Pria Tua itu         adalah Suamiku

Pria Tua itu adalah Suamiku

Oleh:  Yoona Nusa  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
103Bab
3.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pria tua itu adalah suamiku, namanya Yoga. Aku Clara, dipaksa untuk menikah dengan lelaki tua itu di saat aku masih berumur dua puluh satu tahun. Kata orang tuaku, semua ini untuk kebaikannku. Pernikahan mendadak yang dijalani Clara dan Yoga secara terpaksa itu membuat kebencian berubah menjadi benih-benih cinta di antara keduanya. Apakah pernikahan mereka yang terpaut usia dua puluh tahun akan berujung bahagia? Apalagi kedatangan seorang model cantik di masa lalu Yoga yang mengacaukan kehidupan pernikahan mereka. Akankah Clara bertahan dengan pernikahannya atau memilih bercerai? atau memilih meninggalkan Yoga secara diam-diam?.

Lihat lebih banyak
Pria Tua itu adalah Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zaid Zaza
Izin promo ya Thor. Mampir Yo, di novel, ROH KAISAR LEGENDARIS
2024-03-02 08:29:10
1
user avatar
Yoona Nusa
ditunggu dukungan teman semua
2023-12-21 09:46:43
0
103 Bab
Bab 1. 21 Tahun
Brakkk....Papa memukul meja makan yang ada di hadapan aku dan mama.Trang-tang....Sendok dan garpu yang ada di meja makan pun ikut berbunyi. Aku terkejut melihat emosi papa yang meledak, dan mata merah papa yang lagi menatapku. Wajah papa menampakkan kemarahan. Meja makan yang berisi sarapan pagi kami hari ini berserakan. Aku melihat mama yang sama terkejutnya denganku. "Pokoknya aku tidak mau menikah dengan pria tua itu". Aku bahkan masih membantah permintaan papa."Clara...". Papa memanggilku yang sudah berlari melangkahkan kakiku ke kamar. Aku sungguh tidak perduli. Mimpi apa aku tadi malam hingga harus mendengarkan hal konyol di pagi hari di saat hari ulang tahunku.------20 Desember 2022Hari ini tepat hari ulang tahunku. Aku berumur dua puluh satu tahun. Dan itu artinya, aku bebas dan sudah dewasa serta bisa menentukan semua keputusan untuk hidupku. Aku berkata kepada diriku sendiri.Aku menatap diriku di depan kaca.Kemudian membalikkan badanku ke kanan dan ke kiri. Aku
Baca selengkapnya
Bab 2. Kenyataan Pahit
Clara menatap papa dan mamanya bergantian."Ada apa, pa? Setiap tahun kan Clara mengadakan pesta seperti ini".Papa lalu menyodorkan selembar kertas kecil. Aku meraihnya dan melihat bahwa itu adalah bukti tagihan kartu kreditku."Ini apa, pa?"."Kenapa kamu begitu boros, Clara?"."Boros gimana, pa. Ini saja belum sampai limit seratus juta, pa".Papa yang mendengarkan itu langsung menghembuskan nafas kasar. Aku bingung apa yang telah terjadi. Sebaiknya, aku menanyakan pada mama."Papa kenapa sih, ma?".Aku yang sejak tadi berdiri, akhirnya duduk di depan mama papa yang gelisah. Aku sungguh penasaran, apa yang telah terjadi."Kita harus segera berhemat, Clara. Maaf, seharusnya kami bilang kepadamu sejak awal pertengahan tahun ini"."Iya, memang apa yang terjadi, Ma, Pa?"."Aku hanya memakai total tujuh puluh juta untuk bulan ini. Mama dan papa kan hanya membatasi pengeluaran aku di angka seratus juta".Aku seolah membela diri."Papa kalah dalam investasi saham, sehingga aset kita pun te
Baca selengkapnya
Bab 3. Pak Dedi vs Pak Yoga
Frengky, salah satu anak buah kepercayaannya pergi dengan memegang sebuah poto gadis cantik. Dia mempunyai tugas penting saat ini. Tuannya sedang mengincar seorang gadis, pikir Frengky.Frengky bahkan agak terkejut dengan permintaan tuannya kali ini. Biasanya, tugas yang dia terima adalah menyingkirkan para gadis-gadis sexy yang berkerumunan seperti lalat di sekitar Yoga. Sekarang, Frengky malah mencari informasi gadis muda cantik yang bahkan belum berumur dua puluh tahun. Apakah gadis cantik ini yang akan mengubah pemikiran Yoga untuk merubah statusnya, pikir Frengky lagi."Apa yang istimewa dari gadis ini?". Frengky bicara sendiri sambil menunjuk-nunjuk poto Clara.Frengky tidak ada waktu untuk memikirkannya. Dia harus bergerak cepat, dia yakin tuannya ingin mendapatkan informasi ini secepatnya. Tuannya tidak ingin punya anak buah yang mengecewakan.Setelah Frengki pergi, Yoga kembali memikirkan rencana perjodohan itu. Yoga merasa begitu penasaran seperti apa gadis itu. "Clara....
