Semua Bab Istri Bayaran Sang CEO: Bab 31 - Bab 40
102 Bab
Bab 31 Saling Menantang
"Loh, memang aku seperti itu?" tanya Darren yang tiba-tiba saja membuat Aluna terperangah. Pria di depannya ini tidak sadar diri, seperti apa dia sebenarnya selama ini. Gadis itu sampai memijat pelipisnya yang berdenyut. Darren memang sudah matang usianya juga lebih tua jauh dari Aluna, tetapi kenapa sikap pria ini seolah-olah seperti anak ABG yang belum pubertas. Ini benar-benar membuat Aluna kelelahan sendiri, fisik maupun mental. Dia tidak tahu harus bagaimana bersikap kepada Darren agar pria itu mengerti bagaimana memperlakukan wanita dengan baik. "Bapak tidak sadar kalau selama ini Bapak itu terlalu arogan, semuanya sendiri dan pemaksa?" "Kenapa kamu berkata seperti itu? Memangnya aku sejelek itu? Bukankah aku juga berbaik hati kepadamu untuk meminjamkan uang?" ucap Darren membuat Aluna terkesiap. "Loh, Pak. Saya memang meminjam uang kepada Bapak, tapi Bapak juga kan punya timbal baliknya. Kok Bapak malah membicarakan masalah itu? Saya ini sedang membicarakan sikap Bapak yang
Baca selengkapnya
Bab 32 Shoping Dadakan
"Kenapa kamu itu banyak protes, sih? Lagian aneh banget, setiap wanita tuh pasti mau diberikan baju. Tetapi kenapa kamu malah seperti ini, hah?!" tanya Darren sembari berkacak pinggang.Dia benar-benar tidak menyangka dengan jalan pikiran Aluna, sangat jauh berbeda dan unik. Tetapi keunikannya itu malah membuat Darren kesal. Aluna menghela napas kasar dan menatap bosnya dengan datar. "Tentu saja, Pak. Saya juga mau seperti itu." "Lalu, kenapa kamu protes?""Tapi, saya tidak mau kalau yang memberikannya Bapak." "Loh, memang apa bedanya? Lagian saya ini kan calon suami kamu. Harusnya kamu itu tidak mempermasalahkan semua ini, kan?" tanya Darren lama-lama emosi juga dengan sikap Aluna. Saat mereka sedang adu mulut, dari kejauhan Danita sedang melihat interaksi di antara mereka. Hanya saja wanita paruh baya itu tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Aluna dan Darren. Sang wanita melihat ekspresi Darren yang tampak tegang, sepertinya pria itu sedang memarahi Aluna.Danit
Baca selengkapnya
Bab 33 Tamu Tak Diundang
Selama perjalanan, Aluna sudah tidak tenang. Dia beberapa kali duduk, tidak bisa diam. Sempat menoleh ke arah Darren yang terlihat bersenandung. Wajahnya juga tampak semringah, tetapi berbeda jauh dengan Aluna. Ini sebuah bencana untuknya. Bagaimana kalau misalkan ibunya bertanya macam-macam kepada Darren atau meminta uang kepada pria itu? Ini benar-benar sangat memalukan. Namun, dia dan pria itu sudah berada di perjalanan, mana mungkin Aluna tiba-tiba saja meminta turun dan mengusir sang pria. Bisa-bisa semua yang sudah direncanakan gagal total, lalu dia harus mencari uang 100 juta ke mana lagi? Gadis itu mengaduh dalam hati, apa yang harus dia lakukan? Pertanyaan itu terus saja menggelantung tanpa ada jawabannya. Hingga beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di pelataran rumah Aluna. Amalia yang mendengar suara mobil terparkir di depan rumahnya pun menautkan kedua alis. Dari tadi dia menunggu kedatangan Aluna. Biasanya anaknya akan pulang sebelum Magrib, jadi dia pun berpikir
Baca selengkapnya
Bab 34 Mencuri Perhatian Calon Mertua
