Istri Kecil CEO Dingin

Istri Kecil CEO Dingin

Oleh:  FitrianiYuriKwon  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
50 Peringkat
121Bab
24.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menikahi adik dari mantan tunangannya dengan niat balas dendam dan sebagai alat penebus hutang, membuat Bastian menjebak Bee dalam pernikahan kontrak yang dia ciptakan. Pria dingin yang bergelar CEO perusahaan ternama tersebut seolah ingin membuat sang istri menderita. Fakta demi fakta mulai terkuak, saat sebuah kenyataan bahwa mantan tunangan yang dia kira berkhianat ternyata di kurung oleh ayah dan adiknya di sebuah tempat terpencil. Saat Bastian mengetahui hal tersebut hatinya mulai tergoyahkan di saat dia dan Bee sudah mulai saling membuka hati. "Aku baru sadar, Tuan. Selama ini kau tidak mencintaiku. Biarkan aku pergi. Kembalilah bersama Kak Alena." Bianca Emmanuela Santoso. "Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu pergi, kau milikku. Aku memang mencintainya tetapi aku ingin bersama denganmu." Bastian Schweinsteiger. Siapakah yang harus Bastian pilih? Apakah dia akan bertahan dengan istri kecilnya atau kembali pada mantan tunangan yang hilang selama sepuluh tahun?

Lihat lebih banyak
Istri Kecil CEO Dingin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Maesaro Ardi
keren kak, ku masukan daftar bacaan nih langsung ...
2024-01-18 09:42:15
0
user avatar
Muezza
Suka banget ceritanya ...
2024-01-18 01:04:46
0
user avatar
Seccomander
Alurnya cerita bagus Thor.
2024-01-18 00:46:01
0
user avatar
Vanilla_Nilla
Keren banget ceritanya thor, sukses selalu.
2024-01-17 21:06:01
0
user avatar
Ida-Nz
wow makin seru nih ceritanya
2024-01-17 20:49:17
0
user avatar
CEAVEN
Asli seru ceritanya ini..
2024-01-17 20:46:52
0
user avatar
APStory
awalnya coba2, lah kok nagihhh? keren ceritanya
2024-01-17 18:53:35
0
user avatar
Radd
Ishhh beneran seru ini. Lanjutkan ya
2024-01-17 17:47:56
0
user avatar
MAF_0808
bastian bimbang milih siapa?
2024-01-17 16:33:53
0
user avatar
Muthi Mozla
seru ceritanya kak
2024-01-17 16:00:33
0
user avatar
MariaGG
seru ceritanya, rekomended kak.
2024-01-17 15:17:26
0
user avatar
Haifa Dinantee
seru banget Thor...!
2024-01-17 12:22:12
0
user avatar
Lil Seven
bagus banget ceritanya seru
2024-01-17 12:08:35
0
user avatar
Buna Faeyza
bagus ceritanya
2024-01-17 11:55:44
0
user avatar
Zhang Mila
Bianca so gadis nyebelin g sih... jadi penasaran sama ceritanya..
