Semua Bab Bangkitnya Menantu Tertindas: Bab 11 - Bab 20
275 Bab
Bab 11 - 1 Triliun
"E-mail itu...bukan kah e-mail itu hanya spam? E-mail itu hanya mau mengerjai saya saja?" Tanya Aliando sambil tergelak. "Tidak, Tuan Muda. E-mail itu beneran dikirimkan dan ditunjukan untuk Tuan Muda. Tuan Besar Arya lah yang mengirimkannya secara langsung." Aliando tersentak lagi, terdiam, mencoba mencerna perkataan Pak Irawan barusan. Jadi, e-mail itu bukan spam? Pantas saja. E-mail itu sempat masuk kembali secara berulang-ulang, karena kesal, akhirnya Aliando tak mengubrisnya sama sekali. Mengabaikannya. Sebentar...jadi si pengirim e-mail itu adalah Tuan Besar Aryaprasaja?Astaga. Aliando sampai tidak menyadari si pengirim e-mail tersebut.Kemudian, Aliando mencoba membandingkan isi e-mail itu dengan penjelasan Pak Irawan barusan, seketika itu, bulu kuduknya pun berdiri. "Enggak...ini enggak mungkin...ini...ini enggak mungkin..." Aliando geleng-geleng kepala. Itu masih terdengar tak masuk akal baginya.Bagimana mungkin jika dia adalah putranya Tuan Besar Aryaprasaja? Pewar
Baca selengkapnya
Bab 12 - Kedatangan Alex
Pukul tujuh malam, Aliando baru pulang ke rumah Nadine dengan banyak melamun di jalan tadi. Tentu saja dia masih memikirkan apa yang terjadi hari ini, mencoba mempercayai bahwa dirinya adalah anak dari seorang konglomerat paling terkenal di Jakarta.Ayahnya cerita banyak soal masa lalunya. Juga dirinya yang nanya-nanya karena penasaran. Kejadian itu mirip seperti di film dan novel. Aliando benar-benar tak menyangka jika akan terjadi di kehidupan nyata. Terjadi pada dirinya pula. Kalau hal itu memang benar. Maka, apa jadinya jika Nadine tahu? Kedua mertuanya? Keluarganya? Aliando mendadak ingin menunjukannya kepada mereka dan tentu saja ingin membalas hinaan, cacian dan makian yang dia terima selama hidup menumpang di rumah keluarga istrinya. Aliando mengerutkan kening, melihat mobil porsce terparkir di halaman rumah, setelah dia turun dari motor. Aliando merasa seperti tak asing dengan mobil itu.Beberapa detik kemudian, kedua mata Aliando langsung melebar setelah ingat siapa
Baca selengkapnya
Bab 13 - Mengecek ATM
Luka-luka Pak Damar baru saja selesai diobati oleh dokter dan suster di rumah sakit terdekat. Al duduk di kursi di samping ranjang sang Ayah.Al langsung membawa Ayahnya ke sini setibanya di rumah kontrakan. Namun Al agak bingung dengan biaya pengobatan sang Ayah. Saat ini dia benar-benar tidak punya uang banyak. "Ayah kira...kau sudah tidak mau menemui Ayah lagi, Al...kau sudah tidak mau pulang lagi. Makasih, Al. Karna kamu udah mau pulang dan nolong Ayah." Ucap Pak Damar. "Ayah ngomong apa sih. Jangan ngomong gitu! Al tidak suka! Itu sudah jadi kewajibanku sebagai seorang anak, Yah!"Lengang sejenak di ruangan itu. "Kejadiannya bagimana, Yah? Kenapa Ayah sampai didatangi preman dari tempat Ayah berjudi? Apa Ayah punya masalah sama mereka?!" Tanya Aliando. Baru teringat hal itu. Mengganti topik. "Sebenarnya Ayah masih punya hutang di tempat Ayah judi, Al. Ayah belum bisa membayarnya, makanya, mereka datang dan memukuli, Ayah." Jelas Pak Damar dengan suara lemah. Aliando ter
Baca selengkapnya
Bab 14 - Kejadian Di Bank Royal
