All Chapters of Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA): Chapter 11 - Chapter 20
131 Chapters
11. Kau Milikku (2)
Ivory duduk termangu memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong. Wajahnya memberengut, teringat kejadian di kelab yang membuat perasaannya bercampur aduk. Ia kesal sekaligus malu. Benjamin harus tahu apa yang dilakukan anak buahnya itu yang membuat Ivory tidak bisa menikmati malam pestanya beberapa jam lalu. “Jadi Black menghajar pria itu?” tanya Benjamin sembari menyodorkan segelas minuman untuk Ivory. Ivory meraih gelasnya tetapi tidak memberi respon sama sekali. Ia masih marah, tentu saja. Meski ia tak tahu, apa alasan dirinya kesal pada sikap Black barusan. Pria itu dimandat oleh Benjamin untuk menjaganya, jadi wajar saja ia bertindak saat ada pria yang menyentuh Ivory. “Dan kau marah padaku padahal Black yang memukul pria itu. Memangnya siapa pria itu sampai kau begitu kesal, hm?” “Bukan siapa-siapa, Ben. Hanya tamu yang ingin melihat tarianku. Dan anak buahmu yang berlebihan itu justru membuatku malu!” Benjamin tergelak mendengar omelan Ivory yang justru terdengar beg
Read more
12. Menyambut Ivy
Ivory kembali melakukan apa yang ia suka. Mulanya ia tak berniat untuk keluar dari kamarnya—bagaimana pun, kelab ini bukan tempat yang sesuai untuknya. Namun, ia sering kali merasa bosan, dan saat pertama kali melangkahkan kaki memasuki kelab, ketertarikannya akan tiang dansa itu membuatnya ketagihan. Benjamin adalah seorang yang cemburuan. Ia memerintahkan Black dan Blue untuk menjaga selama Ivory berada di atas meja dansa. Dan kedua pengawal itu melakukannya dengan baik. “Black, kau dengar aku! Aku tidak mau kau mengulangi apa yang kau lakukan kemarin. Apa kau mengerti?” tegas Ivory saat mereka berada di ruang ganti khusus. Black berada di luar ,sementara Ivory di dalam dan menukar pakaiannya dengan kostum yang telah disediakan untuknya. Suara Ivory terdengar sampai ke tempat Black, tetapi pria itu dilanda kegalauan. Ia menerima perintah dari Benjamin agar tak ada seorang pun yang bisa menyentuh Ivory, sementara gadis pembangkang itu menginginkan kelonggaran. Namun, jika Black
Read more
13. Tempat Baru yang Dinamakan 'Rumah'
“Bagaimana bisa ia melepaskan diri?” tanya Benjamin pada anak buahnya, geram. Matanya memerah, bukan lantaran karena amarah melainkan memang itulah wujud asli Benjamin dan semua tahu itu. Namun, tak berbeda dari Benjamin, mereka semua adalah berasal dari ras yang sama. Benjamin masih berusaha menahan amuknya. Ia tak percaya Ivory bisa kabur begitu saja karena ia masih dalam bentuk mermaid dan mustahil ia bisa keluar dari akuarium tanpa bantuan siapa pun. “Apakah ada dari kalian yang telah membantunya?” Lagi, pria itu mengintimidasi para pengawal yang ia tugaskan untuk berjaga. Dan salah satunya adalah Black yang secara khusus ia tunjuk untuk menjadi penjaga khusus untuk Ivory. Semua tertunduk mendengar pertanyaan Benjamin. Tak ada satu pun yang berani buka suara. Bahkan Black. “Kau ... apakah kau melakukan sesuatu terhadapnya?” serang Benjamin pada Black. Lelaki itu mengangkat wajah dan siap untuk menceritakan segala hal yang sesungguhnya tak bisa ia percayai. “Ia ... tiba-tiba
Read more
14. Anggota Keluarga Baru
