All Chapters of Sugar Mommy Amatiran: Chapter 41 - Chapter 50
115 Chapters
Kebobolan
 “Ada apa denganmu?” Aju bertanya ketika dia kembali ke tempatnya dan menemukan pintu terbuka dan Aiden dengan wajah tertekuk.  “Kenapa rekan kerjamu mengesalkan sekali?” Lelaki muda itu tampak tidak keberatan menumpahkan isi hatinya.  “Siapa? Reina ya?” Aju hanya menebak saja karena perempuan itulah yang paling sering membuat staf di sana kesal.  “Kalau sudah tahu, kenapa bertanya?” Aiden yang kesal dan tidak bisa banyak bergerak, membuat lelaki itu jadi lebih sensitif. “Aku bahkan tidak tahu apa tujuannya datang ke sini.”  “Kurasa dia penasaran denganmu. Soalnya, semua orang di sini membicarakanmu.” Aju membereskan barang-barangnya yang tadi berserakan di depan meja rias. “Lebih tepatnya, kau jadi pembicaraan di kaum perempuan.”  “Kenapa bisa begitu?” Aiden bertanya karena dia memang tidak tahu. Entah karena terlalu cuek atau memang polos.   Yang jelas kini dia t
Read more
Benda Mencurigakan
 “Astaga! Kalian tidak apa-apa?” Kira memekik ketika melihat kondisi rumah Aju yang berantakan, lewat layar ponsel.  “Tidak apa-apa. Kebetulan saja kami berdua ada di lokasi tadi,” jawab Aiden yang hanya bisa duduk memegang ponsel dan membersihkan yang ringan-ringan saja.  Tadi begitu membuka pintu, rumah Aju sudah berantakan. Ada pecahan vas bunga dan barang-barang berantakan. Sofa pun terbalik dan hanya menyisakan lampu yang tetap berdiri tegak.   “Tapi kok bisa ya?” gumam Kira yang terlihat sedang menyetir di layar ponsel. “Di sana kan apartemen, tidak mungkin ada rampok yang bisa melenggang masuk begitu saja dan membuka pintu rumah yang dipasangi pin kan?”  “Nah, itu dia.” Aju langsung memekik, menghentikan pekerjaannya. “Bagaimana bisa ada pencuri masuk ke apartemen yang terkunci, tanpa merusak gagang pintunya.”  “Kalian sudah lapor manajemen kan?”  “Tentu saj
Read more
Dikasih Hati Minta Jantung
“Ada apa sih dengan kakek sialanmu itu?” tanya Aju dengan mata yang memancarkan kemarahan. “Kau sedang terluka dan dia memaksa pergi?” Aiden langsung meringis mendengar kalimat bernada marah itu. Tidak ada yang bisa Aiden katakan karena memang apa yang dikatakan Aju benar. Padahal dirinya sudah mengatakan sedang terluka, tapi tetap saja disuruh pergi. Aiden jadi kewalahan mencari pakaian yang bisa dia pakai. Kesulitan Aiden tentu saja didasarkan pada cedera kakinya dan gips yang dia pakai. Kata dokternya, gips itu perlu dan menutupi bagian dari atas lutut, sampai bagian bawah kaki. Itu jelas membuat ukuran kaki Aiden jadi lebih besar dan kesulitan menggunakan celana panjang. Tidak mungkin dia menggunakan celana pendek ke acara pesta kan? “Bagaimana rasanya?” Setelah meluapkan amarah, Aju pada akhirnya menatap kaki rekannya malam ini. “Apa celananya nyaman?” “Terasa sedikit sempit, tapi tidak masalah.” Aiden menjawab dengan senyum tipi
Read more
Calon Istri
Aju bisa merasakan pegangan Aiden pada pergelangan tangannya menguat. Tidak sakit, tapi itu menunjukkan kalau Aiden sedang tidak baik-baik saja dan mungkin sudah siap meledak. “Aiden.” Sang selebriti mengelus lengan yang empunya nama, agar lebih tenang. Biar bagaimana, ini acara keluarga. Aiden tidak boleh terlihat seperti orang biadab dan mengamuk seenaknya. “Ini apa-apaan sih?” Belum juga ada yang bereaksi, suara lain terdengar lagi. Kali ini suara yang dikenali Aiden. “Kenapa kalian saling melotot?” “Sisilia?” Aiden terlihat begitu bingung melihat teman kuliahnya itu. “Apa yang kau lakukan di sini?” “Tentu saja aku di sini untuk menghadiri pesta,” jawab Sisil terlihat cuek, tapi bibirnya tetap menyunggingkan senyum tipis. “Kau datang sendiri?” “Dia datang dengan perempuan tidak jelas.” Atlas yang menjawab. “Angelina bukan perempuan tidak jelas,” desis Aiden terlihat begitu marah.
