Semua Bab BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM: Bab 31 - Bab 40

52 Bab

KABAR

Langkah Kei terhenti saat di depan sana Arka dan Starla berdiri menatap kedatangannya. Begitu pun dengan Cio dan kedua orang tua Kei yang datang untuk mendampingi Kei di persidangan. Sejenak tatapan mereka bertemu, namun Kei memutusnya lebih dulu. Perempuan itu memalingkan wajah lalu kembali melanjutkan langkah. Dari debaran di jantungnya yang masih sama, Kei sadar bahwa satu bulan tak cukup untuk membuatnya mengubur cinta pada pria itu.Tapi ia tak akan mundur, untuk apa ia bertahan sendirian? Sementara Arka mempunyai kekasih. Tanpa menoleh pada Arka dan Starla, Kei berjalan memasuki ruang sidang. Karena saat ia tiba, ternyata gilirannya memasuki ruang persidangan juga tiba.Sesaat Cio menatap Starla, gadis cantik yang dulu sempat menjebaknya, gadis yang sebenarnya menjadi akar dari penderitaan yang Kei alami. Karena dendam yang sebenarnya hanya salah paham, Arka menciptakan neraka dalam pernikahannya dan Kei."Cio.." Starla menahan tangan Cio, berharap ia bisa meminta maaf atas sem
Baca selengkapnya

HAMIL?

Kedua mata yang masih terpejam itu perlahan mengerjap. Lalu terbuka dengan sempurna, orang yang pertama kali ia lihat adalah suaminya. Pria itu tengah menggenggam tangannya dengan erat."Mama.." lirihnya. Adalah Kei, perempuan yang baru saja di nyatakan tengah mengandung itu mengedarkan pandangan mencari keluarganya. Mengapa di ruangan itu hanya ada Arka? Pria yang ingin ia hindari.Mendengar suara lirih Kei, Arka menoleh, ia tersenyum lega melihat istrinya membuka mata, "Kei, kamu sudah sadar? Mana yang sakit? Apa yang kamu rasakan sekarang? Kamu baik-baik saja kan?" Dengan mata berbinar ia tatap perempuan itu, ia usap puncak kepala istrinya dengan lembut.Mendengar gerombolan pertanyaan yang di layangkan Arka, Kei justru enggan menjawab. Ia tarik tangannya dari genggaman pria itu, "Mana mama?""Mama ada di luar sayang, mau aku panggilkan?" Mendengar kata sayang meluncur bebas dari mulut Arka, Kei bergeming. Entah mengapa ia ingin menangis, akhir-akhir ini emosinya memang tak stabil
Baca selengkapnya

KEMBALI

Bau harus tanah dan dedaunan yang baru saja tersiram air hujan membuat Kei betah berlama-lama berada di balkon kamarnya. Tetesan air dari sisa-sisa hujan pun masih tampak menetes dari daun dan benda apa saja yang beberapa saat lalu terkena air langit tersebut.Suasana hati perempuan itu tengah buruk, sedari pulang sidang siang tadi, Kei tak keluar kamar. Keputusan hakim membuatnya tercengang, terkejut dan putus asa.Ia tahu sidang perceraiannya pasti di tunda mengingat ia tengah mengandung, tapi ia tak mengira, bahwa hakim juga memutuskan ia harus kembali tinggal satu atap dengan Arka. Atas dalih sebagai percobaan perdamaian atau rujuk selama masa kehamilan, dengan harapan dari kedua belah pihak akan mempertimbangkan ulang perpisahan karena adanya seorang anak, Kei harus menuruti putusan hakim.Mau tidak mau, suka tidak suka, Kei tak bisa membantah. Jika dia membantah, maka Arka berhak melapor pada pihak pengadilan.Hal itu lah yang sedari tadi membuat perempuan itu murung. Apalagi ke
Baca selengkapnya

