Semua Bab Istri Kecil CEO Dingin: Bab 41 - Bab 50
121 Bab
Bab 41. IKCD.
"Lepaskan!" sentak Galang. "Menurut lah, Tuan. Sebelum kami berbuat kasar!" sentak salah satu pria berbaju hitam itu. "Sebenarnya kami mau di bawa ke mana, Tuan?" tanya Tata ikut memberontak. Ketiga mahasiswa itu tertangkap basah ketika sedang mengawasi vila mewah Bastian. Mereka seperti luka bahwa vila mewah itu tentu memiliki sistem keamanan yang tidak bisa di masuki oleh sembarangan orang. Bahkan memasuki area hutan menuju vila saja penuh lika-liku dan teka-teki yang harus di pecahkan. Bastian tentu tidak lengah. Apalagi begitu musuh yang berusaha menjatuhkan dirinya. Pernikahannya dengan Bee juga sudah tersebar di mana-mana. Dia tidak mau ambil resiko ketika para musuh menjadikan istrinya itu sebagian sasaran dan alat balas dendam. "Jangan pegang-pegang, Paman!" ketus Chaca. "Diam, Nona!" Mereka bertiga di bawa ke dalam ruang bawah tanah yang ada di vila tersebut. Ruangan yang memiliki banyak rahasia dan sering dijadikan tempat untuk Bastian melakukan segala kejahatan jika
Baca selengkapnya
Bab 42. IKCD.
Tata dan Chaca mengikuti langkah kaki Julio. Kedua gadis itu saling bergandeng tangan karena ketakutan. Bisa saja Bastian memutilasi tubuh kecil mereka karena sudah berniat membawa Bee keluar dari vila ini. "Ta, kira-kira kau ingin mati dengan cara apa?" bisik Chaca. "Aku belum mau mati, Cha. Rugi, belum merasakan malam pertama seperti Bee," celetuk Tata. "Dih, kau memikirkan menikah terus! Ingat kau itu masih mahasiswa semester satu. Perjalanan kuliahmu masih panjang," ucap Chaca ketus. "Lah, kenapa Bee bisa menikah saat masih kuliah? Kalau begitu tentu aku juga bisa," ketus Tata. "Bee itu di paksa menikah bukan karena dia sudah mau menikah," ucap Chaca penuh penekanan. "Silakan masuk, Nona!" ucap Julio mempersilakan. Keduanya masuk dan menuju meja makan. "Tata, Chaca," panggil Bee. "Bee." Kedua gadis itu tersenyum sumringah melihat sahabatnya. "Chaca, Tata." Bee hendak berlari dan memeluk kedua sahabat somplaknya tersebut. "Eh mau ke mana?" Bastian langsung menarik baju
Baca selengkapnya
Bab 43. IKCD.
"Tuan Suami." Bee masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Lelaki itu tengah sibuk dengan tumpukan berkas di tangannya. "Ada apa?" ketus Bastian. Bee duduk di kursi depan meja Bastian lalu tersenyum simpul tanpa dosa. Bastian menatap wanita itu curiga. Kalau sudah begini, pasti ada yang di inginkan oleh wanita tersebut darinya. "Kenapa?" Keningnya mengerut. "Malam ini aku tidur sama Tata dan Chaca ya. Besok mau jalan sama mereka," pinta Bee tak lupa dia mengeluarkan jurus andalan puppy eyes nya sehingga membuat Bastian selalu terpesona. "Ck, tidak boleh. Aku tidur dengan siapa?" tolak Bastian keras. Pokoknya dia tidak bisa jauh dari istri kecilnya itu. Setiap detik rasanya ingin bersama dengan Bee, apakah sang istri sedang menggandung. "Aku akan lakukan apa saja agar kau mau mengizinkan aku. Bila perlu guling-guling di atas kasur aku mau." Bee mengedipkan matanya jahil menggoda lelaki tersebut. Bastian tersenyum devil lalu melipat kedua tangan di dada. "Sini, duduk di pangkuanku!
Baca selengkapnya
Bab 44. IKCD.
