LOGINKaisar adalah seorang panglima perang tertinggi, yang dijuluki Dewa Perang. Setelah bertahun-tahun pergi, ia mendadak harus pulang ke kampung halamannya. Kaisar diberitahukan bahwa ayah angkatnya telah meninggal dunia. Beliau memberikan sebuah wasiat dimana ia meminta Kaisar untuk menjadi pewarisnya, dan menikahi Elena, putrinya. Karena beliau tahu hidupnya tak akan lama lagi, cepat atau lambat seseorang di dalam keluarganya, atau musuhnya akan berusaha untuk membunuhnya. Ketika pembacaan surat wasiat, semua anggota keluarga ayah angkat Kaisar mengajukan protes ketika semua warisan justru jatuh ke tangan Kaisar. Saat itu juga, Kaisar tahu bahwa Elena benar-benar berada dalam bahaya. Dengan kekuatannya sebagai panglima perang tertinggi, Kaisar bertekad untuk mengusut tentang kematian sang ayah angkat, dan menjadi penjaga Elena seperti yang diwasiatkan kepadanya.
View MoreBandara International New Taraka.
Suasana di sebuah bandara tampak sangat sibuk. Pasukan berseragam tampak sedang mengosongkan area dalam bandara. Sementara area luar bandara tampak sudah dijaga ketat oleh pasukan militer, dengan persenjataan lengkap.
Semua penerbangan dibatalkan, tidak ada satu pun warga sipil yang boleh berada di dalam sana, bahkan walikota sendiri tidak diperbolehkan masuk. Semua pasukan militer tampak tegang, beberapa helikopter terbang di udara, belasan mobil limosin berbaris di dalam area bandara. Dan sebuah pesawat dengan lambang kehormatan negara New Taraka akhirnya tiba.
Seluruh pasukan kemiliteran yang tengah berbaris dengan rapi, tampak begitu tegang. Keringat mengucur di dahi mereka.
“Selamat datang di New Taraka, Jenderal.” Salah seorang tentara dengan pangkat tinggi membungkukkan badannya ketika menyambut seseorang yang baru saja turun dari dalam pesawat.
Dia adalah Kaisar, seorang panglima perang tertinggi yang masih sangat muda. Sejak remaja, ia telah dikirim ke sekolah militer, dan selama tujuh tahun belakangan ini berhasil memenangkan semua peperangan hingga menjadikannya panglima perang tertinggi. Dia juga melatih pasukan terhebat di dunia, yang semuanya tunduk kepadanya.
Kaisar yang bertubuh tinggi, tegap dan terlihat dingin, membuat siapapun yang berada di sana merasa gemetar berhadapan dengannya.
“Tuan muda.” Seorang pria yang adalah sekretaris pribadi ayahnya, tampak menundukkan kepalanya di hadapan Kaisar.
Kaisar menatap pria itu sekilas, kemudian berujar, “kita bicara di mobil.”
Kepulangannya ke kota itu karena mendapat kabar dari sekretaris pribadi ayah angkatnya–Abraham, bahwa beliau telah meninggal dunia.
Bertahun-tahun yang lalu, Kaisar adalah seorang anak jalanan yang diangkat anak oleh Abraham yang kaya raya. Namun, keluarga Abraham tidak pernah memperlakukan Kaisar dengan baik. Ia terus dicaci dan dihina, dianggap tidak pantas berada di rumah mereka. Meskipun keluarga Abraham bersikap begitu padanya, namun Kaisar tidak pernah membalasnya, dan justru terus memaafkan mereka.
Abraham yang tidak tahan melihat perlakuan semua orang kepada Kaisar, kemudian mengirimnya ke sekolah kemiliteran. Ayah angkat Kaisar mengatakan, suatu saat nanti ia akan membutuhkan bantuan darinya. Mengingat itu Kaisar tampak menyembunyikan kesedihannya karena dia tidak memiliki kesempatan lagi untuk membantu ayah angkatnya itu jika sekarang Abraham benar-benar sudah meninggal.
“Kenapa ayah bisa meninggal secara mendadak?” tanya Kaisar pada sekretaris pribadi ayahnya itu.
