All Chapters of Dokter Jenius Milik CEO Arogan: Chapter 61 - Chapter 70
140 Chapters
Bab 61. PASANGAN ANEH
Di atas sofa, tubuh Calvin tiba-tiba terdiam. Sementara Amber mengusap keningnya karena kesal. Amber melepaskan Calvin, lalu menyeret Billy ke satu sisi. "Bisakah kamu diam sebentar? Dan berhenti menatapku seperti itu. Pertama-tama, aku sudah putus dengan Tuan Axton. Kedua, aku pastinya belum melakukan hal seintim yang kamu kira dan yang terakhir, aku ingin bertanya mengapa kamu datang ke sini untuk menemuiku?" Amber mengatakan banyak hal sekaligus, tapi Billy hanya fokus pada satu kalimat. "Apa? Kamu putus dengan Ian? Heh, lalu apakah yang kulihat tadi malam adalah hantu?" Amber memandang Billy dengan jengkel, tidak tahu harus mulai dari mana penjelasannya. Pada akhirnya, dia hanya bisa mendorongnya ke orang lain. "Bagaimanapun, Tuan Axton memahami hubungan kita sekarang. Jika kamu ingin tahu alasannya, tanyakan saja kepadanya." Setelah mendengar kata-kata terakhir Amber, Billy akhirnya benar-benar
Read more
Bab 62. AROMA HANGAT
Kesabaran Ian terhadap Billy jelas terbatas sebelum dia memasuki pintu karena dia tidak berkenan untuk menanggapinya sekarang.Sebaliknya, Ian menundukkan kepalanya dan mulai memainkan 'Balap Ekstrim'—sebuah aplikasi game yang akhir-akhir ini menjadi obsesinya, sebuah permainan anak-anak yang sangat kekanak-kanakan dan membosankan tentang mobil terbang kecil. Terlebih lagi, keterampilan Ian sangat mengerikan. Nilainya sepuluh dari sepuluh, dia menabrakkan mobilnya ke tebing. Meskipun dia telah memainkannya selama lebih dari setengah bulan, tapi Ian masih belum melewati satu pun pos pemeriksaan.Kali ini pun tidak ada perbedaan. Billy baru saja duduk dan hendak mengatakan sesuatu ketika dia melihat mobil Ian hancur dengan bunyi "bang!" tanda memenuhi layar—dia menabrak penghalang jalan. Tabrakan tersebut menghancurkan mobil seluruhnya dan seketika menewaskan pengemudinya, hanya menyisakan sekumpulan pecahan kaca dan darah muncrat dari dalam mobil. Mata Billy bergerak-gerak, tapi dia b
Read more
Bab 63. REAKSI BESAR
"Tidak, aku hanya menambahkan sedikit sesuatu pada mereka."Saat Billy berbicara dengan Ian sebelumnya, dia tidak berbicara dengan pelan jadi Amber dapat mendengar semua kalimat yang diucapkan, di mana Billy mengatakan tentang betapa takutnya dia kalau Amber akan menambahkan sesuatu ke makanan mereka.Tetapi Billy tidak merasa malu sedikit pun meski sudah ketahuan mengatakan sesuatu di belakang punggung Amber. Sebaliknya, satu-satunya tanggapannya adalah tertawa licik sambil mengambil pangsit dan memasukkannya ke dalam mulutnya.Kemudian dia berbalik untuk melihat Ian dan menyalahkannya tanpa malu-malu, "Siapa yang mengatakan itu? Apakah itu kamu, Ian? Bagaimana kamu bisa meragukan Dr. Camille seperti itu? Dia membantu yang sekarat dan menyembuhkan yang terluka. Dia benar-benar malaikat berbaju putih, penyembuh ajaib! Bagaimana dia bisa melakukan sesuatu yang tercela seperti mengacaukan makanan kita? Bahkan mencurigainya adalah hal yang tidak senonoh, oke?"Namun, Ian sama sekali meng
Read more
Bab 64. TIDAK ADA HUBUNGAN YANG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN
