Semua Bab Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!: Bab 11 - Bab 20
98 Bab
Bab 11 - Istriku Yang Kabur
"Lakukan segala cara agar aku bisa berinteraksi lebih banyak dengan Austin," titah Aland. Dia dan Erile telah keluar dari The Sunset Restoran. Tapi keduanya masih berada di tepi pantai, belum kembali ke Homestay.Melihat Austin yang dibawa pergi menjauh darinya tadi membuat hati Aland kalut. Tim pencari Zara dan sang anak memang masih terus berlanjut, namun hati Aland berat sekali untuk tetap berada di tempat ini."Bagaimana jika anda jadi tenaga pengajar gratis di sekolah Austin?" tawar Erile, hanya itulah satu-satunya ide yang terpikir olehnya. "Jika Anda bersedia, malam ini juga akan saya urus."Aland tidak menjawabnya dengan kata-kata, dia hanya mengangguk kecil. Nyatanya tetap menggunakan kekuatan uang untuk memudahkan semua hal yang dia lakukan di tempat ini.***Semalaman ini Zoya terus memantapkan hati. 6 tahun waktu sudah berlalu dan selama itu pula dia telah hidup sebagai orang lain. Harusnya kini Zoya tak perlu lagi terbayang-bayang tentang masa lalunya.Tidak perlu takut
Baca selengkapnya
Bab 12 - Bisa Menjadi Teman
Zoya menelan ludahnya dengan kasar ketika dia mendengar ucapan Aland tersebut, 'Astaga, bagaimana bisa dia mengatakannya dengan begitu gamblang!' gerutu Zoya di dalam hati. Karena bagaimanapun saat ini mereka adalah dua orang asing.Harusnya Aland tidak seterbuka itu tentang masalah yang sedang dia hadapi.Malah jadi semakin tidak terima jika Aland mendekati anaknya dengan alasan tersebut. "Istri anda yang kabur ... kenapa malah terus mengganggu anak saya?! Lebih baik anda cari istri anda itu," balas Zoya, untunglah lidahnya tidak terasa kelu ketika menjawab. Meski sebenarnya pembicaraan ini membahas tentang dia sendiri.Jika dulu Zoya pasti tidak akan seberani ini untuk membalas ucapan Aland. Jangankan bicara dengan menggebu-gebu, menatap kedua matanya saja Zoya tidak akan mampu. Dulu saat masih menjadi Zara, Zoya benar-benar gadis yang lemah."Aku masih terus mencari mereka, hanya saja Aku juga ingin terus melihat Austin," jujur Aland, sejak tadi dia selalu menjawab jujur seperti ap
Baca selengkapnya
Bab 13 - Gigitan Nyamuk
"Seperti ini lebih baik," ucap Aland. Dia tersenyum saat melihat pesan yang dikirimkannya pada Zoya sudah terbaca oleh wanita itu, dua tanda centang telah berubah jadi warna biru. Aland kemudian mulai naik ke atas motor maticnya, kini dia sudah bisa mengemudi kendaraan roda dua tersebut. Hanya butuh waktu satu hari untuk mempelajarinya."Sudah kembali Pak Guru," sapa nyonya Ressa, saat salah satu penghuni Homestay miliknya pulang. Meski dia sudah memiliki suami tapi tak pernah bosan memandang pria tampan itu, bahkan sering menggoda dengan sebutan Pak Guru. Aland menjawabnya dengan senyuman, semenjak tinggal di sini dia jadi lebih banyak tersenyum. orang-orang menganggapnya sebagai guru, bukan pemilik perusahaan raksasa di kota Servo."Om Erile lama sekali perginya, apa dia tidak akan kembali ke sini lagi?" tanya nyonya Ressa lagi. "Mungkin lusa dia akan kembali," jelas Aland. Sejak dua hari yang lalu Erile memang kembali ke kota, ada beberapa hal yang harus diurus, tentang penyelid
Baca selengkapnya
Bab 14 - Sungguh Ingin Melihatnya
