All Chapters of Vampire Kesayangan Duke Berbahaya: Chapter 31 - Chapter 40
110 Chapters
31. Pengakuan Cinta
Pesta pertunangan telah berakhir.Banyak kejadian yang diperkirakan oleh Elora. Akan tetapi, yang paling membuatnya heran adalah kedatangan sang calon ratu, Rosalie. Perempuan itu belum bertemu dengan sang raja, artinya mereka belum mencintai.Di alur asli novel, saat Lady Eizabell sang antagonis bertunangan dengan Damio, raja datang bersama Rosalie— Keduanya sudah menikah. Ternyata, berkat campur tangan Elora di dunia ini, banyak hal yang mengkhawatirkan terjadi.Elora takut kalau peran antagonis benar-benar telah berubah ke diri Damio. Sejauh ini, pihak kerajaan mulai menaruh perhatian pada tunangannya itu. Selain karena kematian bangsawan Marquess Raeven juga akibat pintu rahasia di kediaman Grim. Kalau saja Lady Eizabelle masih hidup, para tokoh-tokoh utama di novel akan sibuk mengurus rencana busuknya bersama penyihir."Kenapa ya antagonis selalu ditakdirkan mengalami kesialan terus sampai akhir cerita ... " gumam Elitta saat sudah duduk di pinggiran ranjangnya. Dia menikmati
Read more
32. Menikmati Waktu Berdua (a)
Elora dan Damio masih betah saling pandang. Mata mereka bertautan, saling mengagumi satu sama lain.Damio tak mungkin terang-terangan menunjukkan perasaannya, tapi sudah jatuh hati kepada Elora. Jadi, dia tak mau membuang-buajg waktu dengan bersikap dingin.Di hadapan Elora, dia ingin menjadi yang paling perhatian, lembut, dan penuh cinta.Dari tadi, tangannya terus meraba pipi sang tunangan itu. Dia tak bisa berhenti menatapnya. Elora sampai tegang. Dia bahagia melihat ketampanan Damio, bahagia melihat senyumannya. Namun, tentu saja hasrat dalam dirinya bergejolak. Tidak mungkin ada wanita yang bisa tenang kalau berhadapan dengan pria seperti itu."Kamu cantik," puji Damio memecah keheningan di antara mereka.Elora masih gugup. "Terima kasih.""Padahal tadi sudah kubilang jangan kaku denganku. Nada bicara kamu sopan sekali, aku ini tunangan kamu. Santai saja.""Habisnya kamu aneh banget.""Apanya yang aneh?"Elora melirik tingkah jemari Damio yang menggulung sedikit rambut depannya.
Read more
33. Menikmati Waktu Berdua (b)
Tepat di tengah malam, Damio membuka mata. Lengannya agak kaku akibat tindihan kepala Elora. Sudah dua jam sejak mereka tidur.Dia menurunkan kepala wanita itu, lalu bangun dan mengambil baju yang berserahkan di ujung ranjang. Dia meregangkan otot-otot bahu serta leher yang sudah digigit Elora. Rasa nyeri masih ada, tetapi tak masalah untuknya.Dia sedikit malas berpakaian, jadi hanya beberapa kancing kemejanya yang terpasang. Setelah itu, dia turun dari ranjang— berjalan menuju ke jendela yang tirai putihnya agak kebuka."Siapa itu ..." ia bergumam pelan sambil menyibakkan tirai itu sedikit.Seperti ada yang mengintai di luar sana. Akan tetapi, tak jelas siapa itu. Segalanya terlihat gelap, pencahayaan minim sekali akibat beberapa lampu taman telah mati, langit pun mendung."Tumben Haervis tidak tahu kalau lampu tamannya mati. Apa dia terlalu sibuk mengurus semuanya? Apa aku harus mencari tukang kebun? Iya ... sejak awal ini bukan tugasnya ..." Damio bicara sendiri.Tiba-tiba, dia me