Billy benar-benar takut kalau Ian mungkintiba-tiba mengalami ledakan emosi saat berkendara jadi dia tidak berani memprovokasinya lebih jauh dan berkendara dengan tenang sambil sesekali meliriknya dari kaca spion tengah.Dalam hatinya dia berpikir, "Apa yang sebenarnya terjadi pada orang ini? Dia marah hanya karena luruhnya sebuah jarum? Dia jelas baik-baik saja sebelumnya, bahkan ketika dia melihat seorang pria tengah berbaring di sofa Amber, dia bahkan bersikap malu-malu dengan wanita itu."Ya, itu benar. Nada yang digunakan Ian untuk memberitahu Amber kalau dia lapar, sepenuhnya hanyalah sikapnya yang malu-malu.Bahkan setelah mereka selesai makan, pria di sofa itu masih terbaring tak bergerak. Karena Ian tidak memberikan perhatian khusus kepadanya bahkan ketika dia lapar, dia pasti tidak akan memberikan perhatian khusus kepadanya setelah dia kenyang dan Billy sendiri, dia baru saja duduk di sana, menunggu teh jadi tidak mungkin dia juga yang melakukannya.Dari ketiganya, setelah m
Read more
Bab 65. UNGKAPAN ISI HATI
Setiap kali orang tua Amber mengatakan kalau Ian adalah pria bodoh, dia ingin tertawa. Dia percaya bahwa jika dia punya pilihan, Ian pasti tidak akan bertemu orang tuanya tanpa berpakaian yang tidak pantas. Namun, memang benar kalau Ian lebih memilih berpakaian tidak pantas daripada menjadi kotor. 'Dan sekarang mereka sudah melihat seluruh tubuhnya, maka mereka tidak akan mengganggunya tentang hal itu di masa depan, kan?' Namun, meskipun Amber menjelaskan tentang semua itu kepada ibunya, dia tidak akan mendengarkan. Jadi, dia memutuskan lebih baik untuk tidak berkata apa pun, hanya menjawab dengan tulus. "Baiklah, aku tahu." Tetapi orang tuanya tampaknya masih khawatir karena mereka tidak cukup menekannya jadi mereka menghubungi Ruby dan akhirnya dia mendapat banyak panggilan tak terjawab di teleponnya dari Ruby. Karena selama pertemuan Amber men-silentkan ponselnya jadi dia menelepon Ruby kembali da
Read more
Bab 66. AKU MENCINTAIMU
"D-Dia menggambar semua ini?" "Ya. Dia tidak suka berbicara dengan siapa pun, tapi dia sangat suka menggambar. Kudengar dia tidak pernah mengambil pelajaran apa pun, tapi lihatlah karya ini dan yang itu. Bukankah dia memiliki bakat yang luar biasa?" Calvin mengangguk. Meski sudah mendalami ilmu pengetahuan hingga ke luar negeri, dia tetap mengapresiasi seni bahkan pernah menjadi model di galeri seni semasa di luar negeri, sehingga dia sedikit paham tentang seni. Meskipun gambar Elly gelap juga suram dan keterampilannya belum berpengalaman, tapi semua garisnya mengalir secara alami satu sama lain dan perasaan di ujung instrumennya sepertinya meledak dari garis itu, menghasilkan hasil yang sangat menarik perhatian. Ini bukan lagi sekadar bakat, tetapi dia bisa hampir dianggap jenius! Setelah beberapa saat, Amber telah selesai memperlihatkan semua karya seni Elly kepada Calvin. Semua karya seni yang tam
Read more
Bab 67. DICUCI BERSIH (I)
"Ian?" "Kenapa dia datang selarut ini?" tanya Amber dalam hati. Setelah merenungkannya sejenak, Amber perlahan berjalan mendekatinya. Jendela mobil perlahan diturunkan. Terlihat Ian sendirian di dalam mobil, duduk di kursi pengemudi dengan kedua tangan menggenggam kemudi. Saat jari-jarinya mengetuk secara berirama, tatapannya tanpa komitmen menatap ke arah Amber. "Eh, kenapa kamu ada di sini? Apa terjadi sesuatu?" "Menjemputmu." "Kemana?" Ian memiringkan kepalanya, tatapannya masih tertuju pada wajah Amber. Pria itu tidak berkata apa-apa dan hanya menekan bagian tengah kemudi lagi, menyebabkan suara yang memekakkan telinga kembali terdengar. Kedengarannya sama tidak sabarnya dengan suasana hatinya. Akhirnya Amber segera masuk ke dalam mobil. Dia tidak khawatir Ian akan melakukan sesuatu kepadanya. Meskipun kepribadian
