All Chapters of Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan: Chapter 31 - Chapter 40
49 Chapters
Bagian 30
Setelah mengatakan kalimat itu, Andriana memutuskan untuk pulang. Arayi berusaha gak ambil pusing dengan apa yang diucapkan mantan kekasihnya itu, namun tetap saja, ia khawatir dengan apa yang bisa Andriana lakukan pada Kanara.Hingga pagi menjelang sampai kembali berganti malam, Arayi terus memikirkan kalimat yang diucapkan Andriana. Ia terlampau khawatir pada Kanara sampai membuatnya kehilangan fokus pada pekerjaannya.Malam ini ada pesta yang diadakan oleh rekan bisnisnya yang mengharuskan Arayi membawa serta Kanara ke sana. "Udah siap?" tanya Arayi pada Kanara yang tengah memasang antingnya."Tunggu sebentar," ujar Kanara, lalu beberapa detik kemudian ia berbalik, "udah, Mas. Yuk berangkat."Arayi dan Kanara kemudian berjalan menuju mobil untuk segera pergi menuju gedung di mana pesta digelar. Sepanjang jalan, Kanara mengusap tangan Arayi, bermaksud menenangkan karena sejak tadi lelaki itu tampak kalut."Kenapa, Mas? Ada masalah?" tan
Read more
Bagian 31
"Oh, jadi kamu istrinya Arayi?"Kanara berdehem mengiyakan, ia berusaha memaksakan senyumnya meskipun ia merasa kesal dengan wanita di depannya ini. "Gak nyangka Arayi bakal memilih menikah sama perempuan yang umurnya jauh di bawah dia, sayang sekali malah milih yang belum terlalu berpengalaman," ucap Andriana lembut, namun sarat akan sindiran.Kanara tak bisa lagi menahan ekspresinya agar tetap terlihat tenang. Keningnya berkerut, matanya memandang Andriana sebal. "Terus kenapa, Mbak? Selagi Mas Arayi nyaman aja sama saya ya udah."Andriana melotot mendengar itu. "Jangan panggil saya dengan embel-embel 'mbak'!" "Kenapa? Gak suka? Kan Mbak memang udah tua," ucap Kanara asal. Tak peduli lagi dengan kesopanan yang ia junjung sedari tadi. Untuk urusan ini, Kanara tidak ingin sopan sama sekali."Kurang ajar kamu! Arayi benar-benar salah milih pasangan." Andriana berucap sebal seraya memandang Arayi dengan mata tajam, bermaksud meng
Read more
Bagian 32
"Kemarin kan aku ikut ke pesta rekan bisnisnya Mas Arayi, nah terus aku pulang duluan. Tiba-tiba sekitar jam satu dini hari Mas Arayi pulang, terus langsung peluk aku sambil nangis," ucap Kanara, memulai ceritanya pada ibu dan mertuanya."Terus terus? Arayi ada ngomong sesuatu?" Wina bertanya penasaran."Mas Arayi bilang kalau dia sayang sama aku, gak menyesal nikah sama aku dan gak merasa terbebani sama sekali," ucap Kanara. Ia kembali mengingat-ingat ucapan Arayi kemarin, lalu menambahkan, "Mas Arayi juga minta aku buat jangan dengerin omongan orang dan gak ninggalin dia."Wina dan Lina mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti."Kira-kira Mas Arayi kenapa ya, Mah? Memang sebelumnya suka kaya gitu kah?" tanya Kanara pada Wina."Arayi itu gak pernah kaya gitu, kecuali kalau ada masalah. Mungkin .... di acara itu ada yang gak suka sama kamu dan ngomong yang enggak-enggak tentang kamu, makanya Arayi bilang buat jangan dengerin omongan orang
