Semua Bab Jerat Cinta Pebisnis Gelap: Bab 51 - Bab 60
62 Bab
Bab 51 Tunggu Hukumanmu
Ariella duduk di sudut kafe kecil yang tenang, menunggu dengan hati yang berdebar-debar. Tangannya sedikit gemetar saat dia menyeruput cappuccino panasnya, mencoba menenangkan diri di tengah kegelisahan yang merayap di dalam dirinya. Beberapa hari terakhir ini, dia sengaja menghindari pertemuan intens dengan Mederick setelah menyaksikan perbuatan gelap suaminya di ruang bawah tanah.Ariella merenung, membiarkan pikirannya melayang ke belakang, mencoba memahami segala yang terjadi. Dia merasa terombang-ambing di antara rasa percaya yang masih menyala untuk Mederick dan ketakutan yang menghantui dirinya setelah mengetahui sisi gelap yang tersembunyi dari suaminya.Dalam keheningan kafe yang hanya diisi oleh gemerisik alat pembuat kopi dan bisikan-bisikan pelanggan yang berbicara dengan lembut, Ariella merenung tentang masa depannya. Dia tahu bahwa dia harus menghadapi Mederick, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap perbuatannya, dan mencari jalan keluar dari kekacauan yang mereka al
Baca selengkapnya
Bab 52 Obsesi Mederick
"Aku menyukaimu" ucap Axel dengan suara yang tenang, tetapi penuh dengan kepastian.Ariella menatapnya dengan ekspresi campuran antara kebingungan dan kejutan. "Ha?" ucapnya cepat, seolah-olah mempertanyakan maksud di balik ucapan Axel.Axel menegakkan tubuhnya dengan mantap, mempertahankan kontak mata dengan Ariella. "Aku tahu ini mungkin terdengar tiba-tiba, tapi aku merasa perlu mengatakannya" lanjutnya dengan suara yang lembut. "Sudah lama aku mengagumimu, Ariella. Aku kagum dengan dedikasimu, kecerdasanmu, dan kekuatanmu sebagai pemimpin. Aku ingin kamu tahu bahwa ada seseorang di sini yang selalu mendukungmu, siap untuk berada di sisimu dalam setiap langkah yang kamu ambil.""Jangan gila, aku istri orang, Mederick Winston, kau pasti mengenalnya," ucap Ariella mencoba menegaskan batasan dan menghadapi kenyataan dari keadaan pernikahannya.Axel menarik nafas dalam-dalam, ekspresinya menjadi serius. "Aku tahu siapa suamimu, Ariella" jawabnya dengan suara yang mantap. "Dan aku tidak
Baca selengkapnya
Bab 53 Memperbaiki hubungan
"Mason, bisa kita bicara?" Ucap Faniya dengan suara lemahMason, suaminya, duduk di samping tempat tidur Faniya dengan ekspresi yang campur aduk antara kekhawatiran dan ketidakpastian.“Apa yang ingin kamu bicarakan?" Ucap mason dengan acuh"Maafkan aku. Aku tahu bahwa pernikahan kita telah melewati banyak kesulitan akhir-akhir ini, dan aku juga tahu kalau aku yang memiliki andil dalam semua itu. Tapi, Mason, aku benar-benar tidak ingin kita bercerai" ucap Faniya lirih, matanya berkaca-kaca karena rasa takut kehilangan.Mason menggelengkan kepala dengan ekspresi kesal. "Kamu benar-benar egois, Faniya" ucapnya sambil mengerutkan kening. "Ada begitu banyak masalah dan ketegangan antara kita.""Aku tahu itu. Aku tahu aku telah membuat kesalahan, tapi aku mencintaimu, Mason, dan aku ingin mencoba memperbaiki semuanya. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu" ucap Faniya dengan suara yang penuh dengan penyesalan."Faniya, kamu juga tahu bahwa aku mencintaimu. Tapi kamu justru memanf
Baca selengkapnya
Bab 54 Malam Panas
