Semua Bab DIBUANG MANTAN TUNANGAN, DICINTAI MANTAN AYAH MERTUA 2: Bab 51 - Bab 60
74 Bab
MORAL PAK REZA
"Marta menolaknya?" tanya Vivi yang tidak percaya. "Dia tidak ingin bantuan dari siapa pun? Bukankah waktu itu, dia menerima bantuan kita? Aku bahkan bantu menyembuhkan dia."Reza hanya minum teh dengan tenang sambil mendengar laporan dari Putra.Putra berdehem sambil membaca laporan kembali. "Yah, memang. Sepertinya wanita itu berubah pikiran setelah mendapat perilaku yang tidak menyenangkan di rumah sakit jiwa."Reza meletakkan cangkir teh di atas tatakan lalu menatap Putra dengan serius. "Kamu sudah periksa dia mendapat perilaku tidak menyenangkan? Jangan-jangan dia hanya berbohong untuk mengambil simpati.""Marta hanya pasrah mendapat perlakuan kasar, sepertinya tidak satu atau dua kali saja pegawai rumah sakit melakukan itu. Ah, sebagai tambahan... kepala rumah sakit jiwa memiliki hubungan kerabat dengan Burhan, hanya saja kepala rumah sakit itu berusaha masuk ke dalam lingkaran sosial Burhan." Putra menjelaskan dengan hati-hati. "Apakah saya juga pe
Baca selengkapnya
PERUSAHAAN BUSUK
Putra berdiri diam di depan meja Reza yang dulunya adalah tempat Burhan. Ada cerita menarik di sini, Reza menyuruh Burhan membawa semua meja dan kursi dengan alasan dia tidak membutuhkannya, padahal Reza sangat tidak suka dengan bekas Burhan yang menjijikan. Ruangan yang terlihat mewah dan mentereng pun dipoles ulang sehingga Reza bersedia menunggu waktu. Tentu saja, para desainer harus mengerjakan semuanya secepat mungkin.Putra melirik atasannya yang menatap serius dokumen dengan tegang, dia tahu perasaan atasannya sekarang."Jadi, intinya yang bermain bukan hanya satu orang? Burhan juga tidak mau repot-repot menyelidikinya karena sibuk bersama kekasih?" tanya Reza tanpa menatap Putra, matanya masih fokus pada dokumen.Putra menarik napas panjang. "Banyak yang meremehkan kita juga. Mereka berpikir basic kita dari bidang hospitality, sehingga tidak akan bisa membaca laporan yang mereka buat."Reza melempar dokumen di atas meja dengan ma
Baca selengkapnya
VIVI BERTINDAK
Setelah malam menyesatkan itu, Vivi mulai mengambil alih peran. Dia tidak ingin suaminya terjerumus karena ulah pria tua di hadapannya itu. Vivi terpaksa membuat janji ulang dua hari kemudian dengan Burhan dan mulai bersikap tegas. Namun, Burhan malah menatap rendah dirinya dan berkali-kali mengejek ketika tengah diskusi. Suasana terasa tegang saat Vivi dan Burhan duduk berhadapan. Vivi mencoba menenangkan dirinya, berusaha keras untuk tidak memperlihatkan kekesalan atas sikap Burhan yang merendahkan dirinya dan suami. "Aku tidak tahu apa anak muda seperti kamu, paham tentang alur manajemen ini." "Bukankah kamu hanya paham manajemen hotel dibanding perusahaan?" "Kita sedang berbisnis, bukan bermain, Vivi." Kedua mata Vivi menyipit ketika Burhan menyebut namanya. "Anda lebih tua dari saya, tidak bisakah kita saling menghargai sebagai partner bisnis?" "Saya hanya menghargai orang yang kompeten dalam bidangnya," kelit Burhan, tanp
Baca selengkapnya
MELUPAKAN MASA LALU
