All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 21 - Chapter 30
643 Chapters
Bab 21
"Kamu pesan makanan di luar? Setiap hari?" Liam bertanya dengan nada sinis."Tidak setiap hari. Aku pesan makanan di luar karena bahuku lagi sakit," Sofia menjelaskan."Bahumu luka?" Liam langsung mengalihkan tatapannya ke arah bahu Sofia."Tulang bahuku yang di sebelah kanan retak." Sofia menunjuk lengan kanan dengan menggunakan tangan kiri. "Paling beberapa hari juga sembuh.""Kok bisa?" Ekspresi Evano terlihat sangat serius, berbeda dengan biasanya.Sofia terpaksa berbohong. "Tidak sengaja menabrak tembok.""Hmm? Benaran menabrak tembok? Tidak ada hubungannya sama keluarga suamimu?" Evano tidak langsung memercayai jawaban Sofia.Sofia terkejut mendengar pertanyaan Evano. Jika bukan karena Evano terlihat kebingungan, Sofia mungkin akan berpikir kalau Evano telah mengetahui semuanya."Katakan sejujurnya. Kalau mereka yang memukulmu, ini bisa dijadikan bukti untuk meminta ganti rugi." Evano mendesak Sofia.Meskipun Yaga adalah adiknya Glen, insiden kali ini sama sekali tidak ada hubung
Read more
Bab 22
Sofia baru keluar dari rumah sakit setelah melakukan pemeriksaan.Jalanan di sepanjang rumah sakit macet sehingga agak sulit mendapatkan taksi. Sofia sudah memesan taksi online dan sedang menunggunya di tepi jalan.Sesaat taksi sampai, Sofia baru membuka pintu, tetapi seorang pria paruh baya malah menyerobotnya dan langsung masuk ke dalam mobil yang dipesan Sofia."Sini, sini, cepat! Cepat masuk!" teriak pria paruh baya.Sofia mengerutkan alis, suara pria ini terdengar tidak asing. Ketika menatap ke kursi belakang, ternyata pria paruh baya itu adalah Pak Hutomo, ayahnya Glen.Kalau ada Pak Hutomo, berarti ada Bu Hutomo ....Ternyata benar, dari kejauhan terlihat Bu Hutomo yang membawa beberapa tas sambil menggandeng Vera. Mereka sedang berlari ke arah mobil.Vera terlihat kesal dan berteriak, "Pelan-pelan! Aku masih sakit, nggak bisa lari-lari!"Bu Hutomo langsung memperlambat langkahnya sambil meminta maaf. "Aduh, maaf, maaf. Itu ayahmu juga, ngapain sih buru-buruin kita, aku kan jadi
Read more
Bab 23
Sofia adalah orang yang mudah luluh. Melihat Glen yang berjanji dengan sepenuh hati, Sofia pun bersedia kembali bersama Glen. Ditambah, Sofia juga belum sepenuhnya rela berpisah dari Glen.Kemudian Glen dan Sofia pun menikah, mereka membeli rumah di Kota Haita. Kedua orang tuanya Glen pernah meminta untuk tinggal bersama, tetapi Glen langsung menolaknya.Setelah Glen menolak permintaan tersebut, kedua orang tuanya Glen malah menyalahkan Sofia. Kedua orang tuanya Glen menuduh Sofia telah mencuci otak putranya. Semenjak itu, kedua orang tuanya Glen semakin membenci Sofia.Kedua orang tuanya Glen berharap bisa segera menggendong cucu, tapi Sofia sendiri tidak mau mempunyai anak. Tahun baru kemarin, saat Glen dan Sofia pulang ke rumah Keluarga Hutomo, Bu Hutomo ingin membawa Sofia ke dokter kandungan, tapi Sofia menolak dengan tegas.Melihat Sofia yang tak kunjung hamil, kedua orang tuanya Glen menyarankan Glen untuk menceraikan Sofia.Sesaat mendengar ucapan Bu Hutomo, Glen malah memarahi
Read more
Bab 24
Sofia seperti dihipnotis, dia hanya bisa mematung di tempat. Otaknya menyuruhnya pergi, tetapi sekujur tubuhnya tidak bisa bergerak."Cit ...." Mobil tersebut mengerem secara mendadak.Setelah suara yang memekakkan telinga, tiba-tiba suasana di sekitar terasa sunyi. Sebagian pejalan kaki menutup mata mereka karena ketakutan.Beberapa menit sudah berlalu, tetapi Sofia masih membeku di tempat. Dia tidak bisa mendengar atau melihat apa pun. Kepalanya terasa kosong dan linglung.Semua orang terkejut, ternyata Sofia tidak tertabrak. Untungnya mobil tersebut berhenti tepat waktu.Insiden ini mengakibatkan kemacetan di jalan raya. Banyak kendaraan yang berhenti untuk mencari tahu apa yang terjadi."Nona, kamu nggak apa-apa?""Bisa berdiri?""Apakah otaknya terbentur?"Para pejalan kaki menghampiri Sofia untuk menanyakan keadaannya. Jantung Sofia berdegup sangat kencang, dia belum bisa mencerna apa yang terjadi.Tak berapa lama, seorang pria datang dan mengulurkan tangannya. "Ayo, aku bantu."
