All Chapters of KISAH GLORY : Panglima Perang: Chapter 11 - Chapter 20
79 Chapters
Bab 11
Setelah mendirikan sebuah kemah untuk mereka beristirahat, Brockley menghidupkan api unggun untuk memberikan kehangatan di sekitar sana. Dia akan tidur di luar sementara Riley tidur di dalam.Namun, Riley tidak bisa tidur. Dia duduk di samping Brockley sambil melihat api di hadapan mereka. “Aku mau ngobrol sama kau, Brockley. Aku heran, kenapa kau bisa sangat peduli dengan dua pengemis tadi?”Brockley meneguk air hangatnya lalu berkata, “Walaupun aku belum pernah merasakan apa yang mereka rasakan, tapi aku berusaha untuk merasakannya. Sungguh pedih. Aku pastikan mereka merasakan pedih di hatinya ketika dicaci, dihina, ditertawakan, diusir. Aku membayangkan jika aku di posisi mereka. Maka dari itu, aku tidak tega melihat orang dizalimi.”Setelah hening beberapa saat, dia melanjutkan, “Dan aku lebih tidak suka dengan para penjaga pasar itu. Seandainya mereka sudah keterlaluan, bisa jadi aku berekelahi dengan mereka. Aku sudah banyak membaca kisah-kisah pembu
Read more
Bab 12
Seiring berjalannya waktu, mereka pun sampai di sebuah desa yang terkenal sebagai tempat penghasil biji besi terbesar. Desa itu bernama Desa Ferro. Sebagian besar biji besi dari sini dikirim ke kota dan desa lain untuk kemudian diolah menjadi berbagai macam keperluan, seperti senjata, baju zirah, kendaraan, perabot, dan lainnya.Ketika dalam perjalanan, Riley menderita sakit yang cukup parah, dikarenakan sudah lama tidak menempuh perjalanan jauh dan berhari-hari. Dengan terpaksa Brockley mencarikan tempat pengobatan yang berada di Desa Ferro. Setelah bertanya dengan warga sekitar, akhirnya dia pun sampai di sebuah rumah yang dinding dan pagarnya dari besi.Mereka berdua mesti menunggu dan antre bersama pasien lain yang berada di sekitar pekarangan rumah. Masih ada lima pasien lagi sebelum giliran Riley tiba. Karena tabib Saxon merupakan satu-satunya orang yang ahli medis dan pengobatan di sini, maka seluruh warga desa kalau sedang sakit dan terluka, pasti bakal dil
Read more
Bab 13
Begitu obrolan mereka usai, Brockley pun segera beranjak dan kembali masuk ke kursi anteran. Dia duduk pas di samping Riley.Rombongan meninggalkan tempat pengobatan, menuju kediaman rumah Kepala Desa, dan membicarakan apa yang akan mereka bicarakan selanjutnya.Pada saat menunggu, Brockley mengorek informasi lagi kepada orang-orang di sekitar.Banyak mereka berkomentar:“Kepala Desa kami penjilat dan mata duitan.”“Kami tidak suka dengan gaya kepemimpinanya yang lambat dan tidak tegas.”“Kalau kita menganut demokrasi, seharusnya Kepala Desa sudah turun dari jabatannya karena sebagian besar masyarakat desa sepakat agar dia berhenti menjabat. Sayangnya, kita patuh dengan perintah raja.”Brockley sedikit terperanjat. Dia bertanya dengan sangat penasaran. “Raja, ataukah orang-orang di sekitarnya yang dekat dengan Kepala Desa kalian?”Seseorang dari mereka pun menjawab, “Kami rasa bukan Raja Glory, tapi orang-orang
Read more
Bab 14
