All Chapters of Jerat Cinta Pebisnis Gelap: Chapter 31 - Chapter 40
62 Chapters
Bab 31 Sebuah Taruhan
“Mr. Yamada” Ucap Mederick “senang melihatmu disini” Lanjut Mederick. Yamada tersenyum lebar yang penuh maksud tersembunyi saat menyambut kedatangan Mederick.“Ingin bertaruh?” tanya Yamada“Berapa yang harus ku pasang?” Mederick bertanya balik. Yamada terlihat berpikir sejenak lalu pandangannya terarah pada Ariella. Menatap Ariella dengan tatapan menilai.Mederick yang menyadari hal itu tersenyum samar. Tidak salah dugaannya jika Yamada adalah pria hidung belang. Menjadikan Ariella sebagai umpan dalam rencananya terbukti sangat berhasil.“Seorang wanita” Tawar Yamada. Tanpa dijelaskan lebih lanjutpun Ariella bisa paham maksud ucapan pria itu.Ariella menatap Mederick. Perasaannya mulai tak enak sekarang apalagi saat Mederick mengambil posisi duduk didepan meja bandar dan berhadapan dengan Yamada “Jika kau menang, dia milikmu” Ucap Mederick pada Yamada, dia mengaba
Read more
Bab 32 Berpihak pada Ariella
“Tidak, dia masih hidup, tidak lama lagi” Mederick bergumam diakhir kalimatnya.Dia memang tidak membunuh Yamada karena Dalton yang akan melakukannya. Untuk apa Mederick mengotori tangannya untuk lawan pria tua itu.“Masuklah ke kamarmu” Perintah Mederick lalu mengecup dahi Ariella dan menyuruh gadis itu untuk ke kamar. Setelah memastikan Ariella menjauh Mederick mengalihkan pandangannya pada Ezel.“Kau sudah menghapus semua jejak?” Tanya Mederick“Sudah. Sistem keamanan hotel itu sangat lemah, butuh satu kunci dan semuanya selesai” ucap Ezel dengan senyum riangnya. Pekerjaan tetap Ezel sebenarnya adalah seorang Hacker yang hampir tertangkap karena menjadi penjahat negara sebelum Mederick membawa pria itu masuk ke dalam dunia gelapnya.“Yang kau maksud lemah itu hotel mantan bos mu” Ucap Mederick membuat Ezel mendelik“Jangan sebut pria jelek itu lagi” ketusnya&l
Read more
Bab 33 Tidak mungkin lari
Dini hari, Ariella terbangun sambil memegang perutnya yang terasa sakit. Dia lupa jika sejak siang dia tidak sempat makan. Ariella menatap kamar yang dia tempati selama di Milan, kasur disampingnya terasa dingin, dia yakin jika Mederick belum ke kamar mereka. Ya di mansion Paraliv, Mederick bersikeras agar mereka tetap tidur dikamar yang sama dengan alasan banyaknya pelayan yang mungkin akan memantau mereka dan melaporkan pada Dalton. Ariella melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, suasana mansion yang temaram dengan hawa dingin dari dinding beton tak membuat Ariella takut. Ariella akui jika mansion besar itu terasa sangat mencekam di malam hari. Apalagi tidak ada seorang pelayanpun di sana. Srat.. Suara sayatan itu membuat langkah Ariella terhenti. Dia berpegangan pada dinding karena rasa lemas pada kedua kakinya saat melihat Mederick memegang sebuah pisau yang berlumuran darah dan seorang wanita yang terjatuh didepannya. “Cepat katakan! kau tau b
Read more
Bab 34 Protektif