"Kenapa menatap saya seperti itu? apa memiliki alergi nyamuk terlihat aneh bagi anda?" tanya Zoya.Sementara Aland masih mematung, masih menatap Zoya lebih lekat daripada biasanya. Karena lagi-lagi selalu ada kebetulan yang seolah menghubungkan mereka.Zoya mana tau jika aroma lotion itu membuat Aland jadi teringat akan Zara. Zoya kira tentang masa lalunya tak akan melekat pada pria itu, dia adalah bagian paling tidak penting di dalam hidup Aland Floyd.Satu-satunya yang penting adalah anak mereka. Bahkan Aland dengan teganya berencana untuk menceraikan dia setelah melahirkan.Aland menggeleng perlahan, "Tidak ... hanya saja aroma lotion itu mengingatkan ku pada seseorang." Aland mengambil jeda. "Tiap malam sebelum tidur dia selalu menggunakan lotion dengan aroma itu." jelas Aland lagi, menjelaskan bukan hanya dengan kata-kata, tapi juga tatapan sendu. Banyak penyesalan yang tergambar jelas dari sorot mata itu.Dan langit di atas kepala Zoya seakan runtuh saat mendengar ucapan terseb
Baca selengkapnya
Bab 15 - Dipeluk Paling Akhir
Sekitar jam 06.30 pagi Aland sudah mengajak mama Emma untuk mendatangi rumah Zoya. Dari dalam mobil itu, mereka mengamati rumah Zoya dari jarak aman.Tidak ingin membuat Austin merasa tak nyaman, Aland mengurungkan niat untuk mempertemukan sang mama dengan anak itu secara langsung. Biarlah kali ini mama Emma melihat dari jauh lebih dulu. Setelah hatinya sedikit tenang, barulah nanti pikiran lagi mau bagaimana.Cukup lama menunggu akhirnya mereka lihat pintu rumah Zoya yang terbuka. "Itu mereka, Ma," ucap Aland.Mama Emma tak bisa menjawabi ucapan sang anak, kedua matanya telah terkunci pada anak laki-laki itu di ujung sana. Tertawa dan mengandeng tangan sang mama, wanita bernama Zoya.Hatinya seketika terenyuh, sampai tak sadar jika ada air mata yang sudah mengalir. "Dia adalah anakmu Al, dia anakmu dan Zara."Mama Emma sangat yakin tentang hal itu. Bahunya naik turun karena tangis menahan rindu. Aland buru-buru menahan sang mama saat mama Emma hendak turun dari mobil."Jangan Ma, j
Baca selengkapnya
Bab 16 - Berada Di Dekat Musuh
"Oma Emma?" tanya Zoya dengan suara yang terdengar gemetar. Nama itu membuatnya melemah, seseorang yang bahkan lebih dia takuti dibandingkan Aland."Iya Ma, Oma Emma namanya. Dia nenek yang sangat baik, bukan hanya memberikanku mainan ini tapi dia juga memelukku dengan sangat erat. Aku menyukainya!" terang Austin antusias, apalagi dia sambil membayangkan pelukannya dengan Oma Emma tadi. Rasanya seperti memeluk neneknya sendiri. kasih sayang yang tak pernah dia dapatkan, karena selama ini di dalam hidupnya hanya ada sang mama. Tidak ada yang lain.Mendengar cerita itu, Zoya segera menarik Austin untuk lebih dekat. Kedua matanya bergerak liar memandang ke sekitar. Benarkah mama Emma ada di sini? dimana? Zoya mencarinya dengan cemas. Jantungnya sudah bergemuruh hebat."Apa kamu tau siapa nama lengkap Oma Emma itu?" tanya Zoya kemudian, kini dua telapak tangannya sudah basah dengan keringat dingin. Semoga saja ini adalah Emma yang lain."Tau Ma, nama lengkapnya adalah Oma Emma Floyd."D
Baca selengkapnya
Bab 17 - Semua Tertuju Padamu dan Austin
"I-iya, dia sedikit mirip dengan Austin," jawab Zoya dengan suara yang terdengar putus-putus. Zoya sesaat tergugu saat memandang foto itu. Ada desiran nyeri di dalam hatinya ketika melihat foto tersebut, apalagi saat mendengar Aland yang menyebut bahwa foto itu adalah foto istrinya.Aland seolah bangga sekali mengakui Zara sebagai istri, sesuatu hal yang selama ini tidak pernah Zoya bayangkan. Rasanya sangat tidak mungkin jika Aland benar-benar menganggapnya sebagai istri. Apalagi setelah 6 tahun waktu berlalu. Zoya justru berpikir, Aland telah kembali pada kekasihnya dulu, Adeline.Apa yang dia dengar ini sangat-sangat tidak mungkin.Puas memandangi fotonya sendiri, akhirnya Zoya buru-buru meletakkan foto itu kembali di atas meja, bahkan sedikit mendorongnya agar lebih dekat kepada Aland."Apa kamu masih mencari istrimu itu?" tanya Zoya, dia coba mengendalikan hatinya sendiri agar tidak terbawa perasaan. "Apa sebelum Zara pergi dia sedang hamil anak kalian?" tanyanya lagi, lalu menel
