All Chapters of Lima Tahun Tak Disentuh: Chapter 51 - Chapter 60
68 Chapters
Cinta Bukan Prioritas
“Kenapa lagi Feli?” tanya Maria setelah Abian berpamitan akan pulang selepas menerima telepon dari asisten rumah tangganya.“Dia pergi, aku akan cari dia.” Abian berjalan menuruni tangga dengan tergesa. Perasaannya tidak tenang, mengingat Felicia waktu itu bersama lelaki yang mungkin saja teman kencan Felicia. Bukankah ini penghinaan baginya, istri seorang Abian berkencan dengan lelaki.“Biarkan saja, Abi. Mama tidak rela kalau kamu kembali pada Feli, lepas dia dan perbaiki kehidupanmu. Nanti kalau kehidupanmu sudak teratur kembali, kamu bisa menikah, cari wanita baik-baik.”Abian menghentikan langkahnya tepat saat kakinya akan melangkah di tangga terakhir. Kenapa dia tidak berpikir seperti itu, bukankah dengan begini perjanjiannya dengan Felicia batal, bukan dia yang meninggalkan wanita itu, tapi wanita itu yang meninggalkannya. Dia tidak perlu repot memberikan sebagian hartanya untuk Felicia.“Abi. Pikirkan ucapan Mama, biarkan Feli pergi.”Wanita yang melahirkannya tiga puluh dua t
Read more
Bahasa Bercandanya
“Bu, jangan tiba-tiba pergi begini, nanti kalau Pak Nathan meninggalkan ibu bagaimana nasib Kenzo.” Asisten rumah tangga itu mencegah Felicia saat akan meninggalkan rumah.“Di sini aku tidak dianggap, Sri, aku lelah hanya dijadikan istri pajangan.”Setelah Nathan meyakinkannya akan tanggung jawab pada anaknya dan akan menikahinya, dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Abian. Bukan pernikahan seperti ini yang dia harapkan, dia memang salah, tapi dia pikir Abian yang setia hingga lima tahun menunggunya, ternyata cinta lelaki itu cepat berubah.“Abi tidak mencintaiku, aku tidak bisa hidup seperti ini, Sri.”Pakaiannya sudah selesai dikemasi oleh pengasuh Kenzo dan sudah di bawa ke luar sembari menunggu jemputan dari Nathan.“Bu, pikirkan baik-baik. Pak Abi itu sangat mencintai ibu, buktinya lima tahun Bu Amara diabaikan karena Pak Abi setia sama ibu.”“Hei, itu dulu. Setelah tahu apa yang aku lakukan, dia tidak akan bisa seperti dulu.”Felicia duduk dikursi dan putranya berada di st
Read more
Jangan Ada Amara Lagi
“Tenang saja, Tante, Amara aman, sudah berberapa kali menjalani pemeriksaan dan Amara juga patuh mengonsumsi vitamin sejak ….”Dara menatap sinis pada Abian, “coba kalau Abi tidak mengabaikan Amara, Amara pasti sudah hamil.” “Dara, kenapa malah mengungkit masa lalu.” Satria menarik tangan Amara meminta istrinya itu mendekat seolah takut kalau istrinya tiba-tiba mengingat masa lalunya bersama Abian. Bukankah untuk saat ini kondisinya yang perlu diperhatikan, Satria menjadi rendah diri karena ini.Amara mengusap punggung tangan Satria yang saat ini tiduran miring karena luka bakar di punggung.“Bukan mengungkit, aku cuma mau konfirmasi saja sama Tante kalau Amara aman, jangan salahkan Amara lagi.” Dara mendengus kesal, dia tahu bagaimana perjuangan Amara saat menjadi istri Abian dan bukan kebodohan wanita yang dia pikir dulu, tapi Amara adalah wanita yang menjalani janji yang dia ucapkan karena baginya menikah adalah janji yang akan dijalani seumur hidup dan itu sudah dia lakukan meski
Read more
Cari Masalah Apa