"Argh!" Bram meringgis ketika membuka mata. Kepalanya masih terasa berdenyut sakit. Lelaki itu duduk dan mengumpulkan nyawanya yang terasa melayang karena alkohol yang dia minum semalam. "Aku di mana?" lirih lelaki itu sembari memegang kepalanya yang masih berdenyut. Dia menyimak selimut yang menutupi tubuhnya. Dia hempaskan napas kasar ketika melihat pakaian yang masih utuh membungkus tubuh. "Ini bukan kamarku," ucapnya lagi menyapu setiap benda yang ada di dalam kamar tersebut dengan pandangan matanya. Tidak lama kemudian pintu terbuka. Terlihat Herwin masuk ke dalam kamar. "Selamat pagi, Tuan," sapa Herwin."Aku di mana, Win?" tanya Bram. "Anda masih berada di club Tuan Lukas, Tuan," jawab Herwin. "Ini pakaian ganti Anda." Lelaki itu meletakkan paper bag di atas ranjang."Terima kasih, Win." Herwin hampir tersendak ketika mendengar sang tuan mengucapkan kata terima kasih padanya. Selama bekerja dengan Bram baru kali Ini pria itu mengucapkan kata terima kasih. "Apa Anda ing
Baca selengkapnya
Bab 45. IKCD.
"Herwin berhenti!" perintah Bram. "Iya, Tuan." Herwin menepikan mobilnya. Bram memincingkan matanya menatap para gadis yang turun dari mobil tersebut. "Apakah itu Bee?" tanya Bram. Herwin ikut melihat kearah pandang Bram lalu mengangguk. "Iya, Tuan. Itu Nona Bee," jawab Herwin. "Apa yang dia lakukan? Bukankah Kak Bastian tidak mengizinkan istrinya keluar?" gumam Bram yang masih di dengar oleh Herwin. "Itu ada Nyonya Besar juga, Tuan," laptop Herwin. "Mommy?" Kening Bram semakin mengerut heran. Tumben ibunya tersebut mau bergabung dengan orang lain. "Benar, Tuan. Itu Nyonya Besar," jelas Herwin. "Herwin, kirim pengawal untuk mengawasi mereka!" titah Bram. "Baik, Tuan." Herwin segera meronggoh jasnya lalu menghubungi para anak buah untuk melindungi Bee. Entah kenapa sejak tahu Bee menggandung anak kakaknya, Bram seolah ingin memberikan perhatian lebih. Tidak ada maksud apa-apa selain ingin melindungi Bee dan calon keponakannya. "Jalan, Win!" Bram tahu bahwa Bastian bukan t
Baca selengkapnya
Bab 46. IKCD.
"Eh, maaf, maaf, Nyonya," ucap Bee. "Tidak apa_"Seketika tatapan mereka berdua bertemu. Wanita paruh baya itu menatap Bee dengan lewat. Kenapa rasanya tatapan mata Bee begitu teduh dan hangat di hatinya?"Nyonya, Anda baik-baik saja?" Bee melambaikan tangan kearah mata wanita tersebut. "Belva," ucap wanita tersebut dengan mata berkaca-kaca. "Belva?" ulang Bee dengan kening mengerut. "Heh, Nyonya, saya Bianca Emmanuela Santoso. Biasa di panggil Bee." Wanita hamil itu mengulurkan tangan ke arah wanita paruh baya di depannya. Dia menatap uluran tangan Bee dengan mata berkaca-kaca. Kenapa nyaman dan hangat ketika menatap wajah dan mata Bee? Dia seperti melihat dirinya dalam versi remaja. "Nama Nyonya siapa?" tanya Bee yang heran melihat wanita ini malah menatapnya lekat. "Milly," jawab wanita paruh baya tersebut. "Bee panggil Bibi Milly saja ya?" ucap Bee. "Panggil Mommy," ucap Milly spontan tanpa dia memikirkan apa sebenarnya yang terucap. "Mom." Kenzo dan Thia berlari ke arah
Baca selengkapnya
Bab 47. IKCD.
Bee turun dari mobil dengan wajah di tekuk kesal. Baru saja dia menikmati kebebasan menikmati dunia luar sudah harus di suruh oleh suaminya datang ke kantor untuk menemani lelaki itu. "Biar saya yang bawa, Nona," pinta Julio pada paper bag di tangan Bee. "Tidak apa, Kak. Biar aku saja," tolak Bee lembut. "Biarkan saya saja, Nona. Nanti tuan bisa marah kalau Anda bawa barang ini," ucap Julio dengan tatapan memohon. Bisa di bakar hidup-hidup dia oleh Bastian jika membiarkan Bee membawa barang tersebut. "Baiklah." Bee mengalah. Wanita itu berjalan dengan menghentakkan kakinya kesal. Padahal tadi dia sedang berbincang dengan wanita yang kata orang-orang mirip dia. "Siapa Bibi Milly? Kenapa aku merasa hangat dan nyaman saat melihatnya?" gumam Bee sambil masuk ke dalam lift dan diikuti oleh Julio. Wanita itu masih berpikir keras. Apa mungkin ada orang yang mirip di dunia ini tanpa hubungan darah? Milly adalah wanita versi tua Bee. Sedangkan Bee wanita versi muda Bee. Dua orang ini ba
Baca selengkapnya
Bab 48. IKCD.
