Semua Bab Aku Sang Pria Pemuas: Bab 121 - Bab 130

Lily kini tak ragu lagi, dia menolak Kandi menggunakan pengaman. Lily bilang, sebagai calon dokter, Kandi pasti bersih luar dalam dan bebas penyakit.Dan wanita setengah baya ini, kini benar-benar ingin melakukan percintaan sepuasnya tanpa pengaman apapun bersama gigolo muda tampan ini.Kini Kandi-lah yang terkaget-kaget, gaya Lily berubah 180 derajat saat bercinta, Lily lumayan heboh dan liar, padahal penampilan luarnya kalem.Kamar yang luas ini seakan membuat keduanya sedang olahraga saja, Lily makin terpejam dan bersorak gembira, saat melihat ukuran Kandi yang sesuai keinginannya.“Kamu benar-benar mirip mantan kekasihku sayang…si Langga Kasela…!” bisik Lily sambil merem melek menikmati penyatuan yang Kandi lakukan. Dengan berbagai gaya sesuai keinginannya.Kandi kaget juga, lagi-lagi nama Langga Kasela yang di sebut-sebut. Benar-benar pria yang hebat dan bikin semua wanita bertekuk lutut, pikir Kandi kagum juga.Lama-lama Kandi jadi penasaran, ingin suatu saat bertemu lagi dan ng

Begitu sampai di halaman depan hotel bintang 5 ini, Kandi melihat sebuah baliho besar di depan hotel ini. Ucapan HUT Kemerdekaan RI, bergambar…Langga Kasela Sulaimin, di bawahnya tertulis CEO Sulaimin Group.Walaupun terlihat sudah berumur, wajah Langga Kasela di baliho ini terlihat lebih muda, dan pastinya sangat tampan berkharisma.Satpam hotel ini mendekatinya, dan anehnya malah menatap Kandi. “Ini pa Langga yaa..?”“Apa…siapa…bukan pa?” Kandi tergagap juga di sebut begitu.“He-he…maaf, saya bikin bapak eh mas terkaget-kaget…tapi wajah di baliho itu kok mirip kamu mas yaa…lihat deh!” ceplos si satpam ini.“Hanya mirip saja kok pa…saya mah bukan siapa-siapa!” Kandi langsung merendah.“Benaran lo mas, andai ada lomba mirip pa Langga, pasti mas ini pemenangnya, mana badan mas jangkung dan kokoh lagi. Pa Langga itu juga jangkung dan atletis loh, saya sering liat beliau saat ada acara di hotel ini!” si satpam ini agaknya masih penasaran.Tiba-tiba ada mobil mewah datang, yang bikin Lang

Kandi terdiam sejenak di depan lift, tawaran tiba-tiba dari Ryana membuatnya bimbang. “Kita lanjutin obrolan di kamarku Kandi…!” Ryana seakan netralisir suasana.Kandi akhirnya mengangguk, dimata Ryana, memandang sikap Kandi ini sebagai lelaki sopan dan bermartabat, yang tak mau memanfaatkan kesempatan.Tapi di hati Kandi beda, dia berpendapat perlu minta nasehat dari wanita cantik ini. Tentang cara mencari jati diri ayah kandungnya. Tak ada pikiran aneh-aneh dalam hatinya, apalagi memanfaatkan kesempatan.Type kamar Ryana presiden suite sehingga luas dan ada mini bar yang lengkap dengan meja dan kursinya. Sedangkan kamar Kandi hanya deluxe.Ryana permisi sebentar ke kamarnya, untuk bersalin pakaian, Kandi berjalan ke balkon dan menatap sungai Martapura di malam hari yang terlihat mulai sepi.Kandi teringat masa kecilnya yang suka naik perahu di Sungai Mahakam, ketika masih kecil dan berada di Kalimantan Timur.Kandi kecil selalu mengail ikan buat lauk makan dirinya dan ibu angkatnya,

Dengan uang yang luar biasa dari Lily Rudino, Kandi pun memutuskan tidak lagi memperpanjang sewa apartemennya. Tapi membeli sebuah rumah yang berada di sebuah komplek kelas menengah atas, dengan harga hampir 3 miliaran.Kandi tak sreg tinggal di apartemen, dia sebenarnya anak rumahan! Merasa lebih tenang dan nyaman tinggal di rumah daripada apartemen.Rumah di Jakarta Barat ini dia beli setelah sempat di diami pemilik lama selama satu tahunan, dan Kandi tinggal menempati. Karena pembelian ini sudah lengkap dengan perabotan rumahnya.Walaupun hanyan berukuran 10X16 meteran, namun rumah bertingkat dua ini di desain sangat modern dan mewah, sesuai dengan perkembangan jaman.Kandi bertekad akan meninggalkan masalalunya yang kelam, sebagai pria pemuas bagi wanita-wanita kesepian.“Aku harus memulai hidup baru…bersama Ryana.” pikir Kandi. Pemuda ini sengaja belum memberi tahu Ryana, dia ingin memberi kejutan buat kekasihnya ini.Kandi sudah menemukan sosok wanita dewasa dan pengertian dalam

Besoknya, Kandi kini kembali ke perumahan kelas menengah di mana dulu ibunya tinggal, tapi rumah tersebut di jual kerabatnya dulu. Tak lama setelah ibu dan kakaknya tewas kecelakaan.Namun kembali Kandi harus kecewa, ternyata warga di perumahan ini nafsi-nafsi warganya, tak tahu soal pribadi para penghuni lainnya.Bahkan tak ada warga yang tahu, di mana dulu ibundanya tinggal, sebelum membeli rumah mewah tersebut.“Apa aku harus berkunjung ke rumah Om Iyan Suherman…?”Kandi akhirnya benar-benar menuju ke alamat paman kakaknya ini. Selama di Bagoya Kandi sengaja sewa mobil jenis SUV secara bulanan, agar tak pusing kemana-mana cari taksi.Saking mumet pikiran-nya, Kandi jadi tak konsen nyiter, pas di lampu merah, brakkkk…!Kaget bukan main pemuda ini, mobilnya menyerembet sebuah mobil jenis hatback, yang tiba-tiba nyelonong dan ingin berada di depan mobilnya.“Haduehh kenapa ni mobil nongol tiba-tiba,” Kandi lalu keluar dari mobilnya dan bermaksud ngecek kerusakan akibat serempetan tadi