Semua orang tersentak kaget saat melihat General Manager Bank itu menundukan badan kepada pria yang baru saja dihina-hina dan diusir itu. Sebenarnya siapakah pria yang baru saja dihina-hina itu? Kenapa sikap Pak Joseph sangat sopan padanya?Sudah pasti pria itu bukan orang sembarangan. Apalagi dia adalah pemegang kartu jenis platinum dan memiliki uang 1 triliun di dalam kartunya! "Anda...Tuan Muda Aliando?" Tanya Pak Joseph dengan bibir dan suara bergetar. "Benar sekali, Pak." Jawab Aliando.Pak Joseph ternganga sebelum kemudian buru-buru menundukan badannya lagi. "Anda yang bernama Pak Joseph?" Aliando balik bertanya. "Benar sekali, Tuan Muda." Jawab Pak Joseph. Sementara Fara dan petugas keamanan yang tadi menghina dan mengusir Aliando kini tengah menundukan kepala dalam-dalam. Tubuh mereka berdua tengah bergetar hebat. Seketika Pak Joseph teringat jika katanya Tuan Muda baru saja dihina-hina dan diusir, setelah mengetahui siapa yang melakukan hal itu, Pak Joseph langsung
Aliando menghela nafas pelan, dia belum pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya. Dulu, malahan dirinya yang berada di bawah, dihina, direndahkan dan diinjak-injak bagikan seonggok sampah. Roda kehidupan memang berputar. Ada kalanya seseorang berada di bawah dan ada kalanya berada di atas. Dulu hidupnya menderita dan mengenaskan, berada di bawah, namun sekarang posisinya terbalik, telah berubah, dia sudah berada di atas, dia berubah menjadi sosok yang punya uang dan kekuasaan. Bukannya orang-orang akan tunduk pada seseorang yang mempunyai uang dan kekuasaan? Aliando kembali menghela nafas pelan sebelum kemudian berkata. Menatap dua orang yang kini sedang meminta belas kasih darinya. "Baik lah. Aku tidak akan memecat kalian berdua." Tepat setelah Aliando mengucapkan kalimat itu, dua orang itu langsung mengangkat muka, membulatkan mata. Aliando mengalihkan pandangan kepada Pak Joseph yang berdiri di hadapannya. "Pak Joseph...jangan pecat mereka...beri mereka kesempatan sek
"Mau apa kau ingin ketemu sama mereka? Kau mau menghajarnya karna udah buat Ayahmu terluka?" Lelaki itu bertanya. Setengah meledek Aliando."Iya. Aku akan menghajar mereka sampai babak belur! Aku akan menghabisi mereka! Membalaskan perbuatan mereka karna udah buat Ayahku masuk rumah sakit!" Jawab Aliando dengan tegas. Ucapan Aliando barusan tak ayal membuat lelaki itu malah tertawa."Eh, kau yang akan habis di sini! Kau enggak tau ya? Kau itu lagi masuk ke kandang macan saat ini. Dan sebentar lagi, kau akan diterkam macan. Dan...kau itu enggak akan bisa keluar dari sini...kok...mau sok-sok an menghajar kami...paling-paling baru ditonjok aja, udah langsung tepar. Mimisan. Haha." Lelaki itu tertawa lagi. Meremehkan Aliando yang dikira tidak bisa berkelahi. Apalagi jumlah anak buah yang ada di markas Bossnya banyak. Sudah pasti Aliando yang akan babak belur. Aliando megertakan giginya, geram mendengar penghinaan lelaki itu. Kita tunggu saja nanti. Siapa yang akan menang. Aku benar-ben
Aliando heran karena dia malah mendapat tawaran untuk bekerja pada Pak Harry, menjadi petarung di club judi miliknya dengan iming-iming semua hutang Ayahnya akan lunas.Mungkin jika dia belum jadi orang kaya sekarang, belum mengetahui identitasnya sebagai putra dari salah satu keluarga konglomerat di Jakarta, dia akan menerima tawaran itu.Dan mungkin saja dia tidak akan sampai senekat ini mendatangi kediaman Pak Harry. Tapi sekarang dia sudah percaya jika dia adalah putra dari Tuan Arya. Dia juga telah membawa uang 100 juta untuk melunasi semua hutang Ayahnya.Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti lagi. "Maaf...saya tidak berminat sama sekali. Dan saya tidak mau menerima tawaran itu karna kedatangan saya ke sini, kedatangan saya menemui Anda, karena saya mau membayar semua hutang Ayah saya dengan lunas!" Jawab Aliando setelah terdiam sebentar. Pak Harry malah tergelak setelah mendengar ucapan Aliando barusan, kemudian malah ketawa. Pak Harry mengetahui kondisi ekonomi keluarga m
