All Chapters of Penyihir Terhebat di Dunia Lain: Chapter 21 - Chapter 30
76 Chapters
Bab 21. Misi Pertama
"Apa?!" Mata Azura membulat sempurna."Ini adalah misi pertama yang dipercayakan kerajaan untukmu." Kata La Gramarye sambil menghisap lintingan tembakau."Ta-ta-tapi, Gu-.""Apakah kau ragu dan ingin menolak misi ini?" tanya La Gramarye."Bukan maksudku untuk menolak, tetapi mengapa harus aku? Aku hanya penyihir pemula dan bahkan baru satu sihir yang dapat aku pelajari darimu, Guru."La Gramarye terus menghidap lintingan tembakau yang ia pegang.'Ah, aku tahu. Tugasku ke dunia ini untuk menyerang para iblis. Akan tetapi, bukan sekarang juga,' keluh Azura di dalam hati."Desa Liziebeth adalah sebuah tempat yang dihuni manusia dan peri. Desa itu berada di sisi barat daya Tirakia. Penduduk di desa itu ramah dan sangat toleransi. Saya yakin, kau akan menikmati misi ini," jelas La Gramarye."Tapi bukan itu yang aku permasalahkan, Guru. Aku hanya penyihir pemula, lalu Pangeran Elzier memintaku untuk ikut menemaninya dalam misi ini. Apakah itu tidak terlalu bahaya? Aku khawatir, aku tidak bi
Read more
Bab 22. Menuju Istana
'Aku ke sini lagi,' kata Azura di dalam hati.Tiba-tiba kereta kuda yang ditumpangi Azura dan Elenio berhenti."Loh ada apa?" tanya Elenio."Kita telah sampai Pangeran." Jawab seorang pengawal kerajaan sambil mempersilahkan Elenio dan Azura untuk turun.Elenio menganggukkan kepalanya, lalu menuruni kereta kuda yang diikuti oleh Azura.Sejenak Azura memperhatikan sekelilingnya.'Istana ini sepi ya,' kata Azura di dalam hati."Maaf, Nona…." Ucap seorang pengawal kerajaan sambil membawa koper Azura."Oh iya, maaf. Biarkan aku sa-.""Tidak perlu!" seru Elenio.Azura menoleh dan menatap Elenio."Mengapa?" tanya Azura dengan polos."Kau, tolong bawakan koper itu saja! Azura itu tamu!" seru Elenio."Heh? Tidak, tidak. Biarkan aku yang ba-.""Azura, kau tenang saja," ucap Elenio."Tapi Elen…," lirih Azura."Ini perintah!" seru Elenio dengan tegas.Azura lantas terdiam, lalu menganggukkan kepalanya."Loh, kalian sudah sampai?" Tanya Pangeran Elzier yang tiba-tiba muncul dari balik pintu di sis
Read more
Bab 23. Pertemuan Sore
Azura menatap setiap orang yang memasuki ruang pertemuan. Sesekali kakinya bergetar gugup.‘Seperti pertemuan para pejabat saja.’ Kata Azura di dalam hati sambil tertunduk.“Haah.” Azura menghela napas panjang seraya merapikan jubahnya.“Hello.” Tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Azura.Azura menoleh, melihat senyuman manis dari gadis berjubah hitam di sebelah kirinya.“Momoe, siapa namamu?” Tanya gadis itu sambil mengulurkan tangan perkenalan.“Azura, senang berkenalan denganmu.” Kata Azura sambil membalas uluran tangan gadis itu.“Azura?! Ka-kau perempuan yang banyak diomongin para penyihir di menara sihir itu ya? Wah, aku tidak menyangka dapat bertemu denganmu di sini,” ujar kaget Momoe.“He he he, diomongin?” Azura memastikan perkataan yang sebelumnya ia dengar.“Heh?” Momoe lantas membekap mulut.‘Di semua dunia sama saja, suka sekali membicarakan orang lain di belakang,’ kata Azura di dalam hati.Prak! Prak!Suara pantofel memecah kesunyian ruangan. Terlihat pria gagah berpaka
Read more
Bab 24. Strategi Penyerangan
“Baik, saya rasa pertemuan ini dapat kita akhiri. Saya sangat berharap kerjasama dan loyalitas dari kalian semua. Selamat beristirahat.” Kata Elzier sambil berjalan pergi meninggalkan ruangan.“Zura, kau beruntung sekali!” ujar Momoe.Azura hanya terdiam sambil menatap Momoe dengan kosong.“Hei Zura, katakanlah sesuatu!” Seru Momoe sambil mengguncang tubuh Azura.“Moe, hentikan! Jangan mengguncang Azura seperti itu!” seru seorang pria berambut ikal.‘Apa? Bersandiwara menjadi sepasang suami istri?’ tanya Azura di dalam hati.“Hei Zura, bicaralah!” Momoe terus mengguncang tubuh Azura.“Momoe, jangan seperti ini,” ucap pria berambut ikal.“Woi Zuma, berisik! Kau tidak lihat kalau Azura terkena hipnotis Pangeran Elzier?!” Bentak Momoe sambil bertolak pinggang.“Mana ada hipnotis. Kau jangan asal bicara. Perkataanmu tadi bisa dianggap sebagai pencemaran nama baik keluarga istana loh,” sahut Zuma.“Opps! Benarkah?” Tanya Momoe sambil menutup mulutnya sendiri.“Ini gila,” gumam Azura.“Hah?
