All Chapters of Di Bawah Kendali sang CEO: Chapter 31 - Chapter 40
141 Chapters
Jangan Memutar Bola Matamu!
“Starla, tunggu!”Starla menoleh ketika suara pria memanggil. Dahinya mengernyit mendapati Coen berlari ke arahnya.“Eum, maaf menyita waktumu sebentar. Tapi ini.” Coen menyerahkan beberapa lembar kertas pada Starla.Meskipun bingung, Starla menerima. Wanita itu pun langsung mencoba membaca apa isi kertas tersebut.“Seperti yang kau tau kau masuk ke kelasku lebih terlambat dari pada yang lain. Mereka sudah memulai pelajaran sejak sekitar 4-5 bulan yang lalu tapi kau baru memulainya 2 hari. Aku tau, kadang kau tidak memahami pelajaranku di kelas, karena kosa kata dasar sudah kami lewati sejak lama,” jelas Coen, mengembangkan senyum yang mampu siapapun berteriak histeris.“Dan ini, mungkin bisa sedikit membantumu. Aku sudah merangkumnya semalaman dan membuat beberapa soal di d
Read more
Sesi Dua Bagian Satu
WARNING ZONE!Pastikan umur kalian sudah 21 tahun ke atas untuk membaca cerita ini. Jika tydak, author akan melempar granat ke genteng kamar kalian! DUAR DUAR DUAARRRR!!!Selamat membaca!***Starla gugup.Jelas.Sebab saat ini ia dalam keadaan berlutut. Sementara tali-tali berwarna merah telah melilit di tubuhnya. Melingkari gundukan dadanya dan terus ke belakang mengikat kedua tangannya dengan kuat.“Kau melanggar satu peraturan lagi.” Nyata Erik tegas. Memutari tubuh Starla yang masih berpakaian lengkap.Baru saja Starla hendak bertanya peraturan yang mana saat ia ingat di satu poin di mana ia tidak boleh memakai dalaman apapun kecuali Erik meminta atau mengijinkan d
Read more
Sesi Dua Bagian Dua
RED ZONE ATTENTION!Part di bawah ini mungkin mengandung beberapa adegan yang tidak nyaman bagi sebagian pembaca.***"Ini milikku. Apa kau mengerti?"~ Erik Jensen ~***Erik menelusuri tubuh Starla. Tangan besarnya meraba semuanya, memberikan efek sengatan-sengatan kecil pada titik-titik sensitif milik Starla.Terlebih, Erik tau ke mana tangan itu harus berhenti dan berlama-lama. Di atas kedua gundukan payudara* Starla, perut dan bagian bawah perut.Puas dengan apa yang ia lakukan, Erik berjalan menjauh. Mengambil sebuah gunting yang berada di laci samping kasur. Lalu tanpa persetujuan dari Starla, ia mulai menggunting kaus yang
Read more
Sesi Dua Bagian Tiga
As usual guys, this is a RED ZONE!***"I don't sleep in the same bed as my submissive."~ Erik Jensen ~***Jika pada sesi pertama, Erik mengikat kedua tangan dan kaki Starla di masing-masing ujung ranjang hingga membentuk huruf X, kali ini Erik mengikat wanita itu dengan cara yang berbeda.Erik menyatukan tangan kanan Starla dengan kaki kanan, sementara tangan kiri dengan kaki kiri.Ini membuat Starla sama sekali tidak bisa meluruskan kaki, atau bahkan sekedar untuk menutup inti tubuhnya yang sekarang terpampang nyata di depan Erik. Mungkin akan lebih klise lagi jika Starla menyebut posisi ini seperti mengangkang. Tapi ia dalam posisi tidur.Menatap hasil karyanya dengan puas, Er
Read more
Jiggle Balls
“Selamat pagi, Nona Starla.”Sapaan itu berasal dari Espen tepat ketika Starla memasuki dapur untuk sarapan. Pemandangan itu memang tidak asing lagi bagi Starla sebab Espen selalu mengambil sarapan di sini. Alasannya sangat klise; sebab ia hanya bisa memakan masakan sarapan dari Adrie.Kata Espen, masakan Adrie tidak ada duanya. Bahkan koki di rumah Erik masih kalah jauh dengan masakan wanita paruh baya tersebut.Starla tidak tau apakah itu benar tapi harus Starla akui, Adrie memang sehebat itu dalam urusan memasak.“Selamat pagi, Espen,” sapa Starla balik. “Dan please, bukankah sudah kubilang untuk memanggilku Starla saja?”“Aku tidak bisa melakukannya,” jawab Espen sambil mengunyah sandwich. Tidak seperti hari-hari biasa di mana ia selalu berpakain rapi dengan setelan jas hitam, pagi ini Espen hanya memakai kaus dan celana jeans santai. Mengingatkan Starla jika hari ini adalah hari minggu.