Read more
Proposal
“Bisa jelaskan apa yang tadi itu?” Aiden tak mau membuang waktu dan langsung bertanya. Sayangnya, tidak ada yang bersedia menjelaskan. Lebih tepatnya, hanya Sisilia yang seperti itu. Sementara Raja, dia tiba-tiba jadi sibuk dengan tamu yang datang secara rombongan. “Aku cari makan dulu ya.” Di tengah suasana yang canggung itu, Aju bersuara. “Aku lapar.” “Kak Aju.” Jelas saja Aiden akan mencegah, tapi dia terlambat. Kakinya yang terluka menjadi penyebabnya. “Kau memanggil dia kakak?” Sebelum Aiden sempat beranjak, Sisilia menahan lelaki itu. “Itu bukan urusanmu,” desis Aiden begitu marah. “Tentu saja urusanku karena aku tunanganmu,” balas Sisilia penuh percaya diri. “Kau harusnya datang ke pesta ini bersamaku.” “Sejak kapan aku menerimamu jadi calon istri?” tanya Aiden yang makin marah saja. “Aku juga tidak ingat pernah bertunangan denganmu.” “Tapi kakekmu sudah memutuskan seperti it
Read more
Firasat Buruk
“CUT!” Aju tersentak mendengar teriakan bernada kesal itu. Dia yang sejak tadi lebih banyak melamun, langsung meringis melihat wajah sutradaranya. Pasti ada yang salah lagi. “Kau itu kenapa sih?” tanya si sutradara yang mengarahkan. “Dari tadi gak fokus terus.” “Biasalah. Orang gak profesional.” Bukan Aju yang mengatakannya, tapi Reina yang tengah jadi penonton. Dia sudah mau dibujuk kerja lagi. “Tidak usah mengejek orang lain.” Sayangnya, sutradara malah balas menghardik. “Kau lebih parah dari pada Aju.” “Aku ....” Baru juga Reina ingin membantah, tapi manajernya melarang lewat sentuhan tangan. Itu jelas saja membuat perempuan muda itu geram, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Soalnya, selain dibujuk, Reina juga diancam akan dikeluarkan dari tim kalau banyak tingkah. “Maaf, Pak. Saya kurang fokus karena sedang banyak pikiran.” Karena sudah mendapat kesempatan bicara, Aju akhirnya mengucapk
Read more
Prank?