Read more
Bab 25
"Nggak apa-apa, aku baik-baik saja," jawab Sofia."Bahumu ...." Pria asing menunjuk tangan kanan Sofia."Bahuku sudah luka sejak seminggu yang lalu. Tadi dokter membersihkan lukanya dan diperban ulang. Bukan salahmu, kok," Sofia menjelaskan.Namun pria ini masih mencemaskan kondisi Sofia. "Dokter tidak memberikanmu obat? Sini, resepnya! Biar aku yang tebus."Sofia menggelengkan kepala. "Nggak ada.""Kamu bisa jalan? Perlu dipapah? Di luar macet banget, pasti susah dapat taksi. Aku antar pulang, ya!" Pria asing memberikan tawaran.Kebaikan pria ini malah membuat Sofia curiga. "Tidak perlu, aku minta temanku jemput saja."Pria ini menyadari Sofia yang menolak dan menjaga jarak, dia pun segera menjelaskan, "Jangan salah paham, aku nggak ada maksud lain. Aku hanya mencemaskan keadaanmu. Kalau kamu nggak mau diantar, aku akan menemanimu sampai temanmu datang."'Gawat!' pikir Sofia. Tadi Sofia cuma asal mencari alasan, tak ada seorang pun yang akan datang menjemputnya.Sofia hanya memiliki s
Read more
Bab 26
"Oh ...." Liam tidak tertarik mengobrol lebih panjang.Namun Niel tidak terpengaruh dengan sikap Liam yang dingin. Niel terlihat sangat antusias dan berkata, "Aku tidak menyangka bisa bertemu Pak Liam di sini. Pak Liam, aku sangat mengidolakan Anda.""Masih tidak mau pergi?" Liam mendesak Sofia, lalu membalikkan badan dan langsung pergi.Melihat Liam yang hendak meninggalkannya, Sofia pun bergegas mengejarnya.Sofia mengejar Liam, sedangkan Niel mengejar Sofia. "Pak Liam temanmu?"Teman? Tentu saja bukan! Namun Sofia sudah terlanjur mengatakan kalau temannya yang akan datang menjemputnya. Hanya saja Sofia tidak tahu, kenapa bukan Evano, tetapi malah Liam yang datang ....Sofia terpaksa berbohong, lalu menganggukkan kepala. Kedua mata Niel sontak berbinar-binar, lalu menarik tangan Sofia, "Kamu bisa tolong mengenalkan aku sama Pak Liam?""Hah?" Sofia melirik Liam yang berjalan jauh di depan sambil menjawab dengan ragu-ragu, "Aku harus tanya Pak Liam dulu."Ketika tidak mendengar langkah
Read more
Bab 27
Evano menarik kembali tatapannya dan menatap Sofia dengan penasaran. "Eh, memangnya apa yang tadi kalian bicarakan?""Hah?" Sofia menggelengkan kepala. "Rahasia.""Cih. Baru kenal sudah main rahasia-rahasiaan." Evano menggoda Sofia. Di sisi lain, Evano jadi paham, pantas saja Liam terlihat masam.Liam tidak mau pulang dengan mobilnya sendiri, dia mau pulang bersama Evano dan Sofia.Begitu Evano menoleh, dia melihat Liam yang duduk di kursi depan."Eh?" Evano mengerutkan alis. "Bukannya kamu tidak suka duduk di depan?"Setiap Evano dan Liam satu mobil, Evano menyetir di depan, sedangkan Liam duduk di belakang. Evano lebih kelihatan seperti sopir daripada temannya Liam.Evano sudah sering komplain, tetapi Liam tidak memedulikannya. Tumben sekarang Liam malah inisiatif duduk di depan."Di belakang kotor." Liam memalingkan wajah.Sofia tidak berani ikut campur, dia membuka pintu mobil dan bergegas masuk. Kalau bukan mobil yang kotor, berarti Sofia yang kotor.Kedengarannya memang kasar, te
Read more
Bab 28