Read more
Bagian 33
Arayi lebih dari tahu apa yang ia lakukan. Ucapan Wina malam itu sudah cukup menjadi pengingat untuknya agar tidak melakukan hal yang bisa membuat hubungannya dengan Kanara hancur.Arayi tahu bagaimana harus memperlakukan Kanara, Arayi tahu bagaimana caranya menghargai keberadaan Kanara. Dan ia tak punya niatan sedikitpun untuk menyakiti hati sang istri.Namun ia sadar ada hal yang tak bisa ia kontrol, yaitu Andriana yang terus menghubunginya seolah mereka masih memiliki hubungan.08xxxxxxxxx : Aku baru aja ke salon sama Jessica, mau liat hasilnya gak?Pesan yang dikirimkan Andriana berisi kegiatan wanita itu sudah cukup membuat Arayi muak. Ketimbang mengirimkan kepadanya, kenapa Andriana tidak mengirimkan pesan itu pada Aryan saja? Jelas-jelas, Aryan lah pasangannya dan bukan Arayi.Memilih mengabaikan, Arayi tak membuka pesan berupa foto yang kembali dikirimkan Andriana.Hari seakan berjalan cepat sampai tanpa terasa kini
Read more
Bagian 34
"Halo, Sayang? Ada apa?" Arayi berucap ketika telepon tersambung. "Mas! Aku harus ini ke kantor Mas Arayi, kebetulan aku diminta atasanku nemenin dia buat bahas projek kerja sama kita!" Di seberang sana, Kanara tampak excited.Arayi mendengkus geli, berusaha menyembunyikan tawanya yang akan menyembur mendengar nada semangat dari sang istri."Iya, Sayang." Arayi membalas seadanya. Sementara tangannya masih sibuk mencari-cari berkas yang ia butuhkan."Nanti kan kebetulan banget aku datangnya sebelum makan siang, gimana kalau sekalian aja kita makan siang bareng, gimana?" Kanara masih berucap dengan nada antusias.Arayi menganggukkan kepalanya meskipun Kanara tidak bisa melihatnya. "Ide bagus, nanti kabarin aku kalau kamu udah sampai di kantorku.""Siap, Mas! Sampai ketemu nanti yaaa." Setelahnya, telepon dimatikan. Arayi kembali sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa saat berlalu sampai suara ketukan berhasil menarik atensi
Read more
Bagian 35
"Kanara, tunggu!" Arayi berusaha mengejar Kanara yang telah berjalan keluar setelah mendengar pernyataan dari Jessica.Air mata telah tumpah membasahi pipinya. Kanara tidak mengerti alasan kenapa ia menangis. Ia hanya merasa terlalu kesal dengan Andriana, dan semakin kesal lagi saat ia mengetahui bahwa Andriana adalah mantan pacar Arayi.Perempuan itu terus berjalan tanpa mempedulikan tatapan-tatapan penasaran dari karyawan kantor Arayi. Rasa kesalnya sudah terlalu menguasai sampai tak memikirkan sekitar lagi.Sampai kemudian Arayi berhasil meraih tangannya dan membuat langkahnya terhenti. "Hei .... dengerin Mas dulu," ucap Arayi seraya menggenggam kedua tangan Kanara."Dengerin apa? Dengerin Mas ngomong kalau selama ini Andriana itu pernah jadi pasangan Mas dan kalian saling mencintai, begitu?!" balas Kanara marah. Air mata semakin membanjiri wajahnya, ia terisak pelan karena terlalu kesal."Nggak gitu, Sayang. Mas minta maaf .
