All Chapters of Menikahi Calon Mertua : Chapter 31 - Chapter 40
94 Chapters
31. Menggairahkan dan Menantang
Serkan menurunkan senderan kursi Guzel secara perlahan. Ia masih tidak mempedulikan ucapan istrinya yang seolah keberatan bermain-main di dalam mobil, terlebih di jalan raya."Mas Serkan mau apa?" tanya Guzel sambil menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya."Mau jenguk Jerome atau Callum," sahut Serkan santai."Nanti saja, Mas. Saat ini kehamilanku masih di trimester pertama. Kalau sering-sering, aku takut kenapa-napa," ujar Guzel menjelaskan.Selain takut orang lain akan memergoki mobil bergoyang, Guzel juga takut janin di perutnya merasa terganggu. Apalagi, kehamilan di trimester pertama masih sangat lemah."Benarkah? Lalu, selama ini apa?" tanya Serkan menatap Guzel lekat seolah tidak setuju dengan ucapan sang istri."Se-selama i-ini aku hilaf, Mas. Besok-besok tidak lagi, deh. Besok-besok aku akan belajar untuk menahan diri," sahut Guzel panik.Ia sadar selama satu bulan ini jauh lebih agresif. Lebih sering meminta daripada diminta. Meski setiap hari menginginkannya, tetapi
Read more
32. Mas Serkan Adalah Suamiku
Guzel merasakan remasan kuat di bahunya. Kemudian, ia menoleh ke samping dengan sedikit mengangkat kepalanya menatap sang suami. Terlihat, Serkan tidak kalah terkejutnya dibanding Guzel. Manik matanya membulat sempurna dan memerah.Serkan tahu betul seperti apa sosok Derya meski hanya pernah melihatnya satu kali ketika menyelamatkannya. Manik mata elangnya meneliti setiap jengkal tubuh pria yang kini ada di hadapannya."Aku yakin dia bukan Derya. Aku harus mencari tahu siapa dia sebenarnya," batin Serkan penuh tekad.Memang sosok pria di depannya ini sangat mirip, bahkan bisa dibilang seperti orang yang sama. Namun, ia tidak bisa percaya begitu saja. Ia tahu dengan jelas tujuan kemunculan Derya hanya satu yaitu menghancurkan rumah tangganya dengan Guzel."Mas?" Tatapan mata Guzel seolah sedang memanggil suaminya.Tangan wanita itu bergerak memeluk pinggang suaminya berusaha untuk meyakinkan. Meski Derya ada di depan matanya, hal itu tidak akan merubah apa pun. Cintanya, hubungan perni
Read more
33. Kau Bukan Mas Derya
Mendengar ucapan Derya membuat jantung Serkan berdegup kencang. Bagaimana kalau rencana pria itu untuk memisahkannya dengan Guzel berhasil? Lalu, bagaimana dengannya? Ia tidak akan bisa hidup jika tanpa Guzel di sisinya."Cukup!" geram Guzel membentak.Ia melepaskan tangan Serkan dan bergerak ke depan di mana posisi berdiri sebelumnya. Dadanya bergerak naik-turun dengan nafas yang bergerak cepat. Manik matanya membola dan memerah."Kau bukan Mas Derya," kata Guzel dengan penekanan di setiap kata.Bukan tanpa alasan Guzel langsung menuduh kalau pria yang ada di hadapannya kini bukan Derya, suami pertamanya. Derya yang ia kenal adalah pria tulus yang selalu rela mengorbankan diri demi menyelamatkan nyawa orang lain. Bukannya menyalahkan atas apa yang telah menjadi keputusannya."Apa maksudmu berkata seperti itu, Sayang? Kenapa sejak tadi kau menyuruhku sebagai orang lain?" tanya Derya kecewa."Menyelamatkan nyawa orang adalah tugas dari seorang petugas pemadam kebakaran. Mas Derya perna
Read more
34. Menemukan Banyak Bukti
