All Chapters of Pria Tua itu adalah Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50
103 Chapters
Bab 41. Prediksi dokter Rio
"Aku di sini lagi". Ucap Clara lirih.Ia kembali mengerjapkan kedua kelopak matanya. Dengan melihat plapon ruangan yang ada di atas tubuhnya, Clara menyadari bahwa ia kini berada di rumah sakit.Rasa lelah menggelayuti pikiran Clara. Mengapa tidak, keinginan dari dirinya untuk mengetahui kebenaran malah berujung ia kembali mengunjungi tempat yang mempunyai bau khas. Bau obat-obatan yang kini menyeruak masuk ke indra penciuman Clara. "Aku bosan berada di sini terus".Aku harus menemui laki-laki yang mengaku bahwa ia adalah suamiku, Yoga. Menanyakan dengan mama atau papa, itu mustahil. Temanku saja menutupi apalagi mereka.Mama sedang duduk di sofa, dia sedang tertidur dengan posisi duduk. Mungkin tak sengaja terlelap dikarenakan lelah menjagaku disini. Sekarang sudah malam, berarti aku sudah seharian pingsan. Yang kuingat hanyalah aku pingsan saat berada di kampus.Aku sedikit merasa bersalah kepada mama, yang terus bolak balik merawatku disini. "Kenapa lagi aku harus jatuh dari tangg
Read more
bab 42. Usaha Clara
Aku sedang termenung di kamarku seorang diri memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan sekarang. Sepulangnya dari rumah sakit kemarin, hari ini aku tak diperbolehkan mama dan papa kuliah.Aku kembali bosan berada di rumah ini, Apa aku mencari tahu saja siapa laki-laki yang bernama Yoga itu?. Ide tiba-tiba saja muncul di otakku.Aku melihat jam yang menggantung di dinding kamarku, waktu menunjukkan pukul sebelas siang. "Belum terlambat, baiklah, aku akan siap-siap", gumamku.Lantas sambil bersiap aku memesan taksi online untuk mengantarkan aku ke perusahaan Yoga. "Eh, kenapa aku tiba-tiba ingat alamat perusahaan Yoga?"Aku langsung terduduk lemas, apakah ini artinya aku benar-benar mengenal orang ini dan apakah juga benar aku dan dia sudah menikah?. Pertanyaan kembali menghampiriku, aku semakin bersemangat untuk mencari tahu yang sebenarnya. "Kenapa juga aku bisa menikah dengannya, itu mustahil". Aku berkata menolak pemikiranku sendiri."Untuk mencari jawabannya memang benar aku
Read more
Bab 43. Salah Waktu
Tring...Ada bunyi notifikasi yang masuk di ponselku, aku lantas merogoh benda pipih berwarna hitam yang berada di dalam saku celana sebelah kananku. Aku lantas melihatnya, ada akun yang bernama Clara memesan mobilku."Clara?". Kataku pelan.Lama aku memandangi layar handphoneku, apakah Clara ini adalah orang yang sama dengan mahasiswi di kampus tempatku mengajar. Tak berpikir panjang, aku terima orderan pertamaku hari ini.Lantas aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang menuju alamat yang tertera di aplikasi. Rumah yang akan aku datangi tidak jauh dari titik lokasiku sekarang. Tak sampai lima belas menit, aku sudah berada di depan gerbang rumahnya.Selang beberapa detik kemudian, aku melihat seorang gadis muda seperti mengendap-endap keluar dari rumah. "Apakah dia kabur dari rumah"?. Pikirku sekarang.Aku terkekeh pelan. Anak ini unik, lagi aku berkata sendiri.Setelah mendekati mobilku dan dia bicara padaku, aku sangat yakin dia adalah mahasiswiku, Clara. Aku tanpa ragu memangg
Read more
Bab 44. Salah Paham
