Semua Bab Istri Kecil CEO Dingin: Bab 51 - Bab 60
121 Bab
Bab 51. IKCD.
"Bi, sebaiknya kami pulang ke rumah kami saja," ucap Tata tak enak hati. "Kalau Bee mencari kalian nanti bagaimana?" tanya Santa menatap kedua gadis tersebut. "Hem, itu anu, Bi. Kami sudah akan menghubungi Bee," jawab Tata beralasan. Jantungnya serasa berdebar-debar dekat dengan Santa. Kemarin-kemarin wanita ini hanya bisa dia lihat lewat layar televisi. Tetapi sekarang dia malah bisa menempel dengan wanita tersebut layaknya ibu dan anak. "Kalian yakin?" Santa menatap senyum keduanya. "Iya, Bik." Keduanya mengangguk sopan. "Iya sudah. Kalau begitu biar Bibi antar kalian ya?" tawar Santa. "Eh tidak usah, Bik. Kami sudah pesan taksi," tolak Chaca lembut. Santa tersenyum dan mengangguk seraya memberikan dua paper bag pada Tata dan Chaca. "Ini untuk kalian berdua. Semoga suka ya." Tata dan Chaca mengambil paper bag tersebut dan saling melihat satu sama lain, seolah bingung. "Bibi permisi dulu!" pamit Santa. "Iya, Bik. Hati-hati," ucap Tata dan Chaca secara bersamaan. Keduanya
Baca selengkapnya
Bab 52. IKCD.
"Tuan Eric." Eric menoleh ketika mendengar suara wanita yang begitu dia kenal. Lelaki itu menyimpitkan matanya. Dia menatap Alena dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sudah lebih dari sepuluh tahun mereka tidak bertemu sejak malam panas tersebut. "Apa yang kau lakukan di sini, Alena?" tanya Eric dingin. Wanita ini yang telah menghancurkan kehidupan rumah tangganya. Wanita ini yang telah membuat dia kehilangan segala-galanya. "Tidak perlu dingin begitu, Tuan Eric. Aku yakin kau merindukan aku, 'kan?" Tanpa permisi wanita itu duduk di pangkuan Eric. Tak ada cara lain hanya pria ini yang bisa membuat dia kembali pada Bastian. "Jaga sikapmu, Alena!" hardik Eric hendak mendorong tubuh Alena agar turun dari atasnya. Secepat kilat Alena memeluk leher Eric dengan agresif. "Eric!" Wanita itu memainkan jarinya di dada bidang pria yang dia duduki tersebut. "Apa kau tahu bagaimana nasib anak kita?" ujar Alena seraya melepaskan kancing kemeja atas lelaki itu. Walau Eric sudah berusia dan
Baca selengkapnya
Bab 53. IKCD.
Bee mengeliat di balik selimut tebalnya. Dia membuka mata perlahan lalu duduk di atas ranjang. Wanita itu menoleh ke arah samping. Tidak ada suaminya. Mungkin Bastian sudah berangkat kerja. "Kenapa aku bisa kesiangan?" gumamnya menyimak selimut tebal tersebut. "Pagi."Bee terkejut ketika melihat sang suami masuk ke dalam kamarnya seraya membawa nampan berisi sarapan pagi dan segelas susu segar. Wanita itu mengucek matanya berulang kali untuk memastikan apakah dia salah lihat? Atau sedang bermimpi. Bastian meletakkan nampan di atas nakas. Lalu dia berjongkok dan menatap istrinya yang duduk di bibir ranjang. "Ayo cuci muka dulu, kita sarapan!" ucap Bastian. "Sarapan?" ulang Bee. "Bukan! Tapi makan pagi," ketus Bastian memutar bola matanya malas. Jangan sampai niatnya ingin romantis malah di buat kesal oleh wanita hamil itu. "Ayo." Bastian mengulurkan tangannya. "Tunggu sebentar, Tuan Suami," ucap Aluna. "Mau apa?" Kening Bastian mengerut heran. Bee menempelkan punggung tangann
Baca selengkapnya
Bab 54. IKCD.