Reza memutuskan pulang ke rumah dengan perasaan kesal, terlalu muak melihat tatapan mata Burhan yang memprovokasi dirinya untuk tidur bersama. Dia bukan gay, tapi memang sempat mencintai ayah kandung Vivi, tidak lebih dari itu. Dia tidak mau memiliki hubungan dengan pria, sangat mual membayangkannya setelah mendengar dan melihat sosok menyedihkan kakek kandung dan ayah kandungnya.Kakek kandung yang dibunuh putrinya sendiri karena melakukan perselingkuhan dengan menantu sementara ayah kandung Reza juga berakhir dibunuh di tangan orang yang sama.Reza tidak ingin mati cepat, dia tidak sebodoh itu meskipun sudah muak melihat berbagai kelakuan orang busuk di sekitarnya."Kamu sudah pulang? Cepat sekali, ini kan masih pag-" Vivi hampir jatuh ketika Reza mengangkat istrinya seperti karung beras.Choky dengan sigap, menangkap mangkok di tangan Vivi yang tergelincir di tangannya karena terkejut, sementara dua anak kembar mereka yang sedang disuapi tidak peduli d
Baca selengkapnya
VIVI BERTINDAK
Setelah malam menyesatkan itu, Vivi mulai mengambil alih peran. Dia tidak ingin suaminya terjerumus karena ulah pria tua di hadapannya itu.Vivi terpaksa membuat janji ulang dua hari kemudian dengan Burhan dan mulai bersikap tegas. Namun, Burhan malah menatap rendah dirinya dan berkali-kali mengejek ketika tengah diskusi.Suasana terasa tegang saat Vivi dan Burhan duduk berhadapan. Vivi mencoba menenangkan dirinya, berusaha keras untuk tidak memperlihatkan kekesalan atas sikap Burhan yang merendahkan dirinya dan suami."Aku tidak tahu apa anak muda seperti kamu, paham tentang alur manajemen ini.""Bukankah kamu hanya paham manajemen hotel dibanding perusahaan?""Kita sedang berbisnis, bukan bermain, Vivi."Kedua mata Vivi menyipit ketika Burhan menyebut namanya. "Anda lebih tua dari saya, tidak bisakah kita saling menghargai sebagai partner bisnis?""Saya hanya menghargai orang yang kompeten dalam bidangnya," kelit Burhan, tanpa meras
Baca selengkapnya
MENJAGA ANAK
Reza berhenti di pusat tempat bermain khusus anak-anak di dalam mall, menyipitkan kedua mata untuk memastikan ada area untuk anak bayi. "Anak saya baru berusia satu tahun, apakah tidak masalah bermain di tempat seperti ini?""Anda bisa masuk dan menjaga si kembar, jika Anda ingin memastikan," ucap salah satu pegawai perempuan yang diam-diam menatap kagum Reza dengan jantung berdebar.Reza menunjuk area bermain. "Saya masuk ke dalam sana?""Ya, orang tua tidak masalah bisa masuk. Yang penting lepas sepatu dan-"Reza menggelengkan kepala, ide masuk ke dalam sana sangat buruk mengingat tubuhnya yang tinggi dan besar. Anak-anak pasti ketakutan melihat sosoknya. Dia mengeluarkan selembar uang berwarna merah dan memberikannya ke pegawai itu. "Tolong jaga anak saya, saya akan mengawasi dari tempat duduk. Paling utama, jangan jauh dari pandangan saya."Pegawai itu menerima uang dari Reza dan mengangguk bahagia, uang yang diterimanya bisa untuk membelikan k
Baca selengkapnya
PRINSIP
Vivi tidak masalah orang lain melakukan apa pun selama tidak mengganggu kehidupan dirinya dan keluarga kecil yang susah payah dibangun penuh perjuangan. Untuk mendapatkan Reza, meskipun di awal tidak dapat diduga. Namun, Vivi berusaha bisa berdampingan dengan Reza.Mau lawan bicaranya gay atau pun melakukan tindakan tidak bermoral lainnya, Vivi tidak masalah dan tidak mau ikut campur. Mau memberikan edukasi moral dan agama pun terlihat tidak etis karena terkesan ikut campur masalah orang lain. Namun, yang jadi masalah, jika si gay berusaha mendekati suaminya yang berusaha jalan lurus dan bersikap normal.Tidak peduli, Reza jatuh cinta pada mata yang mirip ayah kandungnya, Vivi akan tetap mempertahankan pernikahan."Burhan, Anda sudah coba mencuri harta keluarga saya dan menipu keluarga suami saya. Bagaimana jika almarhum mertua saya mengetahuinya? Bukankah dia akan marah besar? Mengingat beliau merupakan salah satu investor terbesar Anda, meskipun menggunakan ha