Baca selengkapnya
Bab 4. Perdebatan
-----Seminggu kemudian"Tuan, nanti malam ada meeting di Restoran Flora". Frengky memberitahu Yoga mengenai jadwal hari ini. Yoga mendelik tak suka dengan cara bicara Frengky yang masih tetap saja memanggilnya dengan sebutan, Tuan. Yoga bersikap seperti demikian bukan karena tak ada sebab.Frengky dan Yoga adalah teman sedari masa sekolah menengah atas. Karena ketidakmampuan Frengky untuk berkuliah disebabkan keterbatasan biaya, membuat Yoga menawarkan kepadanya jabatan pengawal pribadi kepadanya. Frengky yang bingung akan masa depan dia dan keluarganya, akhirnya setuju mengikuti kemauan sahabatnya tersebut. Yoga yang sedang sibuk kuliah dan Frengky yang sibuk dengan pelatihan militer khusus. Semua itu diberikan oleh Yoga untuk membuat Frengky mempunyai keahlian membela diri. Tujuannya hanya satu, melindungi Yoga."Apakah kita akan berangkat, Tuan". Frengky kembali bertanya kepada sahabatnya itu."Nanti aku pertimbangkan".Frengky dan Yoga. Ada satu hal yang mencolok dari mereka be
Baca selengkapnya
Bab 5. Pertemuan dengan Keluarga Yoga
Oma Ayu adalah ibu dari ayahnya yang telah meninggal. Setelah ayahnya meninggal, oma Ayu dan Ibu Yoga saja yang merawat Yoga dari umur sepuluh tahun. Yoga tidak ingin menentang oma ataupun mengikuti perintahnya.Begitupun mama, Yoga tahu mama juga selalu sependapat dengan oma. Mama tidak punya kuasa di rumah itu, karena mama hanyalah seorang menantu oma. Yoga pun tak bisa juga menyalahkan mamanya yang tidak mendukungnya."Yoga, tentukan pilihanmu. Oma tidak mau mendengar apapun alasanmu lagi"."Tapi, Oma?"."Yoga, kamu itu sudah tua. Tahun depan sudah berumur empat puluh tahun. Kapan kamu memberikan oma cicit"."Apa salahnya dengan umur Yoga, Oma?"."Kamu ini. Kalau dibilangin masih saja banyak alasannya. Oma mau segera ada penerus di keluarga ini"."Eh..". Yoga salah tingkah kalau membahas penerus keluarga. Yoga tahu dialah satu-satunya generasi terakhir keluarga ini. Tidak salah, Oma selalu mendesakny untuk segera menikah."Sekarang oma mau mendengar pilihanmu sekarang juga"."Yoga
Baca selengkapnya
bab 6. Fitting Baju Pengantin
Frengky yang melihat adegan di depannya pun nampak terkejut. Dia hampir saja lalai karena merasa Clara patuh untuk ikut dengannya. Frengky pun dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Yoga dan Clara.Clara yang tertangkap basah hanya diam dan begitu malu karena perbuatannya yang ingin melarikan diri diketahui oleh Yoga. Tidak ada yang bisa Clara lakukan lagi. Clara pun kali ini patuh untuk masuk ke mobil."Kamu memang remaja yang labil".Yoga pun membuka pembicaraan dengan Clara, calon istrinya itu."Apa maksud anda, Tuan?"."Oh, kamu ingin bersikap formal ya, seakan-akan saya memang orang tua".Clara tersenyum tipis, ternyata lawannya pandai juga menafsirkan arti dari perkataannya."Jangan bicara padaku, jika kamu menganggapku sebagai orang tua". "Siapa juga yang mau bicara padamu". Jawab Clara.Yoga menggelengkan kepala. Tidak seharusnya dia menyetujui pernikahan ini. Disampingnya, bukan seorang wanita yang siap menikah tetapi hanya anak remaja yang bisanya membuat onar. Yoga tid
Baca selengkapnya
Bab 7. Gaun dan Jas pengantin
