Lahat ng Kabanata ng CEO Arogan Itu Ayah Anakku: Kabanata 11 - Kabanata 20
138 Kabanata
BAB 11
Seorang wanita berusia 60 Tahun turun dari semua mobil saat seorang pria membukakan pintu mobil tersebut. Wanita dengan penampilan mentereng melangkahkan kaki menuju ke arah bangunan di hadapannya. "Selamat datang Nyonya Besar!" para pelayan di Mansion Zoldyck memberi hormat. Rosalie Zoldyck, adalah Nenek dari Ethan Zoldyck. Wanita sepuh yang memegang kendali atas nama Grup Zoldyck yang kini dipimpin oleh Ethan."Dimana Cucuku? Panggil Cucu tidak tahu diri itu. Apakah, dia tidak ingin menyambut Neneknya?" Celetuk Rosalie. "Tuan Muda sedang berada di dalam ruang kerjanya, Nyonya. Silahkan anda duduk terlebih dulu. Saya akan memanggil Tuan untuk segera menemui Nyonya," Ucap Asisten Ethan. Rosalie, menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Selang beberapa menit, beberapa pelayan datang membawakan minuman kepada Nyonya Tua yang kini sedang duduk."Panggil segera, aku ingin bicara dengannya," ucap Rosalie. David membungkuk. "Baik, Nyonya." David pun berlalu. Sedangkan di ruangan yang memilik
Magbasa pa
BAB 12
[Aku hanya ingin menyampaikan ini padamu. Jika kau mengerti, aku akan menunggu kedatanganmu di Pesta acara ulang tahun Bibi yang akan diadakan 2 hari lagi.] Setelah berucap demikian, Elsa memutuskan sambungan teleponnya tanpa menunggu tanggapan dari Evelyn. Beberapa saat Evelyn tak bergeming, saat perasaan ketakutan kini menelusup di diri Evelyn. Diana segera berdiri dari kursi, menghampiri Evelyn yang masih terdiam. "Nak, siapa yang menolongmu? Kenapa wajahmu terlihat begitu panik?" tanya Diana. Evelyn tersentak dengan cepat menoleh. "Bu, Elsa menelponku," ucap Evelyn. "Bagaimana dia mendapatkan nomor ponselmu?" Evelyn menggeleng. "Aku tidak tahu. Elsa memintaku untuk datang ke acara ulang tahun Bibi ke-2. Aku takut jika Rai akan dimanfaatkan," ucap Evelyn. Raziel yang sedang mewarnai buku gambarnya pub berdiri saat melihat wajah Ibunya bersedih. Ia pun memeluk kaki Evelyn. "Mama, apa yang terjadi?" tanya Raizel sambil mendongakkan wajahnya menatap Evelyn. Evelyn berjongkok,
Magbasa pa
BAB 13
"Ayo Nak, segera sarapan! Kamu harus ke sekolah!" Evelyn berteriak dari arah tangga. "I'm Coming, Mom!" Raziel dengan kaki mungilnya berlari. "Hati-hati, Sayang jangan sampai jatuh." Raizel sudah tiba di depan Evelyn. Evelyn menggenggam tangan mungil Raziel, menuntun tangan itu ke arah meja makan. "Mama, kenapa aku baru tahu, kalau Mama itu seorang wanita perkasa." Ucapan Raziel membuat Evelyn menghentikan langkahnya lalu menatap buah hatinya saat dirinya sedang menggandeng tangan mungil itu. "Maksud Rai seperti apa? Kenapa mengatakan Mama wanita perkasa?" "Iya, karena kalau di sekolah, Rai suka dipaksa sama Bu Guru untuk menulis dan menjawab pertanyaan darinya.""Jadi maksud Rai, Rai tidak suka belajar?" "Bukan, Ibu guru itu Wanita pemaksa dan Mama adalah wanita perkasa karena tidak memaksa." "Hahaha... Ya ampun Rai, jadi hanya masalah itu? Mama pikir karena Mama suka memarahimu. Jadi ku mengatakan Mama ini Wanita perkasa. Ya sudah, ayo kita sarapan." ajak Evelyn. Ibu—Anak
Magbasa pa
BAB 14
