All Chapters of Dokter Jenius Milik CEO Arogan: Chapter 41 - Chapter 50
140 Chapters
Bab 41. JEBOLNYA PENGHALANG DAN TEGURAN
Pada saat ini Amber bahkan takut menelan ludahnya. Dia menatapnya, kemudian dengan lembut memanggil namanya. "Elly ...." Dua detik berikutnya dengan lembut memanggilnya lagi. "Elly."Pena di tangan Elly akhirnya berhenti bergerak. Dia mendengarkan sebentar, lalu memandang Amber."Apakah kamu ingin mendengarkan sebuah cerita? Bolehkah aku menceritakan sebuah kisah kepadamu?" Amber berusaha keras untuk rileks dan membuat suaranya selembut dan sehangat mungkin. Amber pun mulai bercerita. "Suatu ketika ada seorang gadis bernama Elly. Dia sangat takut pada kegelapan. Di dalam rumah yang gelap gulita, dia berteriak, 'Apakah ada orang di sana? Tolong bicara kepadaku. Aku takut dan di sini terlalu gelap.""Itu tidak benar." Elly tiba-tiba berbicara.Seketika Amber berhenti bernapas. Dia hampir mengira dia salah dengar, tetapi sesaat kemudian, dia kembali mendengar Elly berkata, "Itu tidak benar, itu kelinci kecil."Amber tersenyum dan dengan ringan menjawab, "Ya, maafkan aku. Itu kelinci ke
Read more
Bab 42. BERTEMU KENALAN LAMA
"Kamu adalah kekasihku jadi bagaimana bisa kamu tidak menghadiri perayaan ulang tahun kakekku?" ucap Ian ketika Amber mengulangi pertanyaannya. Terlepas dari kenyataan kalau Amber telah membereskan masalah mengenai hubungannya dengan keluarga Ian, dia jelas tidak akan pernah bisa mengklarifikasi situasinya dengan Ian sendiri. Akhirnya Amber tidak punya pilihan selain mengganti pakaian dan mengikuti Ian ke pesta ulang tahun kakeknya. Bagaimanapun, keluarganya semua tahu tentang penyakit mentalnya dan juga tahu mengenai apa yang sedang terjadi diantara mereka berdua. Jadi Amber tidak keberatan diseret ke mana pun olehnya. *** Perjamuan itu bukanlah sebuah acara besar. Bagaimanapun juga, kakeknya belum mencapai usia yang cukup tua, tapi itu juga tidak bisa dianggap muda. Dalam pesta setidaknya masih ada beberapa meja yang penuh dengan orang dan Amber bahkan bertemu dengan seseorang yang dikenalnya.
Read more
Bab 43. PANGGILAN DARURAT
"Baiklah, kalau begitu kita pergi dulu," kata ibu Calvin, setelah itu dia berbalik dan melihat Calvin dengan tatapan yang agak tajam. Meskipun Calvin tidak mau, dia hanya bisa dengan enggan mengikuti ibunya keluar. Sebelum pergi, dia melihat ke arah Amber lagi dan berkata, "Aku akan menemuimu lagi nanti. Maukah kamu menungguku?"Menanggapi permintaan Calvin itu, Amber hanya tersenyum, tidak menjawab. Dia berpikir mungkin ibu Calvin tidak ingin dia mengatakan ya. Dan benar saja, begitu Amber ingin keluar untuk mengambil napas, dia mendengar ibunya menguliahi Calvin. "Mengapa kamu begitu tidak sabar? Untuk apa aku melakukan semua ini? Aku baru mendapatkan kesempatan ini bagimu untuk berada di sini setelah mengganggu pamanmu begitu lama. Mengapa kamu tidak bisa lebih menghargainya? Jika kamu tidak ingin aku merencanakan jalan untukmu, setidaknya berbuatlah lebih banyak untuk dirimu sendiri, seperti yang dilakukan Trysta terakhir kali. Latar belakangnya dan latar belakang pengantin pri
Read more
Bab 44. ACCIDENT AND KISS
