Semua Bab Mantan Terindah: Bab 41 - Bab 50
105 Bab
Bab. 41 Pertemuan Rahasia
Bella hari ini ada di kantor Winky setelah selesai syuting. Melissa masih menginterogasinya mengenai kejadian di Puncak kemarin saat dia bersama Rayhan berduaan saja. Waktu itu Winky sedang keluar. "Jadi apa aja yang kamu lakuin sama Rayhan, Bel? Udah ada tanda-tanda kalian bakalan baikan nggak?" Melissa semangat sekali menanyai Bella. Dia juga penasaran. Bella justru kesal karena Melissa sepertinya sangat semangat untuk menginterogasinya. "Aduh, udahlah Mel. Berhenti nanyain hal-hal kayak gitu. Ini semua kan juga gara-gara kamu. Pasti kamu sengaja kan, nyuruh aku nemenin Rayhan karena kamu mau coba-coba nyomblangin aku sama dia?" Melissa nyengir. "Lagian aku nyesel ngikutin saran kamu kemarin. Orang Rayhan-nya aja nggak apa-apa, kok. Palingan juga kemarin dia pingsan cuma pura-pura. Buat cari perhatian." "Emangnya selama ini Rayhan orangnya kayak gitu, ya?" tanya Melissa. "Kayak gitu gimana?" "Suka cari perhatian." "Mana aku tahu? Kamu tanya aja sendiri sama orangnya." Bella j
Baca selengkapnya
Bab. 42 Cukup 12 Tahun Saja
Rayhan terkejut begitu juga dengan Bella yang mengintip dari luar. Dia mendekap mulutnya lebih keras lagi supaya tidak berteriak atau apa melihat kejadian itu. "Tante ... apa yang Tante lakukan?" tanya Rayhan merasa tidak nyaman dan mundur beberapa langkah ke belakang. Evellyn menangis. "Ini kan, yang kamu inginkan? Saya akan melakukan lagi apa yang pernah saya lakukan 12 tahun yang lalu, di tempat ini. Memohon pada kamu seperti ini." Bella masih berusaha menahan suaranya. Dia cukup shock menyaksikan kejadian itu, dan hampir tidak percaya dengan apa yang sudah sebagian didengarnya. Apakah mamanya adalah penyebab dia kehilangan Rayhan dulu? "Tolong, lepaskan anak saya. Tolong," pinta Evellyn dengan air mata bercucuran. Pada dasarnya wanita itu sangat frustrasi dan hampir menyerah namun tetap keras kepala. Rayhan terlihat sangat shock, dan hanya bisa diam memandang Evellyn yang berlutut di depannya. Berbagai pikiran muncul di dalam otaknya menyaksikan kejadian tersebut. Hatinya yang
Baca selengkapnya
Bab. 43 Perjanjian di Masa Lalu
Dua belas tahun lalu ....Evellyn menyuruh Rayhan datang ke kantornya siang itu setelah Rayhan pulang sekolah. Dan Rayhan memenuhi undangan wanita itu dengan datang ke kantornya dan masih mengenakan seragam SMA nya. Suasana kantor sudah sepi padahal belum waktunya para karyawan pulang. Dia bertemu dengan Evellyn di ruangan pribadinya. Di sana dia sudah menunggunya. "Tante." Rayhan mengeluarkan suara untuk memanggil Evellyn. "Ada apa Tante menyuruh saya ke sini?" Evellyn menoleh dan memandang Rayhan dengan tatapan serius. "Kamu boleh duduk dulu." Rayhan duduk di sofa, setelah itu diikuti Evellyn yang juga duduk di sofa yang lain. Mereka berdua duduk saling berhadapan. "Mau minum apa?" Rayhan menggeleng. "Tidak usah, Tante. Saya tidak haus." Evellyn menganggukkan kepalanya. "Ya sudah." "Ada apa Tante mau ketemu saya?" tanya Rayhan lagi. "Dan kenapa kantornya sepi? Apa semua orang sudah pada pulang?" "Mereka saya suruh pulang lebih awal, karena saya tidak mau ada yang mendengarkan
Baca selengkapnya
Bab. 44 Aku Tidak Mau Menyesal