“Di mana Max?” tanya Mirielle pada ibu dan ayahnya saat tengah menikmati makan malam bersama. Keduanya saling berpandangan dengan alis yang tampak berkerut. “Apakah tidak ada di kamarnya? Bukankah kau bareu saja dari sana?” tanya Marion, yang berusaha menekan rasa cemasnya karena memang Max tidak kelihatan sejak siang tadi setelah mereka sedikit bersitegang. Namun, Mirielle menggeleng. “Aku memang dari sana dan ia tidak ada. Apa mungkin ja menemui Ivy di danau?” gumamnya bermonolog. Ia kemudian melanjutkan makan dan beranjak untuk mencari keberadaan Max. Namun, dengan cepat Marion menahan lengan putrinya dan membawanya ke sudut ruangan agar pembicaraan mereka tidak terdengar oleh William atau lainnya. “Siapa gadis itu, Elle? Apakah ia—“ “Kau tidak perlu cemas, Ma. Ia gadis biasa yang memang bukan manusia biasa. Tapi memangnya kenapa? Bukankah kita semua juga bukan manusia?” jawab Elle, terdengar santai. “Ya, aku tahu dan tidak mencemaskan kita. Max ... bisa saja ia memangsa gad
Read more
15. Cemburu
Benjamin masih dalam pencarian terhadap Ivory dan hingga kini belum juga menemukannya. Tak ada satu pun anak buahnya yang berani muncul sebelum menemukan Ivory. Karena jelas seperti perintahnya, ia akan menghukum jika mereka kembali tanpa hasil. Benjamin mulai frustasi dan putus asa. Ia tak pernah mengira begitu gila dirinya ketika tahu kalau Ivory menghilang. Padahal sebelumnya ia tak pernah begitu terpatri pada perempuan mana pun. Semua hanya untuk bersenang-senang. Sama seperti yang ia lakukan terhadap Ivory. Kesenangan, kenikmatan, pemuasan, hanya itu yang ada di kepalanya. Dan atas apa yang Ivory berikan padanya—bahkan kepuasan seksual—ia memperlakukan Ivory layaknya ratu. Ia akan penuhi apa pun yang gadis itu inginkan. Segala yang ia kehendaki akan Benjamin penuhi. Tanpa terkecuali, karena ia tak pernah tahu, dengan siapa Ivory pertama kali bertemu dan meninggalkan hatinya. Itu adalah janjinya terhadap Ivory. Namun, Benjamin tak menyangka gadis itu melarikan diri yang artiny
Read more
16. Cemburu (2)
Max tak terima mendengar racauan Ivory yang membuat dadanya memanas. Tak seharusnya gadis itu mengucapkan itu semua. Jika Ivory sampai mengatakan segamblang itu, maka artinya gadis itu memang menginginkan Benjamin. Bukan hanya karena ia mabuk, melainkan karena ia memang menginginkannya dari pria pucat itu. “Hentikan Ivory. Jangan katakan itu lagi. Aku—” Max tak kuasa melanjutkan perkataannya, tetapi dalam batinnya sudah bergemuruh amarah yang memuncak. Ia ingin memberi pelajaran pada gadis itu, tetapi apa? Lelaki itu tak mungkin memendam perasaannya. Ia melucuti helai demi helai pakaian yang melekat di tubuh Ivory, meraup bibir gadis itu dengan bibirnya dan mengecupnya dalam dan penuh perasaan. Ia akui atau tidak, nyatanya ia cemburu ketika mendengar Ivory menyebut nama Benjamin. Ia tak terima pria itu menyentuh Ivory meski ia juga tak punya hak untuk marah. Ivory bukan siapa-siapanya, bahkan pernah jadi seseorang yang ingin ia lenyapkan. Dan mengingat hal itu setiap kali membua
Read more
17. Bukan Jodoh
Mereka berempat terdiam saat menikmati makan malam. Pandangan Ivory mengedar ke seluruh ruangan saat dirinya tak menemukan Max di ruang makan bersama mereka. Dalam batinnya bertanya-tanya ke mana perginya pria itu dan apakah ada hubungannya dengan apa yang telah terjadi di antara mereka? Mirielle pun sejak tadi tidak membuka omongan mengenai Max seolah ia tak peduli. Atau seakan-akan Max bukanlah anggota keluarga mereka. Ivory memaksakan senyumnya kala Marion dan William menanyakan banyak hal padanya. Dan tak ada satu pun dari pertanyaan mereka yang merujuk ke arah Max. Ivory lantas mengurung diri dalam kamar saat mereka sudah menyelesaikan makan malam mereka. Ia tak peduli andai keluarga Reynz menganggapnya tak sopan, ia hanya sedang tidak ingin berkomunikasi dengan siapa pun. Kecuali Max, mungkin. Karena hanya pria itu yang bertanggung jawab atas suasana hatinya kali ini. Ia berhutang banyak penjelasan terhadap Ivory.
