tak ingin merusak momennya selama berada di Singapura. "Dokter Steven bilang, minggu depan kita sudah boleh pulang, Briy." Brisya menolehi Aji yang asyik melahap ice creamnya."Kamu pasti pengin cepet pulang, kan??" lanjut Aji menahan sedih. Saat ia pulang nanti maka ia pun akan kehilangan Brisya.Brisya tak menyahut, ia membuang muka dan mengawasi orang-orang yang berlalu lala
Read more
Dying
Kembali ke kota kecilnya membuat Haris lega dan sedih dalam waktu bersamaan. Ia lega bisa bebas dari Vega, namun di sisi lain ia jadi selalu teringat dan tak bisa melupakan Brisya selama masih berada di sana. Kesibukannya dengan pekerjaan hanya membuat Haris lupa sejenak, namun saat ia lelah dan terbaring di tempat tidur bayangan Brisya selalu saja nuncul. Betapa Haris sangat merindukannya. Hari ini pekerjaannya sudah di handle oleh Frans, ia pergi menyurve lokasi sejak pagi dan belum kembali hingga siang ini. Vico sedang sibuk me-lay out dan mendesain beberapa pekerjaan yang sudah hampir selesai. Haris naik ke kamarnya dan termenung menatap jalanan yang sepi. Dulu ia terbiasa mengintip Brisya dari jendela ini dan sekarang semua hanya jadi kenangan. Haris memejamkan matanya sedih, bagaimana ia bisa move on bila setiap sudut di ruko ini mengingatkannya pada Brisya. Haris membuka mata saat ia mendengar deruman mesin mobil, ia kenal betul mobil itu milik siapa. Sudah lama Haris tak
Read more
Healing
Bila ada orang yang bersyukur mungkin Aji adalah orang yang paling tepat untuk merasakannya. Namun dibalik rasa syukurnya atas berita tentang pernikahan Haris, Aji pun merasa bersalah pada Brisya.Aji kembali membawa Brisya ke apartemen miliknya. Sepanjang perjalanan Brisya tak bersuara, ia bahkan tak menangis. Aji menjadi khawatir pada keadaan psikisnya. Terlalu banyak peristiwa tak terduga yang terjadi pada Brisya selama sebulan belakangan ini. Setiba di apartemen, Brisya memutuskan untuk mandi dan beristirahat. Brisya kemudian meringkuk di balik selimut, ia lelah setelah melalui perjalanan dari Singapura lalu ke kotanya dan akhirnya kembali ke kota besar. Matanya ingin terpejam namun hatinya seolah tak membiarkan ia terlelap sedikitpun. Hatinya masih terasa sakit oleh kenyataan yang baru saja ia ketahui. Berarti Vega benar-benar hamil?Haris terbukti menidurinya sebelum meniduri Brisya. Betapa rakusnya Haris!! Ia bahkan berlagak sok tak tahu dengan apa yang sudah ia lakukan. Pada
Read more
Leave
Kepergian Brisya hari itu membuat Haris semakin terpuruk. Ia tak lagi bersemangat untuk menjalani hidup. Selama 2 hari ini ia tak keluar dari kamar sama sekali, yang ia lakukan hanya berebah dan meneguk alkoholnya lagi. Tidak ada lagi janji yang harus ia tepati, bukan?? Brisya sudah meninggalkannya jadi janji-janji yang pernah ia ucapkan dulu tak lagi berarti. Entah sudah berapa kali Frans dan Vico mengetuk pintu kamar Haris yang terkunci rapat. Mereka khawatir dengan keadaan Haris yang nampak seperti tumbuhan kering tak tersiram air. Layu. Haris tak tahu bila Hendri sedang menuju ke rumahnya setelah Frans menelefon Hendri tadi pagi. Frans mengkhawatirkan kondisi Haris yang masih mengurung diri dan tak makan apapun sejak kemarin. Ia sering menemukan beberapa botol vodka di tempat sampah dan Frans yakin itu milik bosnya. Sore hari, Hendri sampai di ruko. Ia sudah mendapati Frans dan Vico menunggunya dengan wajah kalut. "Haris masih di kamarnya?" tanya Hendri saat Frans dan Vico mem