"Argh, brengsek!" pekik Alena melempar semua barang yang ada di depannya. "Awas saja kau, Bee. Aku tidak akan membiarkanmu bahagia bersama Bastian. Aku akan hancurkan kalian berdua sebagaimana kalian menghancurkanku aku." Wanita itu memukul kaca hingga menancap di buku-buku tangannya dan mengeluarkan darah segar. Namun, sepertinya dia tidak peduli dengan darah tersebut. Baginya, bisa meluapkan dan melampiaskan rasa sakit lewat pukulan ini sudah membuat hatinya lega. Anggap saja cermin ini adalah wajah Bee yang ingin dia hancurkan. "Alena!" Segera wanita itu menoleh. Seketika dia mematung melihat siapa yang ada di depannya. "Mommy?" lirih Alena. Ella berjalan ke arah putri sulungnya tersebut. Sudah lebih dari sepuluh tahun mereka tidak bertemu. Tentunya ada rasa rindu yang mengembang di dalam dada. Perasaan tersebut benar-benar dia tahan. "Mom." "Alena." Berhari-hari Ella mencari keberadaan putrinya tersebut sejak dia datang ke Indonesia. Entah bagaimana dia bisa sampai di sini
Baca selengkapnya
Bab 49. IKCD.
Bastian dan Bee turun dari mobil. Wajah Bastian masih saja di tekuk kesal. Bagaimana tidak? Dirinya harus di ajak makan di tempat yang benar-benar menjijikan. Kening Bee mengerut ketika melihat suasana warteg yang sepi dan bahkan tak ada satu pengunjung pun. Biasanya juga kalau jam makan siang di sini sangat ramai. Lalu kenapa hari sepi sekali? "Kak, apakah warteg ini tutup?" tanya Bee. "Tidak, Nona. Itu buka!" tunjuk Julio. Jelas sepi, karena Bastian sudah memerintahkan Julio agar menyewa tempat tersebut. Mana mau Bastian di lihat oleh banyak orang? Wajahnya privasi dan tentu tidak semua orang bisa melihatnya."Kalau sepi begini mana seru!" Bee mendesah pelan. "Lebih enak sepi," jawab Bastian merangkul bahu istrinya. Dia pria yang menyukai kesunyian dan kadang bising dan merasa terganggu dengan suasana ramai. "Ayo!" ajak Bastian. "Tidak mau," tolak Bee menepis tangan suaminya. "Lah, kenapa lagi?" Bastian mengusap wajahnya frustasi. "Aku mau warteg yang ramai. Bukan sepi sepe
Baca selengkapnya
Bab 50. IKCD.
Bastian menatap Istri kecilnya yang sudah terlelap nyaman di samping lelaki tersebut. Dia sandarkan kepala Bee di bahunya dan tersenyum geli mendengar dengkuran halus yang terdengar dari mulut wanita tersebut. "Julio, kita cari hotel!" titah Bastian. "Baik, Tuan Muda," sahut Julio seraya menyetir. "Bawa mobilnya pelan-pelan, Julio! Kau seperti sengaja ingin menganggu istirahat istri dan anakku," protes Bastian. Julio menelan saliva dan mengangguk pelan pelan. Padahal jalan mobil itu sudah sangat pelan tetapi Bastian minta lebih pelan lagi. Alhasil mereka kemalaman dan tidak bisa pulang ke vila, apalagi hujan cukup deras. Kasihan melihat istrinya. Bastian mengangkat tubuh kecil Bee di atas pengakuannya. Sementara kaki Bee melingkar di pinggang sang suami. Wanita itu sama sekali tidak sadar, dia tidur seperti anak kecil. Kekenyangan makan dan juga terlalu banyak berdebat dengan pria itu akhirnya sampai membuat Bee terlelap. Bee memeluk leher suaminya semakin erat, pasti dia pikir
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status