Setelah dari rumah Pak Harry, Aliando bersama bodyguard kembali ke rumah sakit. Di sana, Pak Irawan menyinggung soal ; apakah dirinya sudah siap bertemu dengan Ayah kandungnya? Tuan Besar Aryaprasaja? Namun Aliando menjawab jika dia butuh waktu untuk dapat mencerna semuanya, dia belum sepenuhnya siap kalau harus bertemu dengan Ayah kandungnya sekarang. Pak Irawan mengerti akan hal itu. Tidak memaksa Aliando. Menunggu sampai Aliando benar-benar telah siap. Sementara Pak Damar harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan. Supaya lukanya cepat mengering dan sembuh. Pak Damar sempat memaksa ingin pulang. Bilang, dia baik-baik saja. Tidak perlu dirawat. Namun Aliando tidak memperbolehkannya, akhirnya Pak Damar pun menurut."Dari mana saja kamu, Al?!" Tanya Nadine sambil melipat tangan di depan dada. "Habis dari rumah Ayah." Jawab Aliando. Berdiri di hadapan Nadine yang kira-kira berjarak sekitar satu meter. Nadine memicingkan pandangan. "Ngapain?" Tanyanya. "Nengok
"Lalu, apakah...kamu tertarik dengan Alex?" Tanya Aliando. Mengganti topik.Nadine mengatupkan rahang, berfikir."Enggak tau kenapa ya...kok aku enggak tertarik sama dia." Jawab Nadine.Aliando tersenyum. Itu jawaban yang dia harapkan. Tiba-tiba Aliando tersentak, dia seperti teringat sesuatu, buru-buru mengeluarkan amplop berwarna cokelat cerah dari balik saku jaketnya, lantas memberikannya kepada Nadine."Aku mau mengembalikan uang 30 juta yang aku pinjam sama kamu, Nad."Nadine memandangi amplop itu dengan kening berkerut, tidak kunjung menerimanya, melepas lipatan tangan di depan dada, kemudian terdiam untuk beberapa saat."Kamu dapat uang itu dari mana?! Kenapa cepet banget?!" Tanya Nadine bingung sambil menerima amplop tersebut."Dari teman aku.""Kamu minjam uang sama teman kamu?!""Enggak. Sebenarnya aku sudah dapat pekerjaan baru. Aku bekerja padanya. Kebetulan, dia adalah teman baikku. Dan...itu adalah gajiku yang diberikan diawal." Nadine mangguk-mangguk. Percaya saja.
Ternyata yang datang adalah Lidya, Dion beserta kedua anaknya.Mereka memang sering berkunjung ke rumah kedua orang tua mereka setiap weekend atau pun sebulan sekali. Tergantung situasi dan kondisi.Setelah agak lama mengobrol di ruang keluarga, Kinanti mengajak Dion dan Lidya ke ruang meja makan.Seperti biasa, Kinanti langsung menyuruh Aliando untuk menyiapkan minuman dan makanan ringan.Di meja makan, Kinanti bercerita kepada Lidya dan Dion kalau kemarin malam Alex datang ke rumah dan mengajak Nadine pergi makan malam.Nadine sempat mau, sudah berdandan rapi dan cantik, tetapi baru pergi beberapa menit saja, Nadine sudah pulang kembali. Alhasil, mereka tidak jadi makan malam. Tidak jadi melakukan pendekatan.Kinanti bilang kalau batalnya Nadine pergi bersama Alex itu dikarenakan Aliando yang sempat melarang Nadine untuk jangan pergi dengan Alex. Kinanti juga sudah memarahi Nadine. Kinanti pikir, Nadine tidak jadi pergi karena larangan dari Aliando. Namun Nadine bilang kalau dia sed
Alex tidak mempermasalahkan soal keprawanan Nadine.Kalau pun statusnya janda, tak masalah baginya, karena Nadine sangat lah cantik. Banyak pria yang menyukainya.Apalagi setelah mendengar jika mereka berdua belum pernah melakukan hubungan suami istri, maka, dia tambah senang."Makasih, ya, Bang karna Abang sudah merestuiku." Ucap Alex."Pokoknya aku akan terus berusaha untuk dapat membuat Nadine jatuh hati padaku, Bang!" Lanjutnya."Iya sama-sama, Lex. Lagi pula, aku enggak mau Nadine bersama si miskin itu. Aku juga malu punya adik ipar yang kere kayak Aliando!"Dion tidak akan membiarkan Aliando dan Nadine bersama. Dia akan melakukan berbagai macam cara untuk dapat memisahkan mereka berdua.Karena Aliando, keluarganya jadi bahan candaan dan olok-olok kan selama dua tahun belakangan ini. Makanya, dia akan cepat-cepat menyingkirkan pria itu dari kehidupan Nadine.***Nadine baru tahu jika dua hari lagi dia akan berulang tahun. Dia sendiri sampai lupa akan hal itu.Pasti akan ada kej