Read more
Permainan Satu Jari
Note :Terdapat beberapa adegan tidak senonoh dan mungkin menyebabkan kalian mengutuk diriku, harap skip buat kalian ... pokoknya skip aja deh yang menurut kalian tidak pantas :(Selamat membaca!***Bangunan itu bergaya kuno. Starla mengira, ini adalah sebuah gedung tua yang lebih mirip penjara atau benteng pertahanan pada masa perang dunia alih-alih sebagai sebuah tempat yang dihuni oleh manusia. Aroma lembabnya kuat dan terkesan suram. Mengingatkan memori Starla pada markas Lion yang dulu.Saat Erik menggandeng lengan Starla masuk, pria itu menyadari kegugupan Starla. Tangan wanita itu dingin, meski dari pandangan sekilas Erik melihat ketenangan yang coba Starla tunjukkan. Tersenyum tipis, Erik mengelus lembut punggung tangan kecil tersebut. Yang anehnya menurut Erik, sangat pas digenggamannya.“Tidak apa,” ucap Erik yang mi
Read more
Di Bawah Kendali Erik
“Bisakah aku setidaknya melepas benda ini?” Starla bertanya dengan nada lirih ketika Erik mengajaknya masuk ke sebuah restoran.“Tidak. Tidak sekarang,” jawab Erik singkat. Ia berbicara dengan sang pramusaji dan diarahkan ke sebuah meja yang terletak tepat di dekat jendela.Restoran di mana Erik berada bukanlah sebuah restoran mewah. Menurut Starla sendiri restoran ini lebih ke kasual. Bisa dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat juga usia.Erik memilih duduk tepat di samping Starla, bukannya di depan wanita itu. Tapi, posisi Starla berada di dekat tembok. Sehingga ia bisa melihat ke luar jendela dengan jelas.“Apa yang ingin kau makan?” tanya Erik, menawarkan buku menu.“Samakan saja denganmu.”Setelah memesan beberapa menu yang terdengar sangat asing d
Read more
Ingat Kedudukan
Kendaraan Erik baru sampai ke kediaman sekitar pukul 7 malam. Langit sudah gelap di atas sana, sinar jingga dari matahari telah berganti dengan sinar bulan dan bintang.Erik turun dari mobil, diikuti dengan Starla. Wanita itu menggigit kecil bibirnya sebab jiggle balls yang masih berada dalam inti tubuhnya menggesek dinding seiring dengan ia melangkah.Benar, benda itu masih ada di sana. Erik tidak mengijinkan Starla untuk melepasnya sampai sekarang, kecuali tadi setelah makan siang ketika Starla buang air kecil. Tapi Erik memperingatkan Starla untuk memakainya kembali saat ia sudah selesai. Itulah sebab benda itu masih terus mengganjal di bawah sana, seolah memang itulah tempat ia seharusnya berada.“Kemarilah, Starla!” perintah Erik saat mereka berdua sudah ada di dalam rumah.Starla menurut, menghadap Erik.
Read more
My Beautiful Horse
Olah raga. Salah satu kegiatan yang tidak begitu Starla suka tapi harus ia lakukan secara rutin sejak Erik memintanya. Dulu saat di Indonesia, amat jarang Starla melakukan olahraga, bahkan untuk sekedar jogging. Hanya dua minggu sekali, satu bulan sekali atau bahkan 3 bulan sekali Starla akan melakukan pergi lari keliling komplek karena malas. Awal pertama ia melakukan senam dengan instruktur yang Erik kenalkan, tubuh Starla terasa pegal dan sakit di mana-mana. Bahkan ia sempat demam selama 3 hari. Sekarang kondisinya jauh lebih baik. Starla mulai bisa terbiasa berolah raga selama 2 jam tiap hari. Terima kasih pada Mike—instrukturnya—yang memberikan porsi sesuai dengan tubuh dan yang mampu Starla jalani. "B
Read more
Kejutan Ulang Tahun Mr. Conrad
“Starla, ke mari!” Layba, berseru pada Starla ketika ia baru saja masuk ruang kelas.Menyentakkan kepala ke depan, Starla mendapati teman-teman sekelasnya sedang berkerumun. Kedua alis Starla menyatu sebab berpikir. Apa kira-kira yang sedang teman-temannya diskusikan sepagi ini.“Ke sini. Duduk, di sini,” kata Layba. Anehnya, Jia Li, Gabriela dan Christina –seorang gadis yang berasal dari UK— langsung memberikan tempat duduk untuknya. Membuat Starla sedikit merasa terharu.Setelah Starla duduk, Jia Li akhirnya menjelaskan mewakili orang-orang di kelas. Nampaknya Mr. Coen tidak salah telah menunjuk Jia sebagai ketua.“Dengar, kami sedang merencanakan tentang pesta kejutan ulang tahun untuk Mr. Coen,” tutur Jia, yang diangguki oleh teman-temannya.“Eum ... Okay ...” jawab Starla sedikit aneh. Kenapa ia merasa semua mata sedang memperhatikan dirinya?“Nah, untuk itu ... kau mau k
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status