All Chapters of STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKU: Chapter 11 - Chapter 20
50 Chapters
Bab 11
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 11Gegas aku masuk ke dalam, setengah berlari, lalu masuk ke ruanganku. Tak kulihat Dina di sana, hanya ada Yuna yang sedang menendang-nendang juga kedua tangannya yang bergerak-gerak ke segala arah.Ku pindai sudut ruangan ini, tak ada bekas tanda barang yang dilempar. Apa mungkin Icha salah mendengar? Dan Raya, kemana ia?Ku putuskan mencari Raya, apa Raya tadi langsung masuk ke dapur?"Raya!" panggilku saat melihatnya di ruang masak."Ya, Ma," jawab Raya sambil menoleh."Jangan menggangu Kakak-Kakak di dapur, lebih baik Raya temani Yuna bermain, ya!" seruku. Raya mengangguk lalu pergi menuju ruangan tempat Yuna berada.Setelah itu, mataku tertuju pada Dina bersama dengan anak-anak membantu mem-packing pesanan berikutnya."Dina!" panggilku. Dina menoleh, tangannya berhenti mengemasi makanan di hadapannya. Lalu ia berjalan mendekatiku. Ku ajak Dina sedikit menjauh dari meja tempat mem-packing makanan."Iya, Bu. Ada apa, Bu?" tanya Dina.Kulirik
Read more
Bab 12
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 12***Sudah dua kali aku menekan bel di depan pintu rumah Mama Rini. Ku lihat penunjuk waktu di tanganku, lama, masih saja tak ada yang membuka, andai Mama tertidur di kamar, apa mungkin ART-nya ikut tidur juga.Lebih baik ku coba menanyakan nomor ART Mama pada Mas Yoga, kalau menelpon Mama, aku takutnya malah akan mengganggu istirahatnya.Gegas ku rogoh tas kecil yang dari tadi kugamit di antara lengan dan ketiak. Saat sedang menekan nomor Mas Yoga tiba-tiba terdengar suara knop pintu yang berputar. Setelah itu, nampaklah wajah perempuan yang biasa membantu Mama Rini mengurusi rumahnya ini."Mbak Indri, maaf menunggu lama. Silahkan masuk Mbak!" Ia membuka pintu itu dengan lebar, menyingkir ke sisi memberikanku jalan.Ku genggam tangan Raya erat, lalu melangkah berlahan. Mataku menilik bagian-bagian ruangan yang terlihat sama saat terakhir aku menemui Mama setahun yang lalu. Membuat memoriku kembali mengingat ucapannya yang menyayat hatiku. Ma
Read more
Bab 13
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 13***"Raya tunggu di kamar, ya. Mama mau ambil baju dulu, nanti kita menginap di rumah Oma lagi." Raya mengangguk, meninggalkan aku dan Mas Yoga yang sedang duduk di tepian kasur.Setelah Raya keluar, Mas Yoga berdiri dan melangkah ke arah pintu. Ku lihat ia memandang ke arah kamar Raya, menutup pintu, lalu duduk kembali di tempat semula.Tanganku masih sibuk memilih beberapa pakaian yang akan aku bawa, lalu memasukannya ke dalam koper yang terbuka di lantai tak jauh dari lemari. Setelah memastikan semuanya yang dibutuhkan telah masuk, lalu aku menutup koper tersebut dan mengancing seletingnya.Ku lihat Mas Yoga yang masih setia duduk di sana, menunduk dan diam saja.Aku mulai beranjak sambil menarik koper tersebut, lalu berjalan menuju kamar Raya. Mas Yoga beranjak dan mengikutiku dari belakang. Tak senang di ikuti Mas Yoga, aku membalikan badanku lalu menghardiknya."Pergilah menjauh dariku, Mas!"Mas Yoga menghentikan langkahnya dan masih
Read more
Bab 14
