Semua Bab Aku Sang Pria Pemuas: Bab 21 - Bab 30
478 Bab
Bab 21: Berusaha Jadi Lelaki Pemberani
“Karena…aku benci papa tiriku!” suara Imel terlihat mengeras, seperti menyimpan sebuah kemarahan yang di tahan-tahan.“Kenapa kamu benci Mel…?” Langga aneh sendiri dan makin penasaran dengan kondisi keluarga mendiang papa kandungnya ini.“Papa tiriku…ingin kuasai harta kakek dan Mama kini makin tenggelam dengan rencana jahat papa tiriku itu. Aku juga takut Bang…!” sahut Imel tanpa tedeng aling-aling.“Takut kenapa Mel..?” desak Langga.“Dia…sudah dua kali lakukan pelecehan terhadapku!” ceplos Imel blak-blakan. Langga terhenyak dan kini menatap seakan tak percaya dengan pendengarannya.“Bang…aku ingin lari dari rumah, tapi…aku kasian dengan kakek, beliau stroke dan lemah. Selama ini yang selalu menjaganya selain perawat, Imel lah yang saban hari menemani kakek, kalau Imel nggak sekolah!”Kini mereka sama-sama terdiam. Tiba-tiba Andina datang dan langsung menggelayut ke Langga, Imel kaget dan menatap gadis kecil cantik ini.“Siapa dia…apakah anak kamu Bang?”“Dia Andina, anak angkatku,
Baca selengkapnya
Bab 22: Hidup Ini Keras Bung!
“Jamin dan Parlan di keroyok anggota geng Timur, mereka luka-luka parah!” Joko datang dengan nafas ngos-ngosan. Suasana latihan ditempat Bang Solehun langsung geger.Langga yang lagi aseek meninju karung pasir, ikutan kaget, 20 an orang anak buah Bang Solehun pun bergegas mengambil golok dan mereka langsung ke tempat yang disebut Joko tadi.Setelah memasang celana jeansnya, Langga otomatis ikut ke mana mereka jalan. Tapi karena dia tak punya senjata, Langga hanya ikut saja kemana rekan-rekannya ini menuju. Langga melongo, saat 20 an orang ini bentrok dengan preman lain, yang jumlahnya 23 orang, perang antar preman tak terelakan di kawasan ini.Warga-warga otomatis berhamburan menyelamatkan diri. Perkelahian ini sangat brutal, karena sama-sama gunakan senjata tajam.Bahkan ini lebih ngeri dari tawuran antar pelajar. Karena para preman ini tidak ada yang mengalah dan sama-sana ngotot ingin kalahkan lawan, hidup atau mati.Teriakan dan sumpah serapah, serta bunyi beradunya senjata taja
Baca selengkapnya
Bab 23: Kontrak Tak Biasa, Hamili Seorang Klien
Langga menatap Aci, mantan Sekretaris Mami Ela. Kontrak 5 miliar terpampang di depannya. Satu bulan setelah perkelahian berdarah, antara anak buah Bang Solehun dan Thomas“Bagaimana Langga…apakah kamu menerima tawaran ini?” Aci kembali menatap wajah pemuda tampan ini.“Apakah tak ada bekas anak buah Mami Ela yang mau Aci..?”Langga masih ragu menerima tawaran fantastis ini.“Langga, dari 15 orang yang aku sodorkan. Kamulah yang dipilih dan mereka siap membayar kamu 5 miliar dan bonus 2 miliar. Untuk bersama selama…2 bulan sampai istrinya hamil…kapan lagi dapat rejeki ginian…udah dapat enak, bonusnya gede lagi!” canda Aci. “Bagaimana dengan anak angkatku…Andina?” sahut Langga cepat, dia ingat bakal ninggalkan si bocil cantik ini selama 2 bulan.“Sementara biar Andina denganku. Kan Astrid temanku juga…percayalah denganku...aku bukan Tante Erna lohh…hi-hi-hi!” Aci kembali goyun sambil menyakinkan Langga, lalu menatap wajah pria ini.Bagi Aci, kalau Langga menerima tawaran menggiurkan ini
Baca selengkapnya
Bab 24: Es Itu Mulai Mencair..!