Dua minggu kemudian, Sofia kembali bekerja setelah bahunya sembuh.Semua orang senang melihat Sofia yang kembali bekerja. Para karyawan pun mereservasi restoran termewah di Kota Haita untuk merayakan kesembuhan Sofia.Terdapat makanan, kue, dan juga anggur di atas meja.Sofia terlalu banyak minum sampai mabuk. Beberapa orang ingin mengantar Sofia pulang, tetapi tak ada seorang pun yang mengetahui alamat rumah Sofia.Di saat semua orang kebingungan, salah seorang karyawan berteriak, "Ah, aku baru ingat! Aku punya nomor suaminya Bu Sofia. Bu Sofia pernah meminjam ponselku untuk menelepon suaminya.""Cepat telepon!"Ketika semua orang mendesak, tiba-tiba seseorang bergumam pelan, "Bu Sofia ... bukannya sudah cerai?"Tak ada seorang pun yang pernah mendengar berita ini. Kata siapa Sofia bercerai? Apakah informasi tersebut bisa dipercaya?"Serius?""Kok Bu Sofia tidak kelihatan sedih?""Iya, informasimu bisa dipercaya?"Orang yang mengungkap perceraian Sofia juga tidak bisa memastikan keben
Read more
Bab 29
Secara spontan, Glen mengecap bibirnya dan menelan air ludah. "Kirimkan alamatnya, aku ke sana."Asistennya Sofia segera mematikan teleponnya dan mengirimkan alamat kepada Glen. Begitu mendapatkan alamatnya, Glen langsung menuju ke lokasi untuk menjemput Sofia.Melihat Glen yang masih memedulikan Sofia, orang-orang pun mulai bergosip."Kayaknya mereka nggak cerai.""Bu Sofia hebat banget bisa memaafkan suaminya yang selingkuh.""Mau bagaimana lagi? Wanita yang bercerai susah mendapatkan pasangan lagi.""Tapi mereka nggak punya anak. Bu Sofia cantik dan kariernya juga bagus, dia pasti bisa mendapatkan suami yang lebih baik.""Sudah, sudah. Intinya Bu Sofia dan suaminya baik-baik saja. Kita jangan bergosip lagi," kata asistennya Sofia.....Saat ini Glen masih lembur di kantor.Semenjak insiden di restoran hotpot, Vera mengundurkan diri dan fokus menjaga kandungannya. Glen juga pindah ke rumahnya Vera agar lebih mudah menjaganya.Sebelum tinggal bersama, hubungan Vera dan Glen terasa san
Read more
Bab 30
Meskipun Vera sudah keluar dari rumah sakit, Glen tidak mengusir orang tuanya pulang. Dia malah menyewa rumah yang lebih besar agar orang tuanya bisa tinggal bersama mereka.Setiap hari Glen selalu pulang larut malam. Walaupun semua pekerjaannya sudah selesai, Glen selalu mencari-cari alasan untuk lembur.Glen melakukan semua ini demi menghindari pertengkaran, dia sudah capek bekerja. Sama seperti hari ini, sebenarnya semua pekerjaan Glen sudah beres, tetapi dia malas pulang.....Ketika Glen tiba di restoran, Sofia ditemani beberapa rekan kerjanya yang tidak mabuk. Saat memasuki ruangan, Glen merasa tidak leluasa menghadapi tatapan mereka.Tatapan mereka terasa agak sinis ...."Tuh, Bu Sofia." Asistennya Sofia menunjuk ke arah Sofia yang berbaring di atas meja."Terima kasih," jawab Glen.Hari ini Sofia mengikat rambutnya ke belakang dan mengenakan celana hitam yang dipadukan dengan kemeja V-neck. Sesaat melihat tulang selangka Sofia, hati Glen terasa bergetar.Secara tidak disadari,
Read more
PREV
123456
...
65
DMCA.com Protection Status