Ariella menatap langit malam melalui jendela kamarnya, membiarkan pikirannya melayang pada pembicaraannya dengan Faniya tadi siang. Faniya telah membuat keputusan besar dengan keluar dari keluarga Darwin dan mengejar kebebasannya, sementara dia sendiri merasa terperangkap dalam jebakan yang lebih besar.Dalam keheningan malam, pikiran Ariella melayang jauh, mencoba memahami keputusan yang diambilnya selama ini. Dia merenungkan bagaimana hidupnya telah terjebak dalam lingkaran masalah dan tekanan, terutama dalam pernikahannya dengan Mederick.Apakah yang dilakukannya benar?Meskipun dia berjuang untuk mempertahankan dirinya dan mencari kedamaian, dia merasa semakin terjebak dalam kekacauan yang telah dibangun di sekitarnya.Namun, melihat keberanian Faniya untuk keluar dari lingkaran itu memberinya sedikit harapan. Dia menyadari bahwa kebebasan dan kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dia korbankan demi kepentingan orang lain. Mungkin saatnya baginya untuk mengambil langkah besar, s
Baca selengkapnya
Bab 55 Keraguan
Mederick menghembuskan asap rokoknya dengan napas yang berat. Rokok itu hanyalah pelarian dari kekacauan emosinya yang tak terkendali. Dia merasa putus asa, mencoba memahami perasaan yang berkobar-kobar di dalam dirinya. Meskipun, dia sama sekali tidak tahu bagaimana caranya. Dia hanya bisa merasakan betapa kuatnya keinginannya untuk menjaga Ariella di sisinya, meskipun itu berarti memaksanya.“Aku membencimu. Ayo kita batalkan perjanjiannya!”Kata-kata Ariella membuat Mederick merasa tercengang. Dia mencoba memahami apa yang sebenarnya Ariella maksud dengan permintaan itu. Namun, bahkan dengan segala usahanya, dia tetap tidak bisa menyelami sepenuhnya isi hati wanita itu. Ada perasaan yang mengganjal dalam hatinya, rasa penasaran yang tak terhentikan, dan dia ingin mengetahui apakah perasaannya itu beralasan.Mederick mencoba membenamkan dirinya dalam pertimbangan-pertimbangan yang melingkupi hubungannya dengan Ariella. Dia merenungkan setiap momen yang mereka lewati bersama, mencari
Baca selengkapnya
Bab 56 Kecemburuan
"Melalui proses pemungutan suara yang demokratis, para pemegang saham dengan bulat hati menyetujui penetapan Ariella Dfretes sebagai Presiden Direktur, menggantikan Andrew Darwin sesuai dengan peraturan nomor 2 yang telah diusulkan” ujar juru bicara perusahaan dengan suara yang tegas dan jelas, memecahkan keheningan ruangan rapat.Prok.. Prok.. Prokk.. Suara tepuk tangan menggema merayakan keputusan yang baru saja diumumkan, mengisyaratkan persetujuan dan dukungan yang kuat dari para pemegang saham.Cahaya sorot lampu panggung memantulkan kilauan di wajah-wajah para pemegang saham yang merasa yakin bahwa pemilihan Ariella Dfretes sebagai Presiden Direktur adalah langkah yang tepat. Mereka melihat kehadiran Ariella sebagai awal dari babak baru bagi perusahaan, penuh dengan harapan dan potensi.Ariella dengan langkah mantap, berdiri di depan podium. Sorot mata yang tajam dan wibawa dalam setiap langkahnya mencerminkan kepercayaan diri yang dimilikinya. Dengan pakaian profesional yang ra
Baca selengkapnya
Bab 57 Pertarungan Batin
Langit senja menyala di balik jendela mobil mewah saat Mederick mengemudikannya dengan tenang. Ariella duduk di sebelahnya, tetapi suasana di dalam mobil terasa tegang. Mereka baru saja meninggalkan acara bisnis yang panjang, tetapi tidak sepatah kata pun terucap sejak mereka memulai perjalanan pulang.Dengan napas dalam, Mederick memutuskan untuk memecahkan keheningan yang membelenggu mereka. "Riel, aku ingin meminta maaf."Ariella menoleh padanya dengan pandangan yang penuh pertanyaan di matanya. "Maaf? Maaf untuk apa?" ucapnya berpura-pura tak tahu, meskipun dalam hatinya dia sudah mengetahui alasan di balik permintaan maaf Mederick.Mederick menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Aku tahu belakangan ini aku agak... terlalu cemburu. Aku ingin meminta maaf jika itu membuatmu tidak nyaman."Ariella menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca. Dia tidak mengharapkan permintaan maaf seperti itu dari Mederick, yang biasanya sulit mengakui kesalahannya. "meskipun aku m
