"Mau apa kau ingin ketemu sama mereka? Kau mau menghajarnya karna udah buat Ayahmu terluka?" Lelaki itu bertanya. Setengah meledek Aliando."Iya. Aku akan menghajar mereka sampai babak belur! Aku akan menghabisi mereka! Membalaskan perbuatan mereka karna udah buat Ayahku masuk rumah sakit!" Jawab Aliando dengan tegas. Ucapan Aliando barusan tak ayal membuat lelaki itu malah tertawa."Eh, kau yang akan habis di sini! Kau enggak tau ya? Kau itu lagi masuk ke kandang macan saat ini. Dan sebentar lagi, kau akan diterkam macan. Dan...kau itu enggak akan bisa keluar dari sini...kok...mau sok-sok an menghajar kami...paling-paling baru ditonjok aja, udah langsung tepar. Mimisan. Haha." Lelaki itu tertawa lagi. Meremehkan Aliando yang dikira tidak bisa berkelahi. Apalagi jumlah anak buah yang ada di markas Bossnya banyak. Sudah pasti Aliando yang akan babak belur. Aliando megertakan giginya, geram mendengar penghinaan lelaki itu. Kita tunggu saja nanti. Siapa yang akan menang. Aku benar-ben
Aliando heran karena dia malah mendapat tawaran untuk bekerja pada Pak Harry, menjadi petarung di club judi miliknya dengan iming-iming semua hutang Ayahnya akan lunas.Mungkin jika dia belum jadi orang kaya sekarang, belum mengetahui identitasnya sebagai putra dari salah satu keluarga konglomerat di Jakarta, dia akan menerima tawaran itu.Dan mungkin saja dia tidak akan sampai senekat ini mendatangi kediaman Pak Harry. Tapi sekarang dia sudah percaya jika dia adalah putra dari Tuan Arya. Dia juga telah membawa uang 100 juta untuk melunasi semua hutang Ayahnya.Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti lagi. "Maaf...saya tidak berminat sama sekali. Dan saya tidak mau menerima tawaran itu karna kedatangan saya ke sini, kedatangan saya menemui Anda, karena saya mau membayar semua hutang Ayah saya dengan lunas!" Jawab Aliando setelah terdiam sebentar. Pak Harry malah tergelak setelah mendengar ucapan Aliando barusan, kemudian malah ketawa. Pak Harry mengetahui kondisi ekonomi keluarga m
Setelah dari rumah Pak Harry, Aliando bersama bodyguard kembali ke rumah sakit. Di sana, Pak Irawan menyinggung soal ; apakah dirinya sudah siap bertemu dengan Ayah kandungnya? Tuan Besar Aryaprasaja? Namun Aliando menjawab jika dia butuh waktu untuk dapat mencerna semuanya, dia belum sepenuhnya siap kalau harus bertemu dengan Ayah kandungnya sekarang. Pak Irawan mengerti akan hal itu. Tidak memaksa Aliando. Menunggu sampai Aliando benar-benar telah siap. Sementara Pak Damar harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan. Supaya lukanya cepat mengering dan sembuh. Pak Damar sempat memaksa ingin pulang. Bilang, dia baik-baik saja. Tidak perlu dirawat. Namun Aliando tidak memperbolehkannya, akhirnya Pak Damar pun menurut."Dari mana saja kamu, Al?!" Tanya Nadine sambil melipat tangan di depan dada. "Habis dari rumah Ayah." Jawab Aliando. Berdiri di hadapan Nadine yang kira-kira berjarak sekitar satu meter. Nadine memicingkan pandangan. "Ngapain?" Tanyanya. "Nengok
"Lalu, apakah...kamu tertarik dengan Alex?" Tanya Aliando. Mengganti topik.Nadine mengatupkan rahang, berfikir."Enggak tau kenapa ya...kok aku enggak tertarik sama dia." Jawab Nadine.Aliando tersenyum. Itu jawaban yang dia harapkan. Tiba-tiba Aliando tersentak, dia seperti teringat sesuatu, buru-buru mengeluarkan amplop berwarna cokelat cerah dari balik saku jaketnya, lantas memberikannya kepada Nadine."Aku mau mengembalikan uang 30 juta yang aku pinjam sama kamu, Nad."Nadine memandangi amplop itu dengan kening berkerut, tidak kunjung menerimanya, melepas lipatan tangan di depan dada, kemudian terdiam untuk beberapa saat."Kamu dapat uang itu dari mana?! Kenapa cepet banget?!" Tanya Nadine bingung sambil menerima amplop tersebut."Dari teman aku.""Kamu minjam uang sama teman kamu?!""Enggak. Sebenarnya aku sudah dapat pekerjaan baru. Aku bekerja padanya. Kebetulan, dia adalah teman baikku. Dan...itu adalah gajiku yang diberikan diawal." Nadine mangguk-mangguk. Percaya saja.
