Semua Bab Jerat Gairah Paman Kekasihku: Bab 51 - Bab 60
279 Bab
Bab 51 - Seorang Mata-mata
 “Benar, Nona. Tuan Thomas memercayakan hal itu kepada asisten pribadinya dan secara khusus mengundang Anda ke perusahaan mereka jam sebelas siang ini.”Meskipun keraguan masih sedikit mengganggu hatinya, tapi Elisa tidak bisa memungkiri bahwa kerja sama ini akan sangat menguntungkan. Benar… Elisa harus lebih obyektif kali ini. Kesempatan emas ini tidak akan datang dua kali.“Syukurlah.” Tubuh Elisa luruh ke sandaran kursi, merasa lega. Ia hampir ingin menangis rasanya. Sekarang, dia bisa fokus mengurus tugas akhir dan semua hal yang berhubungan dengan kampus.Seperti yang sudah direncanakan, Elisa mendatangi kantor Thomas and Co. yang ada di salah satu gedung pencakar langit ibu kota. Tidak sulit menemukan tempat itu, ap
Baca selengkapnya
Bab 52 - Mungkinkah Wanita itu… 
  “Elisa, ikut denganku sebentar.” “Sera? Akhirnya kamu datang.” Tanpa mengindahkan senyum di wajah Elisa, Sera lebih dulu menarik tangan sahabatnya untuk keluar dari ruang pemotretan dan menyudutkan tubuh mungilnya di sudut koridor. Tidak akan ada orang yang bisa mendengar percakapan mereka. “Apa kamu berada dalam bahaya?” tanya Sera dengan raut wajah serius yang membuat Elisa terheran-heran. “Hah?” Elisa mengerutkan kening, perlahan melepas cengkeraman tangan Sera di lengannya. “Apa yang kamu bicarakan?” “Katakan padaku apa yang terjadi!” Nada mendesak yang Sera ucapkan membuat Elisa justru mundur satu langkah dari lawan bicaranya, menatap bingung pada gadis y
Baca selengkapnya
Bab 53 - Mata itu Masih Mengawasi
Wanita dengan setelan berwarna gelap itu sempat melirik Bastian sekilas, mempertanyakan status Sera. Kenapa dia ikut campur sekali dengan pemotretan kali ini?“Aku hanya ingin melihat hasilnya. Kenapa kamu ragu? Apa kamu menyembunyikan sesuatu?”Elisa menarik tangan Sera, memberikan tanda melalui gelengan kepala agar sahabatnya itu tidak berpikiran macam-macam ataupun menuduh orang sembarangan.Namun, Sera tampaknya sudah tidak bisa menahan diri lagi. “Diamlah, El. Pasti wanita ini yang sudah diam-diam memotretmu. Aku yakin itu. Suaranya sama persis seperti wanita yang tadi kudengar di—”“Sera!” Kali ini Elisa tidak bisa tinggal diam, berusaha menarik Sera dari sana. Namun sayang, tenaganya kalah jauh dari gadis tomboy itu.
Baca selengkapnya
Bab 54 - Stevan Kalah Jauh?
 “Aku kira kamu tidak akan datang, Steve,” sambut Wina, fotografer yang satu jam lalu bekerja untuk Elisa. Sebuah senyum jahil terukir di kedua sudut bibirnya saat mendapati temannya saat kuliah itu hanya diam di depan pintu dengan wajah keruh.“Berapa banyak yang kamu inginkan?” tanya Stevan tanpa berbasa-basi.Mendengar pertanyaan itu, Wina justru tertawa dan berjalan menjauh dari pintu tanpa mengajak tamunya masuk. Dia yakin Stevan tidak akan pergi sebelum mendapat foto-foto Elisa.“Kapan kalian menikah? Kenapa tidak mengundangku?”“Wina, kau tahu—”“Aku tidak suka basa basi!” sela Wina mendahu
Baca selengkapnya
Bab 55 - Tidak Mau Tersaingi!
 “Kamu tahu, aku mengenalmu cukup lama, tapi aku juga cukup dekat dengan Bastian. Dia jelas-jelas tertarik pada istri mungilmu itu dan tidak segan memberikan perhatian-perhatian kecil yang tidak pernah kamu lakukan sebelumnya.”Stevan menatap Wina sekilas, tapi belum berniat bicara. Tangannya sibuk membuka satu demi satu potret Elisa. Gemuruh tak kasat mata diam-diam menyelimuti dada Stevan, seperti ada beberapa jarum kecil yang menusuk-nusuk hatinya.“Aku berbicara sebagai seorang wanita, tidak berpihak padamu maupun pemuda itu. Namun, orang asing sekalipun pasti akan sependapat denganku. Dibandingkan menjadi pendamping pria dingin dan gila kerja sepertimu, Elisa lebih nyaman dengan Bastian yang hangat itu.”“Kau sedang memujiku?” sindir Stevan dengan wajah masam.