“Apa tidak sebaiknya aku pindah rumah?” Tiba-tiba saja Aju bertanya, ketika mereka sudah agak jauh. “Aku rasa dia memasang CCTV di dalam unitku.” “Siapa? Damian?” Kira mengerutkan kening dengan bingung. Setelah Aju mengangguk, barulah si manajer melanjutkan, “Aku mengerti kalau Damian aneh, tapi masa iya?” “Bukannya aku tidak percaya padamu. Damian memang mencurigakan, tapi emang di dunia nyata ada yang seperti itu?” tambah Kira dengan hati-hati. “Apa kau lupa kalau beberapa waktu lalu, kau pernah menemukan kamera tersembunyi di kamar mandi hotel?” Aju tentu saja tidak keberatan untuk mengingatkan manajernya. Kira langsung mengumpat, saat mengingat momen dia tidak sengaja menjatuhkan jam meja hingga hancur berantakan. Ada kamera kecil di sana dan jelas saja membuatnya mengamuk. Hal yang sama mungkin terjadi pada Aju, tapi bagaimana. “Oke.” Kini Kira mengangguk dengan cukup yakin. “Tapi bagaimana caranya dia
Read more
Takut Ketahuan
Aju berlarian keluar dari mobil, bahkan tanpa menutup pintu. Kira sampai mendesis dan mengumpat kesal, tapi pada akhirnya dia juga ikut lari. Biar bagaimana, ada kemungkinan Aiden sedang dirawat. “Pasien atas nama Aiden?” tanya Aju dengan nafas tersengal. “Aiden ada dua, Bu,” jawab resepsionis yang berseragam hitam. “Ada yang baru saja masuk ke IGD dan ....” “Terima kasih.” Aju memotong dengan ucapan terima kasih karena dia sudah tahu harus ke mana. “Eh, Bu. Administrasinya belum lengkap ini.” Padahal resepsionisnya belum selesai bicara. Sayang sekali, Aju tidak mendengar. Dia lebih peduli pada Aiden dan baru akan lega ketika menemukan lelaki muda itu dalam keadaan selamat. Awalnya tadi Aju dan Kira berpikir kalau mereka kena prank lagi. Tapi pada akhirnya, sang selebriti memutuskan untuk pergi mengecek dulu. Lebih baik dicek, dari pada nanti menyesal. “Aiden?” Akhirnya Aju berhasil menemukan
Read more
Peringatan
 Laporan ke polisi tidak segera dibuat. Mereka menunggu Aiden agar lebih baik dulu, agar bisa menceritakan dengan lebih baik. Lagi pula, jadwal Aju masih cukup padat   Tapi siapa yang sangka di hari ketiga, kamar rumah sakit Aiden didatangi pengacara. Itu pun bertepatan dengan Aju yang memang sedang lowong, akibat Reina yang masih merajuk.   “Loh? Rupanya ada tamu ya?” Aju yang hendak melepas masker, membatalkan niatannya.   “Iya, Kak. Kenalkan, ini pengacara yang aku sewa.” Aiden tak segan memperkenalkan.   “Hah? Pengacara?” Kira yang terkaget mendengar itu. “Untuk apa?”  “Kan mau melapor ke polisi?” Kening Aiden berkerut dengan pertanyaan dengan nada terkejut itu. “Biar Kak Angel gak kelihatan ke kantor polisi, biar diwakili  saja. Sekalian bisa diuruskan agar ini bisa jadi rahasia.”  Aju mengangguk paham. Dia kini menjadi lebih lega karena tidak perlu lagi terla
Read more
Ketakutan Aju
 “Jadi kita akan tinggal di mana?” Untuk yang kesekian kalinya, Aju bertanya.   “Aku sudah mengajakmu ke rumahku, tapi kau yang tidak mau.” Kira jelas saja akan menegur rekan kerjanya itu.   “Kau kan tinggal dengan adikmu. Takutnya aku mengganggu kalian gitu loh. Lagian Aiden nanti gimana?”  “Kau tidak perlu memikirkan Aiden,” tegur Kira dengan nada sebal. “Bukannya kau bilang dia anak orang kaya? Minta saja dia pergi ke keluarganya.”  Aju langsung meringis mendengar hal itu. Yang dikatakan Kira memang tidak salah, tapi entah kenapa Aju tidak rela. Terutama setelah perempuan itu, melihat betapa tidak akrabnya Aiden dengan keluarganya. Memang Aju belum melihat semua, tapi yang dilihat saat pesta kali lalu sudah cukup.  “Apa kau masih merasa bersalah karena kakinya?”   “Bukan hanya karena itu,” jawab Aju tanpa perlu berpikir. “Dia kan juga terluka karena rumahku di r
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status