Terbangun dari tidur, pria Arogan itu menuju ke arah dapur meminta para pelayan untuk membuatkan kopi dan segera diantar ke ruang kerjanya. Selama berjalan ke arah dapur, Ethan tidak menemukan keberadaan Alice. "Hei, kalian, apa kalian melihat Alice?" tanya Ethan kepada para pelayan sebelum dirinya melangkah ke ruang kerjanya. "Nyonya, Alice? Sepertinya pagi-pagi sekali Nyonya sudah pergi, Tuan," jawab pelayan itu. Ethan mengerutkan alisnya. "Pergi? Tidak biasanya wanita manja itu bangun pagi," gumam Ethan yang kemudian melangkah. Ethan dan Alice, walaupun sudah menikah setelah beberapa bulan Ethan menceraikan Evelyn, mereka berdua tidaklah sekamar. Sebab, pertengkaran selalu terjadi di antara mereka berdua hanya karena Alice selalu mengungkit masalah Ethan dan Evelyn.Alice, selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Evelyn. Membuat Ethan kerap kali berlaku kasar kepada Alice. Tidak tahan dengan sikap Alice, Ethan akhirnya memisahkan diri dari Evelyn. Kini Ethan mulai menyalakan
Magbasa pa
BAB 15
Dengan gaun gold gliter disertai belahan paha yang press di tubuh sintal Evelyn, membuat Evelyn terlihat begitu jelita nan anggun saat kaki Evelyn melangkah pasti bersama Raizel dan juga Rully yang menemaninya. Kini, Evelyn sudah berada di dalam bangunan hotel berbintang dimana Bibi ke-2 Evelyn akan merayakan ulang tahunnya yang ke 42 Tahun di hotel ini. "Lihat, ada Mantan Istri seorang Billionaire!" seru Elsa saat melihat kedatangan Evelyn. Para tamu undang mengalihkan sorot pandangan mereka ke arah Evelyn. "Oh, itu wanita yang 8 Tahun lalu yang merebut tunangan orang lain?" "Hahaha, percuma cantik, jika hanya menjual tubuhnya dan naik ke atas ranjang tunangan wanita lain?" Cemooh itu sudah biasa Evelyn terima. Saat dirinya tiba di kediaman Kendrick 6 Tahun yang lalu. Namun, Evelyn harus menelan getir saat dirinya harus terusir karena membawa aib. padahal, dia sudah menikah dengan Ethan saat Ethan menceraikannya. namun Keluarganya tidak menerima Evelyn.Rully menggenggam erat tan
Magbasa pa
BAB 16
"Tuan James, Raziel bukan Anak haram. Jangan pernah katakan bahwa Anakku itu adalah Anak haram. Dia mempunyai Ayah!" Sentak Evelyn. Pandangan hina James berikan kepada Evelyn. Evelyn, yang selama ini hanya Anak pungut karena Diana tidak memiliki Anak. Maka dari itu, James mengijinkan untuk Diana mengadopsi Anak dan Evelyn diangkat Anak oleh keluarga Kendrick.Berharap, Evelyn dapat menghasilkan kekayaan dari skandal yang terjadi dengan Ethan, dan mengajak Ethan untuk bekerjasama dengan Keluarga Kendrick. Namun, kekecewaan yang James dapatkan. Hal itulah, yang membuat James menendang Evelyn dari keluarga Kendrick. "Anak yang tidak pernah diakui oleh Ayahnya? Itu yang kamu bilang Anakmu memiliki seorang Ayah?" cibir James. "Setidaknya aku sudah SAH menjadi Istri dari pria itu. Bukan dari hasil berzina. Dan Raizel, bukan Anak haram seperti yang kau katakan, James!" Evelyn berteriak. Para tamu undang tersentak ketika mendengar teriakan Evelyn. Lagi-lagi, Evelyn kini menjadi pusat perha
Magbasa pa
BAB 17
Evelyn mengayunkan langkahnya ke tempat parkiran mobil. Tetapi Evelyn tidak menemukan Rully dan Raizel. Pandangan Evelyn mengedar ke segala arah mencari keberadaan Raizel dan Rully tapi sosok bayangan mereka pun tidak Evelyn temukan. "Kemana mereka?" gumam Evelyn. Evelyn dengan bingung, Evelyn merogoh tas yang ia selipkan di bahunya ia kemudian mengambil ponsel lalu mencari nomor kontak Rully. Menunggu beberapa saat ketika nada penghubung berbunyi beberapa kali, namun Rully enggan menjawab panggilan telepon Evelyn. Dengan kesal, Evelyn kembali menelpon karena Evelyn sudah muak berada di tempat perkumpulan orang-orang yang seperti keluarga Kendrick. Setelah panggilan kedua, Rully baru menjawab panggilan Evelyn. [Hallo, Evelyn. Maaf aku sedikit kerepotan.] ujar Rully di seberang telepon. [Kamu dimana? Apa sesuatu terjadi pada dirimu?] tanya Evelyn panik. [Mantan Suamimu, Ethan. Ingin membawa Raizel.] [Apa? Kalian dimana?] [Berada di toilet pria bagian utara.] [Aku akan kesana!]