“Udahlah, jangan seperti anak kecil,” kata Amara. Sejak kepulangan Satria dari rumah sakit dan setelah mendengar kabar bahwa dirinya dinyatakan tidak subur, Satria sangat sensitive. “Kita pergi yang jauh dari sini agar tidak ketemu Abian.”“Iya, nanti kalau kamu sudah sembuh, kita pergi jauh dari sini.”Andai bisa mengubur semua kenangan buruk itu, Amara ingin menguburnya dan orang-orang ikut melupakannya. Sungguh, dia tidak mau tetap berada dalam bayangan lima tahun itu, dia hanya ingin hidup tenang seperti pasangan suami istri lainnya. Satria yang masih anti pati setiap kali Abian datang masih membuatnya risih ditambah masalah anak yang seharunya tidak perlu dikhawatirkan Satria karena Amara tidak memikirkan soal anak saat ini, dia masih ingin menikmati kebersamaannya dengan Satria, terlalu banyak hal yang ingin dia selesaikan sebelum dia mengikat terlalu kencang pernikahannya.Amara mengambil salep setelah membersihkan punggung Satria mengelapinya dengan handuk lalu mengoleskan s
Read more
Benci dan Cinta
Kisah cinta Abian yang begitu rumit akhirnya mengatarkannya pada wanita yang kini di hadapannya, wanita yang dia kenal sejak pertama kali menapakkan karirnya di perusahaan ayahnya tanpa melalui proses dari awal karena Abian adalah puntra mahkota yang secara otomatis menduduki jabatan tertinggi di perusahaan. Namun demikian, Abian bukannya tidak mampu mengelola perusahaan, sejak kecil dia sudah belajar tentang bisnis, kehidupan remajanya sudah sangat monoton, tidak seperti teman-teman sebayanya yang menikmati kehidupan remajanya dengan pencarian jati diri.Berawal dari chat random, dia akhirnya berkenalan dengan Felicia dan dari perkenalan itu mereka semakin lama semakin dekat dan akhirnya Abian menjatuhkan pilihan pada gadis itu.Bagi Abian, Felicia adalah wanita paling cantik yang pernah ditemui, tidak bisa dipungkiri karena Felicia memang punya pesona yang memabukkan, tapi sialnya, hubungannya tidak bisa bertahan lama. Saat dia sedang gila-gilanya dengan Felicia, dia dijodohkan deng
Read more
Pernikahan Ketiga
“Kita nikah kapan, Pak?” tanya Stevani. Wanita itu meletakkan beberapa berkas yang perlu ditanda tangani oleh Abian. Lelaki yang yang ditumbuhi rambut halus di jenggot hingga pipi itu mengerutkan keningnya. “Ngebet banget,” jawab Abian dengan senyum tipis tersungging di sana.“Bukan saya yang ngebet, tapi orang tua saya, Pak.” Stevani menjauhi meja kerja Abian lalu mengempaskan tubuhnya di sofa panjang di ruangan itu.“Memangnya apa tujuan orang tuamu mempercepat pernikahan kita?”“Ya, biar aku nggak dibilang perawan tua dan biar aku segera punya ….” Stevani menggeleng, dia pikir pernikahan dengan Abian hanya saling membutuhkan saja. Dia akan terbebas dari tuntutan menikah dan mungkin juga jika Abian mau menyentuhnya dia akan mendapatkan anak, setelah itu terserah Abian mau melakukan apa, berpisah pun dia tidak keberatan.Hidup sesimpel itu, Stevani tidak akan membawa perasaannya dalam pernikahan nanti. Jika bisa bahagia dengan cara sendiri, kenapa harus menggantungkan kebahagiaanny
Read more
Berubahlah
“Kamu jangan menuntut macam-macam, aku sudah mengatakan kalau aku tidak akan berkomitmen dalam pernikahan, tapi tenang saja, aku akan cukupi kamu dan anak kamu.” Lelaki itu lantas memakai pakaiannya kembali kemudian mengambil ponselnya mengetikkan sejumlah uang melalui mobile banking. “Sudah kutransfer uangnya, kalau kurang kamu bisa minta lagi,” ujarnya lalu meninggalkan Felicia yang masih begelung dengan selimut.Bukankah dengan begini dia tidak ubahnya sebagai pelacur? Lalu, mana janjinya yang katanya mau bertanggung jawab. Kalau hanya uang dia bisa mendapatkannya bersama Abian dan statusnya jauh lebih terhormat meski Abian tidak menyentuhnya. Andai saja dia tidak tergoda bujuk rayu lelaki itu, mungkin dia tidak akan menelan kekecewaan dua kali menerima kenyataan lelaki yang mencintainya menikahi wanita lain.“Bu, meski Pak Abi seperti itu, tapi Pak Abi itu baik. Pak Abi tidak akan melalaikan kewajibannya. Yang penting nafkah lancar dan ibu tetap punya status.” Perkataan Sri—asist