HIKO KEMBALI

Sinar matahari mulai menyusup masuk melalui celah-celah balkon. Tapi sang penghuni kamar masih enggan keluar padahal sudah bangun sejak pagi-pagi buta.Tadi malam tidurnya tak nyenyak, rasa gundah membuat perempuan itu terus membuka mata. Entah memikirkan apa, ia sendiri tak tahu kenapa ia segundah itu. Entah karena takut jika suaminya memasuki kamar, atau karena ia belum terbiasa kembali tidur di kamar itu.Adalah Kei, perempuan yang tengah hamil muda itu sibuk melamun. Memikirkan bagaimana ia bisa menjalani kehamilannya di samping suaminya yang kejam. Namun suara pintu di ketuk membuat lamunannya buyar. Dengan sedikit malas ia beranjak untuk membuka pintu."Selamat pagi, Kei. Aku buatkan susu untukmu, minum ini dulu sambil nunggu sarapan siap," Arka menyodorkan segelas susu hamil pada istrinya. Senyum mengembang begitu manis dari bibirnya. Melihat Kei tak juga mengambil susu yang ia sodorkan, ia pun kembali berkata, "Ini hanya susu hamil Kei, sekejam-kejamnya aku, aku tidak mungkin
Baca selengkapnya

NGIDAM

"Aku permisi," ucap Arka. Beberapa menit menjadi penonton antara Hiko dan Kei, Arka gerah juga. Gak ingin tersulit emosi, lebih baik ia pergi. "Hiko, tolong temani Kei makan, dia belum sarapan. Kalau perlu, suapi dia agar makan dengan benar," Arka menghela nafas panjang lalu pergi dari kamar itu. Ia biarkan pintunya terbuka agar ia bisa menatap Kei dan Hiko meski dari kejauhan."Jangan dengarkan dia, dia terlalu berlebihan," kata Kei. Ia mengajak Hiko duduk di sofa."Itu karena dia menyayangi kamu Kei, kamu juga sedang hamil anaknya. Dia pasti ingin merawat mu," Ucap Hiko. Meski perasannya pada Kei tak berubah, ia juga tak mau membuat calon anak Kei kehilangan keutuhan keluarga.Hiko sempat berharap, setelah Kei dan Arka berpisah, ia bisa menjaga Kei dan menggantikan Arka di hati perempuan itu. Tapi rupanya takdir tak mengizinkan. Tuhan menghadirkan nyawa kecil di rahim Kei, mungkin itu pertanda bahwa Kei dan Arka tak boleh berpisah. Tuhan mengikat mereka kembali. Dan sebagai laki-lak
Baca selengkapnya

BELANJA

Sudah nyaris satu jam Arka dan Kei berkeliling, namun tak satu pun penjual rujak jambu kristal mereka temukan. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tapi Arka masih tak menyerah meski Kei sudah pasrah dan mengajaknya pulang."Kita pulang saja," ucap Kei. "Ini sudah malam, memang tidak mungkin ada penjual rujak malam-malam begini."Mulut bicara demikian, tapi lidahnya sudah tak sabar menginginkan makanan itu. Entah mengapa rasanya sudah di ujung lidah, mungkin ini yang di namakan ngidam, tak ada obat selain menemukan makanan yang di inginkan meski belum tentu makanan itu habis di makan. Karena terkadang hanya mencicipinya saja sudah cukup untuk wanita hamil, memang sedikit aneh. Tapi itu salah satu cara melatih tingkat kesabaran seorang suami."Jangan menyerah sayang, siapa tahu kita menemukannya," ucap Arka.Kata sayang yang terucap dari bibir pria itu membuat Kei mendelik, jika dulu ia sangat ingin mendengar pria itu memanggilnya sayang, entah mengapa sekarang ia merasa sebal. En
Baca selengkapnya

CEMBURU

"Taraaaaa, sambal rujaknya jadi. Coba dulu, apa ada yang kurang?" Arka tersenyum saat Kei mengambil potongan jambu yang sebelumnya sudah ia siapkan. Berbekal sebuah video dari salah satu aplikasi andalannya, Arka mencoba membuat bumbu rujak. Demi Kei, ia bahkan rela menyentuh cobek yang bahkan ia baru tahu bentuknya.Kei mencoba bumbu rujak gula merah lebih dulu, karena Arka membuat dua macam bumbu rujak. Bumbu rujak gula merah dan bumbu rujak yang sama persis seperti di penjual rujak jambu kristal. "Enak?" Tanya Arka lagi.Kei terdiam sejenak, kemudian manggut-manggut, "Lumayan," jawabnya. Padahal rasanya memang enak, perpaduan gula merah, garam, cabai, asem jawa dan sedikit terasi sangat pas menurutnya. Ia tak menyangka Arka berhasil membuatnya."Yes, coba bumbu yang ini juga sayang," kata Arka. Ia menyodorkan bumbu kering di dalam mangkuk kecil pada Kei, perempuan itu pun mencobanya.Ajaib, rasanya juga enak. Tidak terlalu asin atau pedas. Sangat pas di lidah Kei. Apa karena rasan
Baca selengkapnya