Barwan mengisahkan, rencana ‘gila’ mereka ini sudah sejak setahun yang lalu mereka rencanakan berdua.Namun setiap lelaki yang disodorkan, mulai dari artis, model, hingga pemuda dari luar negeri alias bule, juga dari Arab, gagal menyakinkan hati Riesa.Riesa langsung menolaknya, dengan berbagai alasan. “Kadang Riesa takut kalau bocor soal ini. Lalu takut berdosa dan yang paling dia takutkan lagi. Kalau-kalau kelak dia hamil, si pria yang menghamilinya kelak menuntut dirinya…macam-macamlah ketakutannya!”Namun semua berubah, saat melihat foto Langga, Riesa melunak. Apalagi setelah mereka bertemu Aci. Dan mantan Sekretaris Mami Ela membeberkan kalau Langga lelaki yang cuek, dingin dan kadang sangat misterius.Utamanya lagi, Langga sangat pemilih kalau menerima klien.Cocok sekali dengan keinginan Riesa, di tambah lagi wajah Langga yang bak pinang di belah dua dengan Nicolas Saputra, salah satu artis idolanya. “Langga adalah pria unik yang selama ini kami kenal. Dan juga sangat pandai
Baca selengkapnya
Bab 25: Fakta Mengejutkan Dibalik Rumah Tangga Barwan-Riesa
Sambil menunggu Barwan pulang, Langga membantu Riesa memasak di dapur, keduanya kini aseek bercanda di dapur mewah ini.Tak disangka Riesa ternyata humble dan nyambung diajak bicara. Beda 180 derajat dibandingkan sejak di Bandara Soetta dan semingguan ini.Namun, Langga sedapat mungkin belum mau menyinggung kapan ia melaksanakan kontrak itu.“Ajaklah Riesa bicara pelan-pelan…jangan langsung tembak, yang ada Riesa malah eneg lalu kehilangan mood dan gagallah rencana kita. Biarkan dia akrab secara alami dengan kamu..!” itulah pesan Barwan sebelumnya pada Langga.“Langga…kamu benaran belum punya pacar atau kekasih?” Riesa kini memandang wajah Langga yang konsen menatap masakan yang di goreng di dapur listrik ini.“Dulu…iya…sekarang...jomblo!” Langga menoleh ke samping dan melihat Riesa tersenyum, Langga pun ikutan tersenyum.“Boleh aku tanya yang agak pribadi nggak?”“Boleh Bu Riesa…silahkan?’ Langga sesekali mengaduk masakan di panci itu.“Sebelumnya…jangan lagi panggil ibu ya, langsung
Baca selengkapnya
Bab 26: Terbawa Perasaan
Langga kembali menggendong Riesa di punggungnya untuk menuju kembali ke mobil, Riesa seolah menemukan Barwan dalam diri Langga. Dan dia kini tak segan lagi memeluk erat tubuh kokoh Langga.Walaupun belum malam, baru sore. Tapi cuaca sudah mulai gelap. Es tipis-tipis mulai turun, tanda musim salju segera datang.Langga terpaksa hati-hati membawa mobil, karena jalanan mulai licin, saat di lampu merah, keduanya saling berpandangan.Langga menarik dagu Riesa dan mengecupnya pelan. Saat Langga ingin menarik wajahnya, Riesa malah menahan dan untuk sesaat mereka saling memagut.Tetttt…suara klakson nyaring di belakang mobil sedan mewah mereka mengagetkan keduanya. Lampu sudah menyala hijau, Riesa dan Langga akhirnya tertawa dan melanjutkan perjalanan. Sampai di apartemen, Riesa dengan manja ingin di masakin telor mata sapi dan juga ikan salmon yang di kukus.Langga dengan sabar meladeni keinginan Riesa. Riesa duduk di dapur sambil menonton Langga memasak, sesekali dia mengecup bibir Langg
Baca selengkapnya
Bab 27: Ketika Cinta Tak Bisa Diukur Uang
Barwan memeluk erat tubuh Riesa, kebahagian terpancar di wajah pria tampan ini, Langga yang berdiri di samping suami istri ini, ikut tersenyum melihat kebahagian pasangan ini.Tak ada yang tahu…hatinya tengah meringis…! Diam-diam…untuk pertama kalinya, Langga jatuh cinta pada kliennya. Cinta yang tulus dan dari hati!Tapi…melihat Barwan dan Riesa berpelukan mesra saat ini, Langga langsung sadar siapa dirinya. “Selamat yaa…!” Langga menunjukan jiwa besar sambil memeluk Barwan, saat akan memeluk Riesa, Langga menatap Barwan.Pria tampan ini mengangguk dan barulah Langga memeluk Riesa. “Thanks…kamu pria baik, yang tak bakal aku lupakan seumur hidupku!” bisik Riesa.Tanpa buang waktu lagi, hari ini juga Barwan menelpon sekretarisnya di Jakarta, untuk dipesankan pesawat. Mereka akan pulang ke Jakarta pada keesokan harinya.Langga kini hanya bisa berdiri termenung di balkon kamar apartemen, tugasnya selesai. Hasilnya cespleng, Riesa positif hamil selama 3 minggu.Tok..tok…masuklah Barwan