Kembali ke masa kini."Mama jahat!" maki Bella sambil berkali-kali menghapus air matanya. "Mama tega ngorbanin perasaan aku cuma karena dendam pribadi. Mama nggak sayang sama aku." "Mama sayang sama kamu." "Kalau Mama sayang sama aku, kenapa Mama ngelakuin ini sama aku?" Bella masih tidak habis pikir Evellyn bisa seegois itu pada anaknya sendiri. "Mama tahu Mama salah. Tapi cuma ini yang Mama inginkan. Mama nggak mau kamu berhubungan sama Rayhan." Evellyn tetap bersikeras bahwa keputusannya tepat. "Cuma karena Rayhan itu anaknya mantan pacar Mama? Iya?" tanya Bella marah sekali. "Kalau Mama benci sama papanya Rayhan, balas dendam aja sama papanya. Bukan ke Rayhan. Aku minta Mama berhenti bersikap egois." "Bella, Mama nggak egois, Mama ingin yang terbaik buat kamu." "Terbaik apa? Terbaik buat Mama iya. Mama tuh egois, tahu nggak? Mama tega ngebarin aku menderita bertahun-tahun. Mama sengaja mau bikin aku sama kayak Mama? Menderita selama bertahun-tahun karena nggak bisa memiliki o
Baca selengkapnya
Bab. 45 I Hate You But I Love You
"Setelah tahu masa lalu kedua orang tua kita dan ternyata dulu papa aku pernah ninggalin mama kamu, tiba-tiba aku ngerasa nggak pantes buat kamu. Aku tahu mama kamu benci banget sama papa aku, dan aku juga tahu dia nggak pernah mau suka sama aku cuma karena aku anak dari mantan pacarnya yang sangat dibencinya. Aku ngerasa kamu berhak ngedapetin laki-laki lain yang jauh lebih baik daripada aku, dan laki-laki lain yang disukai sama mama kamu. Papa aku udah terlalu membuat mama kamu menderita selama bertahun-tahun, dan aku nggak mau mama kamu menderita lagi gara-gara aku." Bella tertawa pahit. "Jadi gitu? Yang kamu pikirin cuma perasaan mama aku aja? Kamu turutin apa keinginan mama aku cuma karena mama aku memohon dan berlutut di depan kamu, kamu udah langsung luluh gitu aja? Kamu mikirin perasaan mama aku, tapi gimana sama aku? Apa kamu nggak pernah mikirin gimana perasaan aku? Kamu tega ninggalin aku di saat aku yakin sama pilihan aku. Kalau kamu kayak gini, kamu juga nggak ada bedanya
Baca selengkapnya
Bab. 46 Keputusan Bersamamu
Rayhan masih setia memandanginya walaupun sekarang hanya melihat punggung saja. Tidak sampai 30 menit kemudian, Bella kembali bergerak merubah posisi tidurnya menghadap Rayhan dan beringsut mendekat dengan kedua mata masih terpejam. Senyum Rayhan semakin lebar saat dia berhasil memeluk tubuh Bella yang beringsut ke arahnya. Membuatnya semakin malas untuk beranjak dari sana. "Jam berapa?" tanya Bella dengan nada malas di dalam pelukan hangat Rayhan. "Aku berharap waktu berhenti sekarang," jawab Rayhan santai. "Aku serius." "Nggak tahu. Tapi kayaknya udah mulai siang." Rayhan berkata sembari menatap ke arah kelambu dan terlihat cahaya matahari yang memantul dari kaca jendela. "Kamu nggak kerja?" tanya Bella lagi. "Aku mau bolos aja hari ini," jawab Rayhan. "Aku ada jadwal syuting," kata Bella. "Apa kamu nggak bisa bolos aja? Syuting bisa ditunda besok." Bella membuka matanya dan menarik tubuhnya dari pelukan Rayhan. Dia berbaring miring berhadapan dengan Rayhan. "Bos macam apa
Baca selengkapnya
Bab. 47 Buat Bella Jatuh Cinta
Bella pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap sebelum berangkat ke lokasi syuting. Melissa tadi juga sudah mengomel karena Bella belum datang juga padahal syuting sudah dimulai. Bella berjalan melewati Evellyn yang sengaja menunggunya di ruang tamu. Dia masih marah dengan sang mama. "Bella." Evellyn langsung berdiri memanggilnya. Bella berhenti tanpa menoleh ke belakang. "Dari mana saja kamu semalaman? Kenapa hape kamu mati?" tanya Evellyn. "Itu bukan urusan Mama," kata Bella enteng. "Apa kamu bilang?" Evellyn tampak mulai marah."Mama urus aja urusan Mama sendiri. Mulai sekarang jangan pernah lagi ikut campur urusan aku." "Bella." Bella memutar tubuhnya, berhadapan dengan Evellyn. "Kenapa? Apa Mama masih pengen mencampuri urusan aku lagi? Apa karena aku anak Mama, Mama pikir Mama berhak ngatur hidup aku?" "Bella. Beraninya kamu bicara begitu sama Mama?""Aku udah dewasa, Ma. Aku tahu apa yang terbaik buat aku. Jadi aku minta Mama jangan pernah ikut campur lagi dalam hal apapun."