2024-01-17 10:41:51
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
121 Bab
Dipaksa Menikah
Seorang gadis tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin. Gaun mewah nan mahal tersebut membelut tubuh rampingnya dengan tinggi diatas rata-rata orang Indonesia. "Aku tidak mau menikah," ucapnya menangis segugukan sambil mengelap ingus yang keluar dari lobang hidungnya. "Nona, jangan menangis nanti make-up Anda luntur," tegur sang MUA yang masih sibuk menyapu-nyapu wajah gadis itu dengan alat riasnya. "Ck, bagaimana aku tak menangis, Kak? Lelaki itu seenaknya mengajakku menikah. Aku saja tidak tahu siapa dia," sahutnya. "Anda tidak kenal siapa Tuan, Nona?" tanya sang MUA setengah tak percaya. "Tidak tahu dan aku tidak mau tahu," jawabnya ketus dan masih menangis seraya mengelap air mata yang keluar dari pelupuk matanya hingga membuat make-up tersebut luntur. Entah kesialan apa yang menimpa dirinya, baru saja dia menerima amplop kelulusan sebagai salah satu siswa dengan nilai tertinggi. Namun, setiba kejap impian yang dia ukir hancur hanya karena pertemuan tidak sengaja nya
Baca selengkapnya
Hari pertama menikah
Bee bangun pagi sekali. Dia semalam kedinginan karena AC yang dingin dan tidur di atas lantai yang banyak beralaskan selimut tipis. Dia menatap sang suami yang terlelap nyaman di atas ranjang. Masih terngiang di kepalanya saat lelaki itu membentaknya berulang kali. "Dia saja menolakku, apalagi orang tua ku," ujarnya tersenyum kecut. "Sudahlah, sepertinya mulai sekarang aku harus menerima diriku yang menjadi seorang istri dan melupakan cita-citaku untuk kuliah." Gadis cantik itu melipat selimut yang dia pakai dan menyimpannya di atas ranjang sang suami. "Dia benar-benar tampan, tapi sayang tidak punya perasaan." Bee menghela nafas panjang.Gadis itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Bahkan jam tidurnya saja sudah diatur oleh sang suami dan tidak boleh bangun terlambat dari lelaki itu. Bee menatap pantulan dirinya di depan cermin. Air mata gadis tersebut leleh begitu saja ketika mengingat dirinya yang dalam sekejap mata menjadi istri dari pria yang tidak dia kenal.
Baca selengkapnya
Gadis polos
Bee masih menggosok-gosok punggung Bastian dengan jantung berdebar kencang. Sesekali gadis itu menelan salivanya susah payah apalagi mengingat ciuman mereka tadi. "Ck, kenapa kau melamun? Cepat gosok badanku lebih kencang lagi!" perintah Bastian melirik gadis yang berada di belakangnya itu. "B-baik, Tu-an," jawab Bee gugup. Cukup lama gadis tersebut memandikan suaminya. Wajahnya merah merona membayangkan hal-hal lain di kepalanya yang sudah berfantasi duluan. Bastian tersenyum licik, dia menatap gadis itu dari ujung kaki sampai ujung rambut, terlihat sekali jika gadis ini masih muda yang jelas usianya jauh di bawah Bastian. "Ke-ken-apa, T-uan?" tanya Bee gugup ketika melihat tatapan Bastian seperti ingin melahapnya hidup-hidup. "Duduk di pangkuanku!" perintahnya. "Tapi, Tu_"Bastian langsung menatap gadis itu dengan tatapan horor sehingga membuat Bee bergidik ngeri dan mau tak mau harus mengikuti perintah sang suami. Bastian menarik Bee agar gadis itu mendekat dan masuk ke dal
Baca selengkapnya
Menerima takdirnya
"Selamat bekerja, Tuan. Hati-hati di jalan yang di hati jangan jalan-jalan," ucap Bee melambaikan tangannya saat Bastian masuk ke dalam mobil. Lelaki itu tak peduli dengan ucapan istrinya. Dia duduk dengan tenang. Julio menjalankan mobilnya meninggalkan vila mewah tersebut. Gadis itu menghela nafas panjang saat suaminya sudah berangkat bekerja dan dia bisa bebas dari tatapan tajam Bastian. "Huh, seandainya aku tidak menikah, aku pasti sudah masuk kuliah," ucap Bee menghembuskan nafasnya kasar. Bee berjalan masuk ke dalam vila mewah tersebut. Tampak para pelayan berbaris rapi serta membungkuk hormat. "Apa Anda ingin sarapan, Nona? Biar kami siapkan?" tanya kepala pelayan. "Tidak perlu, Bik. Aku belum lapar," jawabnya tersenyum. Gadis itu berjalan masuk ke dalam kamarnya. Dia menelisik kamar sang suami. Kamar ini akan menjadi kisah perjalanan cinta dan rumah tangganya. Entah bagaimana nanti akhir dari pernikahan tanpa cinta ini? Apakah akan berakhir bahagia atau meninggalkan luka
Baca selengkapnya
Menyuapi suami.
