All Chapters of JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA : Chapter 11 - Chapter 20
41 Chapters
Hot Night
"Aku akan ...." Erlan menaikkan nada bicaranya, namun kemudian kembali menarik nafas dalam-dalam dan menatap pada wanita yang ada di depannya."Aku akan tinggal di sini bersamamu," ucap Erlan melemah. Dahi Melody berkerut, pria itu mau tinggal di sini bersamanya. Di rumah yang fasilitasnya tidak seperti rumah Erlan, mana betah pria itu nantinya. Melody sangat yakin, bahkan pria itu tidak akan tahan sehari di tempat ini. "Oke, jika kamu bisa bertahan di sini selama satu minggu, maka aku akan ikut pulang denganmu. Tapi jika belum satu minggu kamu sudah tidak betah, maka aku akan pulang jika mau mau mengikuti keinginanku." Melody memberi tantangan pada suaminya, ingin tahu seberapa besar keinginan pria itu membawa dirinya kembali ke rumahnya. Benar-benar menginginkan atau hanya basa-basi, atau bahkan karena diminta oleh mamanya. "Oke, aku setuju," balas Erlan. Apa susahnya tinggal di rumah mertua dalam kurun waktu satu minggu, dia pernah melakukannya di rumah Liliana dulu saat penga
Read more
Kulit yang Memerah
JERAT CINTA 12"Apa yang sedang kamu perbuat dengan tangan di atas perutku?" Lagi, Erlan mengulang pertanyaannya karena Melody masih membisu dan tangannya juga tidak kunjung dipindahkan dari atas perut Erlan. "Kamu yang kenapa? Ngapain tidur telanjang seperti itu," sungut Melody. Wanita itu langsung bangun dari tidurnya dan duduk bersila di atas ranjang. "Gerah, kamu pikir aku mau ngapa-ngapain kamu," sahut Erlan.Dia memang bertelan-jang dada karena kegerahan, bukan ingin melakukan sesuatu pada istrinya. "Oh, jadi menurutmu aku tidak menarik? kamu tidak akan tertarik padaku, lalu apa yang terjadi pada malam itu. Kulihat kamu begitu menikmatinya. Harusnya aku foto ekspresimu malam itu!" "Melody, ayolah berhenti bertengkar denganku. Semua yang terjadi memang salahku, aku minta maaf. Mari kita mulai dari awal, kamu bisa berteman dengan anak-anak. Ayo berteman juga denganku." Erlan merendahkan nada bicaranya. Berusaha membujuk istrinya dengan kelembutan. Cara itu dulu sangat ampuh u
Read more
Beri Aku Kesempatan
"Permisi, apa ada orang di rumah!" Teriakan dari luar rumah menyadarkan keduanya. Melody langsung mendorong tubuh Erlan hingga terpental dari hadapannya. Wanita itu kemudian berlalu begitu saja keluar kamar, ingin melihat siapa yang datang. Erlan langsung memakai kembali bajunya dan pergi menyusul istrinya.Di depan rumah terlihat dua orang yang memakai seragam sebuah perusahaan. "Maaf, apa ini rumah Bu Melody. Kami diminta untuk memasang AC di sini oleh Pak Aldo." Seorang pria dengan rambut ikal berbicara pada Melody. Wanita itu langsung menatap pada suaminya yang sudah berada di sampingnya. "Aku yang minta tadi pagi," ucap Erlan, seakan jawaban dari tatapan mata istrinya. "Mau dipasang di mana, Mas?""Di kamar kamu, lah. Di mana lagi?""Kamu yakin?""Yakin." Melody hanya bisa menggeleng kepala melihat kelakuan suaminya. Tanpa bertanya dulu main pasang alat elektronik baru, dia pikir semua akan semudah di rumahnya yang mewah itu. Erlan langsung memberitahu pada dua orang itu
Read more
Pergi Bersama