Read more
18. Linea Alonso
Ketiganya terdiam, gamang akan pikiran yang ada di kepala masing-masing. Ivory dengan pilihan apakah akan kembali pada Benjamin atau tetap bersama Max, begitu pula Max dengan ketakutannya akan kehilangan Ivory, padahal cinta pun tak ada dalam hatinya untuk gadis itu. Lalu bagaimana dengan Mirielle? Tentu saja, gadis itu disibukkan dengan pemikiran sendiri karena ia tak hanya memikirkan masalahnya sendiri melainkan juga seluruh member Alsenic Pack. Bahkan seluruh pack di The Cardinal karena meski masih menginjak dua puluh lima tahun, ia adalah seorang elder, penjaga kawanan serigala. Ia kini mempertanyakan kredibilitas Amethyst sebagai seorang dewi bulan. Bagaimana bisa berita yang telah ia kabarkan pada manusia di seluruh penjuru bumi, lantas ia tarik kembali? Dan bahkan ia mengakui sendiri kalau dirinya tak pernah menjodohkan Max dengan Ivory dikarenakan perbedaan ras. “Sialan! Dasar pencipta yang tidak becus!” gerutu Mirielle
Read more
19. Misterius
Ivory masih mogok bicara dengan Max. Ia bahkan enggan menatap pria itu saat masuk ke dalam kamarnya untuk mengantarkan makanan, karena ia sama sekali tidak muncul di meja makan saat mereka semua makan malam. Ivory memilih untuk menyibukkan diri dengan alat rajut yang diberikan oleh Gabriella Avery—seorang dokter dari ras vampire yang merupakan kekasih Jeremiah. Ivory lebih suka memusatkan perhatian pada apa yang tengah ia kerjaan saat ini ketimbang menyimak apa yang tengah Max ucapkan sejak tadi. “Ivy, aku sedang bicara padamu, tidakkah kau ingin menyimaknya sebentar saja?” tanya Max yang mulai kesal. Kemarahan Ivory baginya tidak masuk akal dan hanya akan membuat apa yang tengah mereka usahakan kali ini berakhir sia-sia. Lebih tepatnya Max yang tengah berusaha untuk meminta Ivory agar bertahan dengannya. Dan sikap Ivory jelas menunjukkan bahwa ia enggan menjatuhkan pilihan pada Max. Bagaimana jika pria itu kembali berniat menghabisi Ivory seperti yang pernah dilakukannya dulu? It
Read more
20. Misterius (2)
“Apa yang telah kau lakukan, Elle? Kau mengizinkannya berjalan-jalan tetapi tidak mengawalnya? Kau sudah gila? Lihatlah sekarang apa yang terjadi padanya!” sentak Max merasa dipenuhi kemarahan dan memprotes tindakan Mirielle yang membiarkan Ivory berjalan seorang diri. Ini bukan salahnya dan Mirielle merasa tidak perlu meminta maaf untuk sesuatu yang bukan kesalahannya. “Hey, jaga bicaramu, Max! Aku bukan baby sitternya dan yang seharusnya menjaga Ivory adalah dirimu! Jika ada yang harus disalahkan, maka kaulah orangnya. Jadi jangan menudingku sesuka hati, serigala sialan!” balas Mirielle yang kemudian bungkam saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia dan Max sengaja bicara di ruang kerja Jeremiah agar tak ada yang mendengarkan pertengkaran mereka. Namun, sepertinya keputusan mereka kurang tepat, karena Ivory dengan mudah mendengar suara keduanya yang saling membentak dan berteriak, bahkan terdengar hingga ke kamar Ivory. Dan satu kesalahan lagi, mereka tidak menutup pintu de
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status