All Chapters of PEWARIS HEBAT NOMOR 1: Chapter 31 - Chapter 40
126 Chapters
Bab 31
Saat Kaisar sudah mengemas seluruh barang yang akan dibawanya terbang ke negara Taruma, handphone-nya berbunyi. Dia terkejut mendapat telepon dari Elena. Kaisar langsung menggunakannya.“Halo,” sapa Kaisar pada Elena di seberang sana.“Kau sudah sampai ke markas?” tanya Elena.“Aku masih diperjalanan,” jawab Kaisar.“Aku memeriksa kamarmu untuk membersihkannya, aku lihat sepertinya kau tidak membawa pakaian sedikitpun,” ucap Elena heran di seberang sana.Kaisar menyimpan keterkejutannya mendengar itu. “Aku hanya membawa pakaian tentaraku saja,” ucap Kaisar yang akhirnya mendapatkan alasan.“Yasudah,” ucap Elena. “Hati-hati di jalan dan kabarkan padaku jika kau sudah mau pulang.”“Aku akan mengabarkan padamu jika semuanya sudah selesai.”Elena mengakhiri sambungan teleponnya. Kaisar terduduk di tepi kasur kamar rumah dinasnya. Sebenarnya dia khawatir sudah meninggalkannya. Meski hanya sebentar, dia belum tahu sampai kapan berada di negara barat nanti. Dia berharap Damian dapat menjagan
Read more
Bab 32
Rudolf memeriksa sendiri ke dekat gerbang rumah Abraham dengan mobilnya. Dia melihat banyak sekali tentara yang berjaga. Tak lama kemudian dia melihat seorang pelayan keluar dari dalam rumah dengan berjalan kaki. Saat pelayan itu melewati mobil yang dikendarai Rudolf, dia turun dari mobil lalu menghampiri pelayan itu.“Maaf,” ucap Rudolf pada pelayan itu.Pelayan sedikit mundur karena takut melihat Rudolf yang tiba-tiba memanggilnya. Bagaimana pun dia tidak pernah bertemu dengannya.“Saya cuman ingin bertanya alamat,” ucap Rudolf dengan ramah.“Mau cari alamat siapa? Di sini bukan komplek perumahan. Satu-satunya rumah di area sini adalah hanya rumah Tuan Abraham,” jawab Pelayan itu sedikit hati-hati dan awas.“Nah, itu maksudnya. Apakah benar Tuan Kaisar tinggal di rumah ini?” tanyanya.Pelayan itu mengernyit heran. “Kau siapa?”“Saya… saya teman lamanya.”“Tuan Muda sedang tidak ada di rumah. Dia sedang kembali ke markas.” Pelayan itu langsung bergegas pergi. Dia menjawab itu sembari
Read more
Bab 33
Kaisar sudah tiba di negara Barat. Dia keluar dari bandara lalu menaiki sebuah taksi. Pemeriksaan yang ketat sudah berhasil dilewatinya. Passport palsu yang dibuatkan sekretaris pribadi ayah angkatnya telah berhasil meyakinkan petugas di sana bahwa Kaisar yang sudah berganti nama palsu sebagai Raka adalah warga negara Taruma.“Kita akan kemana, Tuan?” tanya Supir pada Kaisar.Kaisar menyebutkan alamat tempat tinggalnya pada supir. Kaisar akan menginap di sebuah rumah yang disewa sementara di sana. Jaraknya hanya 5 kilometer saja dari bandara. Dan rumah itu sangat dekat dengan klinik pribadi milik dokter Santos. Dokter yang diduganya mengetahui rahasia kematian ayah angkatnya.Gedung-gedung pencakar langit sudah Kaisar lewati dengan taksi itu. Kini taksinya melewati area perumahan sederhana. Kawasan kelas menengah. Setiba di depan rumah tua itu, Kaisar turun dari sana setelah membayar ongkos taksi. Setelah itu dia memencet bel pagar rumah itu. Pemiliknya keluar dari dalam rumah lalu me
Read more
Bab 34