"Clara....". Aku meneriakkan nama Clara, orang yang kurindukan selama dua minggu ini. Aku tak percaya ia ada di hadapanku saat ini."Clara...". Aku memanggilnya sekali lagi, karena ia hanya diam mematung di depan pintu.Aku melihat ekor matanya yang melirik Laura. Astaga aku hampir tak menyadari pasti dia berpikir yang tidak tidak dengan posisi kami yang sekarang. Kini aku melihatnya membalikkan badan dan keluar dari ruangan.Spontan aku berdiri tegak dan mengejar Clara, sempat tanganku ditarik paksa oleh Laura yang sengaja ingin menghentikan pengejaranku."Yoga...". Laura berteriak kesal padaku.Aku sungguh tak perduli dan tak menghiraukan panggilan darinya. Fokusku sekarang adalah mengejar Clara. Aku melihat Clara akan masuk ke lift."Tunggu, Clara. Aku bisa jelaskan". Kataku berteriak karena terlambat mengejar. Pintu lift sudah tertutup kini.Aku memencet berulang kali tombol yang bergambar panah atas agar lift kembali naik dan membuka pintunya untukku. Aku tahu itu adalah hal yan
Read more
Bab 45. Pertemuan Kembali
"Siapa dia?". Yoga berkata kesal.Yoga yang melihat Clara bersama laki-laki asing merasakan amarah di dadanya. Bagaimana Clara bisa bersama laki-laki itu? Melihat interaksi di antara mereka berdua, mereka pasti saling mengenal. Rasa cemburu mulai merasuki jiwa Yoga. Sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini. Rasa cemburu bercampur rasa amarah kini mengelilingi Yoga hingga ia tidak sabar untuk menemui mereka."Ambilkan mobilku!". Perintah Yoga kepada salah satu karyawannya.Mendapat perintah dari bos besarnya, Andi selaku bawahannya segera berlari ke arah parkiran VIP untuk mengantarkan mobil pak Yoga, "Siap Pak".Tak lama, Andi segera membawa mobil mewah Yoga di hadapannya. Dengan tergesa, Andi juga langsung keluar dari kursi kemudi untuk menyegerakan bosnya duduk di situ."Silahkan pak". Kata Andi dengan hormat."Baik, terima kasih". Balas Yoga.Yoga lantas langsung mengemudikan mobilnya untuk menyusul mobil yang dikendarai oleh laki-laki yang tak dikenalnya yang sedang membawa ist
Read more
Bab 46. Kecelakaan
"Kita akan selesaikan hari ini. Clara". Bisik Yoga di telinga kiri Clara yang membuat bulu kuduk Clara langsung berdiri.Mata Clara langsung membulat sempurna atas bisikan lembut Yoga. Hembusan hangat menerpa telinganya. Melihat reaksi Clara, Yoga hanya tersenyum simpul."Ayo kita pergi!". Sambung Yoga seraya menutup pintu mobil."Hei, kau mau bawa aku kemana?". Teriak Clara saat kembali sadar bahwa ia kini sudah patuh duduk di kursi penumpang.Yoga tak perduli teriakan Clara yang bagai suara lebah itu. Ia tetap berjalan memutar untuk mencapai pintu mobil sebelahnya. Yoga kini melambaikan tangan kepada Rakha sebagai tanda menyuruhnya pergi menjauh.Rakha yang melihat itu hanya menggeleng pelan. Dia baru tahu bahwa Clara sudah mempunyai suami. Salahnya sudah menyukai seseorang tanpa mencari tahu lebih dalam informasi seseorang tersebut."Tapi, mana aku tahu jika Clara yang masih berumur muda dan sedang kuliah itu sudah menikah". Kata Rakha mencoba membela diri.Kini Rakha juga kembali
Read more
Bab 47. Berita Buruk
Clara dan Yoga segera dilarikan ke UGD untuk ditangani para dokter. Mata Clara terus menatap tubuh Yoga yang berada di ranjang rumah sakit yang sedang di dorong oleh beberapa perawat di depan dirinya.Kini ranjang mereka berpisah karena berbeda ruangan tindakan. Clara meneteskan air mata saat tubuh Yoga tak terlihat lagi oleh kedua matanya. Sayup-sayup suara dokter dan perawat silih berganti masuk ke gendang telinganya."Pak Yoga...". Kata Clara pelan hampir tak terdengar jelas. Tak sedikitpun Clara memperdulikan ucapan dan pertanyaan dari dokter dan perawat. Kini yang ada di pikiran Clara adalah wajah dan tubuh suaminya, Yoga. Betapa hancur hati Clara menyadari situasi yang kini ia hadapi.Clara pun lama kelamaan seperti kehilangan kesadaran dan menutup dengan pelan kedua matanya. Dokter ternyata baru saja menyuntikkan obat bius kepada Clara karena akan menjahit luka robek yang ada di dahi Clara dan berbagai tindakan lainnya.------"Ma, ayo kita pergi!". Kata pak Dedi pada istrinya