Read more
34. Rahasia Diketahui?
Elora pura-pura untuk tetap berada di dalam kamar tidur. Dia mengintip dari balik jendela kaca, dan melihat Damio pergi ke arah hutan. Pasti ada sesuatu, itu yang dia pikirkan.Selama beberapa menit, dia hanya berdiam diri di dekat jendela. Tak diduga, seekor kelelawar mendekat ke jendela itu. Cakar binatang malam itu memegang sebuah gulungan kertas yang sudah menguning.Penasaran, Elora membuka kaca jendelanya kembali. Kemudian, dia mengambil kertas itu.Setelahnya, si kelelawar pergi. Tugasnya mengantar pesan sudah selesai.Elora buru-buru menutup jendela, takut ketahuan pelayan. Tak lama kemudian— tiba-tiba ada Damio di sekitar. Dia melemparkan pisau kecil ke arah kelelawar barusan.Kelelawar itu menghilang menjadi asap hitam yang lantas lenyap bersama angin malam. Damio tahu itu adalah keahlian dari vampire. Dia melihat ke jendela kamar Elora yang telah tertutup.Ada yang tidak beres.Tunangannya terus saja diincar oleh vampire misterius itu. Tetapi, kenapa?Elora sendiri terdia
Read more
35. Vampire Itu Lagi?
"Nona, coba yang ini ... cantik, bukan?" Di balik sikap kakunya, Mina bisa menjadi cukup ceria saat diminta memilihkan baju untuk Elora. Sudah satu rak, dia memilih-milih gaun.Toko baju yang mereka datangi bersebelahan dengan toko jimat Tordes. Karena itulah, Elora sama sekali tidak bisa fokus dengan dirinya di tempat ini.Dia sedang berdiri di depan cermin besar, melihat dirnya sendiri yang mengunakan gaun kasual berwarna biru muda. "Mina, Fio ada di mana?""Seperti permintaan anda, Sir Fionnan berjaga di luar toko, Nona. Sejak tadi memperhatikan ke sini, jadi jangan cemas. Lagipula, Sir Fionnan sangat peka penciumannya, lebih baik dari saya ... pasti tahu kalau ada yang tidak beres.""Sebenarnya aku ingin ke toko jimat sebelah.""Kita pergi saja sekarang.""Tapi aku ingin sendiri, aku ingin bicara dengan penjaga tokonya, lalu memilih jimat keberuntungan untuk Damio.""Kami takkan menganggu, Nona, kami temani.""Tidak, tolong .. maukah kamu mencari cara agar aku bisa menyelinap ke t
Read more
36. Takdir Kematian
Apa maksud ucapan Leandro?Elora tidak paham dengan perkataannya. Dia hanya bisa bungkam, menganggap mungkin saja ini jebakan. Iya, mungkin saja Leandro sedang bekerjasama dengan penyihir.Leandro menaruh pot yang dia bawa di atas meja, kemudian berjalan mendekati rak buku. Dia mengambil salah satu buku yang ada di dalam situ, yang sampulnya hitam. "Aku sudah terjebak di dunia ini selama ratusan tahun, hampir dua ratus tahun mungkin," katanya sambil menyerahkan buku itu kepada Elora."Apa?""Baca saja awalannya."Elora masih waspada. Namun, mau tidak mau, dia harus membuka buku tersebut. Dahinya mengerut tatkala membaca judul buku yang tertera di halaman paling depan:HEINRICH LUX"Ini 'kan leluhur keluarga kerajaan ..." Elora mengenali nama leluhur itu karena namanya digunakan sebagai nama tengah Damio.Dia membuka lembar selanjutnya. Tertulis kalau itu memang novel dengan ciri khas adegan kejar-kejaran di prolog atau awal cerita.Sekilas, Elora membacanya:[Leandro berlari dari kej
Read more
37. Karakter Utama Wanita
Elora berpura-pura tidak terjadi apapun di toko jimat Tordes. Dia tidak mau mengatakan semua kepada Damio. Ini sulit— kemarin saja, dia sudah cerita, tapi pria itu tidak paham sama sekali, apalagi sekarang?Damio terlalu khawatir sehingga membawa Elora kembali pulang secepat mungkin. Dia tidak tenang kalau tunangannya itu masih berkeliaran di ibu kota.Sesampainya di rumah, dia mengomel, "jangan pernah berkeliaran sendiri di kota lagi. Kamu memanfaatkan kebaikan Mina untuk membuatmu bepergian tanpa dikawal.""Maaf." Elora berjalan di belakangnya. Dia bisa tahu kalau Damio benar-benar kesal. "Jangan marah terus, jangan berjalan terlalu cepat, aku sudah minta maaf dari tadi, aku cuma ingin membeli jimat untuk kamu."Damio berhenti berjalan, lalu berbalik badan, melihat sang tunangan.Mereka berdiam diri di tengah-tengah koridor panjang. Untuk satu menit lamanya, tak ada yang bicara, keduanya saling pandang."Elora ..." Damio melihat sekitar.Dia merasakan kehadiran Fio yang ada di bal