Clara memandangi satu per satu gaun berwarna putih yang ada di depannya. Clara takjub akan keindahannya, berlian swarovski bertabur mengelilingi setiap helaian gaun tersebut. Ada beberapa model Clara perhatikan, ada yang sexy, tertutup tapi belahan kakinya sampai ke atas dan ada yang menerawang.Benar-benar gaun pengantin yang indah untuk dipandang mata. Clara berdecak kagum. Seandainya dia bisa menggunakan gaun pengantin ini dan menikah dengan kekasih hatinya pasti akan lebih berbeda suasana hatiku saat ini.Tapi takdir berkata lain. Apapun yang terjadi Clara tetap akan menikah dengan Yoga. Seorang laki-laki tua baginya.Akhirnya Clara memilih satu. "Baiklah, aku akan coba yang ini saja"."Baik, nona, akan kami bantu memakaikannya".Pegawai butik pun dengan sigap mengambil gaun pengantin yang telah dipilih oleh Clara dan membawanya ke ruang ganti. Model gaun pengantin tersebut sangat glamour dengan belahan dada yang gak terlalu rendah serta bertabur berlian yang berkilauan. Pilihan y
Baca selengkapnya
Bab 8. pertengkaran
"Ternyata kamu wanita yang mata duitan juga ya, Clara?"."Apa???".Aku yang baru saja duduk dan memposisikan tempat nyaman di kursi belakang mobil, terlonjak kaget. "Wanita mata duitan" dan seperkian detik kemudian memahami apa yang dimaksud yoga. Ternyata, taktikku kena juga. Aku tersenyum lebar."Kamu baru tahu kalau aku mata duitan". Aku berkata seraya mengibaskan rambut panjangku seolah itu bukan masalah."Benar dugaanku kamu sama seperti wanita yang ada di luar sana"."Terus, apa itu masalah?"."Clara..."."Kalau kamu gak suka gampang, Yoga. Kenapa harus repot-repot memberitahukan aku"."Apa maksudmu?"."Iya, kalau kamu gak suka wanita mata duitan tinggalin aja, gampang kan?"."Jaga bicaramu!"."Aku hanya mengatakan sebenarnya". Balas Clara.Yoga menggelengkan kepala. Dia merasa wanita yang didepannya ini agak berbeda. Bukannya berkelit saat dituduh malah mengakui dengan terang-terangan kalau dia adalah wanita yang matre."Apa jangan-jangan, dia ingin menipuku lagi agar tidak meni
Baca selengkapnya
Bab 9. Pembicaraan Malam
"Ada Yoga datang tuh". Mama menunjuk ke arah ruang tamu."Apa, ma. Yoga datang?". Aku kaget dengan mulut yang melongo."Udah jangan melongo begitu, cepat temuin sana". Mama pun menyuruhku ke ruang tamu."Eh, iya ma". Aku jadi malu di depan mama seperti itu tadi.Tya yang ada di dalam kamar segera berlari ke arahku. Sepertinya ia mendengar apa yang dibicarakan oleh Mama. "Boleh aku lihat Yoga, Clara?"."Lihatlah sepuasmu, Tya". Aku kemudian berjalan ke arah ruang tamu untuk menemui Yoga. Tya mengekor aku dari belakang. Aku menggelengkan kepala. Benar-benar hari yang melelahkan untukku.Aku melihat Yoga berdiri dengan membelakangi kami. Ia sedang memandangi poto keluarga kami yang terpajang rapi di dinding ruang tamu. Aku yang melihat Yoga seperti itu, merasa dia merupakan manekin Tuhan yang sempurna.Aura menawan saja sudah bisa Yoga keluarkan dari sosok tubuh bagian belakangnya. Apabila melihat dari sosok depan, apa tidak mungkin membuat para wanita mengidolakannya. Hanya satu hal
Baca selengkapnya
Bab 10. Penculikan
Papa mengerem mendadak karena tiba-tiba ada mobil yang menyalip dari belakang dan berhenti tepat di depan mobil kami. Aku melihat beberapa orang keluar dari mobil. Mereka berjumlah empat orang, bertubuh kekar dan sangar memakai pakaian serba hitam. Aku merasakan detak jantungku mulai meninggi melihat apa yang terjadi di hadapan kami.Mereka pun berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri mobil kami dan berteriak-teriak menyuruh untuk kami keluar. Papa dan Mama begitu shock begitupun aku dan Indah. Kami tidak tahu harus berbuat apa."Buka, cepat buka!". Salah satu dari mereka menggedor dan berusaha membuka paksa pintu mobil kami."Buka, kalau tidak, jangan salahkan kami bila kalian terluka". Mereka bahkan mencoba untuk memecahkan kaca apabila kami tidak membukakan pintu.Buka, cepat buka!". Sekali lagi mereka memaksa kami."Baik, kami akan buka". Papa mematuhi mereka karena takut mereka akan melukai kami."Jangan, pa. Jangan dibuka!". Aku berteriak ketika papa membuka pintu samping kanann
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status