Begitu Brockley dan Riley telah sampai di rumah Kepala Desa yang diantarkan oleh satu orang warga, mereka berdua berpapasan dengan orang-orang kerajaan, di antara mereka ada Jenderal Muda Hopkin. Selusin pengawal kerajaan yang berseragam militer menempel ketat sang Jenderal, pandangan mereka sangat awas, dan selalu sigap.Semua rombongan itu meninggalkan rumah Kepala Desa. Suara keteplak ladam kuda dari mereka semua terdengar jelas sepanjang jalan. Debu bertebaran dan tertiup angin, menyisakan pertanyaan besar di benak Brockley. ‘Kenapa mereka ke sini?’ Dan pertanyaan besar itu akan terjawab di dalam rumah mewah ini, sebentar lagi.“Salam hormat, Kepala Desa,” sapa Brockley ramah. “Aku Fric dan ini kekasihku Rose. Kami pendatang dari utara dan hendak menuju Gloriston. Kami sedang melakukan perjalanan ke sana. Sebelum melanjutkan perjalanan, ada banyak informasi yang kami butuhkan. Apakah Tuan berkenan menjadikan kami sebagai tamu?”Kepala Desa Ferro memper
Read more
Bab 15
Informasi kali ini sangat penting. Bila perlu Brockley mengeluarkan semua uangnya hanya untuk mendapatkan informasi tersebut. Mengingat Kepala Desa memang punya kedekatan dengan orang-orang di istana dan punya wawasan luas tentang apa saja di sana, maka Brockley harus memanfaatkan kesempatan yang ada.Brockley menegakkan bahunya, menatap mata Kepala Desa lurus-lurus, lalu bertanya, “Apa maksud kedatangan Jenderal Muda Hopkin barusan?” Brockley mengaparkan dua keping perak di atas meja.Hal itu membuat Kepala Desa sedikit bersemangat. “Ada sesuatu yang penting.”“Soal binatang yang bakal dibasmi?”“Ya. Kami menemui tabib Saxon untuk membeli ramuan pembunuh binatang dan hama. Saat ini, Jenderal dan keluarganya sedang membutuhkannya.”Brockley menajamkan pandangannya. “Siapa binatang itu?”Kepala Desa malah tersenyum pahit. “Anak muda, kau adalah pendatang dan mau merantau ke Gloriston, aku rasa tidak perlu mengetahui hal semacam it
Read more
Bab 16
Kepala Desa Ferro sendiri yang mengantarkan Brockley menuju dermaga karena dia khawatir nantinya Brockley salah naik perahu. Dia berkata kepada anak buahnya di sana. “Antar tamuku bernama Fric dan kekasihnya ini. Mereka mau singgah terlebih dahulu di Goa Glor. Pastikan mereka menikmati perjalanan mereka.”Dua orang itu pun sigap menyiapkan perahunya.Kemudian Kepala Desa menghadap ke Brockley dan berkata dengan wajah riang. “Kau adalah orang yang ke empat puluh lima menjadi tamuku. Tidak ada yang tidak berhasil kalau mereka mau meminta tolong kepadaku. Aku pastikan kau akan menjadi Komandan pasukan sesegera mungkin.”Brockley mengangguk paham. “Tuan Kepala Desa memang orang yang luar biasa. Aku harap kita akan berjumpa lagi di lain waktu dan kesempatan.”“Tentu, Anak muda. Sampaikan salamku kepada Tuan Mundric dan Jenderal Muda Hopkin,” pungkas Kepala Desa tanpa sedikit pun membicarakan Raja. “Oh iya, kasihlah anak buahku sedikit makanan, Fric. Ka
Read more
Bab 17
Brockley kembali mengatur napasnya beberapa saat, baru kemudian memeluk Riley dari belakang. Kulit mereka hanya terhalang oleh sehelai kain tebal. Tapi, karena tubuh dan pakaian Brockley masih basah, lantas dia pun segera memundurkan tubuhnya.“Kau bisa tambah kedinginan, Riley.”Namun, Riley masih bergetar sekujur tubuhnya. Bibirnya pucat dan matanya sayu. Dia tetap cantik meski tampak layu. Dia meniup-niup telapak tangannya sendiri.Brockley melucuti semua pakaiannya hingga bertelanjang bulat, lalu mengeringkannya beberapa saat dengan menggunakan handuk. Setelah kering, barulah dia menempelkan kulit tubuhnya di kulit tubuh Riley, memeluknya dari belakang, memberikan kehangatan.Kedua tangan mereka saling menggenggam satu sama lain. Punggung Riley merasakan detak jantung lelaki perkasa itu. Sementara bibir Brockley tepat berada di leher Riley yang lembap. Cukup lama mereka berpelukan hingga akhirnya tubuh Riley mulai sedikit merasakan hangat.