Baca selengkapnya
Bab 58 Menghilang
Ariella berdiri di ruangan rapat, di hadapan tim eksekutif dan staf perusahaannya yang terkejut dan bingung dengan pernyataan yang baru saja Ariella katakan"Saya ingin berbicara dengan kalian semua. Seperti yang kalian ketahui, saya baru saja dilantik sebagai Presiden Direktur perusahaan Darwin. Namun, saya memiliki pengumuman penting yang perlu saya sampaikan."Tim eksekutif dan staf memandang Ariella dengan penasaran. Ariella mengambil napas panjang“Saya telah memutuskan untuk menyerahkan seluruh kekayaan dan aset perusahaan ini kepada sebuah panti asuhan yang membutuhkan. Saya percaya bahwa sebagai pemimpin, tanggung jawab kami tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan, tetapi juga pada memberikan kembali kepada masyarakat."Semua yang ada disana termasuk tim eksekutif dan staf terkejut dengan pengumuman tersebut, beberapa di antaranya menunjukkan reaksi campuran antara kagum dan kebingungan.“Tapi bagaimana kelanjutan perusahaan?”Ariella menanggapi pertanyaan itu dengan seny
Baca selengkapnya
Bab 59 Hancur
Dalam gelapnya malam yang menyelimuti villa mewah itu, Mederick Winston berdiri di tengah-tengah ruangan yang kini tergenang oleh lautan darah dan mayat-mayat yang tergeletak tanpa bentuk. Kekacauan yang terjadi adalah gambaran nyata dari kegilaan yang merajalela di dalam dirinya."SIALAN, KALIAN SEMUA TIDAK BERGUNA!" teriak Mederick dengan suara yang penuh kemarahan, membuat udara menjadi terasa lebih berat di dalam ruangan itu. Tangannya bergetar saat ia memandang ke sekeliling, melihat kehancuran yang ia sebabkan dengan tangannya sendiri.Tak peduli siapa yang berada di depannya, Mederick mengamuk tanpa ampun. Dia tidak membedakan siapa pun yang berada di jalannya, termasuk para bawahannya sendiri. Ia memukul, menendang, bahkan membunuh tanpa ampun, seperti seorang manusia yang kehilangan kendali atas dirinya sendiri.Di antara orang-orang yang menjadi korban kegilaannya, Jack, salah satu bawahannya yang setia, berdiri dengan wajah yang penuh kebingungan dan kecemasan. Selama delap
Baca selengkapnya
Bab 60 Penjelasan Dalton
Sementara itu, di pulau terpencil yang jauh dari kekacauan di villa mewah Mederick, Ariella Dfretes duduk di sebuah teras dengan pemandangan pantai yang tenang. Bersama dengannya adalah Faniya dan Mason, dua orang yang telah memberikan perlindungan dan kedamaian setelah ia melarikan diri dari kekacauan yang diciptakan oleh Mederick."kak, aku masih tidak percaya bahwa kau berhasil melarikan diri dari Mederick" ujar Faniya dengan nada prihatin. "Kakak tahu bahwa dia tidak akan pernah berhenti mencarimu."Ariella mengangguk dengan penuh ketegasan. "Aku tahu. Tapi aku tidak bisa lagi tinggal di bawah pengaruhnya. Aku butuh kebebasan, dan aku tidak akan kembali padanya. Tenang saja aku gak ganggu kalian kok"Mason menatap Ariella dengan penuh kekhawatiran. "Tapi, bagaimana dengan ancamannya? Apakah kau yakin kau aman di sini?""Aku tahu risikonya" jawab Ariella mantap. "Tapi aku lebih baik berisiko hidup di sini daripada hidup di bawah bayang-bayang ketakutan bersama Mederick. Tapi aku ju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status