All Chapters of Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya: Chapter 41 - Chapter 50
203 Chapters
Bab 41
Setelah itu Elsa mendongak dan berkata dengan serius, “Aku sudah terbiasa dengan ucapan mereka. Aku rasa kita bukan teman biasa, lebih ke teman dekat, kan?”“Tentu saja!” sahut Josh.Setelah selesai makan, Josh pamit untuk pulang.“Elsa, waktu masih cukup pagi, kita jalan sebentar yuk!” ajak Josh yang memang sudah merencanakannya.“Jalan? Ke mana?” tanya Elsa.“Bar,” sahut Josh.“Bar? Josh, aku nggak suka ke tempat seperti itu,” ujar Elsa sambil menggelengkan kepalanya. Dia juga bingung kenapa Josh mendadak mengajaknya jalan ke bar.“Tenang saja, kita hanya main saja di sana, aku nggak ada maksud yang aneh-aneh. Hari ini aku sudah bantu kamu cari sponsor, kamu hanya perlu setuju dengan permintaanku ini saja,” kata Josh.“Baiklah.”Bagi Elsa, sosok Josh bukan lelaki jahat sehingga dia memutuskan untuk percaya dengan lelaki itu. Setelah berpamitan dengan ibunya, keduanya bergegas keluar dari rumah.***Setengah jam kemudian, mereka tiba di depan Romance bar.“Josh, ki-kita ke sini?”Elsa
Read more
Bab 42
“Yang mengganggu itu kamu! Cepat minta maaf untuk apa yang kamu katakan tadi!” kata Josh dengan dingin.“Minta maaf denganmu? Sepertinya kamu masih nggak tahu apa-apa. Habis kamu!” kata pelayan itu dengan nada mengancam.Jika yang memukulnya saat ini adalah orang kaya, pelayan itu pasti akan terima dan membiarkannya. Akan tetapi dia tidak terima jika dipukul oleh orang miskin.“Kak Lenny, di depan ada yang buat keributan! Ada yang pukul orang!” seru pelayan perempuan itu melalui walkie-talkie.“Josh, bagaimana ini?” bisik Elsa tampak panik dan ketakutan.Elsa tidak menyangka Josh akan langsung memukul orang. Di sini ada banyak sekuriti dan dia khawatir akan terjadi sesuatu.“Jangan khawatir,” ujar Josh menangkan. Dia tersenyum yakin agar perempuan itu tidak perlu panik.Di waktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian minim dan dandanan menor berjalan menghampiri mereka. Dia dalah Lenny! Perempuan itu membawa beberapa sekuriti yang mengikutinya dari belakang.“Siapa yang pukul?! Si
Read more
Bab 43
“Kalau nggak, lalu kenapa kamu masih diam di sana? Cepat bawa aku masuk ke sofa! Ingat! Sofa terbaik!” ujar Josh dengan suara yang tidak keras, tetapi tegas.“Kamu!” Wajah Lenny menggelap marah. Josh sedang meminta dirinya untuk melayani mereka berdua?“Apanya yang kamu?! Kami tamu di sini, layani tamu! Kalau nggak, aku akan laporkan pada bos kamu! Mengerti?!” sentak Josh.Ekspresi Lenny berubah keruh. Dia tahu kalau Josh menghabiskan uang hingga puluhan juta, dia harus melayani pemuda itu dengan sikap yang profesional. Jika tidak, Josh akan komplain dan dia akan disalahkan oleh atasannya.“Aku tanya, kamu mengerti nggak?! Kamu tuli? Jawab aku!” lanjut Josh lagi.“Me-mengerti,” jawab Lenny dengan terpaksa. Dia memaksakan seulas senyum pada pemuda itu.“Kalau mengerti, cepat bawa jalan!”“Baik, baik. Mari ikut saya,” ujar Lenny lagi sambil tersenyum terpaksa dan menganggukkan kepalanya.Setelah keduanya duduk di sofa, Josh berkata sambil mengibaskan tangannya, “Ambil minuman!”Lenny men
Read more
Bab 44