Read more
Bab 25. Perjalanan Misi
Sejak pukul 6 pagi, beberapa orang yang tergolong dalam kelompok imigran mulai berjalan menuju Desa Liziebeth. Jauh sebelum para iblis menempati desa itu, kerajaan memang telah menetapkan Desa Lizibeth salah satu wilayah pemerataan penduduk.Peraturan kerjaan tersebut cukup menguntungkan dan dijadikan sebagai strategi pemantauan secara langsung aktivitas para iblis oleh Pangeran Mahkota.‘Aku gugup sekali!’ keluh Azura di dalam hati.Cahaya matahari pagi yang perlahan muncul dari cakrawala, menemani langkah Azura dan beberapa orang yang berperan sebagai imigran menuju Desa Liziebeth.‘Apakah iblis itu tidak curiga dengan kami? Ah memangnya iblisnya seperti apa?’ tanya Azura di dalam hati.“Apa kau sudah sarapan?” tanya Pangeran Elzier dengan spontan.Azura pun seketika dan menoleh ke arah Pangeran Mahkota.“Kau sudah sarapan?” Pangeran Elzier mengulang pertanyaannya.“Su-sudah!” Ucap Azura dengan gugup sambil menganggukkan kepalanya.“Oh, baiklah,” lirih Pangeran Elzier.Mata Azura be
Read more
Bab 26. Bermalam di Hutan Lorezia
"Hoam." Azura menguap seraya mengedip-edipkan kedua matanya.Plak! Plak!"Banyak nyamuk sekali!" Kesal Momoe sambil memukul nyamuk."Kalau tidak mau banyak nyamuk, pakai sihir pelindung saja," ucap Zuma."Mana bisa! Memangnya kau kira aku berasal dari Suku Mizui yang memiliki kapasitas mana yang besar hah?!""Ya sudah, aku kan hanya memberi saran." Ujar Zuma dengan santai sambil menyandarkan kepalanya ke pohon."Suku Mizui itu apa?" Azura seketika bergabung dalam pembicaraan."Oh itu…," lirih Momoe."Suku yang memiliki banyak mana," sahut Zuma."Mengapa suku itu memiliki banyak mana?" Azura sangat ingin tahu."Yah kehendak Dewa," jawab Zuma."Hm, begitu ya," gumam Azura."Suku Mizui itu biasanya ditandai dengan gambar bulan sabit pada bola matanya." Ucap Momoe sambil menunjuk seakan menggurui."Bulan sabit?! Indah sekali dong?" Azura lantas terkagum.Momoe menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Benar. Sangat indah.""Di mana aku bisa bertemu dengan mereka?" tanya Azura penuh antusias.