"Kak, kenapa pelan sekali jalan mobilnya?" tanya Bee. Bagaimana tidak, mobil tersebut jalannya sangat pelan bahkan seperti tak berjalan. Padahal perjalanan antara vila dan kota cukup jauh. Kalau sepelan ini kapan sampainya? "Sebaiknya kau diam saja jangan banyak protes," sambung Bastian. Kenapa dia tidak suka melihat Bee bicara dengan Julio? "Ck, kalau pelan begini kapan sampainya, Tuan Suami?" gerutu Bee memutar bola matanya malas. "Tidak apa lama. Asal kau dan anak kita selamat," jawab Bastian tersenyum. Dia menarik wanita itu agar bersandar di dadanya. "Ck, apa hubungannya?" tanya Bee tak habis pikir. "Aku sengaja meminta Julio pelan-pelan. Aku takut bayi kita bergetar di dalam sana dan nanti dia bisa sakit," jawab Bastian santai. Bee membulatkan matanya sempurna. Ternyata sang suami yang meminta asistennya tersebut menjalankan mobil dengan pelan. Wanita itu geleng-geleng kepala salut. Sementara Julio sebagai anak buah hanya menurut saja. Walau dalam hati dia pun jengkel de
Baca selengkapnya
Bab 55. IKCD.
"Bagaimana, Dokter? Apa jenis kelamin anakku?" tanya Bastian tak sabar. Sang dokter tersebut tersenyum. Usia kandungan Bee baru memasuki bulan ketiga. Jadi, dia harus jelaskan dengan baik pada Bastian. Kalau tidak, bisa-bisa dia kehilangan pekerjaan. "Maaf, Tuan. Usia kandungan Nona baru memasuki bulan ketiga. Jadi, kita belum bisa melihat jenis kelaminnya. Di usia ke-enam bulan nanti baru bisa di prediksi jenis kelamin bayi Anda," jelas Arumi, dokter yang menangani pemeriksaan kandungan Bee. "Ck, kenapa bisa begitu? Alatnya yang tidak canggih atau dokter memang tidak tahu?" protes Bastian. Dia tak sabar mengetahui jenis kelamin anaknya. Pokoknya Bastian ingin laki-laki dan dia tidak mau perempuan. Bee memutar bola matanya malas. Wanita hamil muda itu menggeleng melihat sikap suaminya yang menurutku di luar batas pemikiran seorang CEO ternama. "Ck, Tuan Suami, apa dulu kau tidak pernah belajar biologi?" tanya Bee setengah menyindir. "Tidak pernah. Aku 'kan belajar ilmu bisnis,"
Baca selengkapnya
Bab 56. IKCD.
"Cie cie yang jatuh cinta pada istri kecilnya," ledek Bee mengedipkan matanya jahil ke arah Bastian. "Hem, jangan terlalu percaya diri." Bastian berusaha payah menyembunyikan perasaannya. Dia tidak mau terlihat bucin di depan istri kecilnya itu. "Percaya diri itu penting, Tuan Suami. Daripada percaya pada orang lain," celetuk Bee. Bee memeluk lengan suaminya dengan manja. Dia mengedipkan matanya jahil. Tak lupa tangannya menarik-narik ujung baju Bastian. Hal itu sukses membuat lelaki itu terpesona dengan wajah imut dan menggemaskan istrinya. Tak bisa dia pungkiri jika wanita ini memiliki daya tarik sendiri. "Terima kasih, Tuan Suami. Aku juga mencintaimu banyak-banyak, sebanyak pasir di lautan dan setinggi langit ke tujuh," ucap Bee tak lupa mengedipkan matanya dengan jahil. Bastian terkekeh. Dia memeluk wanita yang berstatus Istrinya tersebut. "Banyak sekali?" ujar Bastian menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah istrinya. "Makanya itu tidak akan kalah walau di terjang ombak
Baca selengkapnya
Bab 57. IKCD.
"Mom," panggil Kenzo. Milly menoleh ke arah putranya dan tersenyum simpul. Dia sedang memandangi Thia yang bermain bersama para pelayan di taman. Kehadiran gadis kecil itu cukup mampu menutupi luka di hatinya. "Apa kau sudah temukan siapa Bee?" tanyanya. Kenzoe menggeleng. Dia sudah mengerahkan seluruh anak buahnya tetapi tidak ada yang petunjuk yang mengatakan bahwa Bee adalah adiknya yang hilang beberapa belasan tahun lalu. "Belum, Mom. Aku sudah berusaha mencari tahu identitas Bee tetapi sepertinya memang ada orang yang menutup rapat informasi tersebut," jelas Kenzo serasa menghela napasnya panjang. Milly memalingkan wajahnya. Seketika panas menjalar di bagian pipi dan ulu hati. Sekuat apapun dia tahan air mata untuk tidak jatuh. Tetap saja meleleh begitu saja. Dia sangat berharap bahwa Bee adalah anak kandungnya yang hilang bertahun-tahun lalu. Ada ikatan batin yang bisa dia rasakan antara dirinya dan wanita tersebut. Oleh sebab, itu Milly ingin sekali tahu siapa Bee sebenarn
Baca selengkapnya
Bab 58. IKCD.