Baca selengkapnya
Bab 56 - Masih Tak Tersentuh
 “Bagaimana? Kamu puas dengan hasilnya, Elisa?” Wina menatap album foto yang ada di tabletnya, memilih beberapa untuk dijadikan kolase.Selain mengambil peran sebagai fotografer, Wina menawarkan diri untuk membuat video pendek yang akan ditampilkan di booth pameran nantinya. Tentu saja dia melakukan itu dengan sukarela karena tertarik pada hubungan Elisa dan Stevan.“Ini benar-benar menakjubkan. Luar biasa!” puji Elisa dengan nada kekaguman yang nyata, sama sekali tidak dibuat-buat. Dia dibuat terkesima dengan hasil akhir foto-foto hasil jepretan Wina. Baju koleksinya terlihat memiliki aura.“Video pendeknya akan aku kirimkan nanti sore. Atau kamu mau datang ke rumahku untuk melihatnya langsung, Elisa?”Sebuah pemikiran ja
Baca selengkapnya
Bab 57 - Moodswing Bumil
 “Aku… aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini,” lirih Elisa, membuat Stevan yang tadinya sudah berjalan beberapa langkah, kembali terpaku di posisinya.“Berikan saja pada wanita tua yang sudah membawamu kemari. Bukankah dia sangat menyayangimu seperti putrinya sendiri?”Gemeletuk sepatu pantofel Stevan yang beradu dengan lantai membuat Elisa memejamkan mata.“Bodoh sekali kamu, Elisa. Apa yang kamu harapkan?”Tak terasa, satu bulir air mata luruh di wajah Elisa. Hubungannya dengan Stevan hanya formalitas saja. Pria itu masih mengabaikannya, tidak pernah memandangnya sebagai istri maupun calon ibu dari anak-anaknya. Detik berikutnya, Elisa masuk ke kamarnya d
Baca selengkapnya
Bab 58 - Catatan Kecil Mencurigakan
 “Aku sudah tahu,” ucap Renata saat mendengar laporan dari Maria terkait kehamilan Elisa.“Anda sudah tahu, Nyonya?”“Hmm.” Renata bergumam, menatap dokumen di depannya dan membubuhkan berapa catatan di sana. “Dokter Mecca yang mengatakannya sewaktu Elisa dirawat di rumah sakit. Hanya saja, karena bocah bodoh itu meminta Elisa untuk menggugurkan kandungannya, jadi kami menyembunyikannya.”Embusan napas lega terdengar dari mulut Maria.“Sejujurnya aku juga berharap Stevan mau menerima darah dagingnya, tetapi ternyata tidak semudah itu. Dia justru meminta dokumen pernikahan, berniat menceraikan Elisa. Tentu saja aku tidak akan memberikannya sampai kapan pun.”
Baca selengkapnya
Bab 59 - Kemarahan Clara
 Elisa baru berbalik setengah badan saat mendengar suara Maria.“Apakah Anda bisa menunggu sepuluh sampai lima belas menit? Saya akan menyiapkan bekal makanan untuk Anda.”“Bekal?” tanya Elisa dengan satu alis naik. Dia tidak terbiasa membawa makanan dari rumah.“Tolong tunggu sebentar. Duduklah, Nona. Akan saya siapkan.”Tanpa menunggu persetujuan Elisa, Maria sudah lebih dulu bergerak ke belakang dan memanggil dua pelayan yang lain. Mereka bertiga tangkas bekerja, membuat dapur terlihat sibuk seketika.Tadinya Elisa ingin menolak, tapi tak sampai hati mematahkan semangat Maria. Akhirnya, dia memutuskan untuk membuka ponselnya, melihat beberapa pesan di kotak email yang berisi
Baca selengkapnya
Bab 60 - Rencana Licik Clara
 “Benar di sini tempatnya, Nona?” Pria berusia empat puluh lima tahun itu menoleh ke belakang, memastikan jawaban Elisa sebelum membawa barang-barang memasuki mall Glory, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di ibu kota tempat diselenggarakannya pameran dan fashion show.“Ya. Tolong bawa barang-barang ini ke lantai dua. Stand nomor B8, ambil kiri dari lift khusus staf. Ini ID card-nya. Masuklah dulu, aku harus menelepon seseorang.”“Baik, Nona.”Tanpa menunggu lama, pria itu mendorong troli berisi perlengkapan pameran memasuki mall, meninggalkan Elisa yang sibuk dengan ponsel di tangan.“Sera, kamu di mana?”“Aku sebentar lagi sampai. Kamu sudah ada di sana?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
28
DMCA.com Protection Status