All Chapters of Terpaksa Menikahi Selingkuhan Kakak Ipar : Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
Perubahan Arjuna
"Ayah! Juna jadi juara kelas lagi!" Arjuna berlari menghampiri Dito. Anak itu kini sudah tumbuh menjadi anak yang tampan dan pintar."Anak Ayah memang pintar. Kapan Ayah harus naik panggung lagi untuk menemani kamu membawa piala?" Dito memeluk Arjuna penuh cinta."Minggu depan, Yah," jawab Arjuna."Mana anaknya Ibu yang pintar? Mau kado apa, Sayang?" Seorang wanita cantik menghampiri dan duduk di samping Dito. Dia adalah Bidan Marsel.Dito mengiyakan perkataan Bidan Marsel. Dia tidak menunda lagi untuk menikahi wanita itu, takut tiba-tiba berubah pikiran. Kini pernikahan mereka sudah sepuluh tahun berjalan. Hanya saja Tuhan belum memberikan mereka keturunan. Marsel sudah berhenti menjadi bidan satu tahun setelah mereka menikah. Dito sengaja mendatangkan dokter dari kota untuk menggantikan istrinya."Juna gak mau kado. Juna mau kasih sayang kalian saja." Arjuna tertunduk. Air matanya mengalir begitu saja. Mendengar keinginan anak
Read more
Keputusan Arjuna
Keputusan terbesar diambil Arjuna. Dia merubah semua penampilannya. Pakaian yang dipakainya dimasukkan ke dalam celana. Rambut yang tadi digunting Amisha, kini sudah rapi hanya saja menjadi sangat pendek. Sementara untuk bagian wajahnya, dia membuat supaya terlihat secupu mungkin, lengkap dengan kaca mata.Amisha membenci wajah Arjuna, dia juga tidak suka penampilan anaknya. Maka dari itu Arjuna merubah segalanya. Berharap sang ibu mau membuka sedikit hati untuk menerima kehadiran dirinya.Arjuna sudah memikirkan matang-matang keputusannya. Dia akan berpenampilan seperti itu selamanya."Kamu yakin, Nak?" Dito mencoba memastikan keputusan Arjuna."Juna yakin, Yah. Lagian ini gak salah, kok. Dengan penampilan seperti ini, Juna harap Bubun mau menerima Juna. Juga biar gak ada anak gadis yang ngejar-ngejar." Arjuna berusaha meyakinkan Dito. Tidak terlihat sedikitpun ada beban di wajah anak itu.Amisha tidak berkomentar. Diamnya wanita itu penuh misteri. Dito semakin kesal saja dengan sika
Read more
Rencana Amisha
Perkataan yang keluar dari mulut Amisha sangat mengejutkan semua orang yang ada di sana terkecuali wali kelas Arjuna. Bahkan Marsel meminta suaminya untuk mencubit tangannya. Dia takut tengah bermimpi di siang bolong.Amisha ikut duduk bergabung dengan semua orang, tetapi dia hanya diam. Baru kali ini Amisha terlihat serius. Entah apa tujuan wanita itu.Berbeda dengan Dito dan Marsel, Arjuna senang mendengar ibunya akan ikut ke kota bersamanya. Dia berpikir itu adalah jawaban dari setiap doa-doanya."Bubun yakin?" tanya Arjuna ingin lebih yakin."Persiapkan saja semua kebutuhan untuk sekolah di kota! Satu hari sebelum masa liburan habis, kami akan ke sana." Kembali Dito dan Marsel dibuat kaget. Dibanding senang, mereka malah takut. Takut Amisha mempunyai rencana lain dibalik itu."Baiklah, Bu. Saya akan siapkan semuanya. Nanti saya kabari jika Arjuna sudah diterima." Wali kelas Arjuna pun pamit setelah anak itu mengatakan sekolah mana yang diinginkannya.Amisha beranjak. Dia hendak me
Read more
Memulai Awal Yang Baru