Read more
Bagian 36
Ucapan Arayi waktu itu berhasil membuat Andriana tidak menghubunginya lagi. Sudah terhitung tiga hari perempuan itu tak mengiriminya pesan atau menelponnya. Arayi cukup tenang dan lega mengetahui itu. Ia jadi bisa lebih fokus pada Kanara tanpa memikirkan Andriana yang terus mengganggunya."Jadi udah sepakat nih ya permintaan kedua Mas Arayi itu pengen punya anak dari aku?" Kanara bertanya seraya mengambil iPad yang ada di tangan Arayi, mengalihkan sebentar perhatian lelaki itu dari kerjaannya.Arayi mengangguk, ia menarik pinggang Kanara sampai terduduk di pangkuannya. "Iya, Sayang," balasnya. Sejujurnya Arayi sempat lupa akan tiga permintaannya pada Kanara karena tak tahu apa yang ingin ia minta.Kanara mengangguk, tangannya memegang bahu Arayi, sementara tangan yang lain memeluk erat iPad milik suaminya. "Oke, aku usahain dalam sebulan ini bisa kasih dua garis di tespack. Tapi Mas Arayi juga harus bantu aku!"Arayi terkekeh geli mendengar penutu
Read more
Bagian 37
Arayi mengantongi ponselnya dengan rasa panik di dada. Telepon dari Andriana cukup memberi tahunya bahwa perempuan itu tidak baik-baik saja. "Kanara, aku harus pergi," ucap Arayi dengan wajah paniknya.Kanara yang awalnya sibuk membersihkan hasil dari kekacauan yang mereka buat di dapur menoleh dengan raut keheranan. "Ke mana, Mas? Kuenya aja belum matang tuh.""Ada urusan penting, aku harus pergi sekarang." Arayi masih berekspresi panik yang semakin membuat Kanara kebingungan."Urusan penting apa? Kerjaan? Kok bisa malam-malam begini? Mas juga kenapa panik banget?" tanya Kanara bertubi-tubi, tentunya ia ingin mendapat kejelasan sebelum membolehkan Arayi pergi.Sementara itu Arayi semakin khawatir pada Andriana. Ia mengusap wajahnya kasar. "Aku sebentar aja kok, nanti langsung pulang kalau urusannya udah selesai, oke?"Pada akhirnya, Kanara terpaksa mengiyakan. "Kalau ku chat Mas harus balas ya, pulangnya harus cepet."
Read more
Bagian 38
"Jadi, kenapa lo sampai ngundang gue kemari? Tiba-tiba banget." Itulah yang pertama kali diucapkan Alea begitu sampai di kediaman Arayi dan Kanara. Ia heran sendiri saat Kanara menelponnya di jam 9 malam dan menyuruhnya untuk ke sana."Gue gak punya temen, Bu Ani udah tidur, Mocca juga," jelas Kanara seraya memimpin jalan menuju ruang tengah."Lah? Laki lo di mana?" Alea bertanya dengan raut keheranan. Ia menghempaskan badannya di atas sofa dengan mata yang tak beralih dari sang sahabat.Kanara mengendikkan bahunya, "Keluar, katanya sih ada kerjaan mendadak, tapi gue agak gak yakin."Kanara berjalan menuju dapur untuk mengambil kue yang tadi ia buat. Sementara itu Alea memilih merebahkan badannya di atas sofa panjang sambil memainkan ponselnya selagi menunggu Kanara kembali."Gue baru bikin ini tadi sama Mas Arayi sebelum dia pergi tiba-tiba, cobain deh, semoga enak." Kanara meletakkan piring berisi potongan kue di meja. Ia lalu menyalaka
Read more
Bagian 39
"Andriana gimana?" tanya Arayi pada Jessica di seberang sana. Ia memang menelpon temannya itu untuk mengetahui kondisi Andriana. "Udah mendingan, lo gak mau ke sini buat ketemu dia?" "Gak, gue ada urusan," jawab Arayi pelan. Tangannya yang lain fokus menyetir, melewati jalanan yang cukup ramai diisi oleh kendaraan-kendaraan lain.Arayi lebih dari sadar untuk tidak melakukan hal yang bisa mengundang kemarahan Kanara. Ia pernah mengiyakan untuk tidak terlalu dekat dengan Andriana dan Jessica jika bukan hal yang mendesak. Maka dari itu, Arayi tidak ingin melanggar janjinya sendiri. Perihal Andriana, Arayi memang sangat khawatir padanya. Namun ia harus menahan untuk tidak bertemu mantan kekasihnya itu agar tidak membuatnya semakin berharap.Karena sekarang, Arayi hanya ingin fokus pada kebahagiaannya dengan Kanara. Terlepas dari perasaannya pada Andriana yang masih tertinggal.Terdengar dengkusan kasar dari seberang sana. Tampaknya Jessica kesal karena Arayi tidak ingin menemui Andrian
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status