Baca selengkapnya
Bab 18 - Saling Pandang
Melihat Zoya yang begitu antusias mempertanyakan tentang penyelidikannya, justru membuat Aland terdiam. Dia takut Zoya akan marah Jika dia katakan yang sebenarnya. "Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu terkejut seperti itu, hanya banyak kebetulan saja. Salah satunya wajah Austin," jawab Aland.Ya, akhirnya dia putuskan untuk menjawab seperti itu saja. Dan dilihat jelas olehnya Zoya yang menghembuskan nafasnya secara perlahan."Baiklah, sepertinya kamu tidak ingin aku tau," balas Zoya kemudian, cukup kecewa atas jawaban Aland tersebut. Tapi dia tak ingin terlalu nampak jika ingin tahu. Jangan sampai Aland justru merasa curiga dengan sikapnya."Ya sudah, pulanglah, aku akan meminta Austin dan Elea untuk istirahat."Namun sebelum Zoya beranjak, Aland sudah lebih dulu berucap menahan. "Zoy.""Apa?""Besok kan akhir pekan, apa boleh aku mengajak Austin pergi?""Untuk menemui mama mu? tidak boleh, jika ingin bertemu datang saja ke restoran," balas Zoya dengan tegas. Enak saja ingin menemui
Baca selengkapnya
Bab 19 - Pasti Ada Sesuatu
Rama adalah salah satu orang yang paling berharga di dalam hidup Zoya, pria yang membantunya berhasil hingga seperti ini. Apa yang dia dapatkan sekarang jauh lebih baik ketimbang jadi istri seorang pria konglomerat. Zoya bisa berdiri di kakinya sendiri, tak ada yang menatapnya dengan remeh seperti dulu."Austin, biarkan om Rama makan dulu, makanannya sudah siap," ucap Zoya, dia datang ke ruang tengah dan melihat kedua orang itu masih sibuk bermain, Austin terus bicara membanggakan tentang robot mainannya. "Baik Ma, aku akan masuk ke kamar, bermain sebentar lagi lalu tidur," jawab Austin."Tidak ingin menemani Om makan?" tanya Rama pula. Dan Austin langsung menggeleng, "Besok kita bermain di pantai saja, malam ini aku akan bermain dengan Robot ku dulu," tawar bocah itu hingga membuat Rama tertawa. Austin yang sangat menyukai robot itu sampai telah menceritakan asal usulnya pula, tentang Oma Emma, nenek baik yang telah memberikannya robot."Oke, kalau begitu masuk lah ke kamar mu.
Baca selengkapnya
Bab 20 - Masakan Zara
"Sudahlah, tidak usah lagi bicarakan tentang mereka. Terserah mereka mau melakukan apa, itu bukan urusan kita," ucap Zoya, yang tidak ingin pembicaraan ini jadi menjalar ke mana-mana.Kebenaran tentang Aland sudah dia kubur dalam-dalam, Zoya tidak ada niat sedikitpun untuk mengungkapkannya. Apalagi berbagi pada orang lain, termasuk Rama."Kamu benar, itu bukan urusan kita," balas Rama, bibirnya tersenyum saat mengucapkan kalimat tersebut. Tadi memang begitu antusias untuk membahas tentang keluarga Floyd tersebut, tapi setelah mendengar ucapan Zoya, kini rasa penasarannya pun seketika menghilang.Rama kemudian mengambil gelas minumnya berisi teh hangat, dia seduh itu untuk menghangatkan tubuhnya yang terasa dingin. "Kamu juga harus minum," kata Rama, dia memberikan gelasnya untuk Zoya karena tadi Zoya tidak membuat minum untuknya sendiri.Kata Zoya dia tak suka minuman hangat, tapi sekarang Rama justru memaksanya."Aku tidak mau," tolak Zoya."Sedikit saja," balas Rama.Zoya mendengus,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status