All Chapters of Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat: Chapter 21 - Chapter 30
173 Chapters
Bab 21.
Saat semuanya telah di siapkan, tanggal dan juga hari bahkan bulan baik yang akan di laksanakan. Tiba-tiba saja Gilang yang sedang hendak pergi keluar untuk menikmati indahnya pemandangan sore hari, ia berjalan di dekat taman kota, namun tiba-tiba ia di kejutkan dengan Bella yang sedang duduk berdua dengan seorang laki-laki di sisinya. Bahkan Bella juga begitu terlihat mesra tanpa perasaan canggung. Begitu terlihat mereka seperti memiliki hubungan yang sepesial."Apa benar itu, Bela?" kata Gilang dengan meyakinkan dirinya, Gilang memandang fokus ke arah Bella, dirinya tak ingin jika sampai salah orang.Deg!Jantung Gilang serasa ingin meledak, emosinya naik turun, bahkan suhu tubuhnya kini menjadi panas.Saat Gilang tahu, Gilang langsung menemuinya dan kemudian berdiri di depan Bella membuat Bella terperanjat dari duduknya. Melotot ke arah Gilang."Oh, ternyata ini yang sering kamu lakukan jika jauh dari aku. Kamu menggoda laki-laki lain, jika di belakangku!"Bella gelagapan saat meli
Read more
Bab 22.
Lisa masih terdiam membisu saat Bu Ranti menanyakan hal itu pada dirinya, Lisa masih menimbangkan semuanya dengan benar dan sangat hati hati untuk mengambil keputusan."Nak Lisa, Ibu tanya sekali lagi, apakah kamu bersedia membantu ibu, nak? ibu mohon, tolong. Ibu bingung harus meminta tolong dengan siapa?""Ibu juga tidak mungkin, jika membatalkan begitu saja.""Begini saja, jika kamu sudah menikah dengan Gilang, jika kamu dalam waktu lima bulan belum mencintai Gilang, gak papa, kamu boleh bercerai dari Gilang dan ibu janji akan memberi kamu jaminan hidup yang layak untuk kamu, tapi ibu mohon, tolong bantu ibu, Nak."Saat Bu Ranti memohon, entah kenapa hati Lisa tiba tiba yang awalnya ingin menolak, akhirnya menjadi luluh dan mengiyakan semua persyaratan Bu Ranti. Bu Ranti yang mendengarkan Lisa mengatakan iya, tentu saja sangat bahagia. Karena Lisa mau menjadi pengantin pengganti untuk pernikahan putranya.Saat malam tiba, semua orang yang berada di dalam rumah telah tertidur pulas,
Read more
Bab 23.
Saat semua orang sibuk dengan pekerjaannya, Lisa hanya mampu berdiri dan terdiam. Ada rasa tak percaya di hati Lisa, mampukah Lisa menjadi istri yang terbaik untuk Gilang."Ya Tuhan, mudahkanlah semua urusanku, aku sangat berharap ini jalan yang terbaik yang engkau beri untukku," batin Lisa.Lisa kembali mempersiapkan diri Karena esok hari Lisa harus bergegas dan bersiap-siap untuk menjadi calon pengantin.tiba-tiba saja Bu Ranti menemui Lisa,"Lisa,"Lisa menoleh ke arah suara Bu Ranti."Nak Lisa, kamu jadikan menelpon orang tuamu?"Lisa kembali terdiam, ada rasa ingin menghubungi orang tuanya di kampung, namun Lisa kembali berfikir, jika Bapak dan ibunya bertanya bekerja apa dia sekarang? Lisa harus menjawab apa?sejak kecil Lisa tak pernah berbohong kepada kedua orang tuanya, Lisa selalu berkata jujur apa adanya."Lisa," seru Bu Ranti kembali."Kenapa kamu melamun, Lisa? apakah kamu tidak jadi menelpon orang tuamu?"Bu Ranti kembali menatap Lisa dengan raut wajahnya yang bingung."
Read more
Bab 24.