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 14"Jadi itu sebabnya kamu memberikannya nama Yuna, itu artinya kamu salah mengerti aku, Mas.""Jadi menurutmu aku yang salah?""Tidak ada yang salah, Mas. Mungkin ini sudah jalannya. Biarlah aku menikmati sakit yang kamu beri saat ini, berikan aku waktu untuk menata hati, berikan aku waktu untuk sendiri, pelase!" Air mataku mengalir tak henti."Sayang, aku mohon berikan maafmu dari hati.""Mas, sangat mudah mengucapkan kata maaf itu. Beribu maaf akan aku berikan untukmu. Bukan demi kamu, tetapi demi menjaga hatiku agar tidak merasa lebih sakit dari orang-orang yang akan mendengar dan membayangkan posisiku. Sudahlah, jangan lanjutkan pembicaraan ini lagi. Jika hatiku sudah lebih baik, kita akan bicarakan ini lagi, sekarang lebih baik kamu cari Yuna dan ibunya. Kamu ingin mengantarkan aku ke rumah Mama, baiklah. Antar aku sekarang!"***Sendiri aku duduk di teras depan rumah Mama, memandang langit kelam yang tak nampak bintang, bintang yang haru
Read more
Bab 15
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 15***"Ma, Indri harus bagaimana? Indri takut Mas Yoga berbuat yang tidak diinginkan." ucapku cemas ketika Mama menuntunku duduk di kursi."Tenang, Indri, jangan terpengaruh dengan ucapan Yoga. Dengarkan isi hatimu. Ingat, jangan karena perasaan kasihan, bikin kamu salah ambil keputusan. Dengarkan isi hatimu!""Iya, Ma, benar apa yang Mama katakan, aku tidak mau mengambil keputusan berdasarkan kasihan.""Jadi, kamu sudah punya keputusan?""Aku ingin bercerai saja, Ma.""Sudah kamu pikirkan matang-matang?"Aku mengusap wajahku."Jika masih ragu, shalat istikharah lah. Minta petunjuk pada Al-Hadi.""Aku sudah melakukan itu selama menginap di sini, Ma.""Lalu?""Setiap tidur setelah sebelumnya melakukan shalat istikharah, aku bermimpi Mas Yoga memakaikan cincin pernikahan ini, tapi aku tidak tahu perempuan itu siapa." Ku perlihatkan pada Mama benda yang melingkar di jari manisku, lalu kubuka cincin tersebut dan mengacungkan benda tersebut lebih
Read more
Bab 16
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 16"Pergi? Kemana?" Mas Yoga mengambil satu tanganku lalu mencium jemariku dengan lembut."Nanti di jalan akan kuberi tahu," jawabku.Tiba-tiba wajah Mas Yoga sedikit menegang. Ia kembali menarik tanganku satu lagi dan melihat jari-jariku."Di mana cincin pernikahan kita?" Dia menatapku dengan tajam, alisnya yang tebal kini hampir bertautan."A-aku menyimpannya di lemari kamar." Aku sedikit gugup ketika ia menatapku."Kenapa? Selama ini kamu tidak pernah melepaskannya," protes Mas Yoga."Cincin itu sedikit melonggar ketika terkena sabun saat aku mandi, entahlah, mungkin karena berat badanku sedikit berkurang, hingga cincin itu menjadi terasa kebesaran sekarang," Ku berikan alasan agar Mas Yoga percaya.Mas Yoga menggeleng. "Kamu belum memaafkan aku sepenuhnya?"Aku menunduk. "Sudahlah, jangan bahas itu dulu. Sudah kubilang, aku kesini untuk mengajakmu ke sesuatu tempat." Ia menyeringai. Lalu bersandar pada bantal yang ia tinggalkan di balik pu
Read more
Bab 17
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBab 17***Saat Dina mengunci pintu kontrakannya, tiba-tiba ada seorang lelaki berpenampilan urakan memperhatikan kami, aku hanya meliriknya sebentar, lalu tak acuh. Ia menghampiri kami dan mencolek lengan Mas Yoga."Ada korek nggak, Bang?" tanya lelaki itu. Dia memasukan sebatang rokok ke mulutnya."Maaf, saya tidak merokok," jawab Mas Yoga sambil memperhatikan penampilan si lelaki tersebut."Din, gue pinjem korek gas Lu, dong!" pintanya pada Dina.Dina diam."Ya elah, pelit bener, sih. Gue kan sering bantu Lu, sekarang aja Lu, dah punya temen kaya raya malah nggak mau bantu gue." Ia menyeringai memperhatikan ujung kaki sampai ujung kepala Mas Yoga."Tapi Dina emang nggak punya korek, Bang," jawab Dina."Ya udah, gue minta mentahnya aja dah, buat beli korek, sini!" pintanya.Cepat Dina mengeluarkan dompetnya. Lalu memberikan satu lembar berwarna ungu."Cuma segini, jangan mentang-mentang Lu udah punya temen orang kaya, seenaknya aja bisa hina gue