"Selamat datang, Tuan Suami," sambut Bee berdiri dengan senyuman dan siap menyambut suaminya yang baru datang itu. Bastian turun dari mobil, sejenak dia melihat istrinya lalu melangkah masuk. "Eh Tuan, tunggu," panggil Bee setengah mengejar lelaki itu. Langkah Bastian terhenti. Pria itu menghela nafas panjang lalu menoleh kearah istri kecilnya. "Ada apa?" tanyanya ketus. "Suami pulang itu tangannya harus di cium." Bee mengambil punggung tangan Bastian dan mengecupnya. Seketika Bastian terdiam membeku ketika benda kenyal dan lembut itu menempel di punggung tangannya. Sentuhan singkat tersebut berhasil membuat tubuhnya panas dingin. "Ck, jangan pegang-pegang," ketus lelaki itu menarik tangannya. "Cih, dasar pelit," cibir Bee. Bastian menatap istri kecilnya dengan tatapan membunuh. Tetapi yang di tatap malah santai tanpa dosa. Sementara para pelayan sudah ketar-ketir termasuk Julio. Bee sangat berani pada suaminya, dia belum tahu saja seperti apa lelaki itu jika mengamuk. Basti
Baca selengkapnya
Terima kasih.
Bee menatap dengan senyum amplop yang diberikan Julio tadi. Rasanya seperti bermimpi jika sang suami memberinya kesempatan untuk melanjutkan kuliah. "Tuan Suami, terima kasih." Tubuh Bastian seketika menegang ketika wanita itu memeluk dirinya. Jujur saja dia terkejut dan seperti kehilangan kesadaran. "Ck, jangan peluk-peluk." Bastian mendorong kening gadis itu menjauh. Bulan karena dia jijik tetapi tidak baik untuk kesehatan jantungnya. "Cih, dasar pelit," cibir Bee kesal. Lalu gadis itu senyam-senyum tdiak jelas saat mengingat ternyata suaminya baik juga. Walau dingin dan kejam tetapi sesungguhnya lelaki ini tak sejahat yang dia pikirkan. "Tuan Suami, sekali lagi terima kasih, ya. Kau sudah mengizinkan aku kuliah. Aku berjanji akan menjadi mahasiswa terbaik dan mendapatkan nilai tertinggi untuk menyenangkan hatimu," ucap Bee dengan senyuman sumringah dan bahagianya. Bastian tak merespon dia masih menyibukkan dirinya dengan berkas di atas mejanya. Tanpa Bes sadari lelaki yang be
Baca selengkapnya
Berangkat bersama.
