All Chapters of Di Bawah Kendali sang CEO: Chapter 11 - Chapter 20
141 Chapters
Aku Xander
"Kau yakin kau tak ingin mengobati lukamu?"Pertanyaan itu membuat Starla melirik sekilas pada sosok pria yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.Cahaya temaram yang berasal dari lampu kuning 5 watt membuat gadis itu sempat menerka-nerka, kali ini pria seperti apa yang mengantarkan makanannya ke ruangan ini.Karena tidak ada jawaban yang keluar dari bibir gadis yang tengah duduk di ranjang kecil sudut ruangan, pria itu tersenyum tipis. Dia meletakkan makan malam Starla di atas meja kecil yang ada di sana.Sekilas, pria berbadan tegap dan memakai jas hitam itu mengamati ruangan berukuran 3x3 meter tersebut. Tampak sangat menyedihkan dan suram. Bahkan dia pikir, akan lebih baik tidur di kamar para preman lantai satu. Setidaknya, kamar mereka lebih terang dan lebih lebar dari tempat ini.Tidak ada apapun di kamar Starla melainkan hanya sebuah ranjang lengkap dengan sebuah bantal dan selimut, dan meja kecil yang menempel di tembok. Tidak ada jendela dan sirkulasi udara yang cukup, melaink
Read more
Kita Harus Pergi Dari Sini
Starla tidak tau sudah berapa lama dia berada di tempat ini, yang jelas cukup lama Lion tidak datang berkunjung untuk menyentuhnya dan itu membuat dia lega.Luka-luka lebam yang dia derita pun sudah berangsur membaik dan hampir hilang sama sekali. Salep yang selalu diberikan Xander ternyata sangat manjur untuk menyembuhkan dan menghilangkan bekas lebam di kulit putihnya.Terdiam dalam sunyi lampu temaram, rasanya sungguh membosankan. Starla rindu sinar terik matahari, rindu melihat bulan dan kemerlap bintang, suara klakson mobil dan bau asap motor, bahkan Starla rindu pada hembusan angin di bawah pohon.Menarik selimut karena tidak ingin membiarkan harapannya membumbung tinggi, Starla memejamkan mata. Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya didobrak dengan keras dari luar, membuat Starla otomatis langsung duduk tegak."Starla!"Itu Xander. Dia berjalan cepat menghampirinya dan menarik tangan Starla hingga berdiri."Kita harus pergi dari sini segera," ucapnya.Sebelum Starla memberi respo
Read more
Netherland
Setelah menjalani perjalanan laut selama beberapa belas jam lamanya, kapal berhenti di negeri jiran.Xander mengajak Starla turun dari kapal untuk menaiki sebuah taksi. Tanpa beristirahat sedikit pun, pria itu sudah mengajaknya ke bandara. Entah dengan cara apa pria itu bisa membawanya masuk ke dalam pesawat sebab Starla sama sekali tidak punya identitas maupun pasport."Ke mana kau akan membawaku pergi?" gumam Starla saat pesawat sudah terbang landas.Ini adalah kali pertama Starla naik pesawat dan rasanya benar-benar membuat tubuh Starla tak henti menegang. Terlebih saat pesawat menukik terbang pertama kali, dia sampai memejamkan mata karena gugup.Xander yang melihatnya menggelengkan kepala geli kemudian mengambil inisiatif untuk menggenggam tangan Starla. Berharap itu cukup mampu membuat gadis di sebelahnya lebih rileks."Kau takut?" bisik Xander."Tidak," jawab Starla berbohong. Dia membuang muka ke jendela dan melihat pesawat terus menaikkan ketinggian. Jantung Starla berpacu ce
Read more
Harga Diri
"Bangun, bitch! Pakai pakaian ini dan segera keluar dari kamarmu!"Starla tersentak saat seorang wanita dengan pakaian yang hampir tidak bisa menutupi separuh paha masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan sebuah pakaian hingga tepat mengenai wajah. Beringsut bangun, Starla meneliti jenis pakaian yang baru saja wanita itu berikan lalu mengernyit tidak suka.Jelas saja, itu adalah pakaian mini seperti yang dipakai wanita tersebut, hanya saja memiliki warna dan bentuk yang berbeda."Aku tidak mau memakai ini," tolak Starla tanpa basa-basi, membuang pakaian itu begitu saja ke lantai.Wanita dengan lipstik berwarna coklat gelap tersebut mendengus kasar. Tampak kentara dari raut wajah jika dia tidak menyukai keberadaan Starla."Kau harus memakainya. Semua wanita di sini harus memakai pakaian seperti itu. Kau pikir ini panti asuhan?" sindirnya ketus."Keluar dari kamarku!" usir Starla sama sekali tidak mencoba untuk beramah tamah. Dia be
Read more
Tidak Ada Jalan Keluar
"Kau! Kau tidak mendengarkan apa kataku?!"Starla terkejut saat Karel tiba-tiba membuka pintunya keras dan menariknya berdiri dengan kasar. Tatapannya tajam menusuk seolah siap ingin membunuh Starla saat itu juga.Benar saja, karena pria berkuncir dan berbau alkohol tersebut langsung mendorong Starla ke dinding dan mencekik lehernya. Membuat Starla kesulitan bernapas.Starla berusaha melepasnya dengan kedua tangan namun tenaga Karel sungguh luar biasa. Otot-otot tangan yang penuh tatoo tersebut menonjol akibat kerasnya dia menekan leher Starla. Seolah ingin meremukkannya saat itu juga.Seperti orang-orang yang dicekik pada umumnya, hal yang Starla lakukan adalah membuka mulut, mencoba berteriak ataupun mengambil napas jika mampu. Tangannya mencoba memukul lemah lengan Karel. Wajah Starla memerah karena kehabisan pasokan oksigen.Tepat saat itu juga, Karel menarik tubuhnya lagi dan melemparkan Starla tepat di atas ranjang kecilnya. Belum selesai Starla terbatuk-batuk, Karel sudah mence
Read more
Tempat Apa Ini?