Baca selengkapnya
Bab. 48 Mengulang Kenangan
Daniel berpikir, selama ini dia memang tidak tahu persis apa sebenarnya hubungan Bella dan Rayhan di masa lalu karena tidak pernah ada orang yang memberitahunya. Dia hanya menduga-duga saja mereka pernah ada hubungan, dan ternyata semua itu benar. Rupanya Daniel kalah start dan itu membuatnya kesal. "Jadi benar dulu mereka pernah pacaran?" tanya Daniel."Memangnya kamu tidak pernah tahu?" Evellyn justru heran. Daniel menggeleng. "Saya hanya menduga saja, Tante. Bella tidak pernah mau cerita apapun soal ini." "Ya, saya rasa itu sekarang tidak menjadi masalah. Yang terpenting, apa kamu mau merebut Bella dari tangan Rayhan?" "Sebentar, Tante." Daniel masih bingung dengan arah pembicaraan ini. "Kenapa Tante melakukan ini? kenapa Tante menyuruh saya merebut Bella dari Rayhan?" "Bukannya itu sudah jelas, karena saya tidak pernah menyukai Rayhan dan jangan pernah tanya apa alasannya." Evellyn buru-buru menambahkan karena sepertinya Daniel sudah membuka mulutnya untuk bertanya. Dia paling
Baca selengkapnya
Bab. 49 Hamil
Rayhan dan Bella mengunjungi pohon kesayangan mereka yang ada di taman belakang SMA. Pohon kenangan mereka sudah semakin besar dan tinggi. Tidak bisa lagi dipanjat oleh mereka dikarenakan dahan pohon yang terendah pun sudah terlalu tinggi untuk digapai. "Kita mau ngapain ke sini?" Bella mendongak menatap pohon besar dan tinggi berdaun lebat yang berada tepat di hadapannya. "Mau jadi penunggu pohon." Bella menatap horor ke arah Rayhan. Pria itu justru tertawa. "Ya lagian kamu nanya kayak gitu. Udah jelas kita kencan." "Berdiri aja gitu?" "Kamu mau aku gendong? Atau kalau mau ngesot juga boleh.""Rayhan!" teriak Bella kesal. "Aku pulang, nih," ancamnya. Rayhan tertawa lagi lalu duduk di bawah pohon dengan santai."Karena kita udah nggak mungkin manjat pohon ini lagi. Mending duduk di sini aja. Sama aja, kan." Bella mengikuti Rayhan duduk di sebelahnya tanpa protes, karena yang dikatakan Rayhan memang benar. Lagipula sudah belasan tahun berlalu, pohon kenangan mereka pun juga sudah
Baca selengkapnya
Bab. 50 Daniel Belum Menyerah
"Aku aja nggak pernah mimpi mau punya anak sama kamu." Ferly melanjutkan. "Gugurin aja, deh. Daripada bikin masalah tuh anak." Bella sudah tidak tahan, dia tidak mau terlalu jauh mengetahui masalah Nirina dan Ferly. Dia sudah tidak mau lagi terlibat masalah apapun dengan mereka. Bella tidak mau tahu apa yang terjadi pada mereka, dan dia memutuskan untuk pergi diam-diam kembali ke lokasi syuting. Menemui Daniel. "Bel, kamu dari mana aja, sih?" tanya Daniel. "Tadi aku ngelihat kamu waktu kamu dateng. Terus kamu ke mana?" Bella masih sedikit shock dengan apa yang dilihat dan didengarnya barusan, tapi berusaha tetap tenang. Dia tidak mau mencampuri urusan orang mengingat masalahnya sendiri saja sudah membuatnya pusing. "Oh ... nggak ke mana-mana, kok. Cuma jalan-jalan bentar." "Kamu tumben ke sini? Ada apa?" tanya Daniel dengan wajah cerianya. "Aku cuma mau ketemu sama kamu aja, Dan. Sejak aku nggak main lagi di drama ini, kita jadi jarang banget ngobrol bareng." Daniel gembira seka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status