Amber jelas tidak tahu siapa yang mengikutinya. Dia awalnya bermaksud untuk naik taksi, tetapi sebelum taksi tiba, Ian telah datang di depannya dengan mobilnya. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menurunkan kaca jendela, lalu menatap Amber dengan memberi isyarat. Amber meliriknya kemudian masuk ke dalam mobil.  Saat ini belum jam sibuk jadi tidak banyak mobil di jalan. Dengan sedikit keberuntungan, mereka segera sampai di rumah sakit. *** Ketika Amber tiba, dia melihat Elly sekali lagi diikat di tempat tidurnya. Dia meronta dan memekik seperti binatang yang terluka. Faktanya, dia membuat begitu banyak suara sehingga pasien lain di bangsal juga mulai berteriak, membuat seluruh lantai terus-menerus gempar. Dokter yang bertugas sekali lagi adalah Beryl—senior Amber.  Beryl hendak melakukan terapi elektr
Read more
Bab 45. CRIME AND EVIL
Ketika Amber sadar kembali, dia menyadari bahwa saat ini hanya dia dan Ian berdua yang ada di tempat, sementara Calvin tidak lagi terlihat bersama mereka, dia telah pergi beberapa waktu lalu tanpa Amber sadari. Saat ciuman terlepas, Amber masih sedikit linglung dan takut karena ciuman Ian kali ini sangat berbeda dari dua kali ciuman sebelumnya.  Dia telah belajar menjulurkan lidahnya ke suatu tempat dan meski tidak memiliki kemahiran apa pun, dia menjilat bibir dan wajahnya seperti anjing kecil. Ciuman ini lebih mengejutkan Amber dibandingkan ciuman lainnya. Bahkan saat pria itu memeluknya dengan erat, Amber juga bisa merasakan bahwa sesuatu milik Ian yang ada di bawah sana telah mengeras. Dia telah ... ereksi. 'Ini seperti ....' Amber mencengkeram wajahnya. Paling tidak, dia tidak melakukan apa-apa, tapi dia menduga itu bukan karena dia tidak mau, tapi dia ... tidak tahu ba
Read more
Bab 46. MENYEBAR RACUN CINTA?
"Apakah Elly baik-baik saja?"Amber memandang ayah Elly. Kecemasan di wajahnya seperti menunjukkan kalau dia benar-benar mengkhawatirkan putrinya. "Dr. Camille, polisi mengatakan bahwa seseorang dengan sengaja datang ke sini untuk memprovokasi dia. Apakah ... apakah dia baik-baik saja?""Aku tidak tahu." Amber berusaha keras untuk menenangkan dirinya, tetapi tidak bisa menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata kasar. "Aku pikir kamu tidak akan mempedulikannya lagi setelah meninggalkan sejumlah uang, tapi sepertinya ... kamu sebenarnya masih mengkhawatirkannya?"Ayah Elly bergumam, "Maaf.""Apa gunanya minta maaf kepadaku?" Amber menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam. "Maaf. Saya merasa tidak enak badan. Jika Anda benar-benar mengkhawatirkan penyakitnya, saya akan mencari dokter untuk berbicara dengan Anda."Amber berdiri dan bersiap untuk pergi. Pada saat ini, dia tidak mampu menghadapi pria ini—dalam kehidupan menyedihkan Elly t
Read more
Bab 47. PENGAKUAN CALVIN
"Tahukah kamu? Aku sudah menunggu selama sepuluh tahun untuk dapat mendengar kamu mengatakan kalau kamu menyukaiku."Calvin menatap Amber dan setelah mencoba mencerna kata-kata Amber sebelumnya jantungnya seakan berhenti saat itu juga. Dia menggenggam erat tangan Amber karena tidak percaya dengan apa yang pendengarnya tangkap."Benarkah?" tanya Calvin."Ya, itu benar. Meskipun mungkin tidak ada gunanya mengatakan ini sekarang, tapi kamu sebenarnya tidak perlu meremehkan dirimu sendiri. Kamu selalu hebat," ucap Amber.Calvin memandang Amber dengan cermat. Setiap kali Amber berbicara, wajahnya selalu disertai senyuman tipis, membuatnya teringat tahun dimana dia gagal dalam ujian. Guru-gurunya terkejut dan ibunya memarahinya, tetapi hanya Amber yang tersenyum dan mengatakan kepadanya "kamu terlihat sangat tampan saat kamu fokus di kelas".Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, dia tidak berubah sama sekali, dia masih tetap cantik dan baik hati seperti biasanya. Selama dia berada di sisin