PENOLONG

Malam sudah larut, lalu lalang kendaraan pun sudah berkurang. Di pinggir jalan yang di terangi cahaya remang-remang dari lampu jalan seorang gadis tengah berdiri tak tenang. Sudah beberapa kali mencoba menghentikan taksi untuk ia tumpangi, tapi sayang semua taksi berpenumpang.Adalah Starla, beberapa saat yang lalu, ia menemui dokter psikolognya untuk berkonsultasi tentang kesehatannya. Namun saat hendak pulang, hujan turun begitu lebat, ia mengurungkan niatnya untuk pulang. Karena hujan cukup lama, sudah larut begini ia baru bisa pulang. Sayangnya, ia tak membawa mobil sendiri karena mobilnya tengah di service."Astaga, kenapa begitu sulit mendapatkan taksi?" gumamnya. Hawa dingin dari sisa-sisa hujan membuatnya merinding dan memeluk dirinya sendiri. "Apa aku memberi tahu kakak saja? Tapi dia pasti sedang menjaga Kei," Starla terus bergumam, ia tak menyadari dua orang pria asing mendekat padanya."Kenapa wanita secantik kamu ada di pinggir jalan malam-malam begini?" Ucap salah satu
Baca selengkapnya

RUMAH SAKIT

Pagi-pagi sekali Hiko sudah berada di rumah Arka. Seperti yang Kei katakan kemarin sore, pagi ini ia akan memeriksakan kandungannya. Dan Hiko yang akan mengantar.Arka dan Kei tengah sarapan saat Hiko tiba."Hiko, sarapan lah dulu," kata Kei. Sedangkan Arka hanya diam.Sungguh, Arka sangat cemburu pada Hiko. Hiko yang bukan siapa-siapa Kei bisa menemani perempuan itu memeriksakan kandungan. Sedangkan dirinya? Suami sekaligus ayah anak yang Kei kandung, tapi tak di beri kesempatan melihat calon anaknya.Jika ia tak ingat betapa besar kesalahan yang sudah ia lakukan pada Kei, mungkin Arka akan mengamuk dan memaksa ikut menemani perempuan itu.Tapi lagi-lagi ia tak berdaya, dosa-dosa yang sudah ia lakukan pada istrinya membuat pria itu tak bisa berkutik. Bahkan untuk sekedar menunjukan kecemburuannya saja, ia merasa tak berhak."Aku sudah sarapan, Kei. Kamu yang harus makan banyak, supaya tetap sehat dan calon keponakan ku juga sehat," kata Hiko. Ia lalu mengambil buah apel, mengupasnya
Baca selengkapnya

PEMERIKSAAN

"Kei, aku tunggu kamu di luar," kata Hiko saat Kei akan memasuki ruang pemeriksaan.Kei mengangguk, ia lalu memasuki ruangan itu. Mana mungkin juga ia meminta Hiko menemaninya ke dalam, meski Hiko sahabatnya, tapi ia tahu betul perasaan pria itu padanya. Ia tak mau terlalu memberi harapan pada pria itu.Untuk menerima tawarannya mengantar memeriksakan kandungan saja, Kei ragu. Tapi Hiko memaksa, pria itu tahu Kei tak mungkin mau di antar Arka. Apalagi Cio memintanya menemani Kei karena ia dan kedua orang tuanya tak bisa mengantar. Mereka pergi ke Bandung untuk menghadiri acara rekan bisnis mereka.Hiko tersenyum, lalu duduk di kursi tunggu. Helaan nafas panjang terdengar berhembus dari bibirnya, ia lalu berkata, "Tidak usah sembunyi lagi. Kemari lah!"Arka yang bersembunyi di balik tiang berdecak, ia kira ia berhasil bersembunyi, nyatanya Hiko tahu. Ia lalu menghampiri Hiko dan duduk di samping pria itu, "Apa Kei juga tahu aku disini?" "Mungkin. Kamu memang cerdas Arka, tapi kamu bod
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status