Bastian menatap wajah Vander dengan menahan kesalnya. “Lain kali saja.”Vander mengernyit. “Kenapa harus lain kali?”“Ini bukan waktu yang tepat,” jawab Bastian sembari meninggalkan Elena di sana.Elena heran, namun dia tidak mau memanggil mereka yang sudah berjalan menuju pintu utama. Saat Bastian dan Vander sudah melewati Damian, Bastian menatap Damian dengan tatapan tidak sukanya lalu keluar dari pintu utama.Elena pun mendekat ke Damian lalu langkahnya terhenti ketika tepat berada di hadapannya.“Terima kasih tidak pergi dariku,” ucap Elena kemudian.“Ini sudah menjadi tugasku, Nona.”Elena mengangguk lalu berbalik badan dan kembali melangkah menuju ruang perpustakaan. Dia ingin kembali membaca buku harian Kaisar di dalam sana. Dia sangat penasaran siapa Kaisar sebenarnya.Sementara Vander yang sedang duduk di dalam mobil di bangku belakang bersama Bastian tampak heran melihat Bastian urung melakukan rencana mereka pada Elena.“Padahal ini kesempatan emas kita. Apalagi saat ini Ka
Read more
Bab 35
Kaisar duduk di tepi kasur di kamarnya. Tak lama kemudian handphone-nya berbunyi. Kaisar langsung menggunakannya.“Halo,” ucap seseorang di seberang sana. Dia adalah salah satu agen rahasia yang membantunya. “Maaf saya baru sempat menghubungi, Jenderal. Apa di sana ada masalah?”“Saya sudah tiba di Negara Taruma. Sekarang saya tinggal di dekat klinik dokter itu, tapi sayangnya, klinik itu sudah diurus oleh temannya. Katanya dokter itu sudah pergi ke New Taraka,” sahut Kaisar.Agen rahasia itu tampak heran. “Saya rasa dia masih di sana. Dia tak akan berani untuk kembali ke New Taraka. Sekarang aku akan usahakan untuk mendapatkan nomor handphone-nya. Jenderal dapat mengetahui keberadaannya melalui aplikasi yang sudah terpasang di handphone baru yang kini Jenderal pegang.”“Baiklah,” sahut Kaisar. “Saya tunggu nomor handphone-nya. Saya juga tidak percaya jika dokter itu sudah kembali ke New Taraka. Saya yakin dokter itu sudah berpesan pada temannya di sana untuk menjawab pertanyaan seper
Read more
Bab 36
Elena memasuki kamarnya. Dia membuka lemari lalu memeriksa pakaian Kaisar di dalam sana. Dia ingin mencari sesuatu. Dia tidak tahu apakah perkataan pengurus panti sudah cukup menjadi bukti bahwa dirinya bukan anak kandung Abraham dan Kaisar lah anak kandungnya. Sekarang Elena diliputi rasa penasaran. Kalau Abraham bukan anak kandunnya, siapa kedua orang tua kandungnya selama ini dan bagaimana dia bisa diasuh oleh Abraham. Sekarang itulah yang ingin dia ketahui saat ini.Terdengar suara pintu diketuk. “Nona!”Pelayan memanggilnya di luar. Elena bergegas berjalan menuju pintu lalu membukanya. Dia melihat pelayan memegang sebuah surat.“Ada apa?” tanya Elena.“Ada surat untuk Nona.”Elena meraih surat itu dengan penasaran. Saat mengetahui surat itu dari Kaisar, dia langsung meminta Pelayan pergi lalu bergegas menutup pintu kamarnya.Elena duduk di tepi kasur lalu membaca surat itu dengan serius. Elena heran, kenapa Kaisar harus mengirim surat segala? Seketika dia berpikir, mungkin itu ka
Read more
Bab 37
Kaisar melangkah ke kediaman sewaannya dengan pikiran yang kacau. Sesampainya di sana, dia merenung, berencana untuk mengunjungi rumah dokter tengah malam nanti, ketika sunyi telah menyelimutinya dengan mantel malam yang pekat. Namun, sebelum malam benar-benar turun, Kaisar tertarik pada misteri pria yang mirip dengannya tadi. Wajah yang seolah mencerminkan identitas dan rahasia masa lalunya. Rasa penasaran menguasai dirinya, dan dia tidak bisa menahan keingintahuannya. Tanpa ragu, dia menghubungi pengurus panti tempat dia dibesarkan dahulu. Penerimaan panggilan dari nomor luar negeri menggiring keheranan dalam benak pengurus panti. Berbeda dengan nomor yang biasa dikenalnya dari negara Taraka, ini berasal dari Taruma. Kaisar segera masuk ke pembicaraan. "Permisi, apa ini dari panti tempat saya dahulu tinggal?" tanya Kaisar dengan suara hati-hati. Pengurus panti terdiam sejenak sebelum menjawab, "Benar, ini dari panti. Dan saya pengurusnya. Dengan siapa saya bicara?” Kaisar mengen