Sementara Gilang yang masih saja menatap Lisa dengan senyum tipis di sudut bibirnya, membuat Lisa terheran heran dengan tingkah laku pria yang saat ini berstatus menjadi suami Lisa.Karena Lisa merasa tak nyaman di pandang terus menerus, hingga akhirnya Lisa memecahkan kesunyian."Maaf Mas, Saya harus segera tidur. Permisi!" ucap Lisa."Eh, tunggu mbak!" ucap Gilang lalu menarik tangan Lisa tanpa sengaja tarikannya membuat Lisa berada jatuh di pelukan Gilang, hingga akhirnya keduanya menatap satu sama lain di satu sisi yang sama."Mata yang indah, begitu bersedih bahkan tatapannya menyejukkan hati, walau dengan tata rias yang sederhana mampu membuatku..." Batin Gilang berkata kata, namun tak sempat terselesaikan Lisa terburu melepaskan pelukannya."Maaf mas," Lisa langsung hendak duduk di sofa namun terburu Gilang yang duduk di sana."Mbak, tolong jangan mengeyel jika di beritahu suami, mbak tidur saja di sana." Gilang berbicara dengan lembut di sertai senyuman dan juga menunjuk arah
Read more
Bab 25.
Lisa yang sejak tadi termenung pada akhirnya di temani oleh Gilang hingga Lisa merasa sedikit lega setelah bercerita dengannya."Jika ada apa apa itu cerita sama suami, supaya lega!" kata Gilang dengan tersenyum menatap ke arah Lisa.Lisa tertunduk saat Gilang berucap yang membuat Lisa sedikit meleleh dengan perhatiannya."Mari masuk, di sini banyak polusi, lebih baik kamu segera membersihkan tubuhku dan mari kita sarapan!"Lisa yang mendengar ucapan Gilang langsung memandang tubuhnya, kemudian menatap ke arah Gilang."Kenapa kamu melihat tubuhmu sendiri?" tanya Gilang yang bingung dengan tingkah laku istrinya."Maaf mas Gilang, apakah aku, bau??" tanya Lisa polos.Gilang bukannya menjawab malah tergelak ketika mendengar ucapan Lisa."Lho kok malah ketawa, Mas?""Kamu tidak bau, hanya saja aku ingin melihat istriku mandi, pasti kamu berkeringat karena berkemas dan memasak.""Oh begitu ya, Mas. Aku kira tubuhku bau," Lisa menyium baju memastikan tidak ada bau busuk di sana yang nantiny
Read more
Bab 26.
Setibanya di perkampungan orang tua Lisa, mobil berhenti tepat di depan rumah Lisa. Kedua mata Lisa membulat sempurna, serta berembun, Lisa berdiri dan terdiam membisu saat menatap rumahnya, di sini lah ia di besarkan, di didik hingga dewasa hingga ia menemukan jalan hidupnya sendiri.Kedua mata Lisa berembun ketika menatap rumahnya, di sana terlihat pintu yang terbuka lebar seakan siap menyambut semua tamu yang datang untuk berkunjung.Lisa menoleh ke arah Gilang dengan tatapan sendu.Gilang hanya membalasnya dengan senyuman, "apakah kamu tidak ingin mengajakku untuk masuk ke dalam menemui kedua orang tuamu?" tanya Gilang lirih dengan menatap Lisa.Lisa diam sesaat lalu berlari ke arah Gilang dan mendekap tubuhnya, ya, Lisa memeluk tubuh kekar Gilang, pria tampan, putih dan juga tinggi itu di peluk oleh Lisa tanpa sadar, yang Lisa rasakan hanya senang saat ini ia bisa kembali ke kampung halaman dan akan segera bertemu dengan kedua orang tuanya.Gilang terdiam saat di peluk erat oleh
Read more
Bab 27
Keesokan paginya saat Pajar mulai menyingsing, Lisa terbangun dari tidurnya, ia mendapati suaminya tidak berada di dalam kamar itu.Lisa bangkit dari tidurnya dan langsung menuju keluar kamar, saat berada di ruang tamu, Lisa juga tidak mendapati siapapun.Namun Lisa mendengar suara yang berada di teras rumah orang tuanya.Lisa menuju ke sana dan benar saja, bapak dan ibunya beserta Gilang sedang menikmati sarapan dengan memandangi sekeliling suasana di depan rumah."Lisa, kamu sudah bangun, Nak??"Lisa tersenyum."Sayang, tunggu sebentar." Kata Gilang tiba tiba membuat Lisa bingung dengan panggilan di pagi hari ini."Sayang!!" batinnya dalam hati dengan melihat Gilang yang masuk ke dalam rumah."Suamimu memang benar benar laki-laki yang pandai." Puji Bu Saodah namun Lisa hanya diam karena bingung.Tak lama menunggu lama, akhirnya Gilang keluar dengan membawa sepiring penuh nasi goreng spesial di tangannya."Sayang, makanlah bersama kami di sini, kamu pasti lapar, bukan??" kata Gilang
Read more
Bab 28.
