Semua Bab Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan : Bab 21 - Bab 30
49 Bab
Bab 21: Aku Bukan Pembunuh
Jangan banyak bicara, Izabel! Aku tidak akan menceraikanmu. Lebih baik sekarang kau habiskan makananmu, setelah itu baru kau boleh istirahat." Deon segera keluar dari kamar Izabel."Aku bukan seorang pembunuh, Mas. Aku hanya terjebak Aku tidak tahu apa-apa." ucap Izabel yang berhasil membuat langkah Deon terhenti."Apa maksudmu? Aku membebaskanmu waktu itu karena semua bukti mengarah kepadamu. Ya, kau benar, salah satu alasan aku tidak menyukaimu dan membencimu karena aku malu memiliki seorang istri yang merupakan mantan narapidana." ujar Deon."Meskipun aku mengatakan yang sejujurnya, belum tentu Mas Deon bisa percaya padaku. Mas Deon bebas mempercayai aku atau tidak. Yang jelas aku sudah mengatakan yang sebenarnya, bahwa bukan aku pembunuh dari wanita itu. Hanya satu bukti yang mengarah kepadaku, yaitu pisau yang digunakan untuk membunuh Nyonya Dhyra. Apa itu berarti aku adalah pelakunya? Untuk apa aku membunuhnya? Aku tidak memiliki kepentingan apa pun dengannya." tutur Izabel menc
Baca selengkapnya
Bab 22: Deon Mulai Ragu
"Honey, kenapa tidak dimakan makanannya? Ayo dimakan, Sayang. Aku perhatikan dari tadi kamu terus melamun. Ada apa? Apa ada masalah yang mengganggu pikiranmu? Hm?" tanya Aurora yang kini sedang makan siang bersama Deon."Ya, ada satu hal yang dari kemarin mengganjal di pikiranku, Aurora." jawab Deon."Oh iya? Apa itu? Kamu bisa cerita padaku, Sayang. Ayo katakan!" balas Aurora."Beberapa hari lalu aku menghukum Izabel. Namun tiba-tiba saja dia memintaku untuk menceraikannya. Dia bertanya padaku mengapa aku selalu menyiksanya dan mengapa aku membenci dirinya. Aku katakan padanya alasanku membenci dirinya karena dia adalah seorang pembunuh. Awalnya dia bertanya padaku apakah alasan aku membencinya karena dia seorang pembunuh? Akhirnya aku iyakan tebakannya itu. Tapi yang membuat aku kepikiran dari kemarin adalah, dia mengatakan kepadaku jika bukan dia pembunuhnya. Dia mengatakan padaku jika dia hanya terjebak. Dia tidak mengakui perbuatannya, Aurora. Yang membuatku merasa kesal, mengapa
Baca selengkapnya
Bab 23: Deon Berubah?
TokTokTokBi Kinar mengetuk pintu kamar Izabel karena ini waktunya majikannya itu untuk sarapan pagi. Hari ini adalah hari Senin, dan Izabel harus kembali bekerja lagi.Ceklek"Bibi, ada apa?" Izabel bertanya setelah ia membuka pintu kamarnya."Non, ini waktunya Non Iza untuk sarapan. Ayo sarapan, Non, Bibi sudah memasak untuk Non Iza." ajak bi Kinar.Izabel merasa heran. Pasalnya selama ini bi Kinar jarang sekali sampai menghampiri dirinya untuk sarapan. "Bibi tidak perlu repot-repot ke kamarku, nanti aku pasti akan sarapan. Aku akan bersiap-siap dulu, Bi." kata Izabel."Non Iza harus sarapan sekarang, karena Tuan Deon sudah menunggu Non Iza di meja makan," tukas bi Kinar.Seketika mata Izabel melotot tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh bi Kinar. Rasanya terdengar sangat mustahil saat ia tahu jika Deon sudah menunggunya untuk sarapan. Selama ini pria itu tidak sepeduli seperti sekarang ini sampai menunggu dirinya di meja makan."Apa? Mas Deon menunggu aku di meja makan?