Rencananya sangat sederhana. Jika nanti Josh menolak minuman itu, maka dia bisa menyindir lelaki itu dengan mengatakan Josh tidak mampu membeli minuman itu. Dengan begitu maka harga diri Josh akan lenyap tak tersisa.Namun alangkah lebih baiknya jika Josh tidak menolak. Dia bisa menghabiskan semua uang lelaki itu. Menurut Lenny, uang Josh tidak banyak. Minuman 500 juta ini akan membuat lelaki itu kelabakan.Kemungkinan Josh tidak sanggup membayarnya. Jika sampai hal itu terjadi, dia bisa memberikan pelajaran pada lelaki itu.“Semuanya sudah lengkap, silakan dinikmati.” Lenny memaksakan seulas senyum. Setelah dia hendak pergi dari sana, tiba-tiba suara Josh menghentikan, “Tunggu sebentar, kamu jangan pergi.”“Ada apa? Ada yang bisa dibantu?” tanya Lenny.“Kamu temani minum!” kata Josh sambil melambaikan tangannya.Kening perempuan itu berkerut dan berkata, “Apa katamu? Aku menemani minum? Maaf, aku manajer dan bukan perempuan panggilan. Kalau kamu mau, aku bisa panggilkan.”“Nggak, aku
Read more
Bab 45
“Bisa, bisa! Tentu saja bisa! Tenang saja, saya lakukan sekarang,” ujar Wanto sambil mengangguk.Setelah itu dia bergegas memerintah salah satu pelayan, “Cepat! Panggil Lenny kemari!”“Baik, Pak Wanto,” sahut pelayan tersebut sambil bergegas pergi.Elsa yang ada di samping Josh hanya diam dengan penuh tanda tanya di kepalanya. Dia melihat sikap Wanto yang berubah ketika melihat kartu yang dikeluarkan oleh Josh. Dia tidak tahu tentang Kartu VIP Bisnis Diamond itu, tetapi baginya kartu tersebut hanya kartu ATM yang terlihat menarik saja.“Boleh saya tahu nama Bapak?” tanya Wanto sambil memasang senyum ramah.“Josh Barnett,” jawab Josh.“Josh Barnett?” gumam Wanto. Dia merasa akhir-akhir ini sering mendengar nama tersebut. Namun dia lupa dan tidak bisa mengingatnya. Di waktu yang sama sosok Lenny berjalan ke arah mereka.“Bos!” sapa Lenny sambil tersenyum pada Wanto.Saat ini Lenny terlihat tidak takut. Posisinya sebagai manajer bisa didapatkan dikarenakan dia ada hubungan gelap dengan Wa
Read more
Bab 46
Lenny menunduk dan menuangkan minuman dengan patuh. Di waktu yang sama, Lenny menangkap Kartu VIP Bisnis Diamond yang diletakkan oleh Josh di atas meja.“Kartu VIP Bisnis Diamond!”Mendadak rasa terkejut menghampiri hatinya. Dia tahu bahwa orang yang memiliki kartu tersebut merupakan orang yang luar biasa kaya. Detik itu juga Lenny mengerti kalau Josh bukan orang miskin. Dia menyadari siapa sosok menyeramkan yang sudah dia usik.Ternyata Elsa mendapat kekasih yang begitu kaya? Dia iri dan benci, tetapi Lenny tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana dia mau melawan Elsa jika perempuan itu dibantu oleh kekasih yang begitu kaya raya?Ketika Lenny menuangkan minuman, mendadak Elsa berkata, “Lenny, ternyata jabatan kamu ini kamu dapatkan dengan menukarkannya dengan tubuhmu? Kenapa kamu harus melakukannya? Apakah setimpal?”Dulu setiap Elsa melihat Lenny, dia selalu merasa rendah diri dan tidak bisa dibandingkan dengan perempuan itu. Namun semenjak lima menit yang lalu, dia tidak lagi merasakan
Read more
Bab 47
Setelah masuk ke dalam kantor, Josh langsung jalan ke meja resepsionis.“Pagi, Pak! sapa resepsionis pada Josh.“Juan ada di kantor?” tanya Josh.“Pak, Pak Juan lagi survey di lokasi proyek. Tapi akan kembali sebentar lagi,” jawab resepsionis itu dengan tersenyum lebar.“Kalau begitu saya tunggu dia di sini saja.”Setelah itu dia berjalan ke arah ruang tunggu sambil memainkan ponselnya untuk menghabiskan waktu.Setelah beberapa menit kemudian, seorang lelaki dengan kacamata berbingkai emas juga ikut duduk di hadapan Josh.“Bro, kamu juga melamar di Grup Vagant?” tanya lelaki itu sambil menatap Josh menilai.“Ada apa?” tanya Josh sambil tersenyum.Josh menebak sepertinya pemuda itu datang untuk melamar pekerjaan.“Nggak ada apa-apa. Aku hanya nggak hanya menyangka kalau Grup Vagant akan mempekerjakan orang seperti kamu?” kata lelaki itu dengan sarat akan menyindir.Meski lelaki itu sambil tersenyum, ucapan lelaki itu menyimpan maksud menyindir. Josh tidak marah dan justru bertanya,“Aku