Aluna terdiam dengan mulut yang menganga, melihat reaksi antara ibunya dan Darren. Mereka berdua seperti ibu-ibu tetangga yang suka bergosip. Dia juga tidak menyangka bisa melihat sisi lain seorang Darren. Yang benar saja, di depan matanya sendiri Darren sedang bergosip dengan Amalia, tentang kehidupan di sini dan juga beberapa tetangga. Anehnya, pria itu memberikan reaksi yang luar biasa, menanggapi dan seolah menanyakan apa saja sekiranya yang membuat pria itu penasaran. Sementara itu, Aluna hanya duduk sembari terdiam menonton aksi mereka. Padahal di meja makan, sudah tersaji banyak sekali menu-menu yang enak. Padahal sebelumnya dia yakin ibunya pasti hanya memasak dua teman nasi, tetapi kenapa sekarang tiba-tiba saja meja makan ini penuh dengan banyak menu makanan? Ini sudah dipastikan karena kehadiran Darren. Sungguh, Aluna tidak tahu harus mengatakan apa. Ini benar-benar sangat mengejutkan bagi gadis itu. "Wah, ternyata kamu itu enak diajak bicara, ya, Nak Darren. Bukan hanya
Baca selengkapnya
Bab 35 Cek 100 Juta
Darren menyodorkan cek 100 juta itu kepada Amalia. Sementara sang wanita paruh baya masih terperangah kaget dan tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh sang pria. Ini benar-benar di luar dugaan. Padahal, dia sama sekali tidak membahas masalah utang keluarganya, tetapi Darren tiba-tiba saja menyodorkan cek itu, tentu membuat Amalia dan Aluna kaget bukan main. "Ini untuk apa, Nak?" tanya Amalia. Dia tahu kalau dirinya juga butuh uang itu, tetapi tidak serta merta harus menerima semuanya sebelum pernikahan mereka dilaksanakan. "Aluna sudah membicarakan semua masalah Ibu, jadi terima saja. Anggaplah ini pemberian dari calon menantu," ucap Darren dengan senyuman yang begitu menenangkan, tetapi sayangnya Aluna melihat itu sebagai ejekan. Sebelum Amalia mengambil cek itu, sang gadis pun langsung menarik lengan Darren untuk menjauh dari ibunya. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Darren dengan kebingungan sendiri. "Harusnya saya yang bertanya, apa yang Bapak lakukan? Kenapa Bapak melaku
Baca selengkapnya
Bab 36 Gadis yang Sangat Berbeda
Entar sudah berapa kali Danita mondar-mandir di depan ruang tamu. Dia melihat jam di tangan, sudah hampir Isya. Tetapi Darren belum ada kabar. Danita sudah menelepon Amarudin, katanya Darren sudah tidak ada di kantor. Perasaan khawatir pun tiba-tiba saja menyeruak. Bagaimana kalau misalkan mereka berbuat salah atau di luar batas? Karena ingin segera menikah atau lebih buruknya ada sesuatu yang terjadi antara Darren beserta Aluna. Sang paruh baya itu jadi insecure sendiri, karena semua atas dasar penglihatannya kala di mall. Namun orang yang diutus untuk mengikuti mereka mengatakan keduanya berbelanja mengelilingi mall. Itu artinya Darren maupun Aluna baik-baik saja. Lantas, kenapa anaknya tidak juga pulang? Danita sudah mengirimkan pesan bahkan menelepon anaknya, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Ini semakin memperburuk suasana hati dan pikiran Danita. Dia tidak bisa berdiam diri lagi dan segera menelepon Amarudin untuk mencari tahu di mana keberadaan anaknya. Tetapi baru juga
Baca selengkapnya
Bab 37 Kebingungan Darren
"Alika?" tanya Aluna saat melihat ponselnya berdering.Dia sampai lupa untuk bercerita perihal Darren kepada temannya itu. Tanpa berpikir dua kali, akhirnya Aluna pun menerima panggilan dari Alika."Halo, Alika?" "Gawat, Aluna!" seru Alika langsung menyela perkataan dari temannya itu."Gawat? Gawat apa?" tanya Aluna penasaran dan juga kebingungan.Alika pun langsung menceritakan perihal Amar yang tiba-tiba saja datang ke ruang kerja Alika, bahkan pria itu sampai mengancam Alika kalau tidak mau membantunya berhubungan dengan Aluna. Mendengarnya Aluna sangat kaget. Dia sampai menggeleng-gelengkan kepala, tidak menyangka dengan semua itu.Ternyata memang Amar itu terobsesi kepadanya, bukan hanya karena alasan suka atau mencintai. Dia sudah benar-benar gila. "Sudah, jangan ikuti kemauannya." "Tapi masalahnya elo tidak boleh bermain-main dengan orang seperti Amar. Walaupun dia pendiam, biasanya orang seperti itu justru membahayakan. Yang gue takutkan, dia itu akan mencelakai elo," teran