Beberapa hari kemudian setelah dirawat dan pulang dari rumah sakit, kondisi Guzel sudah membaik. Janin yang ada di dalam kandungannya pun masih bertahan dengan sangat kuat. Meskipun demikian, wanita itu lebih berhati-hati mengingat hampir kehilangan calon buah hatinya."Mas," panggil Guzel.Selama dalam masa pemulihan, Serkan tidak pernah meninggalkan istrinya meski hanya sebentar. Semua pekerjaan ia urus di rumah, lebih tepatnya di samping istri tercinta. Ia takut Guzel membutuhkan sesuatu dan ia tidak ada di sisinya. Apalagi pesan dokter yang mengatakan bahwa Guzel harus istirahat total, yang artinya tidak boleh melakukan aktivitas apa pun."Kenapa, Sayang?" Serkan meletakkan dokumen dan langsung memeluk istrinya."Aku sudah merasa lebih baik. Tubuhku juga sudah terasa lebih segar," sahut Guzel memiliki sebuah arti.Pria tampan tanpa cela itu mengangguk dan berkata, "Ya, lalu?""Bisakah kita pergi olahraga ke luar untuk mencari udara segar dan vitamin D?" sahut Guzel menjelaskan.Ia
Read more
35. Alat Sadap dan Kamera Tersembunyi
Manik mata Serkan terbelalak mendengar permintaan istrinya. Bagaimana bisa Guzel memintanya agar memberi izin tinggal di rumah lama, di mana Dilara dan pria yang mengaku Derya tinggal? Apalagi sebelumnya, sang istri pernah mengalami pendarahan dan hampir kehilangan calon anak mereka."Aku tidak salah dengar 'kan, Sayang?" tanya Serkan tidak percaya. Barangkali saja pendengarannya memang salah. Jadi, ia berusaha memastikan."Tidak, Mas, aku serius. Aku ingin menjadi detektif tanpa pria itu sadari," sanggah Guzel mantap.Jika ia tinggal bersama dengan pria yang mengaku menjadi suami pertamanya yang telah meninggal lima tahun silam. Ia yakin seratus persen akan mengetahui perbedaan mereka. Entah dari sikap, kebiasaan, dan lain sebagainya."Maaf, aku tidak bisa mengizinkan," ujar Serkan lirih.Baru bertemu kurang dari lima belas menit saja ia hampir kehilangan calon anaknya. Apalagi kalau Guzel sampai tinggal di sana selama berhari-hari. Tidak. Serkan tidak bisa mengambil resiko lebih bur
Read more
36. Apa Mama Hamil?
"Mama." Dilara berlari keluar dan langsung memeluk ibunya, "Apa Mama sudah memutuskan untuk tinggal di sini bersama Lara dan Papa?" imbuhnya bertanya."Iya," sahut Guzel singkat. Ia membalas pelukan putrinya dengan manik mata yang menggerilya meneliti isi rumah."Ngomong-ngomong, Mama ke sini sama siapa?" tanya Dilara sambil menjauhkan tubuhnya.Manik mata gadis itu meneliti area luar rumah. Berharap bisa melihat sosok ayah tirinya dengan raut sedih. Namun sayang, pria itu justru tidak ada di sana."Papa Serkan." Guzel malas berbicara panjang lebar takut Derya jadi-jadian mendengarnya."Apa?!" teriak Dilara terkejut."Kenapa ekspresimu berlebihan begitu?" Guzel melangkah masuk ke dalam sambil menarik koper. Menoleh ke kanan dan kiri mencari sosok pria yang mengaku sebagai suami pertamanya."Dia ada di mana?" lanjutnya."Dia siapa? Apa maksud Mama, Papa?" Alih-alih menjawab, Dilara justru balik bertanya."Iya, Sayang. Memangnya siapa lagi?" sahut Guzel malas.Kakinya melangkah masuk k
Read more
37. Aku Merindukanmu, Guzelku
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Derya dingin.Melihat Guzel ada di sana, harusnya pria itu bertanya atau sekedar menunjukkan rasa bahagianya. Namun, ia justru terlihat sangat cuek. Berbeda sekali dengan sikapnya waktu itu ketika pertama kali Guzel pulang."Tidak. Aku lihat, rambut, kumis, dan jenggotmu sudah terlalu panjang. Apa tidak sebaiknya kau cukur?"Sebenarnya, tidak terpikirkan oleh Guzel untuk berkata seperti itu. Ia hanya sudah tidak sabar melihat pria itu menikmati ayam kecap buatannya. Akan tetapi, sikapnya itu justru membuat pria jadi-jadian curiga."Baiklah, tapi aku ingin kau yang mencukur rambutku," kata Derya sambil tersenyum."Aku tidak bisa melakukannya, Mas. Nanti siang pergi ke tukang cukur langganan saja."Meski ia bisa sekalipun, ia tidak akan pernah melakukannya. Apalagi ada kamera tersembunyi dan alat sadap yang bisa mendengar setiap percakapannya. Ia yakin, Serkan sedang melihat dan mendengar adegan ini. Jadi, ia tidak ingin membuat sang suami marah