Aliando agak terkejut, tak menyangka akan mendapat perlakukan seperti itu dari petugas keamanan.Apakah hal itu disebabkan oleh penampilannya? "Beneran, Pak. Saya tidak berbohong. Saya beneran mau bertemu dengan Pak Joseph!" Aliando bersikeras. "Udah-udah, mending kamu pergi aja dari sini! Pak Joseph tidak mungkin punya tamu seperti kamu!" Petugas keamanan itu langsung mengusir Aliando. Namun Aliando tidak mengindahkannya, tetap ngotot ingin bertemu dengan Pak Joseph. Alhasil, petugas keamanan itu sampai mendorong tubuh Aliando supaya mau pergi. Tiba-tiba datang salah satu pegawai bank yang berjalan menghampiri mereka. "Ini kenapa bisa ada berandalan masuk ke sini sih?!" Seru seorang pegawai bank yang mengenakan busana formal ketat. Berdiri diantara mereka berdua. Tentu saja yang dimaksud dengan berandalan adalah Aliando. Kemudian, petugas keamanan itu menjelaskan kepentingan Aliando datang ke bank ini. Pegawai Bank bernama Fara itu lalu mengamati penampilan Aliando dari bawa
Baca selengkapnya
Bab 15 - Anak Pemilik Bank Royal
Semua orang tersentak kaget saat melihat General Manager Bank itu menundukan badan kepada pria yang baru saja dihina-hina dan diusir itu. Sebenarnya siapakah pria yang baru saja dihina-hina itu? Kenapa sikap Pak Joseph sangat sopan padanya?Sudah pasti pria itu bukan orang sembarangan. Apalagi dia adalah pemegang kartu jenis platinum dan memiliki uang 1 triliun di dalam kartunya! "Anda...Tuan Muda Aliando?" Tanya Pak Joseph dengan bibir dan suara bergetar. "Benar sekali, Pak." Jawab Aliando.Pak Joseph ternganga sebelum kemudian buru-buru menundukan badannya lagi. "Anda yang bernama Pak Joseph?" Aliando balik bertanya. "Benar sekali, Tuan Muda." Jawab Pak Joseph. Sementara Fara dan petugas keamanan yang tadi menghina dan mengusir Aliando kini tengah menundukan kepala dalam-dalam. Tubuh mereka berdua tengah bergetar hebat. Seketika Pak Joseph teringat jika katanya Tuan Muda baru saja dihina-hina dan diusir, setelah mengetahui siapa yang melakukan hal itu, Pak Joseph langsung
Baca selengkapnya
Bab 16 - Mendatangi Kediaman Pak Harry
Aliando menghela nafas pelan, dia belum pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya. Dulu, malahan dirinya yang berada di bawah, dihina, direndahkan dan diinjak-injak bagikan seonggok sampah. Roda kehidupan memang berputar. Ada kalanya seseorang berada di bawah dan ada kalanya berada di atas. Dulu hidupnya menderita dan mengenaskan, berada di bawah, namun sekarang posisinya terbalik, telah berubah, dia sudah berada di atas, dia berubah menjadi sosok yang punya uang dan kekuasaan. Bukannya orang-orang akan tunduk pada seseorang yang mempunyai uang dan kekuasaan? Aliando kembali menghela nafas pelan sebelum kemudian berkata. Menatap dua orang yang kini sedang meminta belas kasih darinya. "Baik lah. Aku tidak akan memecat kalian berdua." Tepat setelah Aliando mengucapkan kalimat itu, dua orang itu langsung mengangkat muka, membulatkan mata. Aliando mengalihkan pandangan kepada Pak Joseph yang berdiri di hadapannya. "Pak Joseph...jangan pecat mereka...beri mereka kesempatan sek
Baca selengkapnya
Bab 17 - Membalaskan
"Mau apa kau ingin ketemu sama mereka? Kau mau menghajarnya karna udah buat Ayahmu terluka?" Lelaki itu bertanya. Setengah meledek Aliando."Iya. Aku akan menghajar mereka sampai babak belur! Aku akan menghabisi mereka! Membalaskan perbuatan mereka karna udah buat Ayahku masuk rumah sakit!" Jawab Aliando dengan tegas. Ucapan Aliando barusan tak ayal membuat lelaki itu malah tertawa."Eh, kau yang akan habis di sini! Kau enggak tau ya? Kau itu lagi masuk ke kandang macan saat ini. Dan sebentar lagi, kau akan diterkam macan. Dan...kau itu enggak akan bisa keluar dari sini...kok...mau sok-sok an menghajar kami...paling-paling baru ditonjok aja, udah langsung tepar. Mimisan. Haha." Lelaki itu tertawa lagi. Meremehkan Aliando yang dikira tidak bisa berkelahi. Apalagi jumlah anak buah yang ada di markas Bossnya banyak. Sudah pasti Aliando yang akan babak belur. Aliando megertakan giginya, geram mendengar penghinaan lelaki itu. Kita tunggu saja nanti. Siapa yang akan menang. Aku benar-ben