Pria yang baru saja aku kenal itu dengan awalan menolong ternyata sekarang menjadi suamiku, rasanya begitu seperti mimpi, pria tampan dengan senyuman yang begitu manis, mau bersanding dengan aku yang hanya janda dan mempunyai seorang anak, bahkan aku juga berasal dari kampung.Lisa menatap Gilang yang sedang makan di depannya, tiba tiba saja Gilang menatap istrinya dengan tersenyum manis.Entah kenapa, aku merasa suamiku saat pulang kampung, sifatnya begitu hangat, seperti ada cinta dalam pernikahan kami berdua.Padahal aku tahu, jauh di hatinya belum bisa melupakan mantan kekasihnya, mana mungkin suamiku cepat menaruh hati dengan janda kampungan seperti aku ini.Entah kenapa setiap kali Mas Gilang menatap hangat ke arah ku, aku selalu minder bahkan aku merasa tidak pantas untuknya."Sayang, nanti kamu mau tidak menemaniku keliling kampung?" Gilang mencoba mengajak Lisa.Lisa terdiam lalu berkata, "memangnya mau ke mana, Mas??""Ke mana saja, apa kamu mau menemaniku?""Sudah Lisa, tem
Read more
Bab 29.
Walau cinta tak semudah itu tumbuh di antara aku dan juga Mas Gilang. Namun kenyataannya aku yang sepertinya lebih dulu mencintainya.Namun aku tak berani berterus terang dengan suamiku sendiri. Aku takut jika Mas Gilang masih menyimpan rasa dengan mantan kekasihnya. Aku juga tak ingin seperti cintaku pada mantan suamiku dulu.Hanya sia sia bahkan hanya mendapati kekecewaan yang ada.Tiga bulan menikah, hubunganku sepertinya sedang dalam masa pertumbuhan kasih sayang, namun tampaknya suamiku juga belum menumbuhkan rasa cinta padaku.Karena sampai saat ini mas Gilang tak pernah menyampaikan rasa yang ia punya untukku.Aku sebagai istri selalu berbuat baik padanya, apapun yang ia minta tak pernah aku membantahnya, walau dalam tiga bulan menikah, aku dan juga Mas gilang masih saja tidur terpisah, bahkan mas Gilang belum menyentuhku sampai saat ini.Aku masih memiliki satu buah hati yang ku bawa dari hasil pernikahan ku bersama Mas Tomi.Kiki yang semakin hari semakin tumbuh menjadi gadis
Read more
Bab 30.
Saat Gilang beserta yang lainnya sampai ke perkampungan Lisa, saat itu pula sebuah panggilan telfon terhubung ke ponsel Gilang.Gilang yang belum sempat mendudukkan bokongnya ke tempat duduk tiba-tiba telfon bergetar dan berdering.Dret... Dret... Dret...Gilang merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel yang ada di dalam saku celana.Lisa menoleh ke arah suaminya saat Gilang mendapati sebuah telepon yang Lisa sendiri tak tahu siapa?."Maaf Bu, Pak, Ma, sayang, aku keluar sebentar ya, aku terima telfon dulu di luar?" Gilang meminta izin untuk segera mengangkat telepon.Mereka semua mengangguk dan akhirnya Gilang mengangkat telepon itu. Ia keluar dari dalam kamar karena tak enak hati untuk berbicara di sana, sementara Ibu mertuanya sedang sakit.Saat berada di teras rumah, Gilang pun akhirnya mengangkat telepon itu dan berbicara."Hallo selamat sore, dengan Bapak Gilang!" ucap seorang pria yang menelepon dari balik telepon."Iya, saya sendiri!" jawabnya."Begini Pak, besok l
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status