Read more
38. Yakin Seratus Persen
"I-iya," sahut Guzel sambil perlahan memencet tombol merah tanpa berpamitan.Ia benar-benar takut Derya jadi-jadian akan mendengar pembicaraannya dan semua rencana yang telah ia buat gagal. Lalu, bagaimana bisa ia menendang pria itu keluar dari rumahnya jika hal itu sampai terjadi?"Apa kau sudah selesai? Kalau sudah, ayo kita pulang," tanya Derya dengan raut biasa.Melihat ekspresi datar pria yang sangat mirip dengan mendiang suami pertamanya, membuat Guzel menghembuskan napas lega. Memasukkan ponselnya ke dalam sling bag sebelum dicurigai."Iya, sudah." Guzel bergegas melangkah mendekat, "Ayo kita pulang!" imbuhnya melangkah lebih dulu.Akhirnya, Derya berjalan mengikuti Guzel dari belakang. Perlahan, ia mensejajarkan langkahnya dan meraih tangan Guzel hingga menggenggam.Awalnya Guzel cukup terkejut, tetapi ia berusaha sedatar mungkin. Tidak mungkin jika ia menolak dan membuat pria itu curiga.***Empat hari berlalu dan Guzel belum menemukan bukti lain. Derya jadi-jadian terlihat b
Read more
39. Deniz Sevilen
Keesokan harinya, tepat pukul enam pagi, Serkan sudah ada di depan pintu rumah Guzel dan mendiang suami pertamanya. Sejak semalam, ia tidak bisa tidur karena ingin mengusir Derya jadi-jadian menggunakan semua bukti yang telah didapat.Pria itu mengulurkan tangan dan mengetuk pintu beberapa kali. Sepersekian detik kemudian, Lara membuka pintu dengan terkejut."Mas Serkan. Ada apa pagi-pagi sekali datang ke sini?" Gadis itu tersenyum cerah seperti matahari yang bersinar di pagi hari."Papa bukan mas." Serkan mengoreksi dengan nada dingin, "Di mana Guzel?" imbuhnya bertanya sambil melongok ke dalam."Mama sedang sibuk memasak di dapur," sahut Dilara ketus.Sudah lama tidak bertemu dan rasa rindunya telah terobati. Namun, kebahagiaan itu musnah begitu saja mendengar Serkan menyebut nama Guzel.Daripada berhadapan dengan Dilara, tanpa berkata lebih Serkan masuk ke dalam melewati gadis itu. Rasanya percuma berbicara dengan anak tiri yang tidak memiliki sopan santun itu. Ia takut kesalahpaha
Read more
40. Lara Yang Menyuruhku
Rigel melangkah maju bertepatan dengan Derya dan Dilara membalikkan tubuhnya. Lalu, ia menyodorkan amplop coklat berisi bukti pada Derya."Tidak. Untuk apa aku menerimanya kalau bukti itu salah. Sudah jelas-jelas aku Derya," tolak Derya sambil mengayun tangannya hingga amplop itu jatuh ke lantai."Iya, Papa benar. Ini pasti bukti yang sengaja dibuat untuk mengusir Papa dari kehidupan Lara dan Mama," kata Dilara menimpali.Tangan Dilara terkepal kuat. Meski mulut berkata seperti itu, tetapi tubuhnya bergetar dan raut wajahnya berubah khawatir. Mungkinkah bukti yang Guzel dan Serkan dapatkan benar, bahwa Derya yang ada di hadapan mereka hanya orang asing yang mengaku-ngaku?"Rigel?" panggil Serkan."Baik, Pak," jawab Rigel tegas.Pria itu lekas meraih dan membuka amplop coklat yang semula jatuh di lantai. Tangannya merogoh dan mengeluarkan beberapa lembar kertas dan foto. Kemudian, menyerahkannya pada Serkan."Meski kalian sangat mirip, tetapi kalian orang yang berbeda." Serkan melangka
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status