Semua Bab Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku: Bab 61 - Bab 70
91 Bab
Pelik
Boleh jadi karena kelapangan hatinya memaafkan sang suami, ridhonya menerima masa lalu Revan itu yang membuat Sang Pencipta mengabulkan semua pengharapan Alesha, wanita yang memiliki hati yang begitu lembut, mencoba memaafkan saat dirinya bahkan sudah terluka. “Alesha, kamu dengar?” tanya Revan masih tidak percaya.Alesha mengangguk dengan berderai air mata haru, tidak menyangka sesuatu yang tidak mungkin kini telah terjadi. Dulu orang tua Alesha bahkan sudah melakukan berbagai cara untuk kesembuhan putrinya, tidak peduli dengan uang yang sudah mereka keluarkan karena yang terpenting itu anak mereka, tidak hanya di dalam negeri mereka bahkan sampai pergi ke luar negeri. Tapi hasilnya nihil, sekeras apapun berusaha jika Allah belum mengizinkan sudah pasti tidak akan ada hasilnya.Namun saat Alesha ikhlas dan menerima semuanya dengan hati yang lapang, disaat itulah semua permohonannya terkabul. Percaya jika yang Maha Kuasa akan memberikan yang terbaik dan mungkin memang ini yang terbai
Baca selengkapnya
Sebuah Pengkhianatan
“Abi, Ummi. Aku memang salah tapi aku nggak mau menikahi Nara. Aku tanggung jawab penuh pada Alisa tapi kalau soal menikah aku nggak bisa.” Revan berucap dengan tegas.“Enak sekali kamu ngomong ya. Setelah kamu merusak anak saya, kamu buang begitu saja!” Hendar, bapaknya Nara kembali menarik kerah kemeja yang dikenakan oleh Revan.“Tolong, Pak. Jangan melakukan kekerasan, bicara baik-baik.” Ustadz Harun mencoba untuk menengahi.“Ada apa ini Pak Ustadz? Maaf saya lancang masuk karena mendengar keributan.” Seorang tetangga datang.“Tidak apa, Pak. Ini masalah keluarga.”“Kalau begitu permisi, Pak Ustadz.”“Oh, anak ustadz ternyata. Tapi kelakuannya laknat!” maki Hendar.“Pak, udah. Kasihan Revan.” Nara tidak tega juga melihat Revan yang sudah babak belur akan dihantam lagi oleh Hendar.“Dia aja nggak kasihan sama kamu.”“Saya lebih baik dipukul daripada menikah dengan Nara!”“Revan!” Ustadz Harun nampak begitu marah dengan apa yang dikatakan oleh anaknya itu.Jika ia tahu dari awal soal
Baca selengkapnya
Memilih Pisah
“Ada apa? Kamu mau kemana?” Desti terlihat kaget saat melihat Haidar yang buru-buru menyambar tasnya.“Ada urusan penting, Bu. Aku harus kembali ke kota, nanti aku jelasin.”Saat ini Haidar hanya ingin menemui Alesha, meski tak bisa membantu menyembuhkan luka wanita itu tapi ia tetap ingin berada di samping Alesha saat dunianya sedang tidak baik-baik saja.Tanpa berpikir soal tubuhnya yang lelah, Haidar kembali ke kota. Saat ini hanya Alesha yang memenuhi benaknya. Desi sampai terheran-heran apa yang membuat Haidar pergi tergesa-gesa dengan wajah panik bahkan sampai tidak ada waktu sekedar untuk menjelaskan soal yang terjadi.“Loh, Haidar kemana?” Anto yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melewati kamar Haidar hanya melihat Desi seorang diri disana.“Katanya ada urusan, Mas. Dia balik ke kota.”“Apa? Balik ke kota padahal dia baru aja sampai, emang ada masalah apa sampai dia segitunya?”Desi menggeleng, “nggak tahu, Mas. Tapi tadi Alesha yang nelpon tapi aku nggak berani nanya l
Baca selengkapnya
Enggan Dimadu