“Tuan Besar Abraham ditemukan pingsan, dengan busa di mulutnya. Dokter bilang bahwa kematiannya karena serangan jantung.”
Kaisar mengernyit tak percaya mendengar itu. “Selama ini Ayah memiliki riwayat penyakit jantung?”
Pria itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, Tuan Muda. Nona Elena mengatakan bahwa Tuan Abraham tidak memiliki riwayat penyakit jantung,” jawabnya. “Saya dan Nona Elena juga curiga dengan kematian mendadaknya.”
Elena adalah anak kandung Abraham. Seorang gadis yang seumuran dengan Kaisar.
Lalu dia menyerahkan sebuah surat pada Kaisar. “Tuan Abraham berpesan pada saya, jika sesuatu hal buruk terjadi padanya, saya diminta untuk menyerahkan surat ini kepada Tuan Muda sebelum pengacara pribadi Tuan Besar Abraham mengumumkan surat wasiatnya kepada seluruh anggota keluarganya.”
Kaisar meraih surat itu lalu bergegas membukanya. Beberapa baris kalimat yang ada di dalamnya, membuatnya sedikit terperangah. Namun ia bisa untuk menutupinya.
Kaisar melipat surat itu. Dia menatap sekretarisnya dengan tatapan lekatnya. “Apa saat ini keluarga ayah saya masih belum tahu mengenai hal ini?”
“Sampai saat ini rahasia itu masih terjaga, Tuan Muda,” jawab sekretaris pribadi ayah angkatnya.
“Kalau begitu tolong simpan rahasia ini selamanya dan pulanglah duluan ke sana,” pinta Kaisar. “Jangan sampai ada yang tahu bapak menemui saya ke sini.”
“Baik, Tuan Muda.”
***
Keesokan harinya, sebuah limosin berhenti agak jauh dari kediaman ayahnya. Kaisar yang berpenampilan kasual turun dari dalamnya.
“Jenderal, kami bisa memberikan pengamanan ekstra ataupun iring-iringan untuk Anda.” Seorang perwira dengan pangkat tinggi terlihat menunduk di belakang Kaisar.
“Tidak perlu, saya akan pulang sendiri dan saya tidak ingin ada satu pun yang mengikuti saya.”
“Ba… Baik, Jenderal.” Perwira itu mengangguk patuh.
Tak lama limosin itu pergi menjauh.
Dari tempatnya berdiri, Kaisar bisa melihat gerbang dari rumah ayah angkatnya yang sangat tinggi. Dia tidak bisa menahan senyum getirnya. Terbayang kehidupannya yang penuh dengan hinaan di dalam sana.
Namun, sekarang semuanya telah berubah. Kaisar kembali dengan sesuatu yang baru, dan tidak terkalahkan.
Saat Kaisar akan berjalan menuju rumah sang ayah, sebuah mobil sport melaju dengan cepat, hingga hampir menyerempetnya.
“Jangan menghalangi jalanku, pengemis!” Pengemudi mobil sport itu terlihat marah, namun ekspresi itu berubah menjadi tatapan menghina yang disertai siulan penuh kemenangan. “Lihatlah, siapa ini? Kaisar si anak pungut telah kembali lagi?”