Baca selengkapnya
Bab 24: Sikap yang Tidak Biasa
Deon baru saja mendapatkan kabar dari orang suruhannya bahwa ada fakta baru yang didapatkan oleh orang suruhan Deon itu. Orang itu mengatakan pada Deon jika orang itu sudah bertemu dengan pengacara Izabel yang menangani kasus tersebut. Pengacara Izabel mengatakan jika hari itu Izabel sedang dalam perjalanan untuk bekerja, namun di tengah perjalanan, ponsel Izabel tertinggal. Alhasil Izabel memutuskan untuk kembali lagi mengambil ponselnya. Namun saat wanita itu kembali ke rumah dan ingin mengambil ponselnya, tak sengaja Izabel melihat Dhyra Hayden sudah tergeletak bersimbah darah. Di saat yang bersamaan saat itu, Aurora datang dan menyaksikan Izabel yang sedang memegang pisau tersebut dan menangis di depan tubuh Dhyra Hayden."Tuan, jika dipikir-pikir lagi, rasanya mustahil jika Nona Izabel membunuh Nyonya Dhyra." kata pria yang merupakan orang kepercayaan Deon."Apa maksudmu?" tanya Deon."Coba Tuan pikiran! Hari itu Nona Izabel ingin berangkat bekerja. Kemudian dia kembali lagi pula
Baca selengkapnya
Bab 25: Pindah Kamar
Baru saja sampai di rumah setelah seharian bekerja. Izabel dikejutkan dengan kondisi kamarnya yang sudah terlihat seperti gudang. Bahkan ia tak menemukan pakaian dan barang-barang miliknya di sana."Ke mana barang-barangku? Kenapa semuanya tidak ada? Apa ini perbuatan Mas Deon? Apa Mas Deon sengaja ingin menghukumku lagi? Ya Tuhan, cobaan apa lagi yang harus aku hadapi? Baru saja aku merasa senang karena Mas Deon sudah berubah, tapi ternyata semua itu hanya sementara." ucap Izabel dengan matanya yang berkaca-kaca.Ia mengira Deon membuang semua barang-barangnya dari kamarnya, dan ia mengira jika Deon pasti akan memindahkannya ke kamar yang tidak layak seperti kamar sebelumnya.Izabel segera keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan bi Kinar. Kebetulan saat itu bi Kinar sedang berada di halaman belakang."Bibi," panggil Izabel dengan wajah paniknya."Eh, Non Iza sudah pulang?""Bi, di mana pakaianku dan barang-barangku? Kenapa kamarku jadi kosong? Apa Mas Deon ingin menghukumku lagi?
Baca selengkapnya
Bab 26: Semakin Ragu
"Saat itu aku memegang pisau yang menancap di perut Tante Dhyra. Aku begitu shock saat aku kembali ke rumah mengambil ponselku, aku sudah melihat Tante Dhyra bersimbah darah dengan tubuh tergeletak dan pisau yang menancap di tubuhnya. Saat itu aku hanya berniat mengambil pisau yang menancap di perut Tante Dhyra. Aku tidak berpikir lagi jika apa yang aku lakukan itu adalah sebuah kesalahan yang akan meninggalkan sidik jariku di pisau tersebut. Dan tak lama kemudian, saudara tiriku yang baru saja pulang, dia melihatku memegang pisau dan mengira jika aku yang telah membunuh Tante Dhyra. Karena hal itulah akhirnya aku menjadi tersangka pembunuhan Tante Dhyra. Aku tidak bisa membela diri karena kebetulan hari itu cctv di rumahku sedang tidak aktif. Hingga akhirnya aku kalah di persidangan dan mengharuskan aku mendekam di dalam penjara. Sebelum akhirnya dengan kebaikan hatinya, Mas Deon menjaminku dan membebaskan aku. Sebagai gantinya, Mas Deon meminta aku untuk bersedia menikah dengannya.