Baca selengkapnya
SABAR
"Tuan Sandy, saya minta tolong untuk tidak mengganggu adek-adek yang sedang bermain di sini," pinta pegawai yang diberikan uang oleh Reza.Reza memiringkan kepala dan berusaha mengingat nama pegawai itu, sepertinya tadi dia tidak terlalu perhatikan nama di name tag pegawai tersebut."Cinta, ada apa?"Reza melihat teman pegawai lainnya menghampiri pegawai yang menegur Sandy."Ada apa ribut-ribut? Kasihan sama pelanggan kecil di sini."Cinta menjadi panik lalu berbisik ke telinga temannya. Teman itu terkejut lalu balik badan, tidak mau ikut campur masalah itu.Reza menaikkan kedua alis. "Hm?"Sepertinya anak bernama Sandy itu, berpengaruh di tempat bermain ini.Cinta menjadi bingung dan melindungi dua bayi kembar Reza. Namun perhatiannya lolos dan si Sandy melempar mainan itu ke anak bungsu Reza.Cinta berteriak terkejut, tidak berani menghalangi atau menyentuh baik Sandy maupun si kembar.Sandy mendorong bayi yang
Baca selengkapnya
PERASAAN SEORANG AYAH
Reza melihat kedua bayi kembarnya saling mendukung dan tidak ingin bertengkar dengan Sandy, dia memiringkan kepala dengan bingung. "Apa mereka sering melihat Choky dan Putra bertengkar, makanya jadi malas bertengkar?" gumamnya.Reza selalu membiarkan kedua anak buahnya bertengkar di depan kedua bayi, merasa tidak masalah. Namun, rupanya keputusan itu salah.Reza menghela napas dan mulai mengambil keputusan. "Sepertinya aku harus melarang mereka berdua bertengkar di depan anak-anak."Masa kecil Krisna dan Erika pun banyak bertengkar dan berisik saat wanita itu membawa mereka ke hadapannya, dia tidak ingin dua anaknya menjadi introvert atau takut dengan dunia luar.Sandy merampas mainan yang digunakan sulung untuk menghibur adiknya. "Apa kalian berdua tuli sekarang? Bisu? Aku seusia kalian sudah bisa bicara, masa kalian tidak bisa?""Tuan Sandy," pinta Cinta dengan nada memohon. Dia sudah diberikan uang untuk menjaga si kembar dan ayahnya sedang melihat mereka sekarang, dia merasa tidak
Baca selengkapnya
PERTENGKARAN ANAK KECIL
Mall terlihat semakin ramai, orang banyak lalu lalang dan kondisi tempat bermain juga mulai diisi banyak anak yang ingin bermain dengan ditemani baby sitter mereka, sementara para orang tua pergi entah kemana. Namun, anak-anak kecil menghindari area Sandy dan kedua bayi Reza.Sandy masih menakut-nakuti dua bayi yang sedang duduk saling melindungi, sementara Cinta kebingungan hendak melakukan apa. Sesekali melirik Reza yang duduk santai sambil mengawasi, dan bodyguard berdiri di belakang ayah kedua anak ini.Cinta ingin menangis dan mengembalikan uang yang diberikan Reza, tapi dia juga membutuhkan uang itu dan merasa bertanggung jawab.Reza masih mengamati kedua bayinya yang terlihat tidak membutuhkan pertolongan. "Sepertinya anak-anak aku sudah bisa mandiri."Bodyguard yang berdiri di belakang Reza hanya diam dan tidak berani berkomentar banyak, merasa kasihan pada dua bayi yang dipaksa dewasa oleh ayah kandungnya.Reza tersenyum tipis ketika melihat tangan si sulung menepuk punggung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status