All Chapters of Penyihir Terhebat di Dunia Lain: Chapter 41 - Chapter 50
76 Chapters
Bab 41. Sihir Milik Ellie
“Hayo tebak titik apa?” Tanya Ellie sambil tersenyum lebar dengan mata intens menatap Azura.“Aku tidak mengerti,” lirih Azura.“Ha ha ha.” Ellie tertawa seketika.‘Bahan candaannya tidak masuk di pikiranku,’ keluh Azura di dalam hati.“Sudah sudah, tidak ada yang serius kok, Azura. Pada intinya La Gramarye adalah teman baikku,” jelas Ellie.Azura hanya terdiam membisu.‘Mereka hanya teman baik? Kok aku merasa masih ada yang ditutupi Ellie ya?’ tanya Azura di dalam hati.“Hei Azura.” Lirih Ellie sambil tertunduk.“Ya?”“Apa kabarnya La Gramarye sekarang? Dia baik-baik saja, kan?”“G-guru baik-baik saja. Tapi, dia memiliki kebiasaan buruk yang tidak jauh dari tembakau,” jawab Azura.Ellie tersenyum tipis. “Dasar kakek tua itu.”“Loh bukannya kau juga sama?” Tiba-tiba Azura keceplosan.“Heh? Hups, maaf Ellie. Aku tidak bermaksud mencibirmu,” ucap Azura.Ellie menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa, lagi pula kau benar. Aku memang sudah tua ha ha.”Azura hanya terdiam dan terus merasa t
Read more
Bab 42. Kemarahan Ellie
“Hoam!” Dengan mata setengah terbuka, Azura terpaksa beranjak dari kasur. Semilir angin pagi menyapanya dengan sangat sejuk.“Hei Azura, kalau kau tidak kuat lebih baik tidak usah memaksakan diri!” Ujar Seam sembari meletakkan cangkir di meja bundar halaman rumah Ellie.“Yosh! Selamat pagi semua!” sapa Ellie dengan ramah.“Ibu, kau ini sudah tua. Bisakah pakaian dan sikapmu mengikuti usiamu?” sahut Seam.Perkataan Seam yang spontan, lantas membuat Ellie menekuk wajahnya. “Kau ini! Kata-katamu kejam sekali!”“Hah.” Seam menghela napasnya.“Ya sudah terserah Ibu saja!” Ungkapnya sambil berjalan masuk ke dalam rumah.“Azura, selamat pagi!” Sapa Ellie sambil menatap Azura dengan sangat dekat.“Hah? Heh? Ellie!” Azura terkaget bukan main hingga ia hampir terjatuh.“Selamat pagi!” Ellie kembali mengulangi perkataannya dengan sangat ramah.“Pa-pagi!” sahut Azura terbata.“Apakah kau masih mengantuk?” tanya Ellie.Azura dengan sangat cepat menggelengkan kepalanya. “Tidak!”“Oh ya? Aku seperti
Read more
Bab 43. Sihir Bola Identifikasi
Azura menganggukkan kepalanya dengan cepat.“Hah.” Ellie menghela napasnya sejenak, lalu ia menyilangkan kakinya.“Aku rasa itu tidak perlu,” sambungnya.“Maksudnya tidak perlu?” tanya Azura.Ellie menegaskan pandangannya ke Azura. “Iya, kau tidak perlu izin terlebih dahulu dengan La Gramarye.”“Mengapa kau berubah pikiran?”“Aku rasa, sekarang aku dan La Gramarye bukanlah anak kecil lagi. Lalu, aku yakin, La Gramarye akan sangat senang hati jika muridnya mampu menguasai berbagai jenis sihir. Kau izin atau tidak dengannya, aku rasa dia tidak akan mempermasalahkan itu.”“Apa kau yakin?”Ellie menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.“A-anu, Ibu…, sepertinya aku tidak perlu ada di sini, kan?” Tanya Seam yang menyela pembicaraan.“Tidak, kau tetap perlu di sini!” jawab Ellie.“Un-untuk apa?”“Sediaan obat demam kosong, jadi aku minta kau buatkan racikannya, boleh?” tanya Ellie.“Oh begitu…, tentu saja. Apakah aku bisa mulai sekarang?”“Iya, silahkan! Terima kasih ya.”Seam mengang
Read more
Bab 44. Sihir Penyembuhan
“Yosh! Kalau begitu, kita jalan-jalan dan cari angin dulu saja.” Kata Ellie sambil beranjak dari kursinya.Azura dan Seam bertatapan satu sama lain.“Apa aku perlu ikut?” tanya Seam.“Kau lanjutkan saja buat ramuannya. Azura, kau bisa ikut aku, kan?” “A-ah ya, tentu,” jawab Azura.Seam memainkan pandangannya sebagai isyarat untuk Azura.“Baik, aku pergi dulu ya. Dah!” Ujar Azura sembari menyusul Ellie.Azura dan Ellie berjalan-jalan di sekitaran pemukiman. Sinar matahari ikut menghangatkan langkah mereka.“A-anu…, kita mau kemana?” tanya Azura.“Cari angin he he,” jawab Ellie.Azura terdiam sambil terus memandang Ellie.‘Aku ikuti saja deh,’ kata Azura di dalam hati dengan pasrah.Switch!Ellie tiba-tiba mengeluarkan sebuah pisau kecil, lalu ia menggores batang pohon besar yang berada di depannya dengan sangat cepat.Glek!Azura terkaget bukan main melihat langkah Ellie.‘A-a-apa Ellie berniat membunuhku?’ tanya Azura di dalam hati.“Kau lihat batang ini, kan?” tanya Ellie.“Ya ya.”