Magbasa pa
BAB 18
"Apa maksudmu untuk tes DNA? Aku melahirkannya dan membesarkannya sendirian. Dan dengan seenaknya kamu ingin membawa Anakku? Berikan dia kepadaku!" Evelyn terus mencoba merebut Raizel. "Paman, jangan buat Mama marah. Turunkan aku, aku ingin bersama Mama!" Raziel meronta dalam gendongan Ethan. Ethan menekan Earphone wireless yang terselip di dalam lubang telinganya. [Segera kemari!] titah Ethan. Ethan terus mencoba mendekap tubuh Raziel agar tidak terlepas. "Ikutlah dengan Papa, kau akan mendapatkan mainan yang banyak. Beda jika kamu ikut dengan Mamamu, Nak!" Ucap Ethan kepada Raziel.Raziel terus menerus meronta karena bagi Raziel, Ethan adalah orang asing yang ingin memisahkan dirinya dengan Ibunya. Walaupun Ethan Ayahnya, Raziel tidak peduli akan hal itu."Tidak, kau bukan Papaku. Aku mau Mama!" Raizel merengek. Evelyn menatap Ethan dengan pandangan mengiba. Berharap ada kebaikan pada pria Arogan dan egois ini. Bukankah, dia sudah berbahagia dengan Alice? Lantas mengapa dirinya h
Magbasa pa
BAB 19
Evelyn dengan perasaan pilu turun dari mobil yang mengantarnya ke rumah. Rully yang melihat ekspresi Evelyn pun kian tersulut rasa bersalah karena dirinya tidak dapat berbuat apa-apa saat insiden di hotel itu terjadi. "Evelyn, Are You Ok?" tanyanya dengan perasaan cemas. Evelyn memutar tubuhnya, menatap ke arah Rully dengan mata yang sembab. "Bagaimana kau bertanya aku tidak apa-apa? Anakku dibawa oleh pria Arogan itu. Tentu aku sedang tidak baik-baik saja, Rully," lirih Evelyn. "Maaf jika aku menyinggungmu. Kalau begitu, aku kembali, ya!" pamit Rully. Evelyn hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Rully. Dirinya juga merasa bersalah karena berlaku menyebalkan kepada Rully yang seharusnya tidak ia libatkan. "Hati-hati," ucap Evelyn sambil menutup pintu mobil. Rully segera beranjak dari halaman rumah Evelyn. Evelyn, menatap lirih mobil itu hingga menghilang ditelan pekatnya malam. Evelyn memutar tubuhnya, melangkah gontai menuju ke rumahnya. "Evelyn, dimana Raizel?" tanya Dia
Magbasa pa
BAB 20
Alice tersenyum lalu menjawab, "Tentu aku akan melayanimu dengan baik." sambil mengalungkan kedua lengannya di leher Ethan. Ethan menggendong tubuh Alice, membawa tubuh itu ke arah sofa. Dimana sofa panjang itu berada di dalam ruang kerja Ethan. Setelah membaringkan tubuh wanita yang sudah polos itu di atas sofa, Ethan mulai melepaskan kancing kemeja yang ia kenakan. Ethan kini berada di atas tubuh Alice. Ethan memberikan tatap intens pada wajah wanita yang pernah mengisi palung hatinya itu. Namun rasa itu perlahan menghilang saat Ethan mencoba menjalaninya. Dan malam ini, Ethan ingin melawan dirinya. Meyakinkan bahwa wanita yang Ethan butuhkan saat ini adalah Alice, bukanlah Evelyn."Alice, maafkan aku jika selama 6 Tahun ini, aku mengabaikan dirimu." Ethan bertutur lembut seraya telapaknya mengusap lembut pipi wanita yang ada di bawah tubuhnya."Syukurlah kalau kau sadar, Ethan. Aku sungguh mengharapkan malam seperti ini terjadi. Lakukan Ethan, agar aku dapat memberikan Anak untukm
Magbasa pa
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status