Baca selengkapnya
Bab 28: Warisan Berdarah
Langga langsung menuju ke sebuah rumah sakit swasta di pusat kota Banjarmasin, sesuai petunjuk Imel. Setelah lapor dengan penjaga, Langga pun naik ke lantai 3 di ruangan VVIP.Namun saat akan masuk ke kamar itu, Langga menahan kakinya, di dalam kamar terlihat Imel, ibunya Liana Sulaimin dan seorang pria separu baya yang tak dia kenal.Langga berlindung di balik pintu sambil menatap kamar ini, di balik kaca, terlihat seorang kakek tua yang di pasangi mulutnya dengan alat bantu pernafasan.Tak lama keluarlah Liana Sulaimin, wajahnya terlihat kesal dan dia sepertinya bergegas pergi dari sana. Saat membuka pintu, Langga membalikan badannya, agar tak di kenali Liana.Langga masih ingat, beberapa waktu lalu wanita ini mengusirnya dengan kasar. Bahkan mengejek mendiang ibunya, juga ayah kandungnya.Wanita setengah baya yang terlihat cantik berkat perawatan mahal ini, terlihat membawa sebuah berkas.Setelah masuk lift untuk turun ke bawah, barulah Langga mengetuk pintu itu dan Imel serta pria
Baca selengkapnya
Bab 29: Langga Tolak Ambil Warisan!
“Pa Darmadi…saya menolak warisan kakek itu…harusnya semuanya…diberikan ke Imel saja. Dialah yang selama ini memelihara kakek, bukan aku…!” cetus Langga. Darmadi melongo, hampir tak percaya dengan pendengarannya.Gile bener ni orang, harta warisan 7 triliun di tolak. Angka 7 triliun itu bukan angka yang sedikit, 7 turunan juga tak habis, asal di kelola dengan baik. Batin Darmadi tak habis pikir“Mas Langga, tolong pikirkan lagi. Ini peninggalan kakek kamu sendiri, sudah di notariskan, sah di mata hukum. Tak ada yang bisa menggugat, juga ada rekaman videonya segala, so…kenapa malah menolak?”Langga tetap menggelengkan kepala, dia bahkan berkata tak akan menambahkan nama Sulaimin di belakang namanya. Cukup Langga Kasela saja!Darmadi sampai lama terdiam, habis pikir dengan penolakan pemuda tampan ini. Padahal sebelumnya Langga bercerita. Dia saat ini lagi ‘menganggur’ dan butuh biaya untuk kuliah semester akhir.Darmadi akhirnya dapat ide. “Mas…baiklah, aku hargai penolakan Mas itu! Begi
Baca selengkapnya
Bab 30: Langga kaget Bertemu Mama Sambung Riesa, Ternyata..?
Riesa sengaja tak langsung menjawab, dia malah cerita lama kehilangan kontak dengan Langga. Pemuda ini pun terdiam saja dan mendengarkan Riesa berkeluh kesah.“Aku bingung kemana mencari kamu, setelah kamu ganti nomor ponsel. Aku sengaja tak mau menemui Aci. Karena khawatir soal kehamilan ini akan menjadi masalah kelak. Dulu itu, Aci hanya berhubungan dengan mendiang suamiku itu. Dia tak pernah lihat wajahku!” kisah Riesa sendu, sambil mengelap hidungnya yang berair, teringat kematian Barwan.Tanpa sadar Langga menarik tangan Riesa dan minta maaf, karena sengaja mengganti nomor ponsel, tanpa memberi wanita jelita ini.“Riesa…aku sengaja…karena ingin memulai hidup baru dan meninggalkan masalaluku yang kelam…!” sahut Langga lirih.Keduanya kini terdiam, entah kenapa mata mereka sama-sama menatap Andina yang lahap sekali makan dan tertawa-tawa dicandai Diman.“Anak angkat kamu itu cantik sekali…andai kamu ikhlaskan. Pingin ku ambil dia sebagai anak angkatku!” ceplos Riesa.Langga terseny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
48
DMCA.com Protection Status