Baca selengkapnya
Bab 27: Cemburunya Aurora Pada Izabel
Sudah tiga hari ini Aurora tidak bertemu dengan Deon. Meskipun ia menjalin hubungan juga dengan Javas, tapi tidak bisa dipungkiri jika sebenarnya ia juga sama mencintai Deon meskipun cintanya tak sebesar untuk Javas. Apalagi selama ini Deon juga sangat memanjakannya. Apa yang ia inginkan selalu dituruti oleh Deon. "Kamu mau ke mana, Sayang?" tanya sang ibu pada Aurora."Aku akan ke rumah Deon, Ma." jawabnya."Untuk apa? Di sana ada Izabel. Apa kamu mau kalau nanti dia sampai curiga dan tahu kalau kamu kekasih Deon? Hah?" pungkas bu Sarah."Mama tenang saja, Izabel tidak ada di rumah. Dia bekerja di kafe, Ma. Jadi, Deon pasti sedang sendiri di rumah." ucap Aurora.Meskipun ini adalah akhir pekan, namun Aurora yakin jika Izabel tidak ada di rumah. Kebanyakan saat akhir pekan, karyawan di kafe ataupun restoran tidak akan libur. Mereka akan libur di hari biasa. Jarang sekali mereka libur di akhir pekan Sabtu ataupun Minggu."Apa? Bekerja? Memangnya masih ada yang mau menerima dia? Dia it
Baca selengkapnya
Bab 28: Sisi Lain Izabel
Deon sudah mengirimkan pesan pada Aurora dan ia meminta Aurora untuk menunggunya di kafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ia pun segera ke sana untuk menyusul Aurora yang sedang menunggu dirinya."Aurora," panggil Deon pada sang kekasih.Aurora yang namanya merasa dipanggil, langsung menoleh. Namun kali ini ekspresi wajahnya begitu datar dan dingin. Sepertinya wanita itu masih merasa cemburu karena Deon baru saja pergi bersama Izabel.Deon segera berjalan menghampiri Aurora dan mengambil tempat duduk berhadapan dengan kekasihnya."Kamu ke rumahku tadi?" tanya Deon."Hm," sahut Aurora dengan wajah kesalnya."Kamu kenapa?""Kamu bertanya aku kenapa? Apa kamu tidak sadar dengan kesalahanmu? Kamu mengajak Izabel pergi tanpa memberitahuku. Ke mana kamu mengajak dia? Hah?" omel Aurora pada sang kekasih."Ya, aku tadi memang mengajak Iza pergi. Aku mengantarnya membeli pakaian," jawab Deon santai.Aurora mengernyitkan dahinya. Mengapa Deon sampai harus mengantar Izabel hanya u
Baca selengkapnya
Bab 29: Hampir Saja
"Tuan, ada hal yang ingin saya sampaikan pada Tuan," ucap Jhon, anak buah Deon yang ditugaskan untuk mencari tahu tentang kasus pembunuhan ibunya."Ada apa? Katakan!" titah Deon."Tuan, saya baru saja menemukan fakta baru tentang kasus pembunuhan Nyonya Dhyra. Saya menemui Pak Steven, pengacara Nona Iza. Beliau mengatakan ada hal ganjil di hari pembunuhan Nyonya Dhyra saat itu," ungkap Jhon."Hal ganjil? Hal ganjil apa?" tanya Deon mengernyitkan dahinya."Saat Nona Izabel kembali lagi ke rumahnya untuk mengambil ponselnya dan menemukan Nyonya Dhyra sudah terkapar. Tak lama kemudian Nona Aurora datang. Tapi supir taksi yang menunggu Nona Iza di depan gerbang rumahnya untuk mengambil ponselnya, dia tidak melihat Nona Aurora masuk ke rumah itu. Seharusnya jika Nona Aurora baru datang, supir taksi itu melihatnya. Tapi ini tidak. Jadi, menurut pengacara Nona Iza, ada kemungkinan saat itu Nona Aurora sedang berada di rumah sebelum Nona Iza datang kembali mengambil ponselnya." jelas Jhon ses
Baca selengkapnya
Bab 30: Kepergok
TokTokTokDeon mengetuk pintu kamar Izabel. Malam ini ia akan mengajak Izabel makan di luar. Ia merasa kasihan saja pada wanita itu yang aktifitasnya hanya itu-itu saja. Berangkat dan pulang kerja tanpa melakukan apa-apa lagi.Ceklek"Kamu sudah siap?" tanya Deon kala Izabel membuka pintu kamarnya."Sudah, Mas. Kita berangkat sekarang?" kata Izabel."Ayo!" Mereka berdua pun segera turun ke bawah dengan berjalan secara beriringan. Namun sesekali mata Deon melirik pada Izabel yang malam ini terlihat cantik dengan rambutnya yang disanggul ke belakang. Meskipun penampilan Izabel kali ini tidak terlihat glamor, namun penampilan gadis itu berhasil membuat Deon untuk selalu ingin melihat ke arahnya. Hingga tanpa sengaja Izabel menoleh ke arah Deon. Kini keduanya pun saling tatap-menatap selama beberapa detik. Tapi dengan cepat Deon langsung tersadar dan membuang pandangannya dari Izabel."Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Deon tanpa berani menoleh pada Izabel. Ia merasa malu karena Iza
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status