Read more
Bab 18
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 18"Mas, tapi ini sudah malam, kasihan Yuna." Aku tetap mengajukan keberatanku."Memangnya kenapa kalau malam? Kita juga akan menjemput Raya di rumah Omanya, sekalian saja.""Iya, tapi ....""Tidak ada kata tapi lagi. aku juga ingin di layani oleh istriku, aku tidak mau mendengar bayi ini menangis dan kamu memintaku untuk mendiamkannya. Kamu juga tidak boleh repot mengurusi makan Dina. Malam ini Dina harus kita antar ke rumah Mama. Di sana Mama dan Nur yang akan membantu Dina merawat bayinya.""Bu, lebih baik aku kembali ke kontrakan saja." Dina menyela perdebatan antara aku dan Mas Yoga."Tidak-tidak. Aku tidak mau kamu dan Yuna mendapatkan masalah seperti tadi sore." Aku mencoba menghalangi keinginan Dina."Iya, demi melindunginya, privasi kita menjadi terganggu." Mas Yoga kembali marah."Mas! Kamu ini tidak punya empati dengan anakmu sendiri. Pantas kita tidak segera diberi keturunan. Rupanya sikapmu ...." Kuhentikan ucapanku. Aku merasa sal
Read more
Bab 19
STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 19"Dina," Panggilku. Kubuka pintu itu dengan lebar.Dina dan Nur terperanjat mengatahui aku berdiri di ambang pintu. Wajah mereka tampak pucat, saling pandang satu sama lain dan tak berani menatapku."Keluar!" Aku bersidekap dan memerintahkan mereka untuk keluar. Lalu, Nur melangkah lebih dulu, kemudian Dina. Aku mundur beberapa langkah, memberikan mereka ruang untuk berdiri di hadapanku."Siapa Rustam?" Kutatap mereka yang sesekali melihatku lalu menunduk lagi.Mereka diam dan tak ada yang mau menjelaskan."Tidak ada yang mau bicara, ok! Ehm apa aku harus memanggil suamiku agar kalian bicara?""Ja-jangan, Bu. Nanti aku bisa dimarahi." Dina menempelkan kedua tangannya memohon.Sebenarnya aku tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Hanya, aku agak terkejut mendengar Nur menyuruh Dina meminta uang pada Mas Yoga dan memberikan masukan untuk memberikan uang untuk orang yang bernama Rustam. Apa jangan-jangan nama yang ia sebut itu adalah lelaki
Read more
Bab 20
SBDSCS BAB 20STRUK BELANJA DI SAKU CELANA SUAMIKUBAB 20"Om itu berambut panjang dan bergelombang, bertubuh kurus dan pakaiannya bau, Ma," jelas Raya. Bola matanya terus bergerak keatas kanan dan kiri seperti mengingat.Mendengar penjelasan Raya hatiku bertambah khawatir, orang itu pasti sudah menguntit Raya cukup lama, memperhatikannya, dan mengetahui kondisi dan kebiasaan Raya di sekolah. Aku yakin itu. Tapi kenapa ciri fisik yang disebutkan Raya itu mengingatkan aku pada seseorang, apa mungkin itu dia? Karena memang kebetulan sekali kemarin aku bertemu orang seperti itu. Ya, pasti itu dia. Mengingat kami tidak pernah mempunyai masalah yang serius pada orang. Aku bertambah yakin bukan orang-orang yang membenci keluargaku yang melakukan percobaan penculikan pada anakku Raya.Kasihan Raya, semoga anakku tidak mengalami trauma. Lalu kuiring Raya ke sofa untuk duduk. Mengambilkannya minuman air mineral agar ia lebih tenang."Raya tunggu di sini ya, mama mau pesan makan." Kuusap lembu
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status