Read more
Bab 18
Brockley 18“Pendapatku diterima oleh kebanyakan petinggi di istana, alasannya karena Grock dinilai masih belum layak memimpin. Namun, beberapa waktu setelah Ratu Megan dinobatkan sebagai pimpinan tertinggi kerajaan, aku difitnah telah berkhianat kepada kerajaan. Kata mereka, aku termasuk ke dalam orang yang merencanakan pembunuhan terhadap Raja.”Brockley menatap mata Hudde cukup lama. Pandangannya menajam dan raut mukanya sangat serius. “Guru, apakah Mundric, mantan Kepala Desa Arbilis yang telah memfitnahmu?”“Siapa lagi kalau bukan orang itu?”Hudde pun menyampaikan bahwa semenjak Avraam diangkat menjadi Raja dua puluh tahun lalu, sejak itulah Mundric punya rencana buruk untuk menggulingkan kekuasaan Avraam. Sejak dulu Mundric tidak sudi posisi pimpinan desa pindah tangan, apalagi sang Raja dulunya merupakan bawahannya.“Mundric selalu tampil baik di hadapan mendiang Raja Avraam dan orang-orang di istana, akan tetapi di bali
Read more
Bab 19
Masih ada beberapa pertanyaan yang berhamburan di dalam benak Brockley. Dan pertanyaan itu harus segera terjawab sebelum nantinya dia pulang ke Gloriston. Meskipun sejauh ini dia sudah paham pokok permasalahan dan alur ceritanya, dia masih butuh arahan dan solusi dari sang guru.“Guru Hudde, aku beberapa waktu lalu berkunjung ke Desa Ferro dan bertemu dengan anaknya Mundric. Dia menemui Kepala Desa lalu membeli racun di tabib Saxon. Aku pikir, semua itu erat kaitannya dengan semua cerita yang telah aku dengar, tragedi pembunuhan kedua orang tuaku.”“Brockley, kau masih muda dan sudah bisa berpikir sekritis itu. Siapa orang yang telah mengajarimu?”“Perempuan yang sedang tidur itu, Guru. Dia banyak mengajariku tentang ilmu berpikir yang berasal dari Yunani.”Hudde tersenyum lagi. “Aku tahu bahwa Mundric pintar dalam hal negosiasi. Seluruh Kepala Desa yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Glory, semua dikenalnya, termasuk Kepala Desa Ferro. Aku da
Read more
Bab 20
Kekuatan otot akan percuma kalau pikirannya kacau dan jiwanya sakit. Oleh karena itu, di hari pertama, Hudde mengajarkan ilmu spiritual kepada Brockley, supaya nanti mental Brockley akan jauh lebih siap dalam menghadapi tekanan di sekitar istana.“Duduk bersila. Pejamkan mata. Cukup dengarkan suara kicau burung dan gemerisik dedaunan. Kosongkan pikiran dan fokus. Hilangkan semua apa pun yang terbayang di dalam benakmu. Tenangkan hatimu.”Brockley pun melakukan semua apa yang diperintahkan oleh Hudde, meski di awal agak sulit karena dalam beberapa detik saja, ada beberapa hal yang terbayang, dan juga ada suara yang terngiang di telinganya.“Brockley, itu hal yang sangat wajar dan semua orang pasti akan mengalaminya. Tapi, setiap orang mempunyai tingkat stres dan ketenangan yang berbeda. Upayakan selalu tetap tenang dan rileks. Jangan pernah tegang, nanti sarafmu bisa terganggu.”Kemudian Brockley mengatur pernapasannya untuk menenangkan fisik dan j
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status