Ternyata yang datang adalah Lidya, Dion beserta kedua anaknya.Mereka memang sering berkunjung ke rumah kedua orang tua mereka setiap weekend atau pun sebulan sekali. Tergantung situasi dan kondisi.Setelah agak lama mengobrol di ruang keluarga, Kinanti mengajak Dion dan Lidya ke ruang meja makan.Seperti biasa, Kinanti langsung menyuruh Aliando untuk menyiapkan minuman dan makanan ringan.Di meja makan, Kinanti bercerita kepada Lidya dan Dion kalau kemarin malam Alex datang ke rumah dan mengajak Nadine pergi makan malam.Nadine sempat mau, sudah berdandan rapi dan cantik, tetapi baru pergi beberapa menit saja, Nadine sudah pulang kembali. Alhasil, mereka tidak jadi makan malam. Tidak jadi melakukan pendekatan.Kinanti bilang kalau batalnya Nadine pergi bersama Alex itu dikarenakan Aliando yang sempat melarang Nadine untuk jangan pergi dengan Alex. Kinanti juga sudah memarahi Nadine. Kinanti pikir, Nadine tidak jadi pergi karena larangan dari Aliando. Namun Nadine bilang kalau dia sed
Alex tidak mempermasalahkan soal keprawanan Nadine.Kalau pun statusnya janda, tak masalah baginya, karena Nadine sangat lah cantik. Banyak pria yang menyukainya.Apalagi setelah mendengar jika mereka berdua belum pernah melakukan hubungan suami istri, maka, dia tambah senang."Makasih, ya, Bang karna Abang sudah merestuiku." Ucap Alex."Pokoknya aku akan terus berusaha untuk dapat membuat Nadine jatuh hati padaku, Bang!" Lanjutnya."Iya sama-sama, Lex. Lagi pula, aku enggak mau Nadine bersama si miskin itu. Aku juga malu punya adik ipar yang kere kayak Aliando!"Dion tidak akan membiarkan Aliando dan Nadine bersama. Dia akan melakukan berbagai macam cara untuk dapat memisahkan mereka berdua.Karena Aliando, keluarganya jadi bahan candaan dan olok-olok kan selama dua tahun belakangan ini. Makanya, dia akan cepat-cepat menyingkirkan pria itu dari kehidupan Nadine.***Nadine baru tahu jika dua hari lagi dia akan berulang tahun. Dia sendiri sampai lupa akan hal itu.Pasti akan ada kej
"Aku mau beli perhiasan." Jawab Aliando.Seketika kening Tasya berkerut. "Hah? Apa aku nggak salah dengar? Kamu mau beli perhiasan? Di toko ini? Di mall ini?"Kemudian, pandangan Tasya jatuh pada kotak perhiasan yang bertuliskan 'Cartier' di atasnya yang salah satunya berada di tangan Aliando.Tasya tersentak lagi. "Dan kamu mau beli perhiasan merek...cartier?" Tanya Tasya sambil tergelak.Mana mungkin suami dan menantu miskin itu bisa membeli perhiasan merek Cartier? Salah satu merek perhiasan terkenal di dunia?Kening Tasya tambah berkerut begitu mendapati hal menarik dari perhiasan itu, dia pun berjalan lebih mendekat sambil memicingkan mata."Dan sebentar...bukannya ini...Cartier keluaran terbaru ya, Mbak? Limited edition?" Tanya Tasya kepada Tika. Dia tahu info itu dari internet dan teman-temannya."Benar sekali, Kak."Tasya langsung menegakan badan, memasang wajah sumringah dan senyum terbaiknya untuk melayani Tasya.Tasya menatap sang kekasih. "Eh, sayang. Dia itu suaminya Na
Semua orang sontak membelalakan matanya melihat kartu yang sedang dipegang Aliando.Bukannya Itu adalah black card?Iya. Benar sekali. Itu adalah black card!Tapi, bagimana mungkin seorang Aliando mempunyai black card?Black card adalah jenis kartu kredit eksklusif yang hanya ditawarkan bank kepada nasabah yang berpenghasilan tinggi saja.Fasilitas yang diberikan kepada pemilik black card sangat banyak dan tidak ditemukan di fasilitas kartu kredit jenis lainnya.Misalnya akses VIP ruang tunggu atau longue di bandara, tiket acara khusus, diskon belanja, hingga perlakukan khusus di departement store dan masih banyak lagi manfaat lainnya yang akan didapatkan.Pemilik black card hanya bisa di dapatkan melalui referral, itu artinya hanya pihak bank yang dapat menentukan nasabah yang memenuhi syarat untuk dikirimkan undangan.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemilik black card adalah pengusaha kelas atas atau para eksekutif perusahaan besar yang memiliki aset miliaran hingga triliun