Setelah melihat kejadian tadi malam, Ariella memiliki tujuan awal ingin kedapur untuk makan mengurungkan niatnya, pembicaraanya dengan Mederick membuat Ariella mengantuk sehingga memilih menahan lapar dan kembali tidur.Alhasil pagi ini Ariella kembali merasakan kelaparan, memakan sarapannya dengan lahap, sesekali dia bersitatap dengan Mederick yang berada didepannya.“Kau tidak makan?” tanya Ariella saat tatapan mereka kembali bertemu. Dia sedang memakan Mased potato dengan steak, salad dan soup cream secara bergantian.“Aku tidak suka sarapan” Jawab Mederick sambil menyesap sampanye-nya“Lalu kenapa kau menatapku seperti itu?” Ucap Ariella ditengah kunyahannya“Ini pertama kalinya aku melihatmu makan tanpa manner” Ucap Mederick dengen kekehan pelan, dia meletakan gelas berisi sampanye dan bersidekap dada, mata abu-abu itu menatap Ariella dengan kilatan geli.Ariella mendongak, suapannya terhe
Read more
Bab 35 Tampan dan menawan
Indonesia, Jakarta 10.20 AMPanti Asuhan Anugrah sejahteraKaki jenjangnya menyusuri halaman luas panti asuhan dengan kedua tangan yang sibuk membawa paper bag besar berisikan mainan dan snack. Anak-anak yang semua mengintip dari jendela langsung berhambur keluar ketika melihat siapa yang datang ke panti asuhan mereka“Kak Ella” Teriak bocak kecil berusia 6 tahun“Hai Hana, jangan lari nanti jatuh” Ucap Ella dengan halus“Hana rindu kakak” Ucap Hana yang langsung memeluk Ariella.Semua anak langsung mengerumuni paper bag yang Ariella bawa. Sedangkan dari kejauhan wanita yang sudah berumur mulai mendekati Ariella dengan wajah yang penuh dengan senyuman“Ibu Susan” Sapa Ariella sambil menggendong Hana “Selamat pagi, Bu Susan. Saya sangat senang bisa kembali ke sini. Bagaimana kabar Ibu?” Ucap Ariella dengan senyum ramah“Selamat pagi, Ella. Kabar saya baik, terima kasih. Kami semua sangat menantikan kapan kamu akan berkunjung ke sini lagi.”“Maaf ya bu baru bisa berkunjung”“Astaga Ell
Read more
Bab 36 Kendali Mederick
“Ayo pulang. Aku kemari untuk menjemput kucing kecilku yang kabur” Ucap Mederick dengan sarat akan arti yang membuat Ariella merinding.“Kak Derick, Kak Ella bilang dia ingin bercerai dari kakak” Celetuk Faniya secara tiba-tiba dengan suara nyaring. Andrew langsung menahan Faniya yang mencoba mendekati Mederick“Mederick, ini semua salah paham” Ucap Andrew dengan wajah pias. Baru kali ini dia bisa bersuara setelah kedatangan Mederick. Iris abu-abu pria itu selalu menatap Andrew dengan tatapan tajam“Benar Kak Derick ini semua salah paham jadi kakak jangan bercerai dengan kak Ella yaa” Ucap Faniya dengan lirih“Benarkah itu Kitten, kau ingin berpisah denganku?” Tanya Mederick dengan seringain miring“Kau percaya dengannya?” Tunjuk Ariella pada Faniya“Mungkin saja”Ariella memutar bola matanya “Wanita bodoh mana yang ingin melepaskan pria sepertim
Read more
Bab 37 One Mission Complete
Mason mengendari mobil dengan kecepatan penuh. Tangannya mencengkram stir dengan kuat, menyalurkan semua amarah yang siap di ledakan. Disebelah pria itu ada sebuah dokumen berisi laporan yang diberikan oleh Carl tentang Faniya.Begitu memasuki pekarangan mansion Darwin, Mason segera turun dan masuk ke dalam. Dia berniat menuju kamar untuk menemui Faniya namun ternyata wanita itu sedang berada di ruang tamu.“Kau sudah pulang.. tumben cepat sekali, Oh kau mau menemaniku nanti?” Faniya memekik gembira. Dia mengira Mason datang untuk menemaninya cek kandungan nanti, langsung saja Faniya memeluk pria itu. Merasa tak mendapat balasan, Faniya mendongak mendapati rahang Mason yang mengetat dengan tatapan menghunus padanya“Ma-mason.. ada apa? Kau kelelahan?” Faniya berucap takutMason melirik sekilas kearah perut wanita itu lalu kembali menatap wajah wanita itu dengan tajam. Tiba-tiba Mason tertawa lantang. Terdengar menakutkan bagi Faniy