"Huwek!"Bee berlari ke kamar mandi. Wanita itu memuntahkan semua isi yang ada di dalam perut. Sayangnya yang keluar hanya cairan berwarna kekuningan. "Sayang." Bastian berhambur menyusul istri kecilnya. Lelaki itu tampak panik sambil mengurut tengkuk Bee. "Sayang, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" cecar Bastian. Wajahnya sampai pucat karena terkejut mendengar istrinya yang muntah-muntah. "Perutku seperti di kocok-kocok, Tuan Suami," keluh Bee. Tatapan mata wanita itu tampak sendu. Padahal usia kehamilannya sudah memasuki bulan ketiga tetapi dia masih saja mengalami morning sicknesss. Bastian mengangkat tubuh wanita itu kembali ke ranjang mereka. Segera dia meminta para pelayan membuatkan minuman hangat untuk istri kecilnya. "Sayang, wajahmu pucat sekali!" Bastian mengusap dahi istrinya yang sedikit berkeringat. "Tuan Suami, sakit," renggek Bee. "Kita ke rumah sakit!" Lelaki itu kembali menggendong istrinya keluar dari kamar tanpa peduli jika dirinya yang masih memakai piy
Baca selengkapnya
Bab 59. IKCD.
Bastian turun dari mobil sambil menggendong tubuh kecil istrinya. Tak hanya panik tetapi dia juga menangis. Rasa takut dan cemas akan kehilangan itu kian menjelma menjadi hal-hal yang menakutkan. Dia sudah pernah kehilangan Alena dia masa lalu. Rasa sakitnya sampai sekarang masih ngilu di ulu hati. Walah pada akhirnya dia pertemukan tetapi perasaan sudah tak sama seperti dulu lagi. "Cepat periksa istriku!" teriak Bastian. Para dokter dan perawat yang bertugas di ruang UGD sontak berhambur ke arah Bastian serta menyiapkan semua alat medis untuk memeriksa kondisi Bee. Bastian meletakkan istrinya dengan pelan. Badannya sampai bergetar dengan wajah pucat karena ketakutan. "Sayang, kau harus bertahan. Jangan tinggalkan aku pergi. Aku takut kehilanganmu. Kau segalanya," ucap Bastian mengecup punggung tangan Bee. "Maaf, Tuan. Tolong berikan kami ruang untuk memeriksa keadaan nona," ucap salah satu perawat. "Aku ingin menemani istriku di sini. Apa susahnya tinggal periksa saja?" bantah
Baca selengkapnya
Bab 60. IKCD.
Tata mencari pakaian yang bisa dia pakai. Dia mengambil satu kemeja putih yang tampaknya panjang dan bisa menutupi tubuh polosnya. "Entah, kenapa nasibku jadi begini?" tanyanya pada diri sendiri sambil memasang kemeja panjang itu. Setelah memakai kemeja yang sampai lutut itu. Tata menatap pantulan dirinya di depan cermin. Hatinya terenyuh ketika melihat tanda kemerahan seperti lukisan di leher wanita tersebut. "Aku benar-benar sudah rusak. Tak ku sangka akan kehilangan mahkotaku sebelum menikah. Apa yang harus aku jelaskan pada suamiku nanti? Apa dia akan menerima aku pada adanya?"Tata mengusap air matanya dengan kasar. Ingin rasanya dia berteriak dan marah tetapi pada siapa? Dia juga salah karena tak bisa menjaga diri dengan baik. "Apa aku akan terus duduk di situ?" sindir lelaki tersebut duduk di sofa ruang tamunya. Tata segera menoleh ke arah pria tersebut. Jika bisa, rasanya dia ingin sekali mencakar wajah lelaki itu. Tata berdiri lalu berjalan ke arah pria itu dan duduk di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status