Read more
Bab 38
Hujan gerimis menambah kesan suram malam di Kota Metropolitan yang penuh lampu neon. Kaisar, dengan senyum misteriusnya, berbicara lewat telepon genggamnya. Dia memandang keluar jendela kota yang tidak pernah tidur."Sang Dokter tidak ada di rumahnya. Dia sepertinya kabur. Tidak ada siapa pun yang ada di rumahnya," ucap Kaisar dengan suara berat pada Mata-mata di sebernag sana.Mata-mata di seberang sambungan terdiam sejenak. Mereka tahu bahwa ketenangan yang mereka nikmati selama ini bisa saja berakhir jika Sang Dokter tidak berhasil melarikan diri."Harusnya saya menyergapnya tadi malam," seru Kaisar dengan nada penyesalan.Mata-mata berusaha menenangkannya, "Jangan menyalahkan diri sendiri, Jendral. Kita tak bisa memprediksi langkahnya. Saya punya saran, mungkin saat ini dia bersembunyi di bandara.  Penerbangan keluar negeri atau ke kota lain biasanya dilakukan pada jam pagi. Saya yakin dia sedang berada di sekitar bandara, Jenderal."Kaisa
Read more
Bab 39
Elena terbangun. Dia baru saja mimpi buruk. Dalam mimpinya dia melihat Kasiar dikepung oleh pasukan militer asing dan ditembak mati. Dia gelisah dan entah kenapa seketika mengkhawatirkan keadaannya. Tak lama kemudian dia bangkit dari atas kasurnya lalu turun kemudian berjalan menuju pintu. Saat pintu terbuka, dia melihat Damian dan dua tentara sedang berjaga di sana.“Nona,” ucap Damian heran melihat wajah Elena yang terlihat gusar.“Apa aku benar-benar tidak bisa berkomunikasi dengan Kaisar di markas Angkatan militernya?” tanya Elena tiba-tiba yang membuat Damian heran.“Seperti yang dikatakan Kaisar pada Nona sebelum dia berangkat ke sana,” jawab Damian. “Dia tidak akan bisa dihubungi hingga kita menunggu kedatangannya, Nona.”“Kalau seandainya aku mengunjunginya ke sana, apa diperbolehkan?” tanya Elena sekali lagi.“Tidak bisa, Nona,” jawab Damian. Bagaimana pun dia harus te
Read more
Bab 40
Dengan masker yang masih menempel di wajahnya, Kaisar tiba di depan rumah seorang pria yang mirip sekali dengannya. Rasa gugup dan kekhawatiran tersembunyi di balik kedamaian wajahnya yang terlindung oleh masker itu.Saat mengetuk pintu, seorang pembantu yang akrab keluar untuk menyambutnya. Wanita itu tersenyum sopan, tidak menyadari bahwa dia sebenarnya berbicara dengan kaisar yang bersembunyi di balik topeng dan penampilan biasa."Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya pembantu itu, membungkukkan sedikit tubuhnya.Kaisar, yang sedang berusaha mempertahankan karakter berbeda menyahut, "Ya, saya ingin bertemu dengan Tuan dan Nyonya. Di mana mereka sekarang?"Pembantu menjelaskan bahwa tuan rumah sedang berlibur selama seminggu di sebuah villa pegunungan. Kaisar cukup terkejut karena kedatangannya ke sana rupanya terlambat. Dia akhirnya bertanya lebih lanjut tentang lokasi villa tersebut."Villa di pegunungan? Itu pasti tempat yang indah," ujar Kaisar, mencoba menyelipkan nada kekaguma
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status