"Bapak harus keluar kota besok," ucap Aldo sambil menyerahkan map berisi berkas yang harus ditandatangani oleh Erlan."Keluar kota untuk apa?" tanya Erlan"Bapak lupa lusa ada acara pembukaan cabang baru Bank Diamond," jawab Aldo "Oh ya aku lupa."Erlan langsung memikirkan ide untuk mengajak serta istrinya pergi ke acara tersebut, selain mereka bisa jalan-jalan mereka juga bisa pergi dari rumah itu. Erlan merasa membebani mertuanya dengan melakukan hal-hal yang ingin dia lakukan. Di hari pertama sudah masuk angin, lalu memasang pendingin ruangan yang membuat listrik mereka rusak, meskipun pada akhirnya dia bertanggungjawab juga dengan menambah daya yang segera dilakukan keesokan harinya. "Hotel sudah dipesan?" tanya Erlan pada Aldo. "Sudah, Pak,""Request twin bed," perintah Erlan. "Hah?" Nampaknya Aldo bingung dengan permintaan atasannya. Jika memang atasannya ini hendak pergi dengan istrinya, kenapa harus memesan kamar dengan tempat tidur ganda. "Memangnya tidak jelas perminta
Read more
Pertama Kali Mendampingi Suami
Melody keluar dari kamar mandi kemudian berniat untuk membongkar kopernya. Meskipun hanya dua malam berada di tempat ini , dia tetap harus membuka koper dan menyimpan baju-bajunya di lemari agar terlihat rapi."Nggak usah dibongkar," cegah Erlan"Kenapa? tanya Melody dengan keheranan. Apa iya Erlan berpikir untuk tidak perlu membongkar koper karena hanya dua malam saja di tempat ini."Lebih baik kita keliling kota ini dulu," ajak Erlan. "Memangnya kamu nggak capek, Mas? malah mau jalan-jalan bukannya istirahat.""Ya sudah, istirahat kalau gitu.""Kamu istirahat, aku bongkar koper," balas Melody."Nggak usah dibongkar, Melody." Erlan kukuh melarang istrinya membongkar isi koper.Melody makin tidak mengerti dengan jalan pikiran suaminya. Apa benar-benar mereka akan membiarkan baju mereka ada dalam koper selama menginap di hotel ini. "Kenapa tidak boleh sih, Mas. Kan lebih rapi dan gampang jika di simpan di lemari. Terutama baju-baju milikmu yang berada di bagian paling bawah.""Benta
Read more
Dimana Letak Salahnya?
"Kenapa orang semuda dirinya sudah menempati posisi penting di sini?" tanya Erlan pada lawan bicaranya.Erlan melihat pria yang bersama Melody sedang asyik berbicara. Pria itu tampak begitu senang berada di dekat istrinya hingga tawanya terlihat lebar saat Erlan kebetulan menatap ke arah mereka.Melody memang wanita yang mudah bergaul dengan siapa saja. Semua orang sepertinya nyaman berada di sekitarnya, tak terkecuali kedua Putri Erlan juga bisa cepat bergaul dengannya."Oh Pak Ethan, papanya adalah pemegang saham mayoritas di cabang ini, Pak. Papanya sedang menjalankan bisnisnya di luar negeri jadi beliau yang mewakili Pak Endrew di sini," terang pria yang menjadi lawan bicara Erlan. "Oh." Hanya balasan singkat yang keluar dari mulut Erlan.Dia tak berminat membahas pria itu, hanya saja Erlan merasa tidak suka pria itu berada di dekatnya Melody dan terlihat menikmatinya. Erlan langsung pura-pura terlihat sibuk saat pria itu berjalan ke arahnya, dengan Melody tampak ingin mencegahn
Read more
Keberanian
Melody kesal luar biasa, dia ingin agar suaminya mengerti dengan keinginannya. Wanita itu perlu dimanja bukan diabaikan. Dia ingin mendapatkan perhatian seperti wanita-wanita yang dia lihat di dalam drama kesukaannya. Dia ingin disayang dan diperhatikan apa lagi mereka baru menikah. Dia membayangkan pernikahan yang bahagia, Melody mau mengikuti Erlan ke kota ini karena pria itu mengatakan akan berubah dan berusaha menjadi suami yang baik baginya. Lalu apa sekarang, masih saja sibuk bekerja dan tidak mengerti keinginannya. Berharap pada manusia memang selalu membuat terluka."Mel, kok malah nangis?" tanya Erlan kebingungan. Pria itu merasa tidak ada hal yang patut ditangisi sejak tadi. "Namaku bukan Mel," sentak Melody sambil terisak."Iya, Melody. Kenapa menangis?" Erlan hampir tertawa dengan reaksi istrinya. Dalam keadaan menangis masih sempat protes dengan panggilan. "Pikir saja sendiri," seru Melody. Erlan menghela nafas berat. Wanita, dia pikir laki-laki itu cenayang yang bis
Read more
Cemburu
Erlan mengusap pipinya yang baru saja dikecup oleh Melody. Pria itu menatap gemas pada sosok mungil yang semakin menjauh dari pandangannya. "Apa aku harus melakukan sesuatu padanya, misalnya memberikan kejutan, kira-kira apa yang membuat senang gadis-gadis muda jaman sekarang?" gumam Erlan. Perlahan, pria itu kembali menjalankan kendaraan roda empatnya sambil terus berpikir bagaimana bisa menyenangkan istri kecilnya. Erlan terus berpikir sampai tak terasa sudah tiba di kantornya."Hal apa yang sedang digemari oleh wanita muda akhir-akhir ini?" tanya Erlan pada Aldo. Saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja Erlan."Memangnya Bapak sedang membuat konsep apa? Perasaan perusahaan kita tidak ada yang bergerak dalam bidang yang berhubungan dengan pada remaja." Aldo malah balik bertanya dan berargumentasi. "Memangnya universitas itu tidak ada hubungannya dengan remaja?" "Iya tapi ....""Cari tahu saja, apa susahnya sih," potong Erlan cepat. "Baik, Pak."Anak buah memang harus men
Read more
Mana yang Benar?
Satu jam sebelum perlombaan "Ayolah, Mas. Masa aku gak bisa ikutan lomba karena bukan karyawan di sini," rengek Melody. Di sudah begitu antusias untuk mengikuti keseruan yang terjadi di kantor ini tapi saat datang samua perlombaan sudah ada pesertanya. Kerena perlombaan dilakukan antar divisi, maka setiap orang mewakili satu perlombaan. "Itu salah satu alasan, tapi juga ada alasan lain. Semua lomba sudah ada pesertanya," terang Erlan. "Ini gara-gara kamu nyetir kelamaan, pakai satu tangan." Melody membahasa bagaimana mereka berkendara menuju ke kantor tadi. "Kamu tidak suka?" tanya Erlan.Melody diam tak menjawab, tak mungkin dia bilang tidak suka karena dia juga menikmatinya. Selama perjalanan, rongga dadanya terasa mengembang karena rasa bahagia memenuhinya. "Pokoknya aku mau ikut. Bilang saja aku sekertaris pribadimu. Itu Pak Aldo bisa ikutan karena asisten pribadimu." Melody masih berusaha membujuk suaminya. "Kamu mau hadiah apa, yang mana? Ayo kita beli sekarang," ajak Er
Read more
Wanita Bernama Ariana
"Apa ini sakit?" tanya Melody sambil mengusap kulit yang memerah itu, bisa dipastikan nanti bakalan berubah warna menjadi kebiruan. "Duduklah di atas sini, jangan di bawah begitu," perintah Erlan. Dia tidak ingin istrinya duduk di lantai meskipun sedang mengkhawatirkannya. "Ternyata aku bukan hanya istri yang tidak elegan tapi juga bar-bar," ucap Melody sambil terisak. Kali ini menangisi perbuatannya. "Saya juga salah, jangan menangis lagi dan sekarang duduklah di sini." Erlan menepuk bidang kosong yang berada di sisinya. Melody bangkit dari duduknya dan duduk di sisi Erlan. "Sekarang kita samakan persepsi," ucap Erlan sambil mengengam tangan Melody, untuk sesaat dia melupakan kakinya yang masih berdenyut nyeri. Kali ini wanita itu tak menolak saat tangannya digenggam oleh Erlan, kemarahannya sudah berubah jadi rasa khawatir."Maksudnya?" tanya Melody tidak mengerti. "Apa makna jangan menyentuh menurutmu?" Melody menatap Erlan, masih tidak mengerti arah pembicaraan suaminya. "
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status