Read more
Bab 48. PENYESALAN
"Tunggu dulu ... bukankah tadi Anda bilang kalau insiden keracunan itu disengaja?" "Ya. Menurut penyelidikan awal kami ini adalah keracunan yang direncanakan. Di halaman belakang rumahnya, kami menggali sejumlah besar organ ikan buntal kering. Uji kimia menunjukkan bahwa daging ikan buntal yang mereka konsumsi tadi malam mengandung racun tingkat tinggi di dalamnya, lebih banyak dari biasanya, tapi tersangka menolak untuk mengakui kejahatannya atau menjawab pertanyaan kami dan mengatakan bahwa dia hanya akan mengungkapkan kebenaran setelah bertemu dengan Anda." Amber tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak menyangka ayah Elly ingin bertemu dengannya dan tentunya tidak menyangka ayah Elly akan menggunakannya sebagai alat tawar menawar. *** Polisi membawa Amber ke pintu bangsal ayah Elly. Ketika Amber membuka pintu dan masuk, dia melihat Mark sendirian di ruangan untuk dua pasien. Saat ini, dia setengah
Read more
Bab 49. MENGAKUI KESALAHAN
Karena Amber memperkenalkan dirinya sebagai pengacara Elly saat itu, dia juga diserang oleh orang-orang yang mengenalinya. Orang-orang itu menunjuk ke hidungnya dan memarahi, "Bukankah mereka mengatakan kalau pengacara memiliki kewajiban untuk menegakkan hukum dan ketertiban? Bukankah mereka mengatakan kalau pengacara harus membantu membela korban? Tapi kenapa ini sebaliknya? Kamu membantu membela seorang pembunuh. Pengacara macam apa kamu ini?!"Ketika petugas polisi yang mengantar Amber keluar memandangnya dengan skeptis setelah mendengar tuduhan tersebut, sontak wajah Amber menunduk dan dia menolak memberikan penjelasan lebih lanjut. Dia baru bisa lolos dari kerumunan setelah dikawal keluar bersama polisi di segala sisi. Setelah mereka berhasil melewati kerumunan, polisi berkata, "Untuk menghindari konflik, Anda harus segera pergi, Dr. Camille."Tanpa menunda lama, Amber bergegas naik mobil dan kembali ke kota, pergi secepat yang dia bisa.
Read more
Bab 50. MELAMPIASKAN EMOSI
"Apakah kamu haus?" Setelah Amber selesai meluapkan emosinya, Nancy memberinya segelas air."Ya." Amber mengangguk, membuang ingus, mengambil secangkir air yang ditawarkan Nancy, lalu menenggaknya sekaligus.Tindakannya yang kekanak-kanakan membuat Nancy tersenyum saat dia memandangnya. "Baiklah, ada apa?"Meski sudah melampiaskan emosi, tapi Amber masih merasa sedikit kesal. Dia memainkan gelas minumnya cukup lama sebelum menjelaskan. "Pasien yang saya tangani dengan sindrom Cotard kambuh karena dia terprovokasi oleh rangsangan eksternal. Setelah itu, ayahnya mengumpulkan semua anak-anak dan anggota keluarga yang menindasnya di masa lalu dan memperlakukan mereka dengan memberi daging ikan buntal beracun sebagai makanan, membunuh tiga dari mereka. Saya bertanya kepada seorang pengacara apa yang akan terjadi kepadanya, mengingat situasinya, bahkan jika dia terhindar dari hukuman mati, paling tidak hukuman mati itu adalah hukuman mati yan
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status