Read more
38. Gelisah Karena Cemburu?
"Ada apa?" Rosalie heran dengan ekspresi wajah Damio yang tiba-tiba serius saat menoleh. Dia ikut melihat ke arah yang dipandangnya, sebuah jendela dari salah satu ruangan di rumah Grim.Damio melemaskan otot wajahnya, lalu tersenyum lagi ke wanita itu. Dia menjawab, "maaf, bukan apa-apa.""Ada yang mengintip, ya?""Sepertinya kita dari tadi diawasi Elora. Entah mengapa, aku merasa tatapannya tidak enak sekali.""Oh." Rosalie senyum-senyum memahami sesuatu. "Duke, tolong yang peka sedikit— mungkin Lady Elora cemburu melihat kita berduaan minum teh di sini.""Cemburu? Untuk apa?""Karena dia mencintaimu."Damio menahan napas sesaat. Dia sama sekali tidak menduga kalau tunangannya akan cemburu. Benarkah?Tanpa disadari, bibirnya sedikit naik— membentuk sebuah senyuman kecil. Akan tetapi, ekspresi wajahnya menunjukkan raut wajah seperti sedang kepikiran.Dia senang kalau Elora cemburu, tapi rasanya seperti ada yang disembunyikan.Rosalie masih tersenyum. "Aku senang melihatmu bersama El
Read more
39. Mengintai Tunangan
Saat Elora terbangun, Damio sudah tidak ada di atas ranjang. Dia terbiasa dengan hal ini. Tunangannya itu selalu datang dan pergi secara tiba-tiba.Dan, seperti biasa— Elora diminta untuk tetap di rumah saja dalam beberapa hari ini. Sementara itu, Damio pergi ke luar tanpa mengatakan apapun.Terkadang, Elora merasa terpenjara, terkekang, kesepian di rumah besar itu. Dia paham tunangannya ingin dia aman, tapi entah mengapa— malah seperti binatang peliharaan.Ke mana Damio pergi? Kenapa tidak pernah menjelaskan apapun kepadanya? Bukankah mereka ini pasangan?Saat tengah malam, ada suara berisik di koridor depan pintu kamar Elora. Dia bisa mendengar kalau Damio sedang mengobrol dengan Fionnan— dan sedang ingin pergi ke suatu tempat karena darurat."Pesta? Lady Rosalie?" ulang Elora samar-samar mendengar pembicaraan mereka. "Bangsawan Monly? Itu 'kan—"Berdasarkan penyelidikan Damio, ada kemungkinan Elora si vampire bertemu dengan bangsawan Monly sebelum akhirnya dikejar-kejar pihak pembu
Read more
40. Terjebak di Kebakaran
Elora tak bisa berbuat banyak. Dia terpaksa diam, menuruti permintaan Leandro untuk melihat apa yang terjadi.Dia dibawa ke lantai atas, tepatnya di balkon belakang kediaman Bangsawan Monly. Leandro memaksanya duduk di atas kursi, lalu mengikatnya dengan tali khusus yang bertabur perak. Benda itu cukup efektif melemahkan tubuh vampire. Pria itu menggunakan sarung tangan untuk menyentuhnya."Kenapa sampai ... Perak ..." Elora kehabisan tenaga. Sekalipun Vampire Vesper kebal matahari, tapi tetap lemah terhadap perak.Untuk menggerakkan jari saja, dia kesulitan, bicara pun— mulutnya sudah terangkat."Benda ini cukup bagus, aku mendapatkannya dari bangsawan di kerajaan,“ kata Leandro tersenyum melihat Elora tak berdaya.Elora tak kaget mendengarnya. Dia sudah curiga kalau Leandro ada hubungan dengan keluarga bangsawan Tordes. Iya, itu pasti penyebab pria itu bisa ada di toko mereka tanpa ada masalah.Dia sangat lemas. "Apa maumu— aku ... Kenapa ... kamu ... mengikatku?”"Aku akan buktika
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status