Read more
Bab 45. Ledakan Besar
“He he, tidak. Kau terlalu memujiku, Ellie.” Kata Azura sambil menggaruk rambutnya dengan salah tingkah.“Aku sungguh berkata jujur. Kau dengan cepat mempelajari sihir yang aku peragakan hanya dengan satu kali percobaan,” sahut Ellie.Syuu!Semilir angin menerapa lebih kencang.‘Perasaanku kok terasa tidak enak ya?’ tanya Azura di dalam hati.Switch!Lagi-lagi Azura dibuat kaget oleh tingkah Ellie. Perempuan peri yang awet muda itu kembali menggoreskan luka baru di sisi batang pohon.“Mangat-mangat.” Ucap Azura sembari menepuk-nepuk pelan dada sebelah kirinya.“Kau kenapa Azura?” Tanya Ellie sambil menatap Azura penuh khawatir.“Ah, tidak. Aku tidak apa-apa kok,” jawab Azura dengan cepat.Ellie menganggukkan kepalanya.‘Hah, benar-benar senam jantung aku,’ keluh Azura di dalam hati.“Sekarang, kita akan mulai pembelajaran sihir penyembuhan yang kedua, yaitu sihir penyembuhan luka dalam.” Ujar Ellie sembari menyentuh goresan di batang pohon.Azura hanya menganggukkan kepalanya sambil t
Read more
Bab 46. Emillia Damon
Prak! Prak!“Hah hah.”Azura berlari tunggang langgang menuju istana.‘Semoga aku memiliki kesempatan,’ harap Azura di dalam hati. Brak!Azura menghentikan langkah seketika.“Permisi, apakah saya boleh bertemu dengan Pangeran Elenio?” tanya Azura kepada dua penjaga di depan gerbang.Penjaga gerbang itu saling bertatapan satu sama lain.“A-aku temannya Elenio, kalian tidak perlu khawatir!” Azura berusaha meyakinkan kedua penjaga itu. Tiba-tiba pasukan prajurit berkuda berbaris dan siap keluar dari istana.“Jangan-jangan mereka…,” gumam Azura. Kedua penjaga gerbang itu tidak menghiraukan perkataan Azura. Mereka fokus untuk membukakan gerbang dan membiarkan pasukan prajurit berkuda untuk pergi meninggalkan istana.‘Ini kesempatanku!’ kata Azura di dalam hati. Di s
Read more
Bab 47. Berita Duka
“Lihat saja sampai kapan kau akan bertahan!” Ancam Emillia sambil menambah kekuatan sihirnya.“Hei Emi, hentikan. Aku mohon!” bujuk Elenio.“Aku…. Tidak akan, kalah darimu! Hyaaa!” Azura telah hilang kendali, sihir misterius yang meliputi tubuh Azura semakin terpancar. Dia pun menarik pedang Emillia, lalu mendorong Emillia dan menghempaskan tubuh wanita berambut pirang itu hingga terbentur dinding pembatas.Gubrak!Suara yang keras pun tidak terhindarkan.“Ka-ka-kau manusia rendahan! Beraninya kau denganku?!” Emillia bergerutu tidak terima dengan posisi yang masih tersungkur.“Bukankah ini semua kau yang memulai?” tanya Azura.“Zura! Aku mohon hentikan!” Bujuk Elenio sambil menggenggam tangan Azura penuh harap.“Elen,” lirih Azura.Elenio hanya terdiam membisu.Syuu!Seketika sihir misterius di tubuh Azura menghilang.Bruk!Azura pun terduduk lemas.“Ka-kau tidak apa-apa?” tanya Elenio dengan cemas.Azura menggelengkan kepalanya.Srang!Emillia tidak menyerah sedikitpun. Meski tubuhny
Read more
Bab 48. Energi Dewi Lotus