“Aku bisa jelasin, sayang. Tolong jangan salah paham.” Revan mencoba untuk meraih tangan Alesha namun wanita itu dengan cepat menghindar.“Silahkan, apa yang mau kamu jelaskan, Mas.” Alesha membiarkan Revan untuk bicara.“Aku … aku sebenarnya terpaksa. Keluarganya mendesak aku, apalagi Bapaknya mengancam pakai kekerasan. Kamu ingat saat waktu itu aku pulang babak belur?”Ya, Alesha masih ingat itu dan Revan mengatakan jika ia bertengkar dengan temannya.“Sebenarnya, Bapaknya Nara yang buat aku babak belur.” Revan melanjutkan penjelasannya.“Ada pilihan untuk kamu agar bicara baik-baik sama aku, Mas. Tapi kenapa malah kamu bohong? Semua sudah terlanjur, kamu bisa lanjutkan pernikahan kamu dan Nara apalagi Alisa butuh orang tua yang lengkap. Aku yang bakalan mundur.”Revan dengan cepat menggeleng, “nggak, aku nggak mau pisah sama kamu. Nanti aku akan jatuhkan talak pada Nara. Aku minta maaf.”“Mas, pernikahan itu bukan permainan. Kamu nggak bisa sembarangan menikah terus cerai, sampai h
Baca selengkapnya
Beda Istri Beda Rezeki
“Abi, tolong bantu aku, Bi. Bujuk orang tuanya Alesha.” Revan kini beralih meminta bantuan orang tuanya.Ternyata saat Revan di perjalanan Damar sudah lebih dulu menghubungi Ustadz Harun dan mengatakan dengan tegas tidak bisa lagi menerima Revan karena kesalahannya bahkan sudah begitu menyakiti Alesha.“Abi nggak bisa bantu apa-apa, kamu memang salah. Bahkan kamu menutupi dua hal besar dari Abi dan Ummi.”Meski mereka orang tua Revan namun tidak bisa membela anak itu karena memang sudah membuat kesalahan. Menikahi Nara secara diam-diam juga suatu kesalahan, kesalahan besar. Tadinya ingin menyelesaikan masalah tanpa diketahui orang terdekatnya tapi takdir menggariskan sebuah perpisahan.“Ummi kecewa sama kamu, Van. Ummi pikir kamu bisa belajar dari kesalahan karena menyembunyikan soal anak kamu dari Alesha tapi sekarang kamu membuat kesalahan lebih besar.” Hafsah mengusap pipinya yang basah, “Ummi tahu kamu nggak mau menyakiti Alesha tapi caranya bukan begini, sekarang kamu malah kehil
Baca selengkapnya
Karma Dibayar Tunai
“Kenapa muka kamu tegang gitu?”“Eh, nggak kok, Tante.” Haidar menjadi bingung sendiri, ingin mengaku tapi takut salah bicara namun apa yang dikatakan Launa begitu jelas.Hanya Haidar lelaki asing yang berada di rumahnya, namun Haidar memilih bungkam. Ia tidak ingin lancang apalagi Alesha baru saja mengalami hal yang tidak baik.Launa bisa menyimpulkan dari apa yang dilakukan Haidar kemarin, meski selama ini ia juga yakin Haidar menyayangi Alesha meski sebatas sahabat, di mata Launa. Namun ternyata rasa Haidar sudah melewati batas.Mengetahui ini tidak membuat Launa langsung marah, ia malah merasa senang karena ada yang begitu menyayangi Alesha. Namun untuk saat ini ia tidak ada niat membuat Alesha dan Haidar dekat apalagi Alesha masih berstatus sebagai istri orang lain. Mungkin saat status Alesha berganti, baru Launa akan melakukan rencananya itu.“Ya udah, Tante masuk dulu ya. Nanti kalau mau pulang kampung, kamu bilang. Biar tante pesankan tiket pesawat, kamu capek loh kesana pakai
Baca selengkapnya
Dibanding-bandingkan
“Malah bengong ini anak.”“Eh, kenapa, Bu?”Bahkan sampai rumah Haidar masih memikirkan maksud omongan Aslan tadi. Tidak seharusnya ia seperti ini, lebih baik tahu diri daripada lupa diri.“Dari tadi Ibu manggil, kamu nggak nyaut, pantesan aja orang kamu bengong kok.”“Kenapa, Bu?”“Nggak istirahat? Yang lain udah pada istirahat loh.”Haidar menggeleng, “nanti aja, Bu.”Desi mengambil posisi di samping putra sulungnya itu, “kamu belum cerita soal waktu itu loh. Ada masalah apa?”“Masalah pribadi Alesha, jadi aku nggak berhak buat cerita.”“Oh. Semoga masalahnya cepet selesai ya.” Desi tahu batasan, meski dirinya sangat ingin tahu masalah yang membuat Haidar bahkan harus terlibat. Ia bukan lagi Desi yang dulu yang tidak tahu malu dan selalu ingin tahu urusan orang lain.“Iya, Bu. Makanya Alesha disuruh kesini buat liburan biar bisa sedikit lupa soal masalahnya.” Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Haidar.“Suaminya nggak ikut ya? Padahal waktu itu Ibu cuman lihat sebentar doang.”Haidar