Hari kini sudah gelap. Arjuna dan Paijo pulang sebelum azan Maghrib. Kini anak itu tengah duduk di ruang kerja Dito. Pria itu butuh waktu untuk bicara berdua dengan Arjuna perihal sekolahnya."Kamu yakin, Nak? Di sana kamu hanya akan tinggal berdua dengan ibumu. Kamu tahu sendiri bagaimana sikap Bubun padamu, Ayah gak mau kamu disakiti lagi." Dito mencoba terus supaya Arjuna mau membatalkan niatnya untuk sekolah di kota. Dia tidak bisa jika harus meninggalkan desa, ada banyak pegawai di desa yang bergantung pekerjaan padanya. "Jangan khawatir, Yah. Juna bisa jaga diri. Jika selama ini Juna diam, itu karena Juna menghormati Bubun sebagai ibu yang sudah melahirkan. Juna gak mau jadi anak durhaka." Kini giliran Arjuna yang meyakinkan Dito.Dito tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Amisha sendiri yang memintanya, tetapi pria itu malah tidak begitu menyukainya. Dia masih trauma dengan setiap perlakuan Amisha pada Arjuna.Akhirnya Dito menyerah. Minggu depan dia sudah harus ada di kota. Dito a
Read more
Teman Baru
Tangan Amisha yang terulur urung meraih kepala putranya saat mendengar Arjuna bergumam. Tiba-tiba jantungnya berdebar kencang, seperti saat dia bersama Anggara. Gumaman anak itu mampu memporak-porandakan pikiran Amisha."Aku sayang Bubun!" Kembali Arjuna bergumam. Sekilas Amisha bisa melihat anak itu tersenyum.Setelah masuk area perkotaan, mobil yang mereka naiki berhenti di rest area untuk sekedar makan dan istirahat sejenak. Sebenarnya, jarak dari desa ke kota tidak jauh, yang membuat perjalanan mereka memakan waktu karena jalanan yang mereka lewati berbatu dan berbelok-belok."Bubun mau makan apa? Biar Juna pesankan." Amisha mengabaikan putranya. Dia berlalu dan pergi ke kedai penjual makanan.Satu piring siomay menjadi pilihan Amisha, sementara Arjuna hanya membeli minuman saja. Dari tempatnya duduk, Arjuna hanya menatap ibunya yang terlihat begitu menikmati makanannya. Sesekali dia tersenyum, membayangkan kehidupan mereka nanti di kota. Beberapa rencana sudah Arjuna siapkan untu
Read more
Tabir Yang Mulai Terungkap
Dari yang Amisha simak di kolom komentar, Lastri dan Anggara terlihat dekat. Terbukti dari percakapan mereka di sana. Dua belas tahun sudah membuatnya melewatkan banyak halAmisha kembali melihat postingan Lastri. Di salah satu foto yang diunggah, ada yang menarik perhatian wanita itu. Lastri terlihat bersama Salman dan satu orang pria lainnya. Pria itu tidak asing di mata Amisha. Setelah lama dia memperhatikan wajah di foto itu, Amisha kaget. Itu adalah Anggara, suami yang sudah ditinggalkannya dua belas tahun yang lalu.Penampilan Anggara berubah drastis. Di foto itu terlihat pipi juga dagunya dipenuhi dengan bulu. Gaya berpakaian pria itu juga berbeda. Tidak ada kemeja juga jas yang selalu melekat di tubuhnya. Pria itu memakai shalwar kameez, pakaian adat yang selalu dipakai oleh pria di daerah Asia Selatan bagian Utara dan Asia Tengah.Rasa penasaran membuat Amisha membuat akun media pria itu. Tidak banyak postingan di akun Anggara. Hanya beberapa kegiatan yang asing di matanya, d
Read more
Rekan Bisnis Baru
Arjuna baru tahu kalau ibunya takut dengan darah. Wanita itu bisa berteriak histeris saat melihat tetesan darah. Jari Amisha teriris pisau saat hendak membuat makanan, padahal Laksmi sudah memasakkan makanan."Kenapa Bubun tidak minta bantuan Juna?" Arjuna tampak sedih. Dia tengah meniup luka ibunya. Amisha yang dikhawatirkan bersikap tak acuh. "Maafkan saya, Den. Saya lagi keluar, tadi Ibu minta dibelikan telur," ucap Laksmi tidak enak."Iya, gak papa, Bi. Bubun biar Juna yang temenin. Bibi istirahat saja." Laksmi pun pamit. Sepeninggal Laksmi, mereka kini hanya berdua. Amisha duduk dengan tidak tenang. Dia enggan menatap putranya dan terus memandang ke arah lain.Apa yang Arjuna lakukan sekarang adalah bagian dari rencananya, mendekati Amisha dan membuat hubungan baru selain hubungan ibu dan anak. "Di mana ponselku?" tanya Amisha tiba-tiba. Arjuna kaget dan sedikit gugup."Ponsel Bubun … ponsel Bubun rusak parah. Juna membuangnya karena Bubun yang minta," ucap Arjuna berbohong.