Read more
Bab 38 Kau mendapatkanku
“Kau masih berhubungan dengannya?” Suara berat terdengar tepat disamping telinganya membuat Ariella menoleh. Mederick berdiri dengan kedua tangan yang disilangkan didepan dadanya. Mata abu-abu itu menyorot Ariella dengan intens.“Siapa yang kau maksud?” Ariella bertanya balik“Mason Servant” Ucap Mederick. Salah satu alisnya terangkat, mata abu-abu itu menatap Ariella dengan pandangan tak suka“Memangnya kenapa? tidak boleh?” Ucap Ariella tanpa merubah mimik wajah tenangnya“Aku tidak suka jawabanmu, kitten” Ucap Mederick menyuarakan ketidaksukaannya dengan jawaban yang diberikan Ariella.Ariella menatap Mederick, manik coklat itu menyorot ekspresi wajah Mederick dengan misterius. Terlebih pria itu memegang sebuah tab ditangannya.“Ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku bukan?” Ucap AriellaMederick tersenyum miring “Masih ada 20 hari sejak kesepakatan kita, tapi kurasa kau hari melihat ini” Mederick menyerahkan tab ditangannya pada Ariella. dia menyeringai samar ketika memperhatik
Read more
Bab 39 Milik Mederick
“You Drive me crazy, Riel..” Geram Mederick lalu menjatuhkan Ariella ke ranjang.Mederick mencium Ariella dengan brutal. Tangannya melepaskan kemeja putih dan melemparnya asal. Ariella mendorong Mederick, dia menghirup udara dengan rakus.“Kau berniat membuatku mati kehabisan nafas, Der?!” Ariella menatap Mederick tajam berbeda dengan wajah Mederick terlihat seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Mederick menyeringai lalu merangkak memposisikan tubuhnya di atas tubuh Ariella. melepaskan piyama hitam yang membalut tubuh Ella. Ariella terdiam begitu Mederick meloloskan piyamanya dan melempar piyama itu asal.Udara dingin langsung menerpa kulit terbukanya, berbanding dengan sentuhan panas Mederick yang menjalar di sekujur tubuhnya.“Jangan memandangiku seperti itu” gumam Ariella saat Mederick menggerakan jari-jarinya dengan tatapan yang terasa sangat panas.“Kau gugup?” Tanya Mederick dengan
Read more
Bab 40 kau istriku
“Riel ikut denganku” Ariella menoleh, menatap Mederick dengan tatapan bingung. Mereka baru saja selesai sarapan bersama. Dan tiba-tiba pria itu mengajaknya untuk pergi. “Kemana?” tanyanya “Ke kantor ku” Ucap Mederick. Ariella kembali mengutkan keningnya, kenapa pria itu tiba-tiba ingin mengajaknya? Bahkan mereka belum membahas kenapa Mederick menginggalkannya semalam. “Kau yakin?” “Hmm. Aku ingin semua orang tau jika kau istriku” Ucap Mederick. Bukannya meleleh Ariella justru merasa ngeri dengan ucapan pria itu. Bukankah jika dirinya terekspos itu artinya akan semakin banyak ancaman yang membahayakan nyawanya. Terlebih lagi jika dia berjalan disamping Mederick. Mederick mungkin bisa memiliki reflek yang bagus untuk melindungi diri, tapi bagaimana dengan dirinya? Ariella berniat menolak namun melihat tatapan Mederick yang lebih dahulu mengancam membuat Ariella terpaksa mengiyakan ajakan pria itu. “Sebentar aku ganti baju dulu” ucap Ariella, Mederick tersenyum lalu menangguk Cu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status