Baca selengkapnya
Orang Dari Masa Lalu
Senyum tersungging di bibir Revan saat ia akhirnya bisa mendengar suara Alesha.“Iya.”“Kamu dimana?”“Ak-aww! Pelan-pelan, Dar. Perih tahu!” Terdengar suara Alesha protes sambil mendesis dari seberang telepon.“Aku tiup ya.” Suara Haidar pun ikut terdengar meski samar-samar.“Jangan! Geli.”Tangan Revan mengepal, hanya sepenggal percakapan itu sudah membuat pikiran negatif Revan semakin berkembang.“Kamu lagi ngapain disana sama Haidar? Alesha, jangan lakukan hal aneh-aneh ya.” Ia sebisa mungkin menahan emosi yang sudah siap meledak. Meski dari nada suaranya jelas jika ia sedang marah.“Maaf, Mas ada urusan apa ya telepon saya? Kalau nggak ada yang mau dibicarakan saya tutup teleponnya.”Revan terdiam karena bingung ingin mengatakan apa hingga akhirnya sambungan telepon itu terputus. Saat mencoba menghubungi lagi, nomor Alesha malah tidak aktif.“Si*lan! Mereka lagi apa disana.” Revan yang pemikirannya dewasa jelas berpikir yang tidak-tidak soal apa yang dilakukan oleh Alesha dan jug
Baca selengkapnya
Luka Membawa Dendam
“Dulu Daddy membuangku tanpa perasaan. Aku nggak rela melihat Daddy bahagia sedangkan aku disini menderita. Anak mana yang mau terlahir karena sebuah kesalahan? Nggak akan ada yang mau termasuk aku. Kalau Mommy masih ada, mungkin aku nggak bakalan sesakit ini.”Dengan kasar Liliyana mengusap pipinya yang basah. Setiap mengingat kejadian itu, hatinya pasti kembali terluka. Sampai saat ini ia bahkan tidak bisa melupakan kepahitan beruntun yang dialami saat usianya sepuluh tahun.Setelah ditinggalkan selamanya oleh sang ibu, Liliyana kecil juga harus menelan kepahitan karena tidak diinginkan oleh ayah kandungnya sendiri. Bahkan keluarga besar sang ibu sama sekali tidak mengharapkan kehadirannya. Karena hadir di luar pernikahan membuat Liliyana menjai sosok yang tidak diinginkan siapapun.“Lily, kamu di dalam?”“Iya, Tante.” Liliyana memastikan tidak ada jejak air mata di pipinya. Ia beranjak untuk membuka pintu kamarnya.“Tante harus pergi ke rumah Ibu mertua. mungkin satu bulan disana s
Baca selengkapnya
Libas Tuntas
Bunga mengalah, meninggalkan Alesha dan Revan untuk bicara.“Tolong, Mas. Jangan melakukan hal yang sia-sia, apa yang kamu lakuin itu akan terus menyakiti diri kamu sendiri dan aku juga. Takdir kita memang sudah seharusnya begini, aku mohon kamu bisa menerima.” Ini kali terakhir Alesha memperingati, jika Revan masih sama maka ia akan membiarkan lelaki itu melakukan apapun karena tidak akan ada yang berubah.Alesha mengusap pipinya yang basah, ia lelah jika harus seperti ini terus. Alesha bukan seorang berhati malaikat yang bisa menerima apapun yang terjadi. Jika terlalu sakit, ia juga bisa menangis.“Maaf.” Hanya kata itu yang terucap dari Revan.Apa yang dikatakan Alesha barusan dan juga Bunga, sudah berhasil menampar Revan yang begitu egois. Ia ingin bahagia tanpa berpikir betapa terlukanya Alesha. Jika memang tidak bisa lagi maka ia akan berhenti tapi itu bukan berarti ia akan bersama dengan Nara.Dengan membawa kekecewaan Revan pergi dari sana. Ia frustasi, merasa tidak memiliki l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status