"Apa kau akan terus berdiam di situ?" sindir Bastian melirik istrinya yang masih bingung. "Eh iya, Tuan." Bee mengekor Bastian. Gadis itu berjalan dengan mulut komat-kamit seperti dukun baca mantra atau lebih tepatnya merapalkan doa. Perjalanan dari vila menuju kota cukup jauh artinya selama itu juga dia akan duduk di samping suaminya. "Hem, bagaimana kalau dia tiba-tiba dia mengamuk? Lalu menerkamku." Gadis itu bergidik ngeri. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana membayangkan sang suami yang kemasukan lalu menerkam dirinya. Keasyikan melamun hingga Bee tak sadar jika suaminya berhenti dan alhasil gadis itu menabrak dada bidang suaminya. "Aduh, ampun deh." Bee mengusap keningnya. "Itu dada apa batu sih, Tuan? Keras sekali." Dia menekan-nekan dada Bastian yang terasa keras. "Ck, jangan pegang-pegang," ketus Bastian menyingkirkan tangan istrinya. "Hehe, maaf, Tuan Suami. Sengaja." Dia cenggesan sambil mengerjabkan matanya berkali-kali. "Berjalan sejajar denganku!" perintah Bas
Baca selengkapnya
Mahasiswi baru
Bee berjalan masuk ke dalam gerbang kampus. Gadis itu celingak-celinguk mencari wajah-wajah di antara ratusan mahasiswa baru tersebut. Siapa tahu ada yang dia kenal atau teman SMA-nya yang juga berkuliah di kampus yang sama. "Bee." Gadis itu menoleh ketika ada yang memanggil namanya. "Aaaaa, Tata, Chaca." Bee berhambur kearah dua gadis yang juga berjalan menghampirinya. "Bee, astaga. Ini benar-benar dirimu? Kami mencarimu kemana-mana?" ujar salah satunya sambil memeluk Bee dengan erat. "Ck, kau ingin membunuhku?" protes Bee melepaskan pelukan kedua sahabatnya. "Malah ingin melemparmu ke laut," sahut Tata ketus. Bee terkekeh. Dia merindukan kedua sahabatnya tersebut. Memang tidak ada yang tahu tentang pernikahannya. Setelah menerima amplop kelulusan dirinya hilang bak di telan bumi. Baru menampilkan wujudnya sekarang. "Bagaimana ceritanya kalian bisa ada di sini?" tanya Bee menatap kedua sahabatnya. "Ceritanya ya kita kuliah di sini," jawab Chaca memutar bola matanya malas me
Baca selengkapnya
Cinta lama.
"Alena," gumam Bastian menghembuskan nafasnya kasar. "Iya, Tuan. Selama ini Nona Alena ternyata sudah kembali ke Indonesia," jelas Julio di bangku belakang kemudi. "Apa dia tahu jika adiknya bersamaku?" tanya Bastian dengan tangan yang mengepal erat. "Tidak, Tuan. Keluarga Nona Muda tidak ada yang tahu jika Nona bersama Anda," sahut Julio. Bastian tak menanggapi lagi. Lelaki itu kembali pada lamunannya. Semua rekaman ingatan di masa lalu seperti membawanya berkelana menjelajahi masa lalu. Rasa sakit, kecewa dan patah hati telah merubah dirinya menjadi pria dingin seratus delapan puluh derajat. "Apa Anda ingin bertemu dengan dia, Tuan?" tanya Julio melirik tuan-nya tersebut. Bastian memejamkan matanya. Tangan yang mengepal kuat pertanda bahwa dia sedang menahan emosi dan amarah. "Apa dia bisa di temui?" "Saya akan atur waktu, Tuan," jawab Julio. "Tetapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi sebelum pertunangan Anda dengan Nona Alena," sambung Julio. "Sesuatu?" ulang Bastian. "M
Baca selengkapnya
Menunggu
"Hufh, aku pulang pakai apa ya? Kenapa Tuan Suami tidak jemput aku?" Bee menghela nafas panjang. Gadis itu duduk di halte dekat kampus sambil menunggu suaminya. Dia bingung harus pulang pakai apa, sedangkan jarak vila dan kota cukup jauh. Bahkan dia tidak memiliki uang sepersen pun. Selama menikah dia tidak meminta uang pada suami kayaknya tersebut. "Apa Tuan Suami tidak akan menjemputku?" Matanya berkaca-kaca. Air mata meleleh di pipinya. Dia seka air mata bercampur cairan asin tersebut.Lama gadis itu duduk seperti orang bodoh di halte bis sambil menunggu kedatangan suaminya. Dia bingung kenapa suaminya belum datang dan menjemputnya.Dari arah pintu gerbang Galang keluar dengan wajah datar dan dingin. Ketika dia hendak masuk ke dalam mobil tak sengaja dia melihat gadis yang tidak lain adalah seniornya tersebut, tampak duduk dengan wajah bingungnya di halte seorang diri. Sementara Bee masih menangis segugukan seperti anak kecil. Cara dia menyeka air matanya juga seperti anak bel
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status