Baca selengkapnya
Bab 38 Pikiran Picik
"Gue tuh udah coba tanya dia maunya apa. Gue juga udah berusaha deketin ibunya, bersikap sewajarnya saja. Bahkan gue udah nawarin untuk bayarin utang-utang mereka, tapi Aluna marah-marah sama gue." "Ya jelaslah, dia marah karena yang diharapkan itu bukan cuma uangnya saja." "Loh, perjanjian pernikahan gue juga dengan Aluna atas dasar utang-utangnya itu," ucap Darren masih berusaha mempertahankan pendapatnya sendiri. Ya, yang tahu tentang perjanjian pernikahan dan Aluna adalah sebagai istri bayaran hanyalah Amarudin. Dia juga meminta sahabatnya itu untuk bungkam. Ini demi kebahagiaan Danita, karena Amarudin tahu sendiri seperti apa kisah cinta Darren yang begitu pelit. Bahkan pria itu kalau saja tidak disuruh menikah, dia tidak akan pernah mau menjalin hubungan rumah tangga sampai kapan pun. Hanya saja, karena ada Danita, barulah Darren melakukan ini semua. "Iya, seperti yang lo bilang sebelumnya, kan? Aluna itu tetap bersikukuh menolakku walaupun memberinya satu miliar. Tapi kar
Baca selengkapnya
Bab 39 Demi Almarhum Ayah
"Buat lo pernah jatuh cinta? Lo berikan perhatian-perhatian yang begitu tulus kepada Monica. Itu adalah salah satu cara untuk mendapatkan simpati seorang gadis seperti Aluna." Mendengar nama Monica yang disebutkan, wajah Darren langsung berubah dingin. Ada kebencian yang terkilat di matanya. Walaupun hatinya masih mencintai Monica, tetapi luka yang diberikan oleh wanita itu juga cukup dalam. Hingga sampai bertahun-tahun lamanya sang pria belum juga membuka hati, malah membuat benteng pertahanan yang sangat tinggi agar tidak ada satu pun perasaan yang bisa masuk menyentuh hatinya. "Tolong jangan bicarakan dia lagi. Gue nggak mau. Kalau gue memberikan perhatian seperti Monica dulu, itu sama halnya gue membuat Aluna jatuh cinta sama gue.""Bukankah itu lebih bagus dibandingkan lo malah pura-pura menikah dan menyewanya menjadi istri bayaran? Itu akan menyakitinya, lo akan membuat Aluna janda dengan status perawan. Itu akan lebih menyakitkan terutama buat Aluna. Lo tahu kan, rumah tang
Baca selengkapnya
Bab 40 Sisi Lain Aluna
"Aluna, apa kamu baik-baik saja atau kamu sakit?" tanya Darren akhirnya mengajukan pertanyaan. Dia tidak suka melihat Aluna yang diam seperti ini. Rasanya aneh saja. Biasanya gadis itu selalu mengomel dan marah-marah kepada Adrian, tetapi sekarang Aluna seperti seseorang yang pendiam. Sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun sedari mereka berangkat dengan tatapan yang tak bisa diartikan oleh sang pria. Darren benar-benar penasaran apa yang sebenarnya dipikirkan oleh gadis itu. Dia juga bertanya-tanya, apa mungkin Aluna sedang menghadapi masalah besar, tetapi tidak mau bercerita kepadanya. Memikirkannya saja membuat Darren merasa pusing sendiri. Dia tidak tahan jika terus-terusan memendam pertanyaan tanpa ada jawaban yang pasti. "Tidak, Pak. Saya baik-baik saja," jawab gadis itu, langsung menoleh kembali ke jendela, menatap jalanan. Entah apa yang menarik di sana, tetapi menurut Darren tidak ada sesuatu yang sama sekali bisa menjadi pusat perhatian untuk Darren. "Kalau kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status