Read more
Rencana Licik Raisya
Dito memandang wanita yang ada di hadapannya dengan penuh amarah. Setelah sekian tahun berhasil melupakannya, dia harus kembali bertemu. Raisya, mantan istrinya menatap Dito dengan wajah yang kaget, tetapi tidak lama, wanita itu memeluk Dito."Lepaskan! Apa-apaan kamu!" Dito menghempaskan tubuh Raisya hingga terjatuh. Wanita itu merintih karena sikutnya menyentuh batu hingga lecet.Dito enggan menolongnya. Dia tahu Raisya masih bisa berdiri sendiri. Apalagi Dito yakin, wanita itu cuma pura-pura untuk mencari perhatian. Melihat adegan itu, Marsel hanya diam saja. Saat hendak menolong Raisya pun, Dito mencegahnya."Mas, kasihan dia. Tangannya terluka," ucap Marsel dengan penuh iba."Wanita ini penuh drama. Sekalipun mati, biarkan saja," balas Dito dengan nada sinis.Dito membawa istrinya masuk dan meninggalkan Raisya sendirian. Tidak lama, beberapa pria berbadan tinggi tegap datang dan mengusir wanita itu. Raisya berontak dan menolak untuk pergi."Kalian akan menyesal jika tahu siapa ak
Read more
Kabar Bahagia
Hari beranjak sore. Perkebunan sudah kembali sepi. Semua pekerja sudah kembali ke rumahnya masing-masing termasuk Raisya. Wanita itu kembali ke gubuk.Dito tampak tidak tenang. Marsel tiba-tiba sakit. Wanita itu sudah diperiksa dokter desa yang Dito datangkan untuk menggantikan istrinya. Sekarang, Marsel tengah istirahat. Satu jam yang lalu dia baru saja minum obat.Hingga malam tiba, Dito tidak juga meninggalkan istrinya. Dia ikut merebahkan tubuhnya, tetapi matanya tetap terjaga. Khawatir dengan kondisi istrinya.Keesokan paginya, Dito terbangun karena mendengar suara istrinya yang muntah-muntah. Dia berlari ke kamar mandi. Tangannya terulur untuk memijat leher Marsel."Kamu kenapa? Dokter bilang kamu baik-baik saja, tapi wajahmu pucat sekali?" Jo terlihat khawatir. Tangannya mengusap dahi istrinya yang dipenuhi keringat."Aku gak papa. Ini biasa dirasakan ibu hamil di trimester pertama," ucap Marsel. Dito tampak bernapas lega.Sejurus kemudian, Dito menatap istrinya. Dia baru menya
Read more
Nonton Di Bioskop
Sebelum para pegawai bekerja, mereka dikumpulkan oleh Barjo di depan rumah Dito. Kali ini tidak ada yang tahu apa tujuan majikan mereka. Semua saling berbisik dan bertanya.Dito berdiri di depan menghadap para pekerja. Dia belum memulai untuk bicara. Matanya memindai semua orang sembari menunggu Barjo menghitung mereka."Semuanya ada tujuh puluh tiga, Pak, tapi saya yakin kemarin gak salah hitung," bisik Barjo di telinga Dito."Supaya mereka tidak curiga, kamu beri pengarahan saja. Tetap awasi mereka semua." Dito memberi perintah.Barjo meminta semua pegawai mengumpulkan identitas mereka dengan alasan pendataan ulang. Dia hendak mencocokkan nama mereka dengan yang ada di buku.Sementara Raisya, dia terlambat bangun. Semalam dia tidak bisa tidur karena banyak nyamuk. Dia tergesa-gesa keluar dan langsung mencari keberadaan pegawai lainnya. Kondisi kebun masih sepi, Raisya mengernyitkan keningnya. Hari sudah beranjak siang, tetapi belum ada aktivitas di sana.Saat wanita itu hendak menca
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status