Baca selengkapnya
Bab 18 - Tawaran
Aliando heran karena dia malah mendapat tawaran untuk bekerja pada Pak Harry, menjadi petarung di club judi miliknya dengan iming-iming semua hutang Ayahnya akan lunas.Mungkin jika dia belum jadi orang kaya sekarang, belum mengetahui identitasnya sebagai putra dari salah satu keluarga konglomerat di Jakarta, dia akan menerima tawaran itu.Dan mungkin saja dia tidak akan sampai senekat ini mendatangi kediaman Pak Harry. Tapi sekarang dia sudah percaya jika dia adalah putra dari Tuan Arya. Dia juga telah membawa uang 100 juta untuk melunasi semua hutang Ayahnya.Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti lagi. "Maaf...saya tidak berminat sama sekali. Dan saya tidak mau menerima tawaran itu karna kedatangan saya ke sini, kedatangan saya menemui Anda, karena saya mau membayar semua hutang Ayah saya dengan lunas!" Jawab Aliando setelah terdiam sebentar. Pak Harry malah tergelak setelah mendengar ucapan Aliando barusan, kemudian malah ketawa. Pak Harry mengetahui kondisi ekonomi keluarga m
Baca selengkapnya
Bab - Nadine Mulai Perhatian
Setelah dari rumah Pak Harry, Aliando bersama bodyguard kembali ke rumah sakit. Di sana, Pak Irawan menyinggung soal ; apakah dirinya sudah siap bertemu dengan Ayah kandungnya? Tuan Besar Aryaprasaja? Namun Aliando menjawab jika dia butuh waktu untuk dapat mencerna semuanya, dia belum sepenuhnya siap kalau harus bertemu dengan Ayah kandungnya sekarang. Pak Irawan mengerti akan hal itu. Tidak memaksa Aliando. Menunggu sampai Aliando benar-benar telah siap. Sementara Pak Damar harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan. Supaya lukanya cepat mengering dan sembuh. Pak Damar sempat memaksa ingin pulang. Bilang, dia baik-baik saja. Tidak perlu dirawat. Namun Aliando tidak memperbolehkannya, akhirnya Pak Damar pun menurut."Dari mana saja kamu, Al?!" Tanya Nadine sambil melipat tangan di depan dada. "Habis dari rumah Ayah." Jawab Aliando. Berdiri di hadapan Nadine yang kira-kira berjarak sekitar satu meter. Nadine memicingkan pandangan. "Ngapain?" Tanyanya. "Nengok
Baca selengkapnya
Bab 20 - Tunggu Saja!
"Lalu, apakah...kamu tertarik dengan Alex?" Tanya Aliando. Mengganti topik.Nadine mengatupkan rahang, berfikir."Enggak tau kenapa ya...kok aku enggak tertarik sama dia." Jawab Nadine.Aliando tersenyum. Itu jawaban yang dia harapkan. Tiba-tiba Aliando tersentak, dia seperti teringat sesuatu, buru-buru mengeluarkan amplop berwarna cokelat cerah dari balik saku jaketnya, lantas memberikannya kepada Nadine."Aku mau mengembalikan uang 30 juta yang aku pinjam sama kamu, Nad."Nadine memandangi amplop itu dengan kening berkerut, tidak kunjung menerimanya, melepas lipatan tangan di depan dada, kemudian terdiam untuk beberapa saat."Kamu dapat uang itu dari mana?! Kenapa cepet banget?!" Tanya Nadine bingung sambil menerima amplop tersebut."Dari teman aku.""Kamu minjam uang sama teman kamu?!""Enggak. Sebenarnya aku sudah dapat pekerjaan baru. Aku bekerja padanya. Kebetulan, dia adalah teman baikku. Dan...itu adalah gajiku yang diberikan diawal." Nadine mangguk-mangguk. Percaya saja.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
28
DMCA.com Protection Status