Read more
Bab 27. Aura Misterius
Beberapa penduduk asli Desa Liziebeth berdiri di depan gapura desa, menyambut kedatangan Azura dan rombongan.“Hah.” Sejenak Azura menghela napasnya.‘Akhirnya sampai juga,’ kata Azura di dalam hati.“Selamat siang, Saya Nesi, salam kenal semuanya. Apakah kalian imigran dari Desa Gairi?” Tanya seorang perempuan paruh baya sambil tersenyum lebar.“Benar, Ibu. Perkenalkan saya Ian, yang menjadi pemimpin dalam perjalanan ini,” sahut Pangeran Elzier.‘Pangeran sedang pura-pura,’ kata Azura di dalam hati.“Baik, pasti kalian capek sekali ya? Mari kami antar ke rumah yang telah disiapkan,” ajak Bu Nesi.Azura hanya terdiam sambil terus memperhatikan lingkungan sekelilingnya.‘Ternyata benar, ada peri juga di sini. Aku kira hanya ada dicerita fiksi saja,’ kata Azura di dalam hati.“Pak Ian, ini adalah rumah yang telah kami siapkan. Kami mohon maaf jika rumah ini tidak mewah.” Ujar Bu Nesi sambil menunjukkan beberapa petak bangunan berwarna cokelat muda.“Tidak apa-apa, Bu. Justru kami sangat
Read more
Bab 28. Penelusuran Desa
Di bawah sinar rembulan, Azura dan Pangeran Elzier menelusuri jalan setapak. 'Dingin.' Keluh Azura di dalam hati sambil mendekap tubuhnya sendiri."Di sini masih sangat gelap." Ucap Pangeran Elzier sambil menyoroti sekeliling."Apa mungkin karena ini masih wilayah hutan, makanya tidak ada lampu penerangan?" tanya Azura."Saya rasa memang begitu," jawab Pangeran Elzier.Syuu.Tiba-tiba aroma menyengat menusuk hidung Azura."Hum, bau apa ini?!" Azura refleks menutup kedua lubang hidungnya."Bau? Bau apa? Aku tidak mencium aroma apa-apa," sahut Pangeran Elzier.Azura perlahan membuka kedua lubang hidungnya."Hiks, ini bau loh. Hm, tapi sesekali." Ujar Azura sambil mengendus-endus sekitarnya."Saya sudah mandi," kata Pangeran Elzier dengan polosnya."Aku tidak berbicara mengenai aroma tubuhmu. Akan tetapi, aromanya memang terkadang terhirup dan sangat busuk," jelas Azura."Busuk?" Pangeran Elzier dengan penuh penasaran ikut mengendus sekeliling."Saya tidak mencium apa pun," kata Pangera
Read more
Bab 29. Dalang di Kegelapan
"Lebih baik aku berbalik," gumam Azura.Azura berjalan menghampiri Pangeran Elzier yang tengah sibuk membungkus jasad itu."Pangeran, itu mau diapakan?" tanya Azura dengan polos."Aku akan men-."Platang!Pangeran Elzier dengan cepat menangkis serangan."Heh?" Azura terkaget bukan main."Menjauh dulu!" seru Pangeran Elzier.Azura menganggukkan kepalanya, lalu berlari bersembunyi di semak-semak."Kalian telah mengganggu kesenanganku!" Ucap sosok bertubuh hitam dengan tanduk di sebelah kirinya.'Jangan-jangan itu iblis,' duga Azura di dalam hati."Di sini bukan tempatmu! Pergilah!" seru Pangeran Elzier."Ha ha, memangnya siapa kau? Berani sekali memerintaku!" sahut iblis itu."Tidak perlu tahu siapa saya!""Ha ha ha."Switch! Swicth! Srak! Srak!Pangeran Elzier dengan lihai memainkan pedangnya. Begitu pun dengan iblis itu yang terus-menerus menyerang Pangeran Elzier.Terlihat Pangeran Elzier membacakan sebuah mantra sihir."Cih sial, aku tidak bisa mendengar mantra itu," umpat Azura.Sw
Read more
Bab 30. Blue Fire Life
Switch! Switch! Whoosh! Gubrak!Pangeran Elzier berhasil memojokkan iblis di depannya.“Hebat…,” lirih Azura.Syuut!Seketika pedang Pangeran Elzier terhenti tepat seinci dari kepala iblis itu.“Sudah berapa banyak manusia yang kamu makan?” tanya Pangeran Elzier.‘Aku harus melihatnya dengan dekat,’ kata Azura di dalam hati.“Jawab!” seru Pangeran Elzier. Akan tetapi, iblis itu tetap enggan membuka mulut.“Baiklah, kesempatanmu sudah habis.” Ujar Pangeran Elzier sambil menghunuskan pedang tepat di dahi iblis itu.Jleb! Crat!“Akhh!” Iblis itu teriak kesakitan sebelum akhirnya mati.Api biru yang semula mengelilingi tubuh Pangeran Elzier pun perlahan meredup.“Hah.” Pangeran Elzier menghela napas panjang.“Kau sangat hebat, Pangeran.” Puji Azura sambil tersenyum tipis.“Saya tidak sehebat yang kau kira,” sahut Pangeran Elzier.“Heh?” Azura mengangkat kedua alisnya.“Mari kita lanjutkan untuk kebumikan jasad itu dengan layak!” Seru Pangeran Elzier sambil berjalan pergi meninggalkan Azur
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status