Read more
Bab 48. Operasi
"Iya, pak Yoga harus dioperasi agar bisa menyelamatkan nyawanya". Kata dokter Tora menjelaskan."Nyawanya dok? Apakah nyawa Yoga dalam bahaya?". Kata Frengky lemas dan tak percaya akan perkataan yang dokter ucapkan padanya."Iya". Dokter Tora berkata singkat.Frengky sejenak berpikir mengenai masalah ini. Kenapa Yoga tak mau melibatkan keluarganya mengenai persetujuan ini. Alih-alih menyuruhnya untuk mengurus semuanya."Jadi, operasi apa yang ingin dokter lakukan kepada Yoga?". Frengky mencoba untuk bertanya lebih detail."Kecelakaan yang dialami pak Yoga membuat tangan kanannya mengalami patah sehingga harus dilakukan operasi. Jika tidak, luka yang terjadi bisa mengakibatkan infeksi dan akan menyebabkan keadaan yang lebih parah lagi". Panjang lebar dokter Tora menjelaskan kepada Frengky."Baiklah dokter lakukan sebaik mungkin". Frengky kini yakin dengan keputusannya.Kini Frengky sudah berada di depan ruang operasi dimana Yoga berada di dalam dan sedang ditangani oleh beberapa dokter
Read more
Bab 49. Pengakuan
"Kalian pasti akan lebih terkejut dengan perkataan Clara yang satu ini". Ucap Clara dengan penuh keyakinan.Papa dan mama yang masih terkejut itu kini saling menatap satu sama lain. Hal apa yang ingin diucapkan lagi oleh Clara sekarang. Denyut jantung mereka pun semakin berpacu cepat, entah kenyataan apalagi yang akan mereka dengar.Clara yang masih terbaring di ranjang ingin mengangkat tubuhnya untuk duduk. Mama Clara segera menghampiri untuk membantu Clara walau keterkejutannya masih ada."Kamu berbaring saja, Clara". Ucap mama tak perduli apa yang ingin Clara katakan lagi."Tidak, ma". Clara berkata seraya menyandarkan punggungnya di kepala ranjang."Ya sudah, pelan-pelan. Sini mama bantuin kamu ya". Mama berkata seraya membantu Clara mendapatkan posisi yang nyaman."Clara sudah mengingat semuanya, ma, pa". Ucap Clara pelan seraya menatap kedua wajah orang tuanya.Melihat reaksi keterkejutan papa dan mamanya dan hanya diam saja. Clara mencoba untuk mengatakan kebenaran selanjutnya.
Read more
Bab 50. Ingatan yang kembali
Tok... Tok...Mama Clara mencoba sekali lagi seraya berkata kini, "Permisi, apakah ini kamar Yoga".Namun tak ada jawaban, Clara berkata pada mamanya untuk masuk saja. Saat pintu dibuka, betapa kagetnya mama dengan apa yang dilihatnya sekarang."Clara...". Ucap mama spontan."Iya, ma. Ada apa?". Clara ikutan panik mendengar suara mama yang tak biasa.Dengan celingukan pun, Clara mencoba melihat apa yang telah dilihat oleh mamanya. Tubuh mama Clara menutupi jarak pandang matanya sehingga ia tak bisa melihat apa yang terjadi di kamar Yoga."Yoga tidak ada di kamarnya, Clara". Ucap mama panik."Gak ada gimana maksudnya, ma?". Balas Clara tak kalah panik."Ayo kita masuk!". Mama Clara pun berinisiatif mendorong kursi roda Clara dan memasuki kamar yang mereka yakini tempat Yoga sedang dirawat.Ketika mereka masuk, sudah tak ada lagi seorang pun disana. Ranjang tempat tidur pun rapi seperti tak pernah ditiduri oleh seseorang. Keadaan kamar pun kosong, mama dan Clara menjadi kebingungan."Se
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status