Read more
Balasan
“Kenapa tidak datang ke pernikahanku?” todong Abian setelah lelaki itu mengempaskan tubuhnya di sofa. Sejak lamaran hingga pernikahannya, dia belum bertemu Satria dan memang dia tidak menemui Satria lebih dulu sebelum dia menikah.“Sudah ketiga kali ‘kan?” sindir Satria. Semua orang juga pasti akan mengatakan itu, Abian si tukang kawin, itulah yang orang pikirkan tentangnya. Dia tinggal di negeri yang masih menjunjung tinggi norma di mana hukum masyarakat masih berlaku. Abian sadar itu, tapi mau bagaimana lagi, takdirnya memang begitu.Sebenarnya bukan masalah takdir, tapi Abian memang yang membuatnya begitu andai dia tidak bodoh waktu itu.Abian mendengus kemudian menyandarkan tubuhnya menatap adiknya yang masih menyebalkan saja. Satria tetaplah Satria, meski dia sudah berusaha mengambil hati adiknya tetap saja adiknya itu memberi jarak. Mungkin memang karakternya atau mungkin juga karena kecemburuan Satria. Entahlah, Abian tidak mengerti.“Tidak perlu khawatir kalau aku bertemu den
Read more
Berbanding Terbalik
“Dulu aku tidur di ruangan itu dan Amara di sini. Itu alasan kenapa aku tidak menyentuhnya selama menikah.” Abian menunjukkan ruang kerjanya yang terhubung dengan kamarnya. Dia mengunci ruangan itu jika akan tidur agar tidak tergoda Amara. Dia lelaki normal tentu sulit untuk menahan hasratnya.“Apa Pak Abi sekali saja tidak tergoda untuk menyentuh Amara?” Wanita itu berjalan mengikuti Abian menuju ruangan yang terhubung dengan kamar. Ada meja kerja, rak buku sepanjang dinding dan sofa bed yang terletak berseberangan dengan rak buku, kalau dilihat memang rasanya tidak mungkin ruangan itu ditempati untuk tidur apalagi selama lima tahun. Bodoh sekali yang melakukannya dengan dalih kesetiaan sedang pernikahan itu punya hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Sebenarnya itu tidak nyaman, tapi demi dia menjaga cintanya untuk Felicia, dia dengan bodohnya mengikuti permintaan wanita itu. “Aku normal, tentu saja aku juga berpikir untuk menyerah. Seperti kita sekarang, kamu pikir aku bisa me
Read more
Menghalangi Jodoh
"Abi, tolong bantu aku." Sebenarnya Felicia malu meminta bantuan pada Abian, dia malu karena telah beberapa kali menyakiti lelaki itu. Mengkhianati dan juga mempermainkan lelaki itu. Entah kemana urat malunya dia tanggalkan, dia hanya tidak bisa melakukannya sendiri. Dia masih berharap Abian mau menolongnya, setidaknya meski lelaki itu kemungkinan besar akan menghardiknya, tidak mengapa, Abian tidak akan tega membiarkannya, apalagi saat ini Felicia dalam keadaan terpuruk, ada beberapa luka memar di tangannya. "Memangnya apa yang dilakukan Nathan?" tanya lelaki itu.Felicia menunduk, dia mencoba menutupi lengannya yang terbuka, ada bekas cakaran di sana, entah bagaimana Nathan melakukannya."Ini semua karena Ferdian, dia yang membuat mood Nathan jadi buruk," jawab Felicia. Lelaki itu tersenyum sinis menatap felicia, kakinya disilangkan dan kedua tangannya bersendekap. Sungguh, lelaki itu tampak puas melihat penderitaan Felicia.Meski Felicia sudah memprediksi apa yang akan dilakukan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status