Indah duduk dengan tenang, matanya mengikuti setiap geKaisarn Kaisar yang sedang memeriksa buku rekeningnya. Buku itu berisi catatan uang yang telah ia kumpulkan selama ini, uang yang ia tabung dengan penuh harapan untuk membahagiakan mendiang ayahnya. Kini, uang itu akan digunakan untuk modal membuka pabrik kerupuk singkong yang telah lama menjadi impian Kaisar.Tak lama kemudian, Kaisar mengeluarkan sebuah botol kecil dari tasnya. Botol itu berisi gulungan kertas yang tampak tua, kemudian meletakkannya di atas meja makan. Indah menatap botol itu dengan rasa penasaran yang mendalam."Apa itu, ayah?" tanya Indah, suaranya lembut, namun penuh keingintahuan."Resep rahasia membuat kerupuk singkong," jawab Kaisar, dengan nada yang sedikit datar namun penuh makna.Indah mengernyit, tampak tak mengerti. "Resep rahasia?"Kaisar mengangguk, kemudian membuka penutup botol itu dengan hati-hati, seakan botol itu sangat berharga. Ia mengeluarkan gulungan kertas dari dalam botol dan membacanya ke
Pagi sekali, Muas, Sarok, Balwi, dan Tiwi berdiri di depan sebuah bangunan yang tampak lebih mirip gudang tua. Puluhan mantan preman jalanan tengah membersihkan area tersebut. Keempatnya menatap bangunan itu dengan tatapan tak percaya."Abang yakin, Abang Besar akan membangun pabrik kerupuk singkong di sini buat kita?" tanya Sarok, masih tidak yakin."Kau dengar sendiri, dia ngomong serius soal ini. Sepertinya Abang Besar nggak main-main," jawab Muas, menenangkan.Bawi mendesah, "Aku kira kita bakal dijadiin pasukan pembunuh bayaran sama dia, taunya..."Tiwi menoleh ke Balwi, "Harusnya kita bersyukur, orang terkuat di Jayakarta udah ngasih kita kesempatan. Dikasih pekerjaan yang benar, meski harus ninggalin pekerjaan yang selama ini bikin kita merasa di atas angin."Sarok menatap Muas, "Lalu gimana dengan Bos Besar kita, Bang?"Muas terlihat bingung, raut wajahnya penuh keraguan. "Saya sendiri masih bingung. Lama-lama Bos Besar pasti curiga. Aliran dana dari Jayakarta ke mereka akan b
Setelah mereka pulang dari jogging, Kaisar terkejut lagi saat melihat Muas, Sarok, Bawi, dan Tiwi bersama puluhan preman lainnya berdiri tegap di depan rumahnya."Lapor, abang besar!" seru Muas dengan penuh semangat. "Rumah sudah dibersihkan, untuk abang besar dan Tuan Puteri sarapan juga sudah disiapkan. Sekarang rumah ini akan dilindungi dua penjaga di depan pintu depan, dua penjaga di depan pintu belakang, serta masing-masing satu orang di bagian kiri dan kanan rumah!"Kaisar mengernyit mendengar laporan itu. "Kalian memang berlebihan, padahal saya cuma bercanda," dengusnya."Dengar itu!" seru Indah, menambahkan sedikit sindiran.Muas hanya manyun mendengar Indah. Kaisar, yang sedikit bingung dengan perubahan mendadak ini, akhirnya masuk ke rumah, diikuti oleh Indah.Begitu masuk, mereka langsung melihat bahwa rumahnya sudah bersih, lebih bersih dari biasanya. Bahkan, ketika Kaisar mengecek meja makan, sarapan sudah tersaji rapi.Muas, Sarok, Bawi, dan Tiwi kemudian masuk mengikuti
Teriakan pasukannya saat peluru melesat ke dadanya. Kaisar berlari ke samping, menghindari peluru yang datang tepat ke arahnya. Begitu peluru itu mengenai pohon, dia melihat musuh bersembunyi di dalam semak. Tanpa ragu, Kaisar mengeluarkan senjata apinya, menembaki mereka dengan cepat dan tanpa ampun."AAAAAAA!" Teriakan Kaisar menggema di tengah kekacauan, seiring dengan hujan peluru yang dia curahkan pada musuh.Namun, di tengah keganasan pertempuran itu, tiba-tiba sahabat dekatnya jatuh, terkena tembakan di kepala. Tembakan yang begitu cepat dan tepat, yang menumbangkan sahabatnya di hadapannya. Kaisar terpaku, matanya terbelalak. Air mata mengalir begitu saja, tak tertahankan."Ayah! Ayah!"Suara Indah memanggilnya dengan cemas membuyarkan lamunan Kaisar. Tanpa sadar, air mata yang tadi menetes di pipinya kini mengalir lebih deras. Ia cepat-cepat mengusapnya, berusaha menutupi perasaan yang tiba-tiba muncul."Ayah nangis?" tanya Indah dengan heran, melihat Kaisar yang terdiam, mat






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ratings
reviewsMore