Read more
Bab 68. DICUCI BERSIH (II)
"Kamu selalu bisa bertanya langsung kepadaku." Setelah mengucapkan kata-katanya, Ian menatap Amber penuh harap, ekspresinya seolah sedang menunggu wanita itu mengajukan pertanyaan. Sementara itu Amber juga merasa bahwa akan lebih baik untuk mengklarifikasi hal-hal, menanyakan pertanyaan yang jelas dan menerima jawaban yang jelas tidak mungkin menimbulkan kesalahpahaman.  Tapi saat Amber bersiap untuk menanyakan pertanyaannya, Ian mengalihkan pandangannya ke seluruh tubuhnya.  "Kamu harus membersihkan dirimu dulu." Ian kemudian mengerutkan kening dan melihat ke belakang, lalu berkata, "Bukankah kalian para wanita biasanya membersihkan diri terlebih dahulu di pagi hari?" Amber berbalik dan melihat pemilik salon kecantikan menggosok matanya saat dia bangun. Setelah mendengar ucapan tajam Ian, rasa kantuk yang suram langsung menghilang dari wajahnya dan mereka berdua menata
Read more
Bab 69. MEMBANTUNYA
Akhir pekan itu, Amber beristirahat. Hari pertama, dia habiskan untuk menunggu Calvin dan ibunya, hari kedua dia berdedikasi pada Ian di hotelnya. Dia merekam aktivitas sehari penuh cerita untuknya.Amber memasukkan semua cerita yang dia ketahui ke dalam alat perekam, tetapi ketika Ian melihat kalau alat perekam itu masih belum penuh, dia ingin Amber menambahkan lebih banyak.Hingga pada akhirnya, Amber harus mengeluarkan koleksi drama Shakespeare dari rak bukunya. Itu bahkan dalam bahasa Inggris Elizabethan yang asli jadi sebagian besar kata-katanya sudah kuno dan asing baginya, tapi karena itu hanya untuk membantu Ian tidur jadi tidak masalah.Ian tidak melakukan apa pun sepanjang hari itu. Dia hanya duduk di sisinya dan mendengarkan dia merekam ceritanya. Kadang-kadang, dia menggunakan ponselnya untuk menangani suatu urusan, tetapi sebagian besar dia menghabiskan waktunya untuk tidur. Saat Ian bangun, Amber sudah mulai membaca puisi Soneta XVIII
Read more
Bab 70. GADIS PILIHAN
"Halo."  Ketika Amber baru saja menemukannya alat perekam lamanya, sebuah panggilan telepon dari Calvin masuk. Sambil menerima telepon, dia melanjutkan mencari-cari pengisi daya untuk alat perekamnya. Suara kegaduhan yang ditimbulkan dari pencarian itu, suara nafas naik turun juga nada bicara Amber saat menerima telepon membuat orang yang mendengarnya mengira dia sedang melakukan suatu "aktivitas".  Calvin memperhatikan perubahan suaranya, dia terkejut dan diam selama beberapa detik. "Kamu ... sedang melakukan sesuatu?" "Tidak. Aku hanya mencari sesuatu," jawab Amber yang pada akhirnya telah menemukannya.  Semua chargernya telah dirapikan oleh sang ibu ketika dia pindah tempat. Semuanya diikat dengan seutas tali tebal, lalu semuanya diikat erat. Sangat sulit bagi Amber untuk melepaskan semuanya, jadi dia harus mengerahkan kekuatan, menyebabkan suaranya menjadi sedi
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status