Read more
Bab 48
“Wah! Pak Juan sepertinya datang menghampiriku,” kata pemuda itu yang menyadarinya.Setelah itu dia bergumam dengan antusias, “Jangan-jangan Pak Juan tahu dari resepsionis kalau aku mau melamar pekerjaan makanya sengaja menemuiku? Wah! Sepertinya tebakanku benar!”Di dalam ruangan itu hanya ada pemuda berkacamata emas dan Josh saja. Bagi pemuda itu, Josh hanya seseorang yang datang melamar menjadi sekuriti. Oleh karena itu, Juan pasti datang untuk mencarinya. Mendadak perasaan antusias menghampirinya.Namun beberapa detik kemudian, pemuda itu menyadari kalau Juan langsung menghampiri Josh.“Pak Josh!” sapa Juan yang langsung memberikan salam pada Josh.“Pak Josh!” sapa puluhan karyawan dan petinggi perusahaan yang ada di belakang Juan.“Ba-Bapak?” gagap pemuda itu dengan wajah terkejut. Dia langsung menoleh ke arah Josh sambil meneguk air liurnya susah payah. Setelah itu dengan suara bergetar dia bertanya, “Ap-apakah kamu CEO dari Grup Vagant?”“Benar!” jawab Josh dengan lantang.Bruk!
Read more
Bab 49
Ruang CEO.Josh duduk di kursi kerjanya dengan Juan yang berdiri di hadapan meja kerja lelaki itu.“Pak, yang tadi mau Bapak sampaikan silakan disampaikan saja,” ujar Juan.“Juan, ingat nggak dengan gadis yang kemarin saya bawa ke kantor?  Kamu ke rumah dia dan bantu pengobatan ibunya dengan membawa nama Grup Vagant. Setelah itu kasih uang atas nama kantor,” kata Josh.“Gadis kemarin? Pak, Bapak berencana membantunya? Apakah Bapak menyukai perempuan itu?” tanya Juan sambil tersenyum. Tentu saja dia berpikiran seperti itu karena Juan ingat sekali dengan kejadian kemarin, hari ini dia diminta untuk membantu gadis itu lagi.“Saya hanya merasa dia sangat kasihan dan butuh bantuanku saja,” jelas Josh.“Hehehe, Bapak nggak perlu menjelaskan lagi, saya orang berpengalaman dan sudah pasti bisa merasakannya,” kata Juan sambil tertawa.Ucapan Juan membuat Josh berpikir dan bertanya dengan dirinya sendiri. Apakah benar dirinya jatuh cinta pada Elsa? Yang dia tahu bahwa dirinya ingin Elsa hidup le
Read more
Bab 50
Sepuluh tahun yang lalu merupakan kejayaan dari bisnis properti. Rocky mengandalkan dirinya yang merupakan ketua mafia ditambah dengan tindakannya yang kejam membuat lelaki itu menjadi pengusaha properti terkuat di Kota Sunrise.“Pak Josh mungkin belum mengerti. Semenjak anak perusahaan Grup Vagant dibentuk di Kota Sunrise, Grup Goldstein sudah menganggap kita saingan mereka yang paling kuat. Karena dia tahu kita kuat, tidak ada yang berani melawan kita secara terang-terangan. Tapi mereka sering menyerang kita dari belakang hingga menyebabkan banyak kerugian,” jelas Juan.Setelah diam sejenak Juan kembali berkata, “Termasuk kejadian kali ini juga begitu. Selain mereka, saya nggak bisa memikirkan kemungkinan lain yang bisa sengaja mempermainkan kita seperti ini.”Mendengar penjelasan tersebut membuat Josh mengerti dengan situasi dan kondisi.“Grup Goldstein hanya perusahaan lokal, mereka nggak akan bisa menandingi Grup Vagant, bukan? Kita yang merupakan grup nomor satu di Patres memangn
Read more
PREV
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status