Selama tiga hari lamanya Starla cukup senang karena dirinya tidak diusik kembali oleh siapapun. Dia makan saat waktunya makan dan sekarang dia juga memakai pakaian-pakaian mini yang terus dilemparkan Bianca padanya setiap pagi untuk ganti baju.Beruntung, pakaian-pakaian itu bersih, jadi Starla dengan cepat bisa menyamankan diri memakainya. Menurut Starla itu lebih baik daripada telanjang atau memakai pakaiannya kemarin yang sudah sobek-sobek.Ini sudah malam hari, pikir Starla. Karena dia bisa mendengar para wanita di lorong sedang tertawa dan mengobrol menuju ke kelab untuk melayani para tamu. Suara sepatu high heels mereka sangat jelas terdengar menjauh.Sebenarnya Starla mulai merasa jenuh di tempat dan ruangan ini. Dulu saat di Indonesia, entah berapa lama dia disekap oleh Lion tanpa bisa melihat cahaya matahari atau rembulan, dan sekarang meskipun dia bisa keluar saat siang hari tidak banyak yang bisa dia lakukan. Starla tidak mempunyai uang sepeser pun dan dia tidak mengerti Ba
Read more
Ancaman Karel
BYUR!Starla tersentak saat satu ember air dingin disiram tepat ke wajahnya yang baru saja bisa tidur sekitar dua jam yang lalu akibat bertarung dengan rasa dingin yang terus menusuk hingga ke tulang. Gadis itu mendongak, menatap lemah pada sosok pria besar berwajah mengerikan yang selalu datang ke tempat ini di jam-jam yang sama.Dia Herold, yang diketahui Starla sebagai orang yang bisu. Sebenarnya bukan bisu akan tetapi dia tidak bisa berbicara karena lidahnya terpotong. Meski Starla tidak tau bagaimana bisa hal itu terjadi tapi Starla yakin, masa lalu Herold sangatlah buruk. Lihat saja, sekarang dia berakhir di sini dan menjadi salah satu penjaga yang paling ditakuti para gadis, termasuk Starla sendiri.Herold melemparkan sepotong roti pada Starla, berikut dengan satu botol yogurt berwarna kuning. Minuman itu berukuran hanya 35 liter dan rasanya tidak terlalu enak, tapi itu adalah satu-satunya minuman yang sangat berharga di dalam tempat ini. Selain karena roti yang selalu diberika
Read more
Erik Jensen
Gedung perusahaan berlantai 25 yang terletak di pusat ibu kota nampak ramai dengan kesibukan para karyawan. Seseorang yang menjabat sebagai sekretaris misal, disibukkan dengan pengaturan jadwal dan telepon yang diterima dari para klien dan investor. Resepsionis sibuk dengan penampilan dan juga para tamu yang hendak melakukan reservasi atau hanya sekedar menanyakan berbagai macam informasi umum yang masih berkaitan dengan perusahaan. Begitu pun dengan karyawan-karyawan lain. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing dalam bidang yang mereka tangani. Langkah tegap seorang pria berkaca mata hitam menyita perhatian sebagian besar orang yang ada. Terutama dari kaum hawa. Mereka bersama-sama mengangumi ciptaan Tuhan yang sempurna di depan mata kepala mereka sendiri.
Read more
Rasa Takut
Sejak tadi Starla memang merasa ada yang aneh. Setelah dia dan para tahanan perempuan lain yang ada di sana dipaksa untuk mandi dalam satu ruangan yang sama seperti biasa, kini mereka digiring ke sebuah tempat berukuran 8x8 meter.Dalam ruangan tersebut, mereka yang semuanya berjumlah sembilan belas orang di perintahkan untuk memilih pakaian yang mereka suka di dalam sana.Tapi tentu saja semua pakaian itu tidak lebih dari sepasang bikini yang terlihat sangat seksi dan bahkan kekecilan bagi sebagian perempuan yang memiliki ukuran dada besar. Selain dari bikini, ada juga pakaian lain yang menurut Starla akan lebih baik menggunakan bikini dari pada pakaian itu; yakni sebuah pakaian yang mirip dengan jaring.Pakaian itu melekat sempurna di sebuah manekin berwarna putih, yang membuat Starla berpikir pasti tidak akan ada dari mereka yang akan
Read more
Akibat Karena Menentang
Erik, baru saja tiba di mansion ketika asisten pribadinya, Espen, menyodorkan sebuah ponsel padanya. Sekilas Erik menatap pria berseragam hitam itu dengan penuh tanda tanya tapi tak urung juga dia mengambil ponsel tersebut dari tangan Espen."Halo.""Suamiku sudah cukup sibuk untuk bahkan bisa meluangkan waktu bersamaku dan sekarang kau pun menjadi lebih sibuk darinya? Katakan padaku kenapa aku tidak harus datang ke mansion sekarang juga, menyeretmu dan mengurungmu di dalam gudang minuman kerasku untuk sekedar bisa melihat dan mengobrol denganmu?"Kedua sudut bibir Erik berkedut membentuk sebuah senyum kecil."Aku juga mencintaimu," ucapnya sembari melangkah ke ruang tengah. Dia duduk di atas sofa sementara di saat yang sama, Espen menunduk di depannya untuk melepas sepatu kulit Erik.Erik mengibaskan tanga
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status