Syuu!Semilir angin menerpa rambut tanggung Azura.‘Istana sedang berduka,’ kata Azura di dalam hati.Hening. Seluruh jendela dan pintu istana pun tertutup bagaikan tanpa kehidupan. Begitulah situasi yang menggambarkan perasaan duka seluruh keluarga kerajaan.“Pangeran Elzier…, semoga kau tenang di sana.” Lirih Azura sambil mengadahkan kepalanya menatap langit.Cuit!Tiba-tiba terlihat burung putih yang asing terbang tepat di kepala Azura.“Camaro,” gumam Azura.Azura berjalan mengikuti arah Camaro pergi, hingga ia pun sampai di pagar perbatasan istana dengan menara sihir.“Loh, kok tidak ada penjaga?” tanya Azura kepada dirinya sendiri.“Penjaga itu lagi sibuk mengurus Desa Liziebeth.” Sahut Camaro yang tiba-tiba bertengker di pagar perbatasan.“Heh kau?! Mengagetkan saja.”“Hello, lama tidak bertemu, Azura!” Sapa Camaro sambil mengangkat sayap kanannya.“Hai Camaro, bagaimana kabarmu?”“Aku baik. Jadi, bagaimana dengan tantanganku? Apakah kau sudah lebih kuat?”Azura seketika memasa
Read more
Bab 49. Penghormatan Terakhir
“Semoga kau tenang, Pangeran Elzier.” Ucap Azura seraya meletakkan satu batang bunga krisan putih di pusaran terakhir pangeran mahkota.“Dia pasti tenang dan bahagia,” sahut Elenio.Azura tersenyum tipis sambil beranjak berdiri. “Terima kasih telah mengizinkanku untuk memberikan penghormatan terakhir untuknya.”Elenio langsung menyela perkataan Azura. “Tidak perlu berterima kasih. Kau juga sudah dianggap teman oleh Kakak, bukan?”“Sepertinya iya.” Jawab Azura sambil tersenyum lebar.“Apa kau sudah selesai?” tanya Elenio kembali.Azura menganggukkan kepalanya. “Sudah.”“Kalau begitu, mari kita balik!” ajak Elenio.“Ayok.”Azura, Elenio dan beberapa pengawal di belakang mereka, berjalan meninggalkan kapel memori yang berada di Kastil Peacefully.‘Dulu aku hanya melihat pemakaman semegah ini di film, tetapi sekarang aku mengalaminya langsung,’ kata Azura di dalam hati.“Setelah ini, apakah kau ada acara, Azura?”“Heh?” Azura terkaget menatap Pangeran Elenio.“Kau mengapa kaget?”“A-ah ti
Read more
Bab 50. Perintah Misi Selanjutnya
“Maafkan saya, jika saya belum bisa mengajarkanmu sihir dengan baik,” ujar Guru La Gramarye.Azura langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Kau sudah mengajarkanku dengan sangat baik.”Guru La Gramarye tersenyum tipis. “Apakah saya boleh menugaskanmu satu misi lagi?”“Satu misi?” Lirih Azura seraya bengong menatap Guru La Gramarye.“Ya, misi. Apakah kau bersedia?”Azura lantas tertunduk. “Jika menurut Guru, aku adalah orang yang tepat. Maka aku akan menjalankan misi itu dengan baik.”“Baiklah, aku senang mendengarnya,” gumam Guru La Gramarye.“Guru, jika boleh tahu…, misi apa yang akan kau kasih kepadaku?” Tanya Azura sambil mengangkat kepalanya.Guru La Gramarye tersenyum tipis.‘Misi apa ya? Mengapa gayanya Guru La Gramarye misterius seperti ini?’ tanya Azura di dalam hati.“Kau berjalanlah ke arah utara!”“Utara?” Azura mengangkat kedua alisnya.“Ya, utara. Di sana ada Desa yang bernama Hongsmede. Kau cari seseorang bernama Laurel di sana,” ucap Guru La Gramarye.“Desa Hongs
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status