Read more
His Plan
Sejak Aji tahu bahwa Haris sudah menikah, ia semakin mantap dan berani untuk melamar Brisya. Tidak ada lagi penghalang baginya. Brisya harus segera ia miliki seutuhnya, ia harus mengikatnya. Beberapa hari ini Aji sengaja meninggalkan Brisya sendiri di apartemen. Ia pamit dan beralasan akan menyelesaikan suatu hal yang penting. Aji mempersiapkan segala sesuatu untuk melamar Brisya dengan bantuan Zunita. Ia ingin momen ini menjadi kenangan yang tak terlupakan. Aji sengaja memilih sebuah cottage untuk tempatnya melamar. Nantinya Aji akan menghias taman belakang cottage sedemikian romantis dan indah untuk Brisya. "Boleh tau kenapa kamu tergila-gila pada Brisya??" Zunita memecah keheningan tiba-tiba.Aji menolehinya dan tersenyum. "Karena cuma dia yang bisa merubahku menjadi lebih baik.""Oh, ya??" Aji menolehi Zunita lagi, lalu kembali fokus dengan kemudinya. "Tumben kamu kepo?" Zunita tak menjawab, ia membuang muka. Sejak pulang dari Singapore entah mengapa perasaan Zunita tiba-tiba
Read more
Leave II
Haris mengawasi kakaknya yang duduk di hadapannya dengan serius. Sepertinya ia sudah membuat kesalahan saat mabuk kemarin. Pipi kakaknya lebam, bibirnya luka sobek. Haris yakin itu karena ulahnya.Hendri pun mengawasi Haris dengan nanar, ia sudah menunggu momen ini sejak semalam, namun Haris bangun keesokan harinya usai ia mabuk. Beruntung Hendri sudah menukar jadwal prakteknya dengan dokter pengganti. Jadi ia lebih leluasa menunggu Haris bangun untuk menginterogasinya. "Jadi siapa gadis itu?"Haris membuang muka keki, ia paham alur pembicaraan kakaknya. "Gadis siapa??" tanya Haris berpura-pura.Hendri tersenyum kecut lalu menyilangkan tangan di dadanya pelan. "Gadis yang sudah membuat kamu jadi kaya gini! Brisya, ya, namanya?"Haris menolehi Hendri kaget, darimana Hendri tahu tentang Brisya? Apa Frans dan Vico memberitahunya?!"Aku mabuk bukan karena dia.""Oh, ya, tapi sepertinya nggak mungkin karena Vega, ya, kan??"Haris tak menyahut, ia tidak suka diinterogasi seperti ini."Ri
Read more
Romantic Dinner
Sudah hampir 3 jam Aji menyetir mobilnya tanpa tujuan. Ia bingung harus ke mana agar bisa melupakan rasa jengkelnya atas perkataan Brisya tadi pagi. Ponsel di saku Aji tiba-tiba bergetar, ada panggilan masuk. Zunita is calling.."Ya, Zun!" sahut Aji sambil memasang airpodnya. "Ini aku on the way menjemput Brisya.""Jangan dulu!""Apa??"Aji menghembuskan nafasnya berat, ia lupa mengabari Zunita."Apa maksudmu dengan jangan dulu? EO sudah mendekor lokasi seperti yang kamu mau!""Bisa ditunda nggak?""Maksudmu??""Aku kayanya nggak jadi melamar Brisya hari ini, bagaimana kalo ditunda dua atau tiga hari lagi??""Kita cuma booking lokasi sampai besok, apa maksudmu dengan menunda sampai dua tiga hari??"Aji mengusap wajahnya kesal."Jangan membuang buang waktu dan uangmu hanya untuk hal yang tidak penting, mami bisa marah kalo tau—""Iya , okey, kamu jemput saja Brisya. Aku tunggu di cottage!"Aji memutuskan sambungan telefon dan memutar balik mobilnya. Semua sudah terlanjur bukan? Kita
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status