Semua Bab JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN: Bab 21 - Bab 30
137 Bab
21. Dukun KW
“Ada perlu apa?”“A-anu, Ki. Saya mau minta tolong.”“Ya sudah pasti minta tolong, kalau minta uang kamu salah orang, saya bukan sultan!” sahut Danu.“Eh. I-iya, Ki.”Dewo merasa dukunnya sengaja bercanda agar suasana tidak mencekam. Bukan apa-apa, tadi di pintu masuk desa, Dewo sudah disambut oleh hantu permen Sugus yang bergelantungan seperti belatung daun pisang.Di sisi kiri, ada lincak lebih besar dengan karpet merah dan segala macam pernak-pernik perdukunan. Seperti nampan berisi kembang setaman dan gerabah anglo khusus untuk membakar kemenyan. Namun, kenapa mereka tidak langsung duduk di sana saja?Melihat lelaki di hadapan yang sempat melirik area eksklusif bapaknya untuk bekerja, Danu berdehem. “Kita ngobrol dulu. Saya perlu tahu apa maksud dan tujuan kamu datang ke mari.”Dewo mengangguk. Yakin dan percaya, bahwa pria muda di hadapannya adalah dukun sakti yang dimaksud Joni. Buktinya, dia bisa tahu isi kepalanya. Begitu pikir Dewo.“Begini, Ki. S-saya ingin mantan istri saya
Baca selengkapnya
22. Sebuah Dosa
“Yank? Ayok!” Arsyil yang sudah berjalan lebih dulu kembali menghentikan langkahnya untuk memanggil sang kekasih.Amira masih tertegun di tempat dengan pandangan lurus ke depan. Arsyil pun menghampiri.“Ayok! Itu Gala udah nungguin.”Amira menatap Arsyil. “Itu yang jaga gerai gula kapas Dewo bukan?”“Dewo?” Kening Arsyil berkerut dan langsung menatap karyawan gerai yang sedang melayani dua anak. Gala dan satu anak lagi bersama orang tuanya.“Dewo siapa, Yank?”“Dewo ... bapaknya Gala,” jawab Amira lirih, malas sebenarnya mau menyebut nama dan gelar itu.“Emang kerjaannya penjual gula kapas?”“Bukan, sih. Tapi, sekilas mirip mas-mas itu.”Arsyil tak menjawab dan langsung menarik lembut tangan sang kekasih. Ada rasa cemburu yang mulai mengusik hatinya. Walau mantan is mantan, tetapi ada yang menyebut mantan adalah alumni hati yang suatu saat pasti bakal reuni. Belum lagi kalau sampai tertawan pesona mantan, seperti salah satu novel online yang ditulis seorang author yang belum bisa move
Baca selengkapnya
23. Gelisah
Senyum Amira mengembang sempurna mendengar kalimat dari bibir pacarnya. Jujur, Dewo bukanlah lelaki yang manis seperti Arsyil. Entah apa dulu yang membuat Amira menjatuhkan hati dan mau dinikahi Dewo. Perkenalan yang singkat dan rasa kagum itu muncul ketika Dewo rajin salat berjamaah ke masjid. Dewo juga selalu melindungi dan mengayomi adik-adik di panti asuhan tempat dia dibesarkan. “Syil,” “Iya, Sayang?” “Apa kamu yakin hubungan ini akan bertahan?” Kening Arsyil berkerut. “Maksud kamu?” “Kamu masih sangat muda. Kenapa harus mengejar cinta seorang janda?” “Kamu enggak yakin sama keseriusan aku?” Amira menggeleng. “Bukan. Bukan aku enggak yakin sama keseriusan kamu, tapi ... aku ragu kalau keluarga besarmu akan merestui hubungan kita ini.” 
Baca selengkapnya
24. Mendadak Pusing
“Itu hanya keperluan konten saja, kan?” tebak Bu Rima. “Assalamualaikum ....” Suara salam dari luar membuat dua wanita berbeda usia itu sama-sama menoleh dan menjawab salam. “Loh, Ibu sudah sampai?” Beni langsung mengambil tangan muara kasihnya dan menciumnya penuh takzim. Tak lupa pula mencium kening dan kedua pipi cinta pertamanya itu. Dengan sayang Bu Rima memeluk putranya. “Kamu sehat, Nak?” “Alhamdulillah, Bu. Sehat, bahagia, dan selalu tampan pastinya,” jawab Beni dengan riang. “Syukurlah ....” Bu Zahra tersenyum melihat keakraban ibu dan anak itu. “Ayah mau Bunda buatin minum juga?” tawar Zahra kepada suaminya. “Boleh, Bun. Samain aja kayak punya Ibu, ya.” “Oke, Yah.&rd
Baca selengkapnya
25. Perjodohan?
“Wah ... ponakan Om udah pulang,” sambut Abib kepada Gala. “Gimana liburannya? Seneng?” Gala hanya mengangguk dan langsung digendong oleh Abib. Keduanya duduk di sofa ruang tamu. “Seneng, dong. Papa Cil temenin Adek main,” jawab Gala melaporkan kepada sang Om. Abib mengulas senyum. Sahabatnya itu sudah mulai mencuri perhatian keponakan yang sangat Abib lindungi selama ini. “Oh, ya?” Gala mengangguk-angguk lucu. Amira hanya memerhatikan adik dan anaknya itu dengan senyum simpul. Walau capek ke sana ke mari seperti bola bekel demi senyum sang buah hati, nyatanya kebahagiaan Gala selalu menjadi peluruh semua rasa capeknya. “Tadi di sana ketemu siapa aja? Ada orang yang Gala kenal, nggak?” Abib terus bertanya, agar anak itu antusias bercerita dan mengolah kata. “Ada. Adek ketem
Baca selengkapnya
26. Debat
Arsyil segera meneguk minumannya, sebab isi piring yang lengkap dan lumayan banyak itu sudah beralih ke dalam perut. Sementara ayah dan bundanya masih terus menghabiskan makanannya, dan sang oma yang masih terlihat santai serta menunggu jawaban dari sang cucu. “Gimana, Sayang?” ulang Bu Rima. “Oma ... Arsyil udah gede. Udah bisa bedain mana yang baik dan mana yang enggak. Arsyil bisa, kok, memilah dan memilih wanita mana yang menurut Arsyil pantas,” jawab sang cucu dengan lembut. “Iya, Oma tahu. Cucu Oma pasti pintar. Tapi, enggak ada salahnya juga, kan, kalau kamu coba mengenal wanita dari perjodohan. Siapa tahu cocok.” “Kalau enggak cocok?” “Ya nanti Oma kenalkan sama gadis yang lain.” Arsyil menatap bunda dan ayahnya secara bergantian. Berharap kedua orang tuanya itu sedikit memberi pendapatnya so
Baca selengkapnya
27. Debat Part Two
"Kenapa kamu memilih janda ketimbang gadis, Arsyil?” tanya Bu Rima, menatap cucunya tak percaya. “Apa unggulnya dia daripada gadis-gadis yang banyak menggilaimu?” “Oma ... ini hidup Arsyil.” “Oma tahu! Oma tahu ini hidup kamu. Makanya Oma ingin yang terbaik buat kamu, cucu kesayangan Oma.” “Apa janda bukan orang baik?” sela Arsyil. “Bagaimana dengan gadis-gadis SMA yang lebih memilih menjadi simpanan om-om? Bagaimana juga dengan wanita perebut suami orang? Bahkan banyak teman kuliah Arsyil yang–“ “Cukup, Arsyil!” potong Bu Rima. Dada wanita itu naik turun. Bayangan tentang seorang jalang yang telah membuatnya menjadi janda terlintas kembali dalam angan. Bu Rima merasa terpukul, terhina, dan merasa direndahkan harga dirinya sebagai seorang wanita saat suaminya menjandakan dia demi seorang janda. Ci
Baca selengkapnya
28. Disidang Lagi
Di sinilah Amira dan Arsyil saat ini. Di depan wanita dengan gelar nenek, tetapi masih terlihat segar dan terawat. Ya, tentu saja. Beni selalu memberikan uang bulanan untuk ibunya itu. Bu Rima menggunakan uang itu dengan sebaik-baiknya, termasuk untuk merawat dirinya. Ia tak mau anaknya yang seorang pengusaha rumah mebel dengan beberapa cabang itu akan malu jika ibunya terlihat kucel. Apalagi semenjak nama sang cucu berseliweran di dunia maya, nama Bu Rima sebagai nenek dari sang Youtuber tampan bak aktor Korea itu semakin gemilang. Bu Rima meneliti penampilan Amira dari wajah, tubuh, hingga pakaian yang dikenakannya. Tak begitu buruk, pikirnya. Kulit putih dengan wajah ayu khas wanita Indonesia, tubuh mungil dengan rambut lurus yang diberi jepit mutiara khas remaja di sebelah kiri, serta dress warna navy motif bunga-bunga kecil dipadukan dengan cardigan rajut warna putih, terakhir sepatu hak rendah yang sangat manis di kakinya. 
Baca selengkapnya
29. Pesona Abib
“Oke, jadi semua udah deal ya?” "Deal!" Abib menjabat tangan Nasya, teman kuliah plus customer yang akan menyewa Manggala Cafe Sabtu depan untuk acara ulang tahun. “Gue bayar lunas kapan, nih, Bib?” “Terserah lu aja, Sya. Tapi, kalau bisa sebelum acara, semua udah clear biar sama-sama enak.” 
Baca selengkapnya
30. Dipandang Sebelah Mata
“Gila, sih, si Arsyil. Siwer mata dia kalau beneran nikahin itu jendes.” “Dia kaya kali, ya, makanya Arsyil pepet?” “Arsyil udah kaya keles. Lu tahu, kan, usaha bokapnya dia lumayan juga.” “Atau jangan-jangan ... Arsyil udah diservice sama itu janda? Biasanya, kan, brondong kegoda sama tante-tante kalau udah disus*in.” Tawa tertahan dan bisik-bisik itu riuh rendah terdengar di antara alunan musik yang mengalun dari Manggala Cafe. Sejujurnya bukan Amira tak mendengar, tetapi ia berusaha abai. Apalagi para tamu undangan yang memadati area kafenya bisa dibilang pelanggan. Ya, pelanggan, sebab mereka adalah tamu-tamu yang sengaja diundang oleh penyewa kafenya malam ini. Amira sadar, akan banyak pencuri kebahagiaan saat ia memutuskan untuk menerima cinta seorang bocah tampan